Saturday, October 16, 2021

Laporan Baru Mengungkapkan Bahwa COVID-19 Adalah Senjata Biologis

These Last Days News - October 11, 2021


 

 

 

 

Laporan Baru Mengungkapkan Bahwa COVID-19 Adalah Senjata Biologis Yang Dirancang Oleh Tentara Pembebasan Rakyat Cina 

https://www.tldm.org/news51/new-report-reveals-cov+id-19-was-a-planned-bioweapon-by-chinas-peoples-liberation-army.htm 

 

TheGatewayPundit.com reported on October 11, 2021:

 

by Lawrence Sellin and Anna Chen

 

 

COVID-19 adalah senjata biologis yang dirancang oleh

Tentara Pembebasan Rakyat Cina.

 

 

Sudah sejak tahun 2005, Kolonel Ji-Wei Guo dari Rumah Sakit Barat Daya Tentara Pembebasan Rakyat, Universitas Kedokteran Militer Ketiga di Chongqing, Cina, menggambarkan sejenis senjata biologis baru. Kolonel Guo menolak senjata biologis tradisional yang lamban untuk menghasilkan alat pemusnah massal, yang: bergantung pada mikrobiologi, terutama bakteriologi, dengan menggunakan bakteri perusak, virus, dan benda hidup beracun yang diperoleh langsung dari alam. Senjata-senjata seperti ini tunduk pada alam, sulit dikendalikan, dan memiliki efek yang tidak dapat diubah.”

 

Cina akan menggunakan bioteknologi untuk menciptakan bentuk-bentuk baru “senjata bioteknologi” yang dirancang akan “dapat dikontrol” dan “dapat dipulihkan” yang hanya dimiliki oleh Cina yang berupa vaksin atau penawarnya.


Senjata semacam itu akan sangat menular, tetapi memiliki tingkat kematian yang rendah dan mampu digunakan dalam kondisi "pra-perang." Meskipun dibuat secara artifisial, senjata biologis baru itu akan mempertahankan "penyangkalan yang masuk akal," yaitu, dapat dianggap atau dikaitkan dengan penyakit yang berasal dari alam.

 

Dengan demikian, hal ini melahirkan program produksi vaksin bioweapon bersama secara besar-besaran dari PLA (Tentara Pembebasan Rakyat Cina), yang menggabungkan universitas-universitas di Cina dan akses mereka kepada pengetahuan dan keterampilan internasional, terutama yang berasal dari Amerika Serikat.

 

 

 

Dalam artikel lanjutan tahun 2006, Kolonel Guo memperluas tesisnya, yang menganjurkan persenjataan dan obat-obatan militer, dan membuatnya sebagai: kekuatan tempur, di samping alat untuk mempertahankan dan memperkuat kekuatan tempur tentara — yaitu, membentuk sistem agresi bioteknologi.”

 

Tidak seperti senjata pemusnah massal, Kolonel Guo mengusulkan agar ilmuwan medis militer menggunakan bioteknologi untuk memproduksi senjata yang menargetkan efek fisiologis tertentu pada tubuh manusia: “Tujuan dari cedera presisi tidak harus mengakhiri hidup seseorang, tetapi untuk memilih tingkat cedera yang tergantung pada tujuan operasi dan jenis musuh.”

 

Pada tahun 2006, Kolonel Guo menyimpulkan: “Karena perang adalah tindakan kekerasan yang bertujuan untuk memusnahkan musuh atau menghilangkan kemampuan bertahan mereka, teknik biologis modern yang digunakan untuk tujuan penyerangan memiliki target yang lebih langsung dan tepat pada manusia daripada metode lain, yang akan memainkan peran lebih penting dalam operasi militer di masa depan...”

 

Beberapa saat setelah 2011, Kolonel Guo dilatih dalam bahasa Inggris dan dikirim ke luar negeri, kemungkinan untuk tujuan spionase, meskipun tidak jelas ke negara mana dia pergi.

 

Kolonel Guo dan rekan-rekan PLA-nya terus mempromosikan senjata bioteknologi dan “perang berbasis biologis” dalam jurnal militer berbahasa Cina pada  201020112012201320142016, dan 2018.

 

Secara khusus, murid Kolonel Guo, Kun Huo, dalam tesis Master berbahasa Mandarin tahun 2013, menjelaskan doktrin militer yang mendasari penggunaan senjata biologis “tidak mematikan” seperti COVID-19: “Makalah ini adalah yang pertama yang secara sistematis mengemukakan pemikiran perang biologis yang "tidak mematikan" di mana perang masa depan akan fokus pada bidang biologis ultrastruktural dan menunjukkan secara ilmiah perlunya dan kelayakan pembangunan senjata perang biologis yang "tidak mematikan."

 

Mungkin bukan kebetulan bahwa institusi asal Kolonel Guo, Universitas Kedokteran Militer Ketiga di Chongqing memainkan peran besar dalam penelitian virus corona PLA selama dan segera setelah pandemi SARS 2002-2004.

 

Pelapor dan pembuka kebenaran Cina, Dr. Li-Meng Yan, mengklaim bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium yang diawasi oleh PLA Cina, dengan menggunakan virus corona kelelawar ZC45 dan/atau ZXC21 yang dikumpulkan dari Zhoushan, dan digunakan sebagai "tulang punggung" virus untuk rekayasa genetika berikutnya.

 

Virus corona kelelawar itu awalnya diisolasi dan dikarakterisasi antara Juli 2015 dan Februari 2017 di bawah pengawasan Universitas Kedokteran Militer Ketiga dan Institut Penelitian Kedokteran Komando Militer PLA Nanjing saat itu.

 

Kini tidak ada keraguan bahwa Cina telah memiliki program perang biologis yang aktif dan ekstensif di mana COVID-19 adalah salah satu “senjata bioteknologinya.”

 

------------------------------------- 

GURITA KEJAHATAN

"Gurita kejahatan yang memiliki banyak lengan sekarang sedang menjangkau kemana-mana. Kejahatan dan para agen setan dalam bentuk manusia, telah memasuki tempat-tempat  tertinggi di pemerintahan-pemerintahan dunia dan di dalam Gereja Putraku." - Bunda Maria, Bayside, 18 Maret 1977 

 

GURUNYA PENIPUAN

"Ketahuilah olehmu bahwa hal itu telah ditulis dan dibicarakan sebagai 666, para guru penipuan. Setan telah masuk ke tempat-tempat tertinggi pemerintahanmu, dari setiap bangsa di dunia, untuk menabur kebingungan, ketidakpuasan, atheisme, komunisme, satanisme, dan segala macam kejahatan lainnya." - Yesus, Bayside, 2 Oktober 1980 

 

----------------------------------------- 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Kemurtadan Ini 'Sangat Mungkin' Mengantarkan Datangnya Hari Kiamat

Dan Munculnya Antikristus

Pedro Regis, 5186 - 5190

LDM, 12 Oktober 2021

Giselle Cardia - 3, 6, 9, 12 Oktober 2021

Shelley Anna - 17, 18, 20, 30 September 2021 & 19 Oktober 2021

Uskup Schneider: Francis Mengikuti Pandangan Materialistik

Pelapor Pfizer Mengatakan Bahwa Vaksin 'Bersinar'