Monday, August 31, 2015

Bantahan dari kantor pers Vatican

Berikut ini ada bantahan dari kantor pers Vatican soal dukungan PF terhadap buku homosex bagi anak-anak.


Silakan kunjungi link ini : http://eponymousflower.blogspot.com/







Saturday, August 29, 2015

Catatan harian St. Faustina



Berikut ini adalah catatan harian St. Faustina nomor # 823:

December 17, [1936].  Aku mempersembahkan hari ini bagi imam-imam. Aku menderita lebih banyak pada hari ini dari pada saat-saat sebelumnya, secara jasmani maupun rohani. Aku tidak tahu mengapa aku menderita begitu banyak pada satu hari itu. Aku berusaha berdoa pada Jam Kudus, dimana jiwaku mengalami pahitnya penderitaan Yesus di Taman Getsemani. Aku berjuang sendirian, dengan didukung oleh TanganNya, menghadapi segala kesulitan yang datang laksana dinding-dinding kokoh yang tak tergoyahkan. Namun aku percaya akan kuasa dalam NamaNya dan aku tidak takut apapun. 

Ternyata tanggal itu, 17 Desember 1936, adalah hari kelahiran Jorge Bergoglio, yang kini adalah Paus Francis. Maka tidaklah mengherankan jika St. Faustina sangat menderita pada hari itu.

Nubuatan St.Francis dari Assisi



Marilah kita ingat akan nubuatan St. Francis of Assisi tentang apa yang akan terjadi
https://mail.google.com/mail/u/0/?ui=2#inbox/14f7b80e5b5b2e64

Posted: Aug 29 2015 5:46 a.m. PDT

Namun sebelumnya kita lihat kutipan dari Mateus serta Daniel berikut ini :

Mat. 24:24...Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

Daniel 9 : 26  Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa.

....Setan memiliki kekuatan yang luar biasa; kemurnian dari Ordo kita serta orang-orang lainnya akan sangat dikaburkan, karena hanya ada sedikit sekali umat Kristiani yang taat kepada paus yang benar dan Gereja Katolik Roma dengan hati yang tulus dan kemurahan hati yang sempurna. Pada saat kesesakan ini akan ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonis, yang akan naik kepada posisi kepausan, dan kelicikannya akan bisa menuntun banyak orang kepada kesalahan dan kematian.

Kemudian berbagai macam skandal akan semakin banyak dilakukan (lihat postingan terdahulu mengenai uskup atau imam yang mengaku gay atau mendukung gerakan homosex) karena kesesatan akan diterima, bukannya ditolak. Hal ini akan memecah belah Ordo kita dan banyak lagi hidup bakti lainnya akan hancur sepenuhnya.

Akan terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan di kalangan masyarakat, kaum religius dan klerus, kecuali jika hari-hari itu diperpendek; maka sesuai dengan Sabda Kitab Suci, bahkan orang-orang terpilihpun akan dituntun menuju kesesatan jika mereka tidak dibimbing secara khusus, di tengah kebingungan yang begitu besar, oleh rahmat Allah yang sangat besar.

Mereka yang berusaha mempertahankan semangat mereka dan mematuhi kebajikan dengan kasih dan semangat demi kebenaran, akan harus menderita penghinaan dan penganiayaan. (Ingat akan nasib yang dialami oleh Kardinal Burke dan beberapa klerus lainnya). Mereka akan dianggap sebagai pemberontak dan skismatik, karena para penganiaya mereka dengan didorong oleh roh-roh jahat, akan mengatakan bahwa diri mereka melayani Allah dengan memusnahkan orang-orang yang berbau busuk itu dari muka bumi.

(Sepertinya hal ini terkait dengan kerusakan dan penganiayaan yang sebenarnya...  yang merupakan doktrin busuk yang berasal dari dalam Bait? ....Doktrin baru, yang berupa kebohongan, dimana mereka bersekutu dengan kerajaan setan dari komunis.)

....Beberapa pengkhotbah akan bersikap diam terhadap kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan menyangkalnya. Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku suci dari luar, karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.

Semuanya dikatakan disitu. Jika anda tidak bisa melihat bahwa Allah berbelas kasihan kepada jiwa anda, maka anda sedang menuju kepada kebinasaan.

[Faithful and proven historicity, transmitted and collected entirely by multiple sites, including the exposure of Clareno Angelo Rule (1247-1337), also in the Verba submitted faithful also in many other books of the words of St. Francis approved by the Order ..etc.]

PF memuji buku homosex bagi anak-anak muda

Friday, August 28, 2015

Pope Praises Homosexual Book for Young Children 

http://corbiniansbear.blogspot.com/2015/08/pope-praises-homosexual-book-for-young.html

The Holy Father has sent a letter praising Francesca Pardi for a children's book in which an egg encounters all sorts of different families, including those headed by gay penguins and lesbian rabbits. The controversial book, which was banned in Venice, touched hearts at the Vatican. According to an article in The Guardian, the letter said:

“His holiness is grateful for the thoughtful gesture and for the feelings which it evoked, hoping for an always more fruitful activity in the service of young generations and the spread of genuine human and Christian values,” wrote Peter B Wells, a senior official at the Vatican secretariat of state.

This is what John Allen wrote in the National Catholic Reporter of the appointee of Pope Benedict:

Cables revealed as part of the Wikileaks scandal show how much diplomats rely on Wells for readings of the Vatican's take on sensitive issues, such as the church's sexual abuse scandals. Other players know the score, too. In 2010, when parishioners in Boston wanted to appeal the closing of nine local parishes, they consulted a couple of canon lawyers about the best way to get the pope's attention, and the reply was to address the petition to Wells.

Wednesday, August 26, 2015

Evangelists: Obama sedang meratakan jalan bagi Antichrist

Catholic Blog dedicated toward Our Lady of La Salette: Reconciler of Sinners.
SATURDAY, AUGUST 15, 2015
Evangelists: Obama sedang meratakan jalan bagi Antichrist

Ada sekelompok evangelists sepakat menyimpulkan bahwa Presiden Barack Obama sedang meratakan jalan Antichrist.

Menjelang pemerintahan antikris, Bartholomew Holzhauser venerabilis mengatakan kepada kita bahwa ‘selama masa yang tidak menyenangkan ini, akan terjadi kelemahan dalam berbagai pedoman manusia ataupun spirituil. Disiplin menjadi rusak. Hukum-hukum Canon diabaikan. Para klerus tidak menghormati hukum Gereja. Setiap orang akan dihanyutkan dan didorong untuk percaya dan melaksanakan penafsirannya sendiri, seturut keinginan daging. Mereka akan mencemoohkan kesederhanaan Kristianitas. Mereka menyebutnya sebagai bodoh dan tidak masuk akal. Dan mereka sangat menghargai kemajuan tehnologi. Akibatnya, tak ada prinsip sama sekali yang mereka ikuti, betapapun kudusnya, betapapun ontentiknya, berapapun lama umurnya, dan betapapun pastinya, dan semua itu tetap bebas untuk dikecam, dikritik, ditafsirkan secara keliru, dirubah, dan dibatasi oleh manusia.

Ini adalah saat-saat setan, abad yang penuh bahaya serta bencana. Bidaah ada dimana-mana, para pengikut bidaah banyak yang memegang kekuasaan, hampir dimana saja. Para uskup, religius, imam-imam, berkata bahwa mereka telah melakukan tugas mereka, bahwa mereka selalu berjaga, bahwa mereka hidup sesuai dengan hidup bakti mereka. Karena itu dengan cara yang sama mereka juga mencari pembenaran atas tindakan mereka. Namun Allah mengijinkan kejahatan besar untuk terjadi atas GerejaNya. Bidaah dan tirani akan muncul secara tiba-tiba dan tak terduga. Mereka akan menyeruak masuk kedalam Gereja sementara uskup-uskup, religius, dan imam-imam tertidur nyenyak. Mereka akan memasuki Italia dan membuat Roma menjadi sepi. Mereka akan membakar dan meruntuhkan Gereja-gereja dan menghancurkan segalanya.


Pemerintahan antikris akan menyaksikan sebuah selebrasi dosa dan kesesatan yang sulit dibayangkan. Kenikmatan menjadi prinsip baru yang sempurna. Jika kenikmatan bisa membenarkan tindakan homosexual (dan itulah yang dibenarkan oleh masyarakat kita yang sedang sakit ini) maka penyimpangan sexual lainnya, yang dipandang oleh sementara orang sebagai hal yang menyenangkan, akan juga dibenarkan menurut logika mereka. hal ini akan termasuk juga tindakan pedofilia, semburit (sodomi), ephebophilia, tindakan sexual terhadap orang tua, terhadap mayat, terhadap binatang, sadisme, tindakan sexual dengan siksaan.

Berjagalah dan berdoalah. Saya percaya bahwa manusia-pendosa itu akan segera menyatakan dirinya. Dunia telah siap menerima dan menyembahnya.


* John 5:43  Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.

BUJUKAN HALUS DALAM SINODE....

BUJUKAN HALUS DALAM SINODE....
Monday, August 17, 2015


Robert Ritchie dari America Needs Fatima dengan benar mengatakan : “Pada tahun 1971 Paus Paulus VI berkata ‘...asap setan telah memasuki Bait Allah melalui beberapa retakannya.’

Ya, Paus Paulus VI memang benar. Saat ini, nampak bahwa ‘asap setan’ itu sedang merasuki sinode Oktober 2015 mendatang di Roma.

Misalnya saja :

Uskup Jerman Heiner Koch mengatakan:
‘Ikatan apapun yang menyatukan dan menguatkan manusia, di mata saya, adalah baik. Hal itu berlaku juga bagi relasi sesama jenis.’ (German Catholic newspaper, Die Tagespost, 06-08-15)
Uskup Koch ini telah ditunjuk untuk menjadi delegasi pada sinode mendatang.

Cardinal Walter Kasper mengatakan:
‘Jika mayoritas orang menghendaki relasi homosex, maka negara berkewajiban untuk mengakui hak mereka.’ (First Things, 06-17-15)

Bishop Belgia, Johan Bonny, juga terpilih untuk menjadi delegasi dalam sinode mendatang, dia mengatakan:
‘Didalam Gereja, kita harus mengusahakan pengakuan formal terhadap unsur relasional yang juga ada pada pasangan homosex, lesbian, serta pasangan bisexual.’ (LifeSiteNews.com, 06-17-15)

Bahkan kini si ular itu telah bekerja didalam Vatican untuk meruntuhkan Gereja, untuk membusukkannya dan memperbudak Gereja.

Pada 11 Juni 1988, Bunda Maria berkata kepada Pastor Gobbi, “Setan, musuhku, dengan perangkapnya, dan melalui bujukannya yang halus, telah berhasil menyebarkan kesesatan dimana-mana, dalam bentuk penafsiran baru dan lebih modern atas kebenaran, dan dia telah menuntun banyak orang memilih, dengan kesadaran penuh, untuk hidup didalam dosa, dengan keyakinan yang menipu bahwa perbuatan itu bukan lagi salah, bahkan ia bernilai dan sebagai hal yang baik. Saat bagi kebingungan menyeluruh dan kekacauan yang terbesar didalam roh telah tiba. Kebingungan telah memasuki jiwa-jiwa dan kehidupan dari banyak anak-anakku. Kemurtadan besar ini sedang menyebar semakin luas, terutama didalam Gereja Katolik. Kesesatan sedang diajarkan dan disebarkan, sementara itu kebenaran fundamental dari iman, yang selalu diajarkan dan dibela penuh semangat oleh Magisterium Gereja yang otentik guna melawan penyimpangan bidaah, kini disangkal tanpa mendapatkan hukuman. Pada saat-saat ini, didalam Gereja Katolik, hanya tersisa sedikit yang masih tetap setia kepada Kristus, kepada Kitab Injil, dan kepada seluruh kebenaran. Sisa yang sedikit ini akan membentuk sebuah kawanan kecil, yang selalu dijaga ketat oleh Hatiku Yang Tak Bernoda. Kawanan kecil ini akan terdiri atas para uskup, imam-imam, para religius, serta umat beriman yang tetap bersatu dengan Paus, dimana semuanya berkumpul didalam senakel dari Hatiku Yang Tak Bernoda, didalam doa yang tak ada hentinya, dengan penyangkalan diri yang berkelanjutan, dengan persembahan total untuk mempersiapkan jalan yang menyakitkan bagi kedatangan kedua dan mulia dari Puteraku Yesus...”

Kita sedang hidup di saat ketimpangan spirituil karena disorientasi jahat. Dan hal ini terjadi sebagai sebuah kejutan. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Germain Grisez, “Sepanjang orang-orang berada didalam dosa atau secara emosional tetap melekat kepada dosa, maka mereka bukan saja bergantung kepada pikiran atau perasaan yang tidak konsisten dengan kebenaran moral, tetapi mereka juga tidak bisa menerima pikiran dan perasaan lain yang jika tanpa hal itu mereka mungkin tak bisa meraih kebenaran, dan mungkin mereka tak bisa mengenali kebenaran itu lagi jika hal itu sampai di hadapannya, dan mungkin juga mereka tak mau menyambutnya jika kebenaran itu telah diketahuinya.” Dosa membuat mereka menutupi terang dari kebenaran moral. Dengan hidup didalam dosa maka mereka lebih menyukai kegelapan dari penipuan-diri serta rasionalisasi (lihat Jn 3:19-20). Seperti orang buta yang tak bisa menceritakan dia sedang berada didalam gelap atau terang, maka orang yang hidup didalam dosa juga tak bisa mengetahui apakah dirinya menyimpang dari kebenaran moral dan bahkan mencabut kebenaran itu dengan sengaja. Satu-satunya cara untuk keluar dari keadaan itu adalah berdoa memohon penyembuhan dari Roh dan memanfaatkan sakramen tobat, dengan penyesalan hati yang tulus atas dosa-dosanya (lihat Mzm 51:6-12).

Inilah yang dikatakan oleh Paus Benedict XVI ketika dia memperingatkan adanya bahaya terhadap Gereja.


Doa dan silih. Pesan La Salette!

Monday, August 24, 2015

Surat dr Pastor Alexander Lucie-Smith



Mengapa saya ikut menanda-tangani surat yang mendesak agar sinode tetap memegang teguh ajaran Gereja mengenai perkawinan
http://www.catholicherald.co.uk/commentandblogs/2015/03/25/why-i-signed-the-letter-urging-the-synod-to-stand-firm-on-marriage/



posted Wednesday, 25 Mar 2015


Saya tidak merasa ragu sedikitpun juga ketika menanda-tangani surat itu, dan saya merasa bersyukur kepada para pemrakarsa surat itu yang telah menjalankan tugasnya. 

Kembali pada beberapa waktu yang lalu, tak lama setelah penerbitan ensiklik Humanae Vitae, sekelompok umat Katolik Inggris yang dianggap saleh, menulis surat kepada The Times dan mengungkapkan perbedaan pandangan mereka atas ajaran ensiklik itu. Saat itu, saya dengar, hal itu cukup menimbulkan sensasi besar. Sebenarnya, hampir setiap penandatangan surat perbedaan pendapat itu seharusnya telah mati sekarang, tetapi saya ingat ada seseorang menunjukkan kepadaku seorang rohaniwan universitas, sudah tua, pensiunan, sebagai penandatangan pada beberapa tahun yang lalu, dimana hal ini hanya sebagai ingatan sejarah dan rasa ingin tahu masa lalu. Saat ini surat yang berisi perbedaan pendapat kepada majalah Times itu telah dilupakan. Sedangkan surat Ensiklik Humane Vitae tetap hidup, dan memang ia menjadi semakin penting, menurut pendapat saya, sementara waktu berlalu.

Kini kita memiliki sebuah surat yang baru, namun bukan mengenai perbedaan pendapat : ada hampir 500 imam Inggris (saya adalah satu diantaranya) yang memberikan dukungan kepada ajaran Gereja tradisional, (http://www.catholicherald.co.uk/news/2015/03/24/nearly-500-priests-in-england-and-wales-urge-synod-to-stand-firm-on-communion-for-the-remarried/) sebagai bentuk kepatuhan kepada uskup-uskup yang meminta kami untuk menyebar-luaskan pandangan dan pendapat kami ini, dan tentu saja demi kepatuhan kepada Paus, yang telah meminta kepada umat untuk berbicara secara bebas, secara berani. Itulah yang dimasudkan oleh kata “parrhesia”, seperti yang sering diucapkan sendiri oleh Paus. 

Saya tidak memiliki keraguan sedikitpun juga dalam menanda-tangani surat itu dan saya merasa bersyukur kepada pemrakarsa penulisan surat itu dalam menjalankan tugasnya. Ada beberapa alasan bagi hal ini. Beberapa diantaranya adalah :

Pertama-tama, saya adalah seorang teolog moral. Itu adalah tugas saya, dan terasa sangat penting bagi saya bahwa isu moral yang mendasarinya tidak menjadi kabur disini. Ya, memang ada isu-isu pastoral, namun tak akan ada solusi pastoral tanpa mempertimbangkan kebenaran moral. Yang cukup aneh, namun nampaknya hanya ada sedikit saja teolog moral yang ikut ambil bagian dalam sinode (2014) itu. Teologi pastoral adalah berkaitan dengan penerapan dari teologi moral. Berbicara tentang ketentuan pastoral tanpa menghormati moral apapun adalah laksana sebuah diskusi kecil di sebuah kamar dimana oxygen dikeluarkan semua dari kamar itu. 

Kedua, seperti halnya semua penanda-tangan surat itu, saya adalah seorang imam paroki. Saya tahu bahwa perceraian bukan lagi sebuah masalah sebagaimana adanya. Tentu saja disitu terlibat orang-orang yang bercerai dan orang-orang yang kawin lagi didalam paroki saya. Namun ada lebih banyak lagi yang tidak pernah menikah. Perceraian bukanlah masalah dari masayarakat yang maju seperti kita saat ini, namun masalahnya adalah bahwa perceraian itu begitu kuat dan maraknya hingga ia bisa menggerogoti perkawinan. Perkawinan telah menjadi ‘secarik kertas’, sebuah mata uang yang tak bernilai. Kita perlu membangun kembali institusi perkawinan dari dasarnya sampai ke atas. 

Hal ini berlaku bagi masyarakat maju, seperti kita sekarang. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang sedang berkembang? Saya menghabiskan waktu 4 tahun di Nairobi bekerja dalam berbagai situasi pastoral maupun mengajar, dan disanapun kami membangun sebuah ‘kesadaran akan nilai perkawinan’. Dan kita perlu untuk terus membangunnya. Kita perlu membangun model perkawinan Kristiani untuk menghadapi perkawinan poligami, perkawinan sementara serta kebiasaan kumpul kebo. Kita telah memulai disana, namun itu adalah sebuah jalan panjang ke depan. Maka adalah penting sekali agar sinode tidak menggerogoti tugas kita semua disini maupun di negara berkembang. 

Ke tiga, saya ikut menanda-tangani surat itu karena saya khawatir akan masa depan. Seperti apa jadinya sebuah masyarakat jika tanpa perkawinan (sah)? Nampaknya kita sedang menuju kesana. Jika kita atau orang lain mengijinkan adanya perkawinan kedua, dimana perkawinan pertama terbukti consummatum ac ratum, maka kita telah memberi ijin bagi terjadinya perkawinan sementara, dan yang lebih buruk lagi dari pada itu, kita menjadikan setiap perkawinan, yang semula bersifat absolut, kini menjadi tidak pasti, hanya kebetulan saja. Ini akan menjadi sebuah bencana. 

Peristiwa ini telah terjadi pada beberapa bagian dunia saat ini. Uparaca perkawinan sipil (tolong diingat, kita juga menghormati perkawinan sipil antara non-Katolik sebagai hal yang mengikat) berbicara tentang hubungan yang permanen dan selamanya, namun dengan diberikannya kemudahan bagi perceraian, apakah orang-orang yang ikut menyaksikan perkawinan sipil itu diyakinkan bahwa mereka sedang menyaksikan sebuah persekutuan yang abadi sedang terjadi? Sekali lagi, berbicara kepada seorang teman dari komunitas agama yang lain, dia mengatakan kepada saya bahwa gerejanya sendiri, yang memiliki tata upacara perkawinan yang berbicara tentang perkawinan abadi, namun secara realita telah melupakan konsep keabadian itu. Dia berkata :”Setiap perkawinan adalah tak bisa diceraikan hingga saatnya kita mengatakan bahwa perkawinan itu dibubarkan.” Keadaan seperti inikah yang akan kita tuju?

Akhirnya seperti yang dikatakan oleh Rowan Williams : Yesus nanti adalah yang mempertanyakan jawaban kita, bukannya Dia yang memberikan jawaban atas pertanyaan kita. Tentu saja Dia melakukan hal ini di bidang perkawinan. Sabda Tuhan sudah cukup jelas, Sabda bersejarah yang tak pernah dianggap serius oleh manusia : 

Maka datanglah orang-orang Parisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?” Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah." (Mark 10:2-12).

Tak seorangpun bisa menyangkal bahwa ini adalah sebuah ajaran yang amat menantang. Namun janganlah putus asa. Kita bisa menghadapi tantangan itu. Untuk itulah Kristus mati di kayu salib bagi kita.