Saturday, February 10, 2018

PENIPUAN TERBESAR

PENIPUAN TERBESAR
by James Fifth


"Saat ini bukanlah akhir. Bahkan ini bukanlah awal dari sebuah akhir. Tapi, mungkin ini adalah akhir dari sebuah awal." Sir Winston Churchill, British Politician Speech in November 1942

Selama ribuan tahun setan telah mempersiapkan diri bagi saat ini ... sebuah saat di mana mata manusia akan dibuka terhadap realitas tentang Pencipta mereka, dan dengan demikian hal ini sekaligus mengungkapkan keadaan dirinya yang ada di balik layar. Setan tahu bahwa Peringatan itu akan menghancurkan kekuatan bentengnya yang hingga saat ini dipaksakan kepada jiwa-jiwa umat manusia, sebuah dominasi atau penguasaan yang, sampai saat Pencerahan Hati Nurani itu, Peringatan, telah mampu membuatnya berkuasa dengan kuat dan baik dalam menghancurkan begitu banyak sekali jiwa-jiwa yang tak terhitung jumlahnya.

Mengantisipasi langkah selanjutnya dari Tuhan setelah peristiwa Pencerahan Hati Nurani itu nanti, peristiwa Peringatan, setan tahu betul bahwa karunia-karunia Tuhan selalu diikuti oleh sebuah ujian, dan sebuah karunia tertinggi akan membutuhkan sebuah ujian yang terbesar pula. (lihat Mat 25: 14-30) Tetapi, sama seperti angkatan-angkatan sebelumnya, Tuhan akan menggunakan setan sebagai alat untuk menguji umat manusia. Dengan mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Suci akan menjadi hasil dari ujian ini, maka setan telah merencanakan tipu muslihat yang paling rumit yang pernah dilakukan sejak kejatuhannya dulu, dalam usahanya yang gila untuk mengalahkan Pewahyuan Ilahi itu sendiri, dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci tidak bisa terjadi : neraka akan mengalahkan Gereja Kristus

Maka selama beberapa abad yang lalu, setan telah menabur benih amoralitas, materialisme dan rasionalisme ke dalam hati manusia, yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa usahanya itu bukan hanya akan membawa kerusakan semaksimal mungkin terhadap fisik dan spiritual manusia, tetapi setan juga berusaha menggantikan Yesus sebagai Tuhan dan Mesias bagi dunia.

Tujuan akhirnya: mengalahkan dan menghancurkan dunia.

Penipuan dimulai

Tugas pertamanya adalah menjelaskan peristiwa Peringatan itu dengan istilah-istilah yang lebih relatif dan mengandung ajaran-ajaran 'New Age'. Selama abad yang lalu setan telah membujuk umat manusia untuk mengadopsi filsafat relativisme moral di mana iman, agama dan moralitas harus tunduk kepada pilihan-pilihan bebas setiap individu. Hal ini berisi gagasan bahwa anda bisa memutuskan apa yang benar bagi diri anda sendiri, dan saya akan memutuskan apa yang benar bagi saya. Paham Relativisme mengajarkan, "Sesuatu adalah benar bagi saya, jika saya mempercayainya". Sistem kepercayaan seperti ini akan membantu memastikan bahwa, menjelang Peringatan itu, sebagian besar umat manusia akan terjebak dalam berbagai kejahatan keji dalam berbagai bentuknya, seringkali tanpa menyadarinya. Setelah Peringatan itu, manusia pada awalnya akan bertobat atas dosa-dosa mereka. Tetapi, yang namanya kejahatan tidak akan mau pergi dengan begitu mudahnya.




Setelah Peringatan itu, seiring berubahnya hari menjadi minggu, minggu berganti bulan, orang-orang akan rindu untuk kembali kepada keadaan sebelum Peringatan itu. Sebuah saat ketika orang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah adalah lebih mudah dijalani daripada mengetahui realitas atau kebenaran. Banyak orang yang akan mulai memberi alasan pembenar bagi diri mereka sendiri mengapa mereka boleh melanjutkan gaya hidup berdosa mereka sebelumnya, entah itu berupa pemakaian obat bius, dosa-dosa seksual, gaya hidup yang tidak bermoral, atau bahkan kebiasaan buruk lainnya. Orang akan merindukan jalan yang lebih lebar, jalan yang lebih mudah untuk mendapatkan kenikmatan, serta kemudahan dan kelimpahan lainnya. Begitulah, si ular tua itu akan menciptakan banyak nabi palsu, yaitu orang-orang yang telah begitu mengakar dengan keyakinan yang salah, kejahatan buruk, dan kebijaksanaan duniawi mereka, sehingga mereka mulai menindas dan membungkam kebenaran agar sesuai dengan keadaan dan kepercayaan mereka. Mereka akan memberi alasan pembenar bagi diri mereka sendiri dan orang-orang lain, dan membawa orang banyak kembali kepada jalan yang lebih lebar. Mereka akan mencoba menggabungkan keyakinan mereka dengan kebenaran yang terungkap melalui Peringatan tersebut. Dengan demikian akan terjadilah pemisahan antara orang-orang yang menyerah kepada kompromi, yang akan menjauhkan dirinya dari orang-orang yang berpegang teguh pada kebenaran Tuhan. Orang-orang beriman yang tetap setia kepada ajaran Tuhan, yang akan mengingatkan sesamanya untuk tidak berkompromi dengan tipu daya setan, akan dituduh menghakimi. Mereka akan dibenci dan dicerca karena ketaatan mereka yang teguh kepada kebenaran Tuhan dan mereka akan dipisahkan seperti rumput liar dari gandum: “Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Mat 3:12 & Mat 13: 24-30)

Di tengah banyaknya nabi-nabi palsu saat itu, yang akan memecah-belah umat beriman, akan datang seseorang yang akan naik ke puncak gereja itu sendiri. Dia akan meyakinkan orang banyak yang sedang goyah hati dan pikiran mereka, bahwa hukum-hukum Gereja adalah terlalu ketat dan tak tergoyahkan, dan ia sama sekali tidak berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Dengan lidahnya yang sangat licik, "Nabi Palsu" ini akan memecah-belah massa yang sedang bergejolak, mempersiapkan jalan bagi dia yang akan datang sebagai "Tuhan di atas Bumi", yaitu Antikristus.

“Ordo ab Chao”: Keteraturan dari Kekacauan



Peringatan itu tidak hanya akan mempengaruhi semua orang, namun juga akan berdampak besar bagi mereka yang telah secara sadar atau tidak sadar bekerja bagi setan, yaitu para elit dunia. Beberapa di antara mereka sendiri pada akhirnya akan membuka kemungkinan untuk mengubah jalan hidup yang telah mereka jalani sendiri dan dijalani oleh umat manusia. Mereka akan merindukan kebenaran dan ingin membawa umat manusia kembali kepada tempat yang seharusnya. Tapi karena banyaknya kejahatan yang mereka lakukan terhadap umat manusia, dan piala kekuasaan yang lengkap telah berada di dalam genggaman tangan mereka, maka sebagian besar mereka akan mendengarkan godaan dari si jahat dan mengikuti rencana mereka untuk menaklukkan dunia ini, bukannya menghadapi keadilan dari umat manusia yang telah terbangun saat itu. Para elit, yang dicobai oleh setan, akan melakukan dorongan terakhir bagi pemerintahan dunia tunggal dengan cara menciptakan kekacauan yang tertinggi di seluruh dunia. Baru setelah itu mereka bisa menawarkan solusi terakhir mereka ... sebuah pemerintahan tunggal dunia.

Peristiwa Pencerahan hati nurani atau Peringatan, telah memperkenalkan sebuah batu sandungan dalam rencana mereka untuk mewujudkan dominasi global ... yaitu Yesus. Agar Tata Dunia Baru itu bisa muncul, maka Kekristenan (dan Katolisitas pada khususnya) haruslah dihilangkan, karena sebuah masyarakat yang bermoral dan takut akan Tuhan tidak akan pernah mau menerima kediktatoran universal. Agar rencana mereka berhasil, mereka harus menawarkan tipu muslihat yang terbesar kepada dunia, sebagai obat untuk mengatasi masalah-masalah dunia, yaitu Mesias palsu, Antikris.

Orang ini harus menjadi boneka utama yang bisa mereka kendalikan seperti yang mereka lakukan terhadap begitu banyak politisi dan penguasa lainnya, dengan pesona dan karisma yang bisa mempengaruhi masyarakat luas. Dia harus bisa menjembatani kesenjangan antara bangsa-bangsa di dunia tanpa memandang ras atau agama, menunjukkan dirinya sebagai kebijaksanaan yang menjelma, sebagai obat bagi dunia yang sedang sakit. Dengan menggunakan setiap orang, setiap media massa, dan teknologi yang mereka miliki, mereka bahkan akan membuat berbagai mukjizat palsu sebagai cara untuk meyakinkan dunia bahwa dia (Antikris) adalah Tuhan. Tapi, "kekuatan yang tak terbatas cenderung untuk merusak pikiran orang-orang yang memilikinya". (William Pitt: Perdana Menteri Inggris-1770)

…Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.  (2 Thess 2:9-12)

Mesiasnya Iblis 

"Sebelum akhir dunia, akan muncul manusia yang sangat jahat, yang memiliki kekuatan kuasi-manusia super, yang akan menantang Kristus, dimana dia akan melakukan peperangan secara bodoh dan tidak berperasaan untuk melawan Dia. Orang ini akan mengilhami banyak orang dengan rasa takut, dan terutama, melalui tipu muslihat dan kecerdikannya yang menggoda, dia akan berhasil menaklukkan hampir seluruh alam semesta; dia akan meninggikan dirinya sendiri dan akan memaksa semua orang untuk menyembahnya." —The End of the Present World, pg. 40

Ketika kekacauan telah mencapai puncaknya, bintang palsu ini akan bangkit dari antara orang banyak, dialah ‘mesiasnya iblis.’ Disiarkan di televisi di seluruh dunia, dia akan menawarkan kesempatan kepada umat manusia untuk mengembalikan perdamaian di dunia dan memberikan solusi bagi masalah tersebut. Dengan mengungkapkan teknologi-teknologi baru (yang selama ini dirahasiakan dari orang banyak oleh para elit), dia akan memberikan solusi alternatif kepada umat manusia yang akan menjanjikan segalanya, mulai dari pengobatan terhadap berbagai penyakit, makanan yang berlimpah, dan bahkan realisasi untuk berpergian menuju bintang-bintang. Tapi yang paling penting, dia akan menjanjikan keselamatan kepada semua orang yang mengikutinya.

Media massa yang dikendalikan oleh para elit akan menggambarkan orang ini sebagai "Juruselamat Dunia, Orang yang dapat menciptakan Keteraturan dari dalam dari Kekacauan". Kata-katanya akan sehalus mentega, sangat menawan, dengan karisma yang tidak dimiliki oleh orang-orang di sekitarnya. Dia akan menawarkan semuanya kepada orang-orang: makanan, rumah, karier dan hiburan, sebuah 'solusi akhir' bagi persatuan dalam sebuah pemerintahan global, yang dikawal oleh tentara dunia, dan dibiayai dengan mata uang global.

Dia akan melakukan mukjizat-mukjizat besar di hadapan dunia, termasuk juga dia bangkit dari mati. Dia akan membanggakan 'keilahiannya’ untuk dilihat oleh semua orang, dan dia akan menuntut agar semua orang memuji dan menyembah dia saja.

Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" (Rev. 13: 1-4)

Nabi Palsu

Nabi Palsu, melihat orang ini (Antikris) menjadi Juruselamatnya, maka dia akan menuntun orang banyak kepadanya. Atas nama Antikristus, dia akan melakukan perbuatan-perbuatan baik di hadapan banyak orang, termasuk membuat api jatuh dari langit:

Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (Rev. 13: 11-13) DRB




Tidak puas dengan orang-orang yang memilih untuk percaya atau tidak, nabi palsu itu akan menuntut agar dibuat gambar ‘Mesias’. Dengan diberi kuasa dan wewenang oleh Antikristus dia akan membawa ‘kehidupan’ kepada gambar itu, yang menyebabkannya bisa bergerak dan berbicara di depan semua orang. Iblis, yang berbicara melalui gambar ini, akan menuntut agar siapapun yang menolak untuk menyembahnya dianggap sebagai musuh bagi perdamaian dan kesejahteraan umat manusia dan mereka akan dimusnahkan. 

Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.  (Rev. 13: 14-15) DRB

Dari Boneka menjadi Tuan-Boneka

Dengan umat manusia diganggu oleh boneka baru ‘mesias palsu’ ini, maka dunia akan dipecah-pecah menjadi 10 kerajaan dimana di atasnya akan memerintah para elit sebagai para kaisar dari Tata Dunia Baru. Mereka akan mengagumi kesuksesan tertinggi mereka karena telah mencapai apa yang dinubuatkan oleh Albert Pike (tokoh Freemason) di abad ke-19:



"Kami akan membebaskan orang-orang Nihilist dan atheis, dan kami akan memprovokasi bencana-bencana alam yang hebat yang dalam semua kengeriannya akan menunjukkan dengan jelas kepada negara-negara di dunia, adanya pengaruh dari atheisme absolut, asal muasal dari kebiadaban dan kekacauan yang paling berdarah. Kemudian di mana-mana, warga negara, yang berkewajiban untuk membela diri melawan minoritas revolusioner dunia, akan memusnahkan para perusak peradaban tersebut, dan orang banyak, yang kecewa dengan kekristenan, yang roh-rohnya yang deistik, sejak saat itu tak lagi memiliki panduan atau penunjuk arah, yang sangat menginginkan idealisme, tetapi tanpa mengetahui ke mana harus memberikan pemujaannya, akan menerima cahaya sejati melalui manifestasi universal dari doktrin Lucifer murni, yang akhirnya dibawa keluar di depan masyarakat luas. Manifestasi ini akan dihasilkan dari gerakan reaksioner menyeluruh yang akan mengikuti kehancuran kekristenan dan atheisme, karena keduanya telah ditaklukkan dan dimusnahkan pada waktu yang bersamaan."-- Cmdr. William Guy Carr: Dikutip dalam Satan: Prince of This World

Namun, kebanggaan akan selalu mendahului kejatuhan. (Amsal 16:18) Di balik pintu-pintu tertutup, ‘mesias’ baru ini akan menyerang para penguasa ini. Entah oleh Kuasa Ilahi atau karena sifat manusiawi, dalam keinginan mereka yang tak terpadamkan untuk memperoleh kekuasaan penuh, para elit itu akan mengabaikan kesadaran bahwa rencananya harus berjalan terlalu baik sampai mereka terlambat. Begitulah ketika seluruh dunia percaya bahwa orang ini adalah Tuhan yang berinkarnasi, dan dia akan meninggikan dirinya sebagai penguasa alam semesta, dia menuntut agar setiap orang, besar maupun kecil, orang bebas maupun budak, termasuk kaum elit, harus menyembah dan mengikutinya. Tidak seorang pun yang boleh lebih besar dari pada dia dan tidak merasa takut kepadanya.

Untuk memastikan bahwa para elit mematuhi perintahnya, dia (mesias palsu, antikris) akan menaklukkan dan memusnahkan 3 penguasa, beserta seluruh keluarga dan ahli warisnya. Hal ini akan dilaksanakan tanpa mengenal ampun, dilakukan dengan kebencian yang ekstrim, untuk mendatangkan rasa takut sepenuhnya di dalam hati para penguasa yang tersisa.

“Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja. Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”. (Daniel 7:24-25)

Para diktator yang tersisa, menyadari bahwa mereka telah menjadi boneka bagi mesias palsu, akan bersumpah untuk mengikuti setiap perintahnya sebagai ganti nyawa mereka. Kerajaan-kerajaan, kekayaan dan kekuasaan akan menjadi miliknya, untuk diperintah dan dikendalikan olehnya.

Saat Kegelapan




Keluar dari kedalaman terendah dari harga diri orang yang egois, terang yang palsu ini (mesias palsu, antikris) akan bangkit untuk menyatakan dirinya sebagai penguasa atas seluruh langit dan bumi. Umat manusia akan menuai apa yang telah ditaburnya, mereka akan ditaklukkan dan diperbudak oleh penjelmaan dari dosa-dosanya sendiri. Dan sekarang, dimana setiap bagian dan setiap sendi masyarakat telah berada di bawah kendali mesias palsu, dia akan mengalihkan pandangannya kepada orang-orang yang menolak untuk percaya pada ‘keilahiannya’, mereka yang menghalangi jalannya menuju penaklukan total, mereka yang terus percaya kepada Yesus Kristus. Perkataannya, yang dulu selembut mentega, demi menyadari bahwa perkataan itu telah jatuh ke telinga yang tuli dari umat beriman, maka dia akan berbalik dan berperang melawan orang-orang kudus di Surga dan umat Allah.


Saat kegelapan itu telah tiba. Gereja akan jatuh ke dalam kegelapan dari nafsu-nafsunya sendiri. Jalan menuju Kalvari yang telah dilewati oleh Mempelai Prianya (Yesus) sekarang jalan itu akan menjadi miliknya juga. Iman akan berlari dan sembunyi di bawah tanah, sementara pencobaan terbesar yang pernah ada di dunia, kini membentang di depan matanya. Strategi si jahat akan gagal, mesias palsunya akan jatuh, dan kepala si Ular Tua itu akhirnya akan dihancurkan oleh tumit kaki Bunda Maria. (Kej 3:15). Hanya dengan menyelimuti diri kita dengan Darah dari Anak Domba, maka kita bisa memiliki pengharapan untuk menolak tipu daya itu ... yang merupakan Penipuan Tertinggi.


Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

Monday, February 5, 2018

Ted Flynn : SAAT PENCOBAAN ITU ADALAH SEKARANG INI

SAAT PENCOBAAN ITU ADALAH SEKARANG INI
by TED FLYNN JANUARY 31, 2018





Jika seseorang bertanya kepada mbah Google tentang api penyucian, seperti apakah Surga, neraka, seperti apakah pengalaman seputar kematian? (NDE'S- near death experiences), kehidupan setelah kematian, dan berbagai masalah yang sama, maka anda akan menemukan ribuan tulisan-tulisan biru yang siap sedia untuk di-klik di internet. Beberapa topik seperti ‘pengalaman seputar kematian’ telah menjadi topik yang menarik selama lebih dari tiga puluh tahun belakangan. Namun, kita jarang mendengar tentang Surga, neraka, api penyucian atau Empat Hal Terakhir - Kematian, Penghakiman, Surga, atau neraka yang disampaikan dari atas mimbar kotbah. Adakah hubungannya untuk tidak mendengarkan kebenaran-kebenaran yang paling mendasar yang diajarkan Gereja selama hampir 2.000 tahun ini dengan dengan makanan spirituil yang hambar yang kita dengar begitu banyak hari-hari ini, karena kita sedang menyaksikan secara real time kehancuran budaya kita?

Data yang ada sangatlah jelas: orang-orang sangat tertarik dengan ‘spiritualitas zaman NOW' ini, hingga mereka meneliti sendiri dan membaca sendiri pokok bahasan ini, dengan segala resiko dan segala kesesatan penafsirannya. Banyak buku tentang masalah ini menjadi laris manis. Yesus telah berbicara tentang Surga dan neraka di dalam Injil, dan Dia tidak bersikap abu-abu atau ambigu mengenai realitas kedua tempat itu. Seseorang bisa saja pergi ke Gereja selama kehidupannya dan tidak juga mendengar khotbah tentang api penyucian atau neraka. Seorang imam akan dianggap terlalu ekstrim atau negatif kalau berbicara tentang hal itu, karena pembicaraan itu mungkin bisa menyinggung perasaan seseorang jika dia menangani masalah ini.

Dengan nada yang sama, orang saat ini tahu ada sesuatu yang salah dalam budaya kita. Masyarakat berbicara dan bertindak secara ekstrem. Pada yang ekstrem itulah terletak gangguan yang membusuk di cakrawala, yang sangat membahayakan masyarakat. Berdasarkan pada hampir semua percakapan, anda sering dapat mengetahui apakah seseorang yang anda jumpai itu memiliki ‘nada gelombang’ politik dan spiritual yang sama dengan anda atau tidak. Coba bicaralah soal Paus Francis, Hillary atau Trump, dan genangan air akan segera terpisah seperti oleh tangan Musa ketika dia melambaikan tongkatnya di atas air itu. Tidak perlu waktu lama untuk menemukan apakah seseorang memiliki pandangan yang sama atau bertentangan dengan anda – dalam masalah apapun.

Semakin kita menjauh dari Tuhan, semakin banyak hal yang gila terjadi di sekitar kita. Ketika manusia tidak percaya apa-apa, maka dia akan percaya pada apapun. Demikian juga, ketika manusia percaya pada apapun, maka dia tidak percaya apa-apa. Contoh yang kita lihat di sekitar kita terlalu banyak untuk disebutkan.

Begitulah muncul banyak pertanyaan: ke arah mana Gereja sedang berjalan? Kami memiliki buku-buku yang ditulis oleh orang-orang berkompeten, yang mengisahkan adanya sosok-sosok berkuasa yang bertindak menjauhi Magisterium Gereja serta ajarannya selama 2.000 tahun, dimana hal ini menggambarkan adanya perselisihan terbuka yang sekarang sedang terjadi di Roma. Buku-buku seperti The Dictator Paus yang baru dirilis, menceritakan sebuah kasus yang menarik tentang penghancuran otomatis atas Gereja dari dalam, dengan kecepatan yang luar biasa besarnya. Doktrin Alkitab yang telah berdiri tegak sejak lama kini sedang ditentang, dan terkadang dicampakkan ke luar jendela oleh kelompok-kelompok progresif. Sekarang ini terjadi kardinal melawan kardinal, dan uskup melawan uskup, seperti yang dinubuatkan di Akita, Jepang, pada awal tahun 1970an. Penggenapan nubuatan lama kini telah terjadi di tengah kita.

Beberapa kardinal, uskup dan klerus berada dalam perselisihan terbuka mengenai pandangan-pandangan Paus Fransiskus yang sering ambigu, sementara yang lain-lainnya secara diam-diam tidak setuju dengan pengarahan dari Gereja. Banyak imam yang hidup dalam ketakutan akan otoritas uskup mereka, karena bisa mendatangkan bahaya jika mereka memiliki pandangan yang berbeda dari atasannya. Banyak klerus merasa frustrasi dan hampir putus asa saat mereka melihat arah perjalanan Gereja dan mereka benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Kita bisa melihat sekilas ke mana kita sedang menuju melalui sebuah kutipan yang keras dari Pastor Ratzinger (Paus Benediktus XVI) saat ia mengajar teologi dan filsafat pada tahun 1969 di Regensburg Jerman. Komentarnya berikut ini dikatakan empat tahun setelah sesi terakhir dari Konsili Vatikan II. Ini mungkin merupakan wawasan yang didasarkan pada pengetahuannya tentang sejarah, sebagai seorang filsuf, sebuah prediksi, atau ucapan kenabian. Meskipun demikian, inilah yang dikatakan teolog muda itu hampir lima puluh tahun yang lalu berdasarkan apa yang dia lihat bagi masa depan Gereja.

Gereja akan direstrukturisasi dengan anggota yang jauh lebih sedikit, yang terpaksa melepaskan banyak tempat ibadah yang telah diusahakan dengan kerja keras untuk membangunnya selama berabad-abad. Sebuah gereja Katolik minoritas dengan sedikit sekali pengaruh atas keputusan-keputusan politik, dan yang secara sosial tidak berarti, yang sengaja dibiarkan untuk dipermalukan dan dipaksa untuk memulai lagi dari nol ... tetapi inilah yang merupakan sebuah kekuatan besar akan muncul dari dalam Gereja yang bersifat lebih spiritual dan sederhana. Pastor Ratzinger mengatakan bahwa dia yakin bahwa Gereja sedang mengalami sebuah era yang serupa dengan zaman Pencerahan dan Revolusi Prancis dulu. Dia melanjutkan, kita berada pada titik balik yang sangat besar dalam evolusi umat manusia. Saat ini, yang  menandai perpindahan dari abad pertengahan kepada zaman modern, nampak seperti tidak signifikan. Kemudian Profesor Ratzinger membandingkan era sekarang dengan Paus Pius VI yang diculik oleh tentara Revolusi Prancis dan meninggal di penjara pada tahun 1799. Gereja berjuang melawan sebuah kekuatan yang berniat untuk menghancurkannya secara menetap, menyita harta kekayaannya, dan membubarkan ordo-ordo religius.

Gereja saat ini dihadapkan pada situasi yang sama, dirongrong oleh godaan untuk mengurangi imam-imam agar menjadi para pekerja sosial dan semua tugas imamatnya diturunkan menjadi sekadar tugas politik dan sosial. Dari krisis yang ada saat ini akan muncullah sebuah Gereja yang telah kehilangan sangat banyak (dari peranan yang dimaksudkan baginya sejak semula.)

Gereja sejati ini akan menjadi kecil dan harus memulai segalanya dari awal lagi. Ia tidak akan lagi menggunakan segala bangunan yang telah didirikannya pada tahun-tahun awali  kemakmurannya dulu. Semakin menurunnya jumlah umat beriman akan menyebabkan hilangnya bagian penting dari hak-hak istimewa sosialnya. Ia akan dimulai dengan kelompok-kelompok dan gerakan-gerakan kecil dan ia akan menjadi sebuah minoritas yang akan membuat iman sejati untuk dialami dan dijalankan sekali lagi. Ia akan menjadi Gereja yang lebih spiritual, dan ia tidak akan meminta mandat politik yang digoda dengan berbagai hak yang bersifat sementara dan cepat berlalu, dan ia akan menjadi sisa Gereja nanti. Gereja ini akan menjadi miskin dan akan menjadi Gereja dari orang-orang papa.

Kita tidak boleh mengabaikan perkataan dari tokoh ini, seorang filsuf, teolog, sejarawan, imam, uskup, kardinal, kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF), dan kemudian menjadi Paus Benediktus XVI. Berbagai pernyataan yang pada hari-hari ini mengalir keluar dari Roma akan memiliki pengaruh besar pada generasi-generasi mendatang. Kita boleh merasa yakin bahwa perubahan-perubahan akan sangat mengejutkan di semua bidang dan lingkungan sosial, persis seperti apa yang terjadi dengan Konsili Vatikan II, apakah seseorang setuju atau tidak dengan hasil dari Konsili itu. Ya, Rhine masih mengalir ke Tiber. Beberapa pejabat tinggi Gereja bukannya menegakkan kebenaran magisterial, dengan tujuan untuk melindunginya, tetapi seringkali mereka memimpin melemparkan tunduhan terhadapnya, dari dalam Gereja sendiri. Memang sulit untuk melawan musuh yang kuat, terorganisir, dan berpengaruh yang berada di dalam gerbang-gerbang Gereja.

Tetapi satu hal yang pasti: kita sudah diberitahu bahwa Gereja tidak akan pernah binasa. Bunda Terberkati mengatakan bahwa kita akan tahu bahwa kita berada di zaman yang telah dikatakan sebelumnya, dengan melihat kejadian-kejadian itu sendiri.

Bunda Maria telah berbicara dari atas atap yang memperingatkan kita, dari tempat-tempat penampakannya di seluruh dunia, tentang keadaan hari ini dan bagaimana menghindari akibat-akibat yang mendatangkan kerusakan ini. Ada penampakan dan pesan-pesan yang benar, meski ada juga yang palsu. Maka kemampuan pembedaan diperlukan dalam hal ini. Adakah seorang ibu yang tidak memperingatkan anak-anaknya tentang bahaya yang akan datang kepada mereka? Kejadian-kejadian terus meningkat semakin cepat dalam beberapa tahun belakangan, dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya, dan telah terjadi banyak sekali akumulasi pembusukan rohani yang memungkinkan Gereja berevolusi kepada keadaan sekarang ini. Tetapi hal itu bukan terjadi dalam semalam saja, dan anda bisa melihat kepada seminari-seminari sebagai salah satu tempat lahirnya masalah ini.

Peristiwa-peristiwa yang disampaikan di tempat-tempat penampakan besar telah terjadi di sekitar kita saat ini, dan hal itu sering diabaikan dengan resiko bahaya yang akan diterima oleh orang-orang yang menolak untuk mendengarkannya. Bunda Terberkati telah berulang kali mengatakan kemana kita semua sedang menuju, dan sekarang hal itu menjadi jelas bagi mereka yang mau memperhatikannya - masa depan itu sudah ada di sini. Kita telah berada di saat pencobaan.

Santo Yohanes Bosco (1815-1888) melihat dalam penglihatan yang dialaminya mengenai masa depan Gereja, bagaimana bahtera Petrus akan diombang-ambingkan badai kesana kemari hingga ia hampir terbalik. Saat bahtera itu melewati dua Tiang Kembar, yaitu Ekaristi pada satu tiang yang tinggi, dan Bunda Terberkati pada tiang satunya yang lebih rendah – maka Gereja akan diselamatkan dan ketenangan dipulihkan. Sebagai Pengantara, Mitra Penebus, dan Pembela umat manusia, maka kita harus berusaha mengikuti petunjuk dan nasihat Bunda Maria guna menempuh perjalanan yang aman.

Jesus, I Trust In You



Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

Thursday, February 1, 2018

DOA BAPA KAMI DARI ST.MECHTILDIS

      DOA BAPA KAMI DARI ST.MECHTILDIS
BAGI JIWA-JIWA DI DALAM API PENYUCIAN


Kisah berikut ini, menceritakan tentang apa yang terjadi pada seorang wanita, suatu jiwa yang  istimewa, pada tanggal 2 Februari 1968, Pesta Candlemas, yang menunjukkan kepada kita nilai yang sangat besar dan manfaat yang dapat kita peroleh melalui doa Bapa Kami, yang disusun oleh St Mechtildis untuk meringankan penderitaan jiwa-jiwa di Api Penyucian.
  
Peristiwa ini terjadi di Swiss, di Hinsiein, sebuah tempat ziarah Bunda Maria. Pada sebuah hari kerja di musim dingin, gereja disitu hampir kosong. Madame Aloisia Lex sedang berdoa bersama beberapa kerabatnya. Melihat ke arah altar yang tinggi, Aloisia melihat kehadiran seorang biarawati yang sangat tua, mengenakan seragam biara yang sangat kuno, yang berasal dari  zaman dulu. Biarawati tua itu berjalan ke arahnya dan memberinya selembar kertas berisi doa yang segera dimasukkannya ke dalam sakunya. Kemudian terjadi sesuatu yang aneh: tiba-tiba pintu masuk Gereja terbuka dan Aloisia melihat kerumunan besar peziarah datang, berpakaian sangat buruk, yang berjalan dengan langkah lunglai dan loyo, seperti hantu. Disitu seolah terjadi banjir peziarah, seperti barisan orang-orang yang hampir tak ada ujungnya, yang masuk ke dalam gereja itu. Nampak ada seorang imam berdiri di sana dan menunjukkan jalan kepada mereka. Wanita bangsawan itu, Madame Aloisia Lex, bertanya-tanya dalam hati, dengan rasa takjub, bagaimana kerumunan besar ini akan memiliki cukup ruang di dalam gereja kecil itu? Dia berjalan ke depan, untuk sesaat, dan menyalakan lilin. Namun ketika dia melihat ke belakang lagi, ternyata gereja itu telah kosong seperti semula.

Dengan sangat terkejut dan kagum, Aloisia bertanya kepada orang tuanya, dimana semua orang tadi pergi. Namun orang tuanya menjawab bahwa tidak ada seorang pun yang datang ke gereja itu bersamanya, apalagi melihat barisan para peziarah yang banyak dan tidak ada satupun yang melihat biarawati tersebut. Aloisia tidak mempercayai matanya, dia mencari di sakunya, dan ternyata disitu ada lembaran yang telah diberikan oleh biarawati tua itu kepadanya. Selembar kertas dipegang di tangannya, hal itu jelas membuktikan kepadanya bahwa dia tidak membayangkan semua peristiwa barusan. Kertas itu berisi teks doa yang di masa lalu telah disampaikan Tuhan kita kepada St. Mechtildis, selama penampakan yang dialaminya. Itu adalah doa Bapa Kami khusus bagi Jiwa-jiwa di Api Penyucian. Setiap kali St. Mechtildis mengucapkan doa ini, dia melihat ada banyak jiwa-jiwa di Api Penyucian yang naik ke Surga.

Adapun Kertas Itu Berisi Doa Seperti Ini:

BAPA KAMI, YANG ADA DI SURGA, aku mohon kepada-Mu, oh Bapa Surgawi, sudilah mengampuni jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena mereka tidak mengasihi Engkau dengan cukup, juga karena mereka tidak memberikan kepada-Mu segala hormat yang merupakan hak-Mu, karena Engkau adalah Tuhan dan Bapa mereka, yang melalui rahmat, telah menerima mereka sebagai anak-anak-Mu sendiri. Bahkan melalui dosa-dosa mereka, mereka telah mengusir Engkau dari dalam jiwa mereka, sementara Engkau ingin tinggal di dalamnya. Sebagai silih atas segala kesalahan mereka, ijinkanlah aku mempersembahkan kepada-Mu kasih dan hormat yang diperlihatkan oleh Putra-Mu Yang Menjelma kepada-Mu, selama kehidupan-Nya di dunia dulu, dan aku mempersembahkan kepada-Mu semua tindakan penebusan dan kepuasan yang dilakukan-Nya dengan apa Dia telah menghapus dan menebus dosa-dosa manusia.

DIMULIAKANLAH NAMA-MU, aku mohon, ya Bapa Yang Mahabaik, ampunilah jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena mereka tidak selalu menghormati Nama Kudus-Mu secara pantas, namun seringkali mereka menyebut Nama-Mu secara sia-sia dan terbukti tidak layak untuk menyebut dirinya sebagai umat Kristiani, karena perbuatan dosa mereka. Sebagai silih atas kesalahan mereka, aku mempersembahkan kepada-Mu segala hormat yang diberikan oleh Putra Terkasih-Mu kepada-Mu melalui seluruh perkataan dan perbuatan-Nya.

DATANGLAH KERAJAAN-MU, aku berdoa kepada-Mu, Bapa Yang Mahabaik, sudilah Engkau mengampuni jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena mereka tidak selalu mencari atau mengagumi Kerajaan-Mu dengan cukup bersemangat dan tekun; Kerajaan ini adalah satu-satunya tempat di mana istirahat dan damai sejati memerintah. Sebagai silih atas ketidakpedulian mereka untuk melakukan yang baik, maka aku mempersembahkan kepada-Mu seluruh Keinginan Yang Kudus dari Putra-Mu, dimana dengan hal itu Dia berharap agar jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian juga bisa menjadi ahli waris Kerajaan-Nya.

JADILAH KEHENDAK-MU DI ATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA; aku berdoa kepada-Mu, Bapa Yang Mahabaik, sudilah Engkau mengampuni jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena mereka tidak selalu bersedia menyerahkan keinginan mereka kepada Kehendak-Mu. Sebagai silih atas ketidaktaatan mereka, aku mempersembahkan kepada-Mu segala keselarasan yang sempurna dari Hati Penuh Kasih dari Putra Ilahi-Mu dengan Kehendak Kudus-Mu serta sikap tunduk sepenuhnya yang Dia tunjukkan dalam mematuhi Engkau sampai mati di kayu Salib.

BERILAH KAMI REJEKI PADA HARI INI, dan aku berdoa kepada-Mu, Bapa Yang Mahabaik, ampunilah jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena mereka tidak selalu menerima Sakramen Ekaristi dengan keinginan yang besar, namun seringkali tanpa merenungkan-Nya, tanpa rasa kasih, atau bahkan tidak layak, atau mereka lalai untuk menerima-Nya. Sebagai silih atas kesalahan ini, aku mempersembahkan Kekudusan yang luar biasa serta perenungan yang mendalam dari Tuhan Yesus Kristus, Putra Ilahi-Mu, yang ditujukan kepada-Mu, bagi musuh-musuh-Nya saat Dia berada di kayu Salib.

DAN AMPUNILAH KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMIPUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI; aku berdoa kepada-Mu, Bapa Yang Mahabaik, ampunilah jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian atas segala kesalahan yang mereka lakukan dengan cara tunduk kepada Tujuh Dosa Pokok dan juga karena mereka tidak ingin mengasihi atau mengampuni musuh-musuh mereka. Sebagai silih atas kesalahan ini, aku mempersembahkan Kesucian yang luar biasa dan perenungan besar dari Tuhan kami Yesus Kristus, Putra Ilahi-Mu, yang ditujukan kepada-Mu demi para musuh-Nya saat Dia berada di kayu Salib. 

DAN JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN; aku berdoa kepada-Mu, Bapa Yang Mahabaik, ampunilah jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian, karena terlalu sering mereka tidak mau menolak godaan dan nafsu, tapi mereka mengikuti musuh dari segala kebaikan. Sebagai silih bagi semua dosa ini, di dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan mereka, aku mempersembahkan Kemenangan Yang Mulia dari Tuhan kami, Yesus Kristus, terhadap dunia, dan juga Kehidupan-Nya Yang Terkudus, seluruh Karya dan Kesedihan-Nya, Penderitaan-Nya serta Kematian-Nya yang paling kejam. 

TETAPI BEBASKAN KAMI DARI YANG JAHAT dan dari semua hukuman melalui jasa-jasa yang tak terhingga dari Putra-Mu Yang Terkasih, dan tuntunlah kami serta seluruh jiwa-jiwa di dalam  Api Penyucian ke dalam Kerajaan-Mu yang mulia selamanya.


Amin.

Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

CARDINAL ZEN: VATICAN KINI MEMBEKINGI SEBUAH GEREJA SKISMATIK (SEMPALAN) DI CINA


Cardinal Zen

NEWSCATHOLIC CHURCHTue Jan 30, 2018 - 1:21 pm EST

CARDINAL ZEN: VATICAN KINI MEMBEKINGI SEBUAH GEREJA SKISMATIK (SEMPALAN) DI CINA

by Doug Mainwaring

CHINA, 30 Januari 2018 (LifeSiteNews) – Kardinal terkemuka China, Kardinal Joseph Zen, ‘membunyikan alarm keras’ bahwa Vatikan telah ‘menjual Gereja Katolik di China’ dan bahwa hal itu berupa ‘memberikan restu kepada gereja skismatik yang baru ...’ yang diciptakan oleh Komunis.

"Jadi, apakah saya berpikir bahwa Vatikan telah menjual Gereja Katolik di China? YA, PASTI, jika mereka (Vatikan) melangkah ke arah yang jelas dalam segala hal yang telah mereka lakukan dalam beberapa tahun dan bulan-bulan terakhir ini," kata pensiunan uskup Hong Kong berusia 86 tahun itu yang menulis dalam sebuah surat pada tanggal 29 Januari yang ditujukan kepada "Friends in the Media," di mana dia mengkonfirmasi sebuah laporan bahwa Vatikan telah meminta para uskup China yang sah untuk mengundurkan diri dari pemilihan uskup untuk memberi kesempatan kepada uskup-uskup pilihan pemerintah komunis Cina. 

Kardinal Zen menjelaskan bagaimana sikap tunduk Vatikan kepada rezim komunis Cina hanya akan membuat rezim tersebut menindas lebih keras lagi kepada umat Katolik yang setia disana.

"Pemerintah Komunis membuat peraturan baru yang lebih keras yang membatasi kebebasan beragama. Mereka sekarang memberlakukan peraturan yang ketat yang sampai saat ini praktis hanya di atas kertas saja (tetapi mulai tanggal 1 Februari 2018 para pengikut Misa di bawah tanah tidak akan dapat ditolerir lagi)," dia menulis.

Surat Kardinal tersebut muncul beberapa hari setelah sebuah berita muncul yang mengatakan bahwa Vatikan telah meminta kepada para uskup yang sah untuk turun dari jabatan mereka guna memberi jalan bagi pengangkatan uskup-uskup baru yang tidak sah, yang dipilih oleh pemerintah Cina komunis.


Surat Card. Zen kepada media massa: http://oldyosef.hkdavc.com/?p=967



Kardinal Zen menceritakan dalam suratnya bahwa ketika Uskup Zhuang dari China, yang secara diam-diam ditahbiskan dengan persetujuan Vatikan pada tahun 2006, diminta oleh Vatikan pada musim gugur yang lalu untuk mengundurkan diri agar diganti oleh Uskup Huang Bingzhang yang disetujui pemerintah, dan uskup Zhuang meminta bantuan kepada Kard. Zen.

Tidak yakin apakah surat-suratnya sendiri pernah sampai kepada Paus Fransiskus, Kardinal Zen mengatakan bahwa dia pergi ke Roma awal bulan ini untuk "memastikan bahwa suara kami sampai kepada Bapa Suci."

Kardinal Zen mendarat di Roma pada pagi hari tanggal 10 Januari, dan pergi mengikuti audiensi publik hari Rabu dari Paus, yang diadakan di aula ‘Paul VI’, dengan harapan mendapat kesempatan untuk menyerahkan suratnya di tangan Paus. Ketika dia berkesempatan untuk bertemu dengan Paus, dia menjelaskan bahwa inilah satu-satunya alasan perjalanannya ke Roma.

Dua hari kemudian, Kardinal Zen diundang ke Santa Marta di mana dia bertemu secara pribadi dengan Paus Fransiskus. "Saya berada di sana di hadapan Bapa Suci untuk mewakili saudara-saudara saya yang menderita di China," kisah Zen dalam suratnya. Paus Francis berjanji untuk menyelidiki masalah ini.

Zen menceritakan bahwa setelah dia menjelaskan keprihatinannya, Paus mengatakan kepadanya kalimat berikut: "Ya, saya katakan kepada mereka (rekan-rekannya di Tahta Suci yang sedang berunding dengan China) untuk tidak menciptakan kasus Mindszenty lagi."

Komentar Kardinal Zen dalam suratnya:

Saya pikir adalah sangat berarti dan tepat bagi Bapa Suci untuk membuat referensi historis kepada kasus Kard. Josef Mindszenty, salah satu pahlawan iman kita. (Kardinal Josef Mindszenty adalah Uskup Agung Budapest, Kardinal Primat Hungaria di bawah penganiayaan Komunis. Dia banyak menderita selama beberapa tahun dalam penjara. Dalam revolusi singkat tahun 1956, dia dibebaskan dari penjara oleh para pemberontak dan, sebelum Merah Tentara menindas revolusi itu, dia berlindung di Kedutaan Besar Amerika Serikat. Di bawah tekanan Pemerintah, dia diperintahkan oleh Tahta Suci untuk meninggalkan negaranya dan segera dia diganti oleh orang yang sesuai dengan keinginan Pemerintahan Komunis setempat).

Kardinal Zen sebelumnya telah mengkritik sebuah kesepakatan antara Vatikan dengan pemerintah Komunis Cina yang atheis dan secara tidak langsung dia menuduh Paus Fransiskus mendukung sebuah gereja ‘palsu’ di China.

"Tapi semuanya adalah palsu. Mereka (Vatikan) memberikan kuasa yang menentukan kepada pemerintah komunis ... bagaimana bisa inisiatif memilih uskup diserahkan kepada pemerintah yang atheis? Mengerikan … mengerikan." katanya saat itu.

Bagian pertama dari surat Kardinal Zen adalah berupa narasi sederhana tentang kejadian seputar perjalanannya ke Roma, sedangkan bagian kedua mengungkapkan penilaiannya yang mengkhawatirkan kejadian-kejadian yang ada antara Vatikan, Gereja Katolik ‘bawah tanah’ yang sah di Cina, dan pemerintah komunis Cina.

Kardinal Zen menyampaikan delapan poin yang menggarisbawahi urgensi situasi yang sekarang sedang terjadi. Di antaranya adalah:

  • "Masalahnya bukanlah pengunduran diri dari uskup-uskup yang sah, tetapi permintaan untuk memberi tempat bagi uskup-uskup yang tidak sah dan bahkan telah di exkom."
  • "Saya mengakui bahwa diri saya adalah seorang yang pesimis dengan situasi Gereja saat ini di Cina, namun pesimisme saya ini memiliki landasan dari pengalaman langsung saya tentang keadaan Gereja di Cina. Dari tahun 1989 sampai 1996 saya biasa menghabiskan waktu enam bulan untuk mengajar di berbagai seminari di komunitas Katolik resmi. Saya memiliki pengalaman langsung tentang perbudakan dan penghinaan dimana para uskup kita menjadi sasaran."
  • "Dan dari informasi terkini, tidak ada alasan bagi saya untuk mengubah pandangan pesimis saya itu. Pemerintah Komunis membuat aturan-aturan baru yang lebih keras yang membatasi kebebasan beragama."
  • "Ada yang mengatakan bahwa segala upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pemerintah Cina adalah untuk menghindari perpecahan gerejani, untuk mencapai penyatuan. Betapa konyolnya! Perpecahan telah ada di sana, di dalam Gereja yang independen! Paus berusaha menghindari penggunaan kata ‘perpecahan’ (skisma) karena mereka tahu bahwa banyak di kalangan pejabat Katolik resmi berada disana bukan atas kehendak bebas mereka sendiri, namun mereka mendapatkan tekanan berat. Usaha ‘penyatuan’ yang diusulkan akan memaksa semua orang untuk masuk ke dalam komunitas tersebut. Dengan demikian Vatikan akan memberkati dan merestui gereja skismatik yang baru itu."
  • Mengenai upaya untuk menjembatani perpecahan lebar antara Vatikan dan pemerintah Cina, “adakah sesuatu yang benar-benar bisa "saling menguntungkan" dengan sebuah rezim totaliter?"
  • "Dapatkah anda membayangkan adanya sebuah kesepakatan antara St. Yosef dengan Raja Herodes?
  • "Apakah saya berpikir bahwa Vatikan telah menjual Gereja Katolik di Cina? Ya, pasti, jika mereka (Vatikan) melangkah ke arah yang jelas dalam segala hal yang telah mereka lakukan dalam beberapa tahun dan bulan-bulan terakhir ini.”


Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/