Tuesday, June 30, 2015

Kebohongan klasik mengenai Dialog – kali ini dalam hal Laudato Si

Kebohongan klasik mengenai Dialog – kali ini dalam hal Laudato Si


Apakah PF ingin berdebat?
Written by Elizabeth Yore

Gereja tahu bahwa perdebatan yang tulus haruslah didorong untuk terjadi diantara para ahli. “~Laudato Si” PF

Di seluruh text Laudato Si, PF menyatakan bahwa dirinya bersikap terbuka terhadap sebuah perdebatan dan sebuah dialog mengenai isu-isu lingkungan yang diangkat dalam ensiklis itu. Kenyataannya, hampir 21 kali dalam ensiklis itu, PF selalu mendorong dialog diantara para religius, para ideolog serta orang-orang lain. Paus juga mengundang sebuah perdebatan mengenai solusi lingkungan hingga 12 kali dalam ensiklis itu. Meskipun dia mengatakan bahwa dia ingin opini-opini yang berlawanan untuk diperdebatkan dan dihadirkan, apakah benar itu yang menjadi realita di Vatican dan masa kepausan sekarang ini?

 ‘Jiwa’ dari ensiklis itu sebenarnya mengatakan niatan yang sebenarnya dari Vatican. Pada kalimat pertama dari bagian 12 ensiklis, PF meminta sebuah ‘dialog baru’, sebuah ‘perbincangan’, mengenai tantangan-tantangan dalam lingkungan. Namun pada akhir dari alinea yang sama, Paus menegaskan posisinya yang benar-benar berlawanan:

Sikap untuk menghalangi, bahkan pada orang-orang yang beriman, dapat berkisar dari penolakan atas masalah ini hingga sikap ketidak-pedulian, bersikap acuh tak acuh atau keyakinan yang buta dalam memberikan solusi teknis atas masalah lingkungan. Kami membutuhkan sebuah solidaritas yang baru dan universal.

Lalu, apa artinya ini? PF menginginkan Dialog atau konsensus Solidaritas?

Ensiklis itu penuh dengan berbagai kontradiksi, baik besar maupun kecil, namun seruan untuk berdialog dan berdebat telah dikaburkan oleh kenyataan yang terjadi di Vatican City.

Seseorang hanya perlu melihat kepada tanggapan Vatican terhadap delegasi para ahli internasional yang terkenal, yang berusaha mencari data pendukung ilmiah yang bertentangan, untuk bisa menyanggah isu pemanasan global yang dikeluarkan oleh Pontifical Academy of Social Sciences (PASS) dan Curia Roma. Para ahli ini, beberapa ada yang dari kaum veteran NASA yang mempelajari cuaca dan atmosfir bumi untuk memastikan keamanan pendaratan di bulan bagi para astronaut dan kembali lagi ke bumi dengan aman. Namun para ahli dari program Apollo ini langsung ditolak dan diabaikan pendapatnya oleh Vatican. Vatican memperlihatkan sikap tidak tertarik adanya sebuah dialog ataupun perdebatan. Sebagai petinggi dari Pontifical Academy of Social Sciences (PASS), Uskup Sanchez Sorondo menyatakan dengan keras :”Ilmu pengetahuan telah diselesaikan”. Begitu juga pertukaran ide serta gagasan ilmiah yang bertentangan ‘telah diselesaikan pula’, hingga sejalan dengan ensiklis yang dikeluarkan.

Namun kemudian ada bukti yang cukup mengganggu bahwa Vatican tidak merasa tertarik dengan dialog dan perdebatan mengenai sejumlah besar data dan bukti yang membuktikan, setidaknya, bahwa perubahan iklim adalah disebabkan oleh manusia atau isu perubahan iklim itu hanya bohong semata.

Uskup yang sama, Sorondo, beserta Presiden PASS, Margaret Archer, menanggapi sikap para ahli dari the Heartland Institute dengan umpatan dan makian yang jarang sekali bisa keluar dari Tahta Suci. Sorondo menyebut tim ahli klimatologi dan para insinyur internasional dari the Heartland Institute sebagai ‘para peserta pesta minum teh’ dan ‘para penyangkal’, yang didanai oleh ‘uang dari minyak bumi’. Tidak satupun komentar-komentar politik dan merendahkan mereka itu adalah benar dan mereka (para ahli itu) telah menyampaikan agenda politik yang sebenarnya dan tidak ada dialog di Vatican. Dan ada lebih banyak lagi umpatan lainnya.

Margaret Archer, President PASS telah memposting kalimat-kalimat yang kasar di Vatican website yang isinya menentang mereka yang berani mempertanyakan para ahli Vatican serta para ahli pertumbuhan penduduk dari PBB, yang telah bekerja sama bahkan menjadi penasihat dan yang menulis dokumen-dokumen Vatican. Ini adalah politik, dalam permainan yang berbahaya yang bukan dilakukan melalui mesin-mesin politik melainkan didalam ruangan-ruangan Tahta Suci. Para pejabat Vatican secara sengaja menolak perdebatan, dialog, serta perbedan pendapat dengan meminjam sebuah kutipan dari buku Saul Alinsky’s Rule for Radicals. Rule #5, Ridicule your Opponent.

Di sepanjang ensiklis itu PF menyatakan bahwa pemanasan global buatan manusia adalah ilmu yang bisa diterima dan terdapat sebuah konsesus diantara komunitas para ahli. Hal ini adalah tidak benar. Berlawanan dengan pernyataan ensiklis kepausan, Vatican tidak tertarik pada dialog atau perdebatan. Para pejabat tinggi Vatican membekukan adanya penentangan, dan mereka terlibat dalam permainan politik untuk menghancurkan pribadi-pribadi tertentu.

Untuk membungkam kritikan terhadap dirinya, Margaret Archer dengan congkaknya mengingatkan para pengkritik itu bahwa dirinya ditunjuk oleh PF untuk menempatkan segala kritikan itu ‘di tempat dingin diluar sana’.


Ya, Margaret, itulah yang kita bicarakan disini. Tak ada pemanasan global itu. 

'Teologi Perkawinan' : sebuah kuda Troya dari Kard. Kasper.




'Teologi Perkawinan' : sebuah kuda Troya dari Kard. Kasper.

Silakan lihat disini 
http://biblefalseprophet.com/2015/06/30/kaspers-trojan-horse-theology-of-marriage/

Janganlah kita tertipu.

Kard. Cupich berbicara soal ‘perkawinan sodomi’



Kard. Cupich berbicara soal ‘perkawinan sodomi’ : Gereja harus meluaskan dukungan bagi semua keluarga, apapun keadaannya.


RORATE EDITORIAL: Inilah saatnya bagi para Uskup untuk berbicara sebagai umat Katolik sejati

Since the promulgation of Obergefell v. Hodges, the decision of the Supreme Court of the United States on the definition of State-defined marriage, a growing number of U.S. Catholic prelates have been issuing their own statements about this abominable decision by five justices of the Court (two of whom are baptized Catholics, including the majority opinion's author himself). Some forthrightly condemned the decision's injustice and immorality. Others restated Catholic doctrine clearly, but without the forcefulness clearly warranted by the situation. Others offered decidedly lukewarm, limp-wristed statements that repeated a minimum of orthodox doctrine in as inoffensive and unconvincing a manner as possible, while tacitly accepting elements of the new secular orthodoxy and undermining what resistance towards it is left among Catholics.
The most symbolic statement was that of the new Archbishop of Chicago, Blase J. Cupich, as lukewarm and limp-wristed as can be imagined. Let no one be fooled: behind the façade of equanimity, this statement represents capitulation, pure and simple:

Precisely because a one-page statement cannot include everything that needs to be said, what Archbishop Cupich has chosen to say assumes greater significance. He has chosen to say precisely the things that will not only help our adversaries but also whet their appetites further. By repeating (without qualification or refutation) the claim that this decision is about "equal rights for all citizens" and "the political demands of equality," and that this is all about "civil marriage," Archbishop Cupich concedes key grounds to the homosexuals and their drive to fence off public life for themselves and their faithful servants. This makes him complicit in the exile of Christian principles from public life and the reduction of the Church to a merely private institution, content as long as its sacraments are untouched, and as long as it is graciously permitted to keep its beliefs.
Indeed, he says nothing about the grave harm that "gay marriage" has inflicted and will inflict on religion and society as a whole. We say "religion" because we have no illusions about where the "gay marriage" juggernaut will end. Homosexual activists will not be content with civil "marriage" -- they will not be content until they have managed to defile even our sanctuaries with their perverse "nuptials."
It is all the more distressing, then, that in the middle of the vitriol and genuine hatred being poured out by the "gay lobby" against Christ and His Church, Archbishop Cupich chooses to focus on lecturing Catholics to "respect" homosexuals.

By putting the bulk of their efforts into lecturing the Catholic faithful about the need to be "welcoming," "respectful," "charitable" and "kind" towards the homosexual lobby, not a few prelates and clerics play right into the homosexual playbook. It is even more heart-rending that many "conservative" and "traditionalist" clerics, perhaps due to fear, are joining the bandwagon of niceness by distancing themselves from "harsh" Catholics, whose only "harshness" lies in using language that would have been mild and normal for Catholics until the 1960's.By legitimizing the false homosexual narrative of "victimhood" by "harsh, uncharitable and cruel" Catholics and other Christians, they implicitly concede that the homosexuals have the right to define who is the victim and who is the oppressor. This will only make it harder, if not virtually impossible, for our brethren to continue standing up to the new "orthodoxy" that the American State now wishes to impose.
For the "gay lobby," any statement of Catholic orthodoxy is by definition "hateful" and "harsh." Any sign of opposition against their demands is a form of "bigotry" that must be dealt accordingly with increasingly stringent legal measures -- with the next most likely step being the stripping of tax exempt status for religious institutions.The homosexual lobby will not be content with anything less than the full rejection of Catholic doctrine on sexuality and the acceptance of their beliefs as the new, fabulous orthodoxy. They will exploit any sign of weakness, any sign of surrender, as openings to press more and more outrageous demands, secure in the knowledge that our side has little real stomach left for a fight.
The reality is that in the past few decades, Catholics have rendered great respect to homosexuals and the followers of various erroneous if not perverse ideologies and doctrines, to the extent of sacrificing the militancy that the defense of the truth rightfully requires. If the Church had fought homosexual pseudo-marriage with half the militancy with which it used to resist godless ideologies only a few decades ago, not a single Western country with an appreciable number of Catholics would have legalized this perversity -- at least not without Catholics first daring genuine martyrdom in vast numbers.And yet, faced by one defeat after another, the only solution that so many Catholic prelates -- including Pope Francis -- can see is to insist on avoiding "hurtful" and "offensive" language even more. In the infamous words of the Synod of 2015'sInstrumentum Laboris #78, language that is "clear and inviting, open, which does not moralize, judge or control" is the demand of the Church, not just on the Church.
This is the language of a Church that refuses to fight, refuses to stand up for its Faithful, and that will sooner rather than later find itself thrust back into the catacombs. The Church will now be in the closet.


Sunday, June 28, 2015

Kasper terus mendorong pengakuan terhadap pezinah







June 26, 2015 (LifeSiteNews) -- Kard. Kasper telah menerbitkan sebuah artikel dalam jurnal berbahasa Jerman Stimmen der Zeit (Voices of the Time) terbitan Juli nanti, yang isinya pertanyaan mengenai orang-orang yang bercerai kemudian menikah lagi serta kemungkinan mereka untuk menerima Komuni Kudus. Disitu dia melipat gandakan upayanya untuk mengajukan “Kasper Proposal,” yang sebelumnya telah ditolak dan disanggah oleh para ahli dan beberapa Uskup dari Gereja Katolik.....

12 NUBUATAN YANG MENUNJUKKAN ADANYA MASALAH DIDALAM MASA KEPAUSAN MENDATANG


12 NUBUATAN YANG MENUNJUKKAN ADANYA MASALAH DIDALAM
MASA KEPAUSAN MENDATANG

Posted on March 13, 2014 by ‘twohearts’

By Dr. Kelly Bowring, Author of the bestseller The Secrets, Chastisement, and Triumph and of The Signs of the Times

13 Maret 2014; Two Hearts Tekan LLC (www.TwoHeartsPress.com). Saya pikir Paus Francis adalah Paus yang memenuhi nubuatan apokaliptik selama periode yang berkaitan dengan Paus terakhir dari nubuatan Malachy. Tidak ada lebih banyak ruang bagi Paus yang lain sesuai dengan nubuatan ini, sebelum peristiwa akhir itu terungkap. Setahun yang lalu, setelah memeriksa berbagai nubuatan surgawi yang layak dipercaya di zaman kita sekarang serta hubungannya dengan pemilihan Paus yang baru, saya menulis sebuah artikel yang menjelaskan bahwa itu adalah "masuk akal" (nampaknya masuk akal, tetapi belum bisa dipastikan) bahwa nubuatan-nubuatan itu mungkin benar yang menyatakan bahwa Paus Francis adalah Nabi Palsu.

Saat ini, satu tahun kepausannya, bukti-bukti semakin menumpuk dari nubuatan surgawi yang kredibel serta dari tindakan Paus Francis sendiri, ajaran-ajarannya dan agenda-agendanya yang sejalan dengan nubuatan, membuat saya sekarang berpikir bahwa bukan hanya masuk akal, tetapi juga bahkan "mungkin" dia adalah Nabi Palsu ... hal itu adalah sangat mungkin.

Sebagai seorang teolog Katolik, saya mengatakan ini dengan rasa takut yang mendalam, dan saya meminta pembaca untuk mendengarkan saya lebih dahulu sebelum menarik kesimpulan anda sendiri. Nampak jelas bagi umat Katolik yang setia saat ini, dan semakin jelas saja ketika tahun yang lalu berjalan, bahwa beberapa tindakan dan ajaran Paus Francis telah menyulut keprihatinan yang sungguh dan serius. Artikel ini meminta anda untuk melihat berbagai tindakan dan pernyataan yang membingungkan dari Paus Francis serta "Francis effect" yang muncul dengan melihatnya melalui terang dari berbagai nubuatan yang berhubungan tentang dia.

Tentu saja, waktu akan membuat semuanya menjadi lebih jelas mengenai segala rencana dan agendanya, sementara dia terus bertindak melampaui retorikanya yang terkenal saat ini menuju implementasinya. Jadi untuk saat ini, saya menahan diri untuk mengambil kesimpulan, sambil saya, sebagai seorang teolog Katolik yang setia, untuk selalu taat kepada Gereja, memberi kesempatan kepada Paus Francis untuk membuang keraguan saya ini.  Tetapi saya akan terus bersikap waspada dan memperhatikan, dan saya pikir bahwa jika dia adalah seorang Paus yang benar, dan nubuatan-nubuatan itu yang salah dan retorikanya yang cukup mengganggu itu ternyata benar, maka dia akan senang atas kewaspadaan saya atas nama Gereja.

Namun demikian, adalah tugas saya untuk menghadirkan bagi anda, para pembaca, beberapa alasan yang telah membawa saya sampai pada dugaan saya saat ini. Pertama, saya akan menyajikan nubuatan-nubuatan surgawi yang kredibel tentang Nabi Palsu, kemudian apa yang diharapkan dari Nabi Palsu itu sesuai dengan nubuatan yang ada, dan akhirnya bagaimana umat Katolik harus menanggapi kemungkinan dan kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa Paus Francis mungkin adalah Nabi Palsu.

I. Nubuatan-nubuatan Biblis dan Surgawi yang kredibel berkenaan dengan Nabi Palsu

Berikut ini adalah 12 sumber nubuatan yang berkaitan dengan Nabi Palsu:

1. Didalam Kitab Wahyu, Nabi Palsu itu disebut sebagai Binatang dari dalam bumi, ‘seperti anak domba’ yang menjadi kepala agama dari gereja palsu. Nabi Palsu itu ‘menipu mereka yang tinggal di bumi.’ Adalah penting untuk mengetahui bahwa Nabi Palsu itu akan menjadi pembohong terbesar yang pernah hidup di bumi, laksana serigala berbulu domba, dengan berpura-pura baik padahal sebenarnya tidak. Dengan hal ini maka dia akan menuntun banyak umat beriman menuju kesesatan, dan akhirnya dia akan membuat seluruh bumi ini menghormati dan menyembah antikris (Why 13:12). Katekismus mengatakan: Sebelum kedatangan Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang yang percaya'.....  dalam bentuk kebohongan religius yang paling buruk yang akan menjadi salah satu kemurtadan (CCC 675)

2. Secara obyektif dan patut dicatat, kita sedang berada pada Paus terakhir dari zaman ini sesuai dengan nubuatan St. Malachy yang terkenal itu. St. Malachy adalah orang kudus abad kedua belas yang nubuatan-nubuatannya mengenai Paus terakhir dari zaman kita, yaitu Paus yang akan memerintah setelah Paus Benediktus XVI, mengatakan tentang dia:

“Dalam penganiayaan terakhir atas Gereja Kudus Roma akan memerintahlah Petrus Romanus, yang akan memberi makan domba-dombanya di tengah banyak kesengsaraan, dan setelah itu kota tujuh bukit itu (Roma) akan dihancurkan dan Hakim mengerikan akan menghakimi orang-orang.”

Jadi, apa yang dikatakan oleh nubuat ini kepada kita? Ia memberitahu kita bahwa selama pemerintahan Paus Francis (selama periode ke 112 dari paus yang dinubuatkan), kita akan menanggung penganiayaan terakhir. Hal itu tidak terjadi di masa mendatang, tetapi sekarang. Dan bahwa Roma akan segera dihancurkan. Hal ini juga sesuai dengan nubuatan La Salette (lihat di bawah). Dari 112 Paus dalam nubuatan Malachy, paus terakhir yang tercantum adalah Petrus Romanus, adalah satu-satunya yang tidak memiliki angka pada namanya.

Mengapa semua paus lainnya memiliki angka pada namanya kecuali paus terakhir? Apakah ini merupakan petunjuk tentang ketidak-absahannya? Mungkin saja. Jadi, "Petrus Romanus" tidak mengacu pada "bertahtanya" Paus duniawi; itu bukanlah Paus Francis, tapi mungkin seseorang yang lain? Lebih lanjut tentang hal ini akan kita bicarakan nanti. Dan nubuatan itu  juga memberitahu kita bahwa Sang Hakim sedang tiba kembali dalam generasi ini untuk memulai penghakiman, mungkin untuk mengantarkan Zaman Damai yang baru seperti yang dinubuatkan oleh Bunda Fatima.

3. Bunda La Salette bernubuat tentang saat-saat zaman akhir:

Roma akan kehilangan iman dan menjadi tempat kedudukan dari antikris ... seluruh alam semesta 
akan diserang oleh ketakutan, dan banyak orang akan membiarkan dirinya disesatkan.
Gereja akan kehilangan terangnya ...

Melanie (visioner) menyatakan bahwa Bunda Maria mengatakan, Gereja akan "dikalahkan" dalam dua makna: 1) "orang tidak akan tahu siapa yang merupakan Paus yang benar"; 2) "untuk sementara waktu, Kurban Kudus akan berhenti dipersembahkan (secara benar) di gereja-gereja."

4. Melalui Fr.Gobbi, Bunda Maria berkata:

“Aku akan membawa kamu kepada pemahaman yang penuh atas Kitab Suci. Lebih dari itu, aku akan membacakan bagimu halaman-halaman dari kitab terakhirnya (Kitab Wahyu), dimana kamu sedang hidup saat ini. Aku sedang membuka bagimu kitab yang termeterai, agar rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dapat terungkap ...”

Jadi, sesuai dengan nubuatan ini, generasi kita akan mengalami pertempuran terakhir dari Kitab Wahyu, dan awal dari milenium perdamaian. Jadi, peristiwa-peristiwa itu telah sampai kepada kita terutama sekarang ini.

Sehubungan dengan Nabi Palsu didalam Kitab Wahyu, Bunda Maria berbicara melalui Fr. Gobbi:

“Akan muncul dari dalam bumi, dengan pertolongan dari binatang hitam yang muncul dari dalam laut, seekor binatang yang memiliki dua tanduk seperti anak domba ...yang erat kaitannya dengan keimaman ... Binatang dengan dua tanduk seperti domba itu menunjukkan Freemasonry yang dimasukkan ke bagian dalam dari Gereja, yaitu Masoneria eklesiastik, yang telah menyebar terutama di kalangan para anggota hirarki. Infiltrasi Masonik ini, di bagian dalam dari Gereja, telah diramalkan kepadamu olehku di Fatima, ketika aku mengumumkan kepadamu bahwa Setan akan masuk bahkan hingga ke puncak Gereja. Tugas Masoneria eklesiastik ini adalah menghancurkan Kristus dan Gereja-Nya, membangun sebuah berhala baru, yaitu kristus palsu dan sebuah gereja palsu.”

Gereja akan menyaksikan saat dari kemurtadannya yang besar. Manusia durhaka itu akan menembus masuk ke bagian dalamnya dan akan duduk di pusat Bait Allah, sedangkan sisa umat yang masih tetap setia akan mengalami cobaan dan penganiayaan yang terbesar.

Kemurtadan, pada saat itu, akan terjadi secara luas karena hampir semua akan mengikuti kristus palsu dan gereja palsu. Kemudian pintu akan terbuka bagi kemunculan pria atau pribadi yang disebut antikris itu!

5. Ada nubuat terkenal dikaitkan dengan Santo Fransiskus, sebagai berikut:

“Pada saat kesesakan ini ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonis, akan diangkat menjadi Paus, yang dengan kelicikannya akan berusaha menarik banyak orang ke dalam kesesatan... Akan ada berbagai perbedaan pendapat dan perpecahan di antara orang-orang ... karena pada hari-hari itu Yesus Kristus akan mengirim mereka bukan seorang Pastor yang benar, tetapi seorang perusak.”

Satu-satunya cara Paus Francis bisa memenuhi nubuat ini, jika memang hal itu benar, adalah jika dia secara pribadi (secara rahasia) menjalankan bid'ah didalam hatinya pada saat pemilihannya dulu. Maka dia bukanlah seorang yang terpilih secara sah. Jika dia terpilih secara tidak sah, maka dia adalah "seorang perusak" dan kepausannya akan menjadi kosong, karena seorang penipu berada di atas takhta Petrus - yang sangat kecil sekali kemungkinannya untuk terjadi.

Mungkin itulah sebabnya Our Lady of Success mengatakan pada tahun 1611 tentang saat kita sekarang ini dengan menyebut bahwa saat ini akan menjadi saat kemenangan Setan yang sangat jelas, yang akan membawa penderitaan yang sangat besar bagi imam-imam yang baik dan bagi umat beriman yang setia. Dengan demikian, umat beriman hendaklah "terus menerus memohon kepada Bapa Surgawi agar Dia akan mengakhiri saat-saat yang buruk ini, dengan mengirim Pemimpin Gereja yang akan mengembalikan semangat imam-imamnya."

6. Nubuatan Bl. Catherine Emmerich:

Aku juga menerima penglihatan lainnya mengenai saat kesesakan besar. Nampak bagiku bahwa sebuah kesediaan dituntut dari para klerus yang tidak bisa dilaksanakan (mungkin memaksa mereka untuk memberikan komuni kepada orang yang bercerai / menikah lagi dan memberkati pasangan gay) ... Seolah-olah saat itu orang-orang terpecah menjadi dua kubu ...

Aku juga melihat hubungan antara DUA Paus ... Aku melihat betapa buruknya (berbahaya) akibat-akibat dari gereja palsu ini ... aku melihat bahwa Gereja Petrus dirusak oleh rencana yang sedang dikembangkan oleh sekte rahasia ... Mereka membangun sebuah gereja yang besar, tunggal, gereja yang mewah yang merangkul semua kepercayaan dengan hak yang sama: Evangelis, Katolik, dan semua pemeluk agama lainnya, sebuah persekutuan sejati yang sesat dengan satu gembala dan satu kawanan ... aku melihat akibat-akibat yang fatal dari gereja palsu ini: aku melihatnya semakin besar; aku melihat segala macam bidaah...

Ketika Gereja yang benar sebagian besar telah dihancurkan, dan ketika hanya tempat kudus dan altar-altar saja yang masih berdiri, aku melihat si perusak memasuki Gereja bersama Binatang itu (antikris) 

... Aku melihat Bapa Suci dalam penderitaan besar. Dia tinggal di sebuah istana yang lain dari sebelumnya ... Aku melihat sebuah gereja yang aneh sedang dibangun dengan melanggar setiap aturan ... sebuah Gereja Roma yang baru dan heterodoks... Semuanya sedang dilakukan menurut akal manusia. Aku melihat segala macam orang, perlengkapan, doktrin, dan pendapat. Ada sesuatu yang terkesan membanggakan, sombong, dengan kekerasan didalamnya, dan mereka nampaknya sangat berhasil .... Gereja yang benar sangat terisolir dan seolah benar-benar kosong. Nampak bahwa setiap orang berlari meninggalkannya. Di mana-mana aku melihat kesengsaraan yang besar, kebencian, pengkhianatan, dendam, kebingungan dan kebutaan total. Oh kota! Oh kota! Apa yang mengancam engkau? Badai sedang tiba, waspadalah!

[Aku juga melihat berbagai wilayah di bumi. Penuntunku (Yesus) menyebut Eropa dan menunjuk ke sebuah wilayah kecil dan berpasir, Dia mengucapkan kata-kata ini: "Inilah Prussia (Jerman Timur), musuh." Lalu Dia menunjukkan kepadaku tempat yang lain, ke arah utara, dan Dia berkata: 'ini adalah Moskva, tanah Moskow, membawa banyak kejahatan '.] Untuk membaca lebih lanjut tentang nubuatan tentang Rusia dan kedatangan gelombang kedua dari komunisme, baca artikel ini.

7. Pedro Regis, (pesan-pesan yang diterimanya telah mendorong Uskup setempat memberikan pengakuan) melaporkan perkataan Bunda Maria:

Harinya akan tiba ketika Paus yang benar akan diturunkan dari tahtanya... Undang-undang akan diberikan untuk menghalangi tindakan Gereja

Dalam pertempuran besar yang terakhir, asap dari Iblis akan muncul di rumah Allah, tetapi terang Tuhan akan menang ... tidak adanya rasa kasih akan kebenaran dan tidak adanya rasa hormat terhadap sakramen-sakramen akan menyebabkan banyak orang tertahbis berjalan menuju jurang kemurtadan ... masa depan Gereja akan ditandai dengan perpecahan besar dan sebuah kediktatoran agama yang menyedihkan. Peter akan menghadapi Yudas dalam perjalanannya ... Pengkhianatan akan menyentuh tahta Petrus ... sebuah keputusan akan dibuat dan akan muncul kebingungan besar di istana (Vatikan) ... Masa depan akan ditandai oleh berbagai perpecahan dan skandal didalam Gereja Yesusku...

Pengkhianatan akan menyentuh tahta Petrus ... ditandai dengan konflik serius antara Gereja yang benar dan yang palsu.

Santo Petrus akan mengarahkan bahteranya di tengah-tengah prahara besar. Bahtera Santo Petrus akan oleng, dan akan terjadi kebingungan besar ...

Seorang pria nampaknya baik akan muncul. Dia akan menipu banyak orang, karena dia akan menyatakan keajaiban-keajaiban besar. Dia akan datang DARI BELAHAN BUMI SELATAN dan banyak orang akan menganggapnya sebagai seorang penyelamat. Perhatikanlah dan janganlah tertipu ...
Akan ada dua buah tahta, tetapi hanya satu saja yang akan menjadi penerus sejati dari Peter ... seoramg Paus yang sombong akan memecah Gereja. Perintah-perintahnya akan dipatuhi dan apa yang berharga akan dibuang. Sebuah kebingungan rohani yang besar sedang dalam perjalanan ... orang yang seharusnya menjadi Petrus akan menjadi Yudas. Dia akan membuka pintu bagi musuh dan akan membuat pria dan wanita yang beriman menderita ... Gereja akan berjalan tanpa Petrus ... sebuah perang akan muncul di Roma dan hanya beberapa saja yang akan bisa bertahan.
Dengarkanlah kepada magisterium yang benar dari gereja dan menjauhlah dari tipu daya iblis.

8. Bunda Akita berbicara tentang saat-saat sekarang ini :

Karya setan akan merembes bahkan ke dalam Gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup lainnya. Para imam yang menghormati aku akan dihina dan ditentang oleh sesama mereka. Gereja-gereja dan altar akan dirampas. Gereja akan penuh dengan orang-orang yang menerima kompromi dan setan akan menindas banyak imam dan jiwa-jiwa tertahbis agar meninggalkan pelayanan kepada Tuhan.

9. Sr. Elena Aiello (d. 1961), dinyatakan sebagai Terberkati pada 14 September, 2011 oleh Pope Benedict XVI, bernubuat sebegai berikut:

Rusia akan bergerak menuju semua negara-negara Eropa, khususnya Italia, dan akan mengibarkan bendera diatas Kubah Santo Petrus. Italia akan dicobai dengan keras oleh sebuah revolusi besar, dan Roma akan dimurnikan dalam darah atas dosa-dosanya, terutama dosa ketidak-murnian! ... Oh, betapa itu adalah penglihatan yang mengerikan aku! Sebuah revolusi besar yang sedang terjadi di Roma! Mereka memasuki Vatikan. Paus dalam keadaan sendirian; mereka menangkap Paus. Mereka menangkapnya dengan paksa.

10. Dilaporkan juga bahwa Yesus juga bernubuat melalui Hamba Allah Luisa Piccarreta dengan mengatakan: “Negara-negara dimana Aku berkenan, Italia dan Perancis, adalah negara yang telah menyangkal Aku paling besar... Mereka juga menjadi negara yang akan menentang lebih keras terhadap Gereja ...Manusia telah kehilangan agama. Agama diabaikan oleh orang-orang yang menyebut dirinya saleh... ini sebabnya mengapa manusia hidup seperti binatang - dia telah kehilangan agama ...

Gereja begitu penuh dengan penderitaan batin, selain itu ia juga akan menerima penderitaan fisik. Aku melihat orang-orang memulai sebuah revolusi, memasuki gereja-gereja, mencopoti altar-altar dan membakarnya, mengancam kehidupan para imam, memecahkan patung-patung ... dan ribuan lagi penghinaan dan kejahatan lainnya ... sepertinya ada sebuah keributan yang luas terhadap Gereja ... aku melihat banyak imam melarikan diri dari Gereja dan berbalik melawan Gereja. (Yesus mengatakan hal ini terjadi karena mereka hanya memusatkan perhatian kepada hal-hal manusiawi dan duniawi, yang pada gilirannya mengeraskan hati mereka terhadap hal-hal yang ilahiah).

Yesus berbicara lebih jauh tentang kaum religius, imam-imam, dan musuh-musuh Gereja, dengan berkata: Pada diri kaum religius, para klerus, dan pada mereka yang menyebut diri mereka sebagai orang Katolik, KehendakKu bukan saja mengalami penderitaan, tetapi juga ditindas hingga dalam keadaan lesu, seakan ia tidak punya kehidupan. Berapa banyak orang yang berpura-pura menjadi anak-anakKu, padahal mereka adalah musuhKu yang paling  sengit! Anak-anak palsu ini adalah para perampas, yang mementingkan diri sendiri dan sangat meragukan; hati mereka penuh keburukan. Anak-anak ini adalah yang pertama melancarkan peperangan terhadap Gereja - mereka akan mencoba untuk membunuh ibu mereka sendiri! Segera mereka akan menyatakan perang melawan Gereja, dan musuh Gereja yang terbesar adalah anak-anaknya sendiri ...

Jika dunia nampaknya dalam keadaan damai, dan mereka menyanyikan pujian-pujian perdamaian, maka semakin besar mereka menyembunyikan peperangan, revolusi dan tindakan-tindakan tragis terhadap umat manusia yang malang, dibalik suasana perdamaian yang bersifat sementara dan tersamar. Dan semakin besar nampaknya mereka mendukung GerejaKu, sambil menyanyikan hymne kemenangan dan kejayaan, serta praktek-praktek persatuan antara negara dan Gereja, maka semakin dekatlah percekcokan yang telah mereka mempersiapkan melawan Gereja.

11. Berbagai nubuatan dari abad terakhir juga memberikan beberapa petunjuk tentang apa yang diharapkan terjadi:

Yohanes dari the Cleft Rock (abad ke-14) bernubuat: Menjelang akhir dunia ini ... Paus bersama para kardinalnya terpaksa melarikan diri dari Roma dalam kondisi mengenaskan menuju ke tempat di mana mereka tak akan bisa diketahui. Paus akan mati secara kejam dalam pengasingannya. Penderitaan Gereja akan jauh lebih besar dari pada waktu-waktu sebelumnya dalam sejarahnya ... Sekitar tahun 2000 Masehi, Antikris akan menyatakan dirinya kepada dunia.

Joachim dari Fiore bernubuat:

Antikris akan menggulingkan paus dan merebut tahtanya.

Premol (abad ke-5) bernubuat tentang perpecahan serta Paus dari zaman akhir yang melarikan diri:
Kita diperingatkan tentang bagaimana kita akan diperlakukan! Jadi mengapa kita harus berjuang? Karena Allah telah memanggil kita untuk menjadi penjagaNya (lihat Yeh 33). Haruskah kita terkejut jika si jahat akan bereaksi dengan cara seperti ini terhadap kita setelah kita menelanjangi dirinya beserta segala rencananya yang tersembunyi? Semoga Allah membimbing kita didalam kebenaranNya dan melimpahkan rahmat-Nya sesuai dengan Kehendak IlahiNya.

Dengan semua nubuatan ini mengenai Nabi Palsu, anti-paus, siapakah sosok yang merupakan "Petrus Romanus" menurut nubuat St. Malachy, yang konon saat ini sedang memerintah sebagai paus terakhir dari zaman ini? Nah, pesan-pesan kenabian dari Pedro Regis, yang telah memperoleh pengakuan dari Uskup setempat, menyatakan bahwa sosok ini tidak lain adalah dari St. Petrus yang memerintah secara rohani atas Gereja saat ini dari Surga, karena menurut nubuatan itu, kepausan di dunia saat sekarang ini sedang kosong, dimana ia diselenggarakan oleh seorang penipu. Apakah ini benar atau tidak, saya tidak tahu, tetapi hal itu adalah mungkin. Waktu akan memberitahu kita. Beberapa orang mungkin menambahkan pada titik ini bahwa umat Katolik tidak perlu percaya pada pewahyuan pribadi, tapi saya bertanya kepada anda - Apakah anda pikir Tuhan akan berkenan dengan adanya penolakan langsung terhadap nubuatNya hanya karena hal itu membuat kita merasa tidak nyaman. Bukankah segala nubuatan ini ada didalam Alkitab? Dan tidakkah St. Paulus mengatakan tentang nubuatan bahwa kita harus "menguji segala sesuatu dan memegang apa yang baik" ? (1 Tes. 5:21) dan Paus Urbanus juga berkata tentang nubuatan bahwa "Lebih baik percaya daripada tidak percaya "?


12. Tulisan ada di dinding dan jari Allah menaruhnya di sana. Jika semua nubuatan ini berhubungan dengan Paus Francis, yang adalah mungkin, maka nubuatan dari seorang Paus dan martir, sebagaimana dimaksud dalam mimpi St John Bosco yang terkenal itu, dan didalam Rahasia ke tiga Fatima, serta nubuatan Paus Pius X tentang seorang paus yang meninggalkan Vatikan dengan tergesa-gesa dan yang meninggal secara kejam di tempat pengasingan, apakah hal ini merujuk kepada Paus (Emeritus) Benediktus?.

Beberapa Paus yang memerintah belakangan ini telah menubuatkan tentang salah satu dari penerus mereka:

Menurut nubuatan St. Pius X:

Saya telah melihat salah satu penerus saya, dengan nama yang sama, yang melarikan diri di atas tubuh saudara-saudaranya. Dia akan berlindung di beberapa tempat persembunyian; tetapi setelah saat jeda yang singkat, dia akan mati dengan cara yang kejam.

Bukankah nubuatan ini mengacu kepada Paus (Emeritus) Benediktus? Sangat mungkin! St Pius X bernubuat bahwa Paus yang melarikan diri dari Roma dan meninggal secara kejam memiliki nama yang sama dengan dirinya. Pius X dan Benediktus XVI keduanya memiliki nama pemberian yang sama: Joseph.

Dengan demikian, Benediktus mungkin adalah "Uskup berjubah putih" yang mati sebagai martir yang dimaksud dalam Rahasia ke-3 Fatima dan Benediktus adalah Paus yang menjadi martir yang dimaksud dalam mimpi John Bosco.

Kardinal Joseph Ratzinger berkata tentang Rahasia-3 Fatima dan dengan demikian secara umum berbicara tentang nubuatan ini: Penglihatan itu berbicara tentang adanya berbagai bahaya dan bagaimana kita bisa diselamatkan dari semua itu. Dengan kata lain, ini adalah peringatan-peringatan, dan setidaknya, sebagian adalah bersyarat. Namun demikian, nubuatan tentang Nabi Palsu dan Antikris dalam Kitab Wahyu haruslah dipenuhi, termasuk bahwa mereka akan dilemparkan hidup-hidup ke dalam kolam api (Wahyu 19:20). Pada tanggal 11 Mei 2010, dalam perjalanan dengan pesawat ke Portugal, Paus Benediktus XVI ditanya tentang Rahasia Ketiga Fatima dan Paus menjawab, dengan menyatakan, "Penderitaan Gereja datang justru dari dalam Gereja, dari dosa-dosa yang ada di Gereja.”

Selanjutnya, pada 13 Mei 2010, dihadapan 500.000 peziarah di Fatima, dia mengatakan, "Siapa pun yang berpikir bahwa misi kenabian Fatima telah berakhir, dia menipu dirinya sendiri." Dia juga mengatakan, setelah dia menjadi paus: "Berdoalah agar saya tidak melarikan diri karena takut kepada serigala.”

Dan sebelum menjadi Paus, Yohanes Paulus II pernah mengatakan: "Saat ini kita sedang berdiri di hadapan konfrontasi yang terbesar dalam sejarah yang sedang dilewati oleh umat manusia. Saya tidak berpikir bahwa kalangan masyarakat luas Amerika atau lingkaran besar komunitas Kristen telah menyadari hal ini sepenuhnya. Saat ini kita menghadapi konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-Gereja, antara Injil dan anti-Injil.”

Hanya beberapa tahun sebelum ini, Paus Paulus VI telah mengatakan kepada dunia: "Ekor setan sedang berperanan dalam disintegrasi dunia Katolik. Kegelapan Setan telah memasuki dan menyebar ke seluruh Gereja Katolik bahkan sampai puncaknya. Kemurtadan, hilangnya iman, sedang menyebar di seluruh dunia hingga kepada tingkatan tertinggi dalam Gereja."

Menariknya, St. Faustina menulis dalam buku hariannya bahwa "hari penderitaannya yang terburuk" dimana dia merasa seolah berada didalam taman Getsemani (di mana Yesus dikhianati oleh Yudas) adalah tepat pada hari yang sama ketika PF dilahirkan.

Dia menulis:

17 Desember [1936]. Aku telah mempersembahkan hari ini bagi para imam. Aku menderita lebih banyak pada hari ini dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, baik didalam batin maupun secara jasmani. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa menderita begitu banyak dalam satu hari itu. Aku mencoba untuk berdoa pada Jam Kudus, dimana saat itu rohku merasakan pahitnya Taman Getsemani.

II. Apa yang bisa diharapkan dari Nabi Palsu, menurut nubuatan-nubuatan yang ada:

Berikut ini adalah tujuh tanda untuk diperhatikan pada Nabi Palsu :

1. Memamerkan kerendahan hati yang palsu disertai dengan penipuan yang lihai:

Setan adalah kecongkakan yang bertopeng kerendahan hati sebagai penyamaran. Segala tindakan ‘kerendahan hati’ yang dilakukannya akan sengaja disiarkan melalui media massa, dan dia akan mengaku hanya sebagai orang biasa yang sederhana sementara kampanye itu akan menunjukkan dia sebagai eksibisionis yang tak tahu malu. Propaganda ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitasnya sendiri dan egalitarianisme yang kelihatan. Alih-alih membela Iman, dia akan berusaha untuk mengesankan umat Katolik di dunia dengan berbagai tindakan dan ajarannya. Penampilannya yang rendah hati tidak hanya akan digunakan untuk merendahkan Benediktus XVI dan para pendahulunya, tetapi untuk menggambarkan Benediktus XVI sebagai seorang tradisionalis garis keras dan tak mengenal belas kasihan. Jika hal ini terjadi pada masa kepausan saat ini, maka kita akan mulai melihat dua sisi yang berlawanan: Francis Katolik vs Benediktus Katolik.

Dia tidak akan nampak sebagaimana adanya, tetapi sebagai Nabi Palsu dia akan menjadi salah seorang penipu terbesar dalam sejarah umat manusia, maka dengan demikian dia akan muncul secara kebalikan yang sempurna dari keadaannya yang sejati, bahkan terkesan berlebihan dari apa yang nampak pada seseorang yang baik. Dengan demikian, dia akan memainkan perannya lebih sempurna dari Paus yang asli, setidaknya pada awalnya. Semua Paus lainnya akan nampak lebih rendah, jika dibandingkan dengan kesan yang ingin ditampilkan olehnya. Dia akan muncul menjadi Paus dari segala Paus.

Tetapi, tindakannya yang tidak konsisten dengan tradisi serta promosi-diri yang terselubung yang dilakukannya akan menjadi salah satu "tanda" dugaan bahwa dia adalah Nabi Palsu.

2. Menampilkan kharisma yang tak bisa dijelaskan dan cepat sekali merebut pengaruh global:

Dengan cara yang tak bisa dijelaskan dan segera sekali sangat disukai oleh dunia dan media massa, dengan popularitas kolosal yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana apapun yang dia katakan atau lakukan, hal itu hanya akan ditafsirkan dengan satu cara saja, dia akan terlibat dalam pembicaraan ganda (berbicara kepada kedua belah pihak pada saat yang sama, dari kedua sisi mulutnya) sehingga dengan sengaja dia menyebabkan kebingungan bagi umat beriman. Dia akan diperlakukan seperti orang kudus yang hidup. Kekuatan tersebut akan menyertainya selalu hingga tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya akan dipertanyakan. Setelah beberapa waktu, dia akan nampak memiliki karunia supranatural dan orang-orang akan percaya bahwa dia bisa melakukan mukjizat. Siapapun yang menentang dia akan dikritik dan dianggap sebagai bid'ah (kebalikan dari apa yang benar). Semua jiwa tersebut dituduh sebagai sesat dan mereka akan ditertawakan dan diremehkan, dan bahkan dianiaya.

Contoh pembicaraan ganda itu mungkin seperti ini: "Tentu saja kita tahu bahwa pernikahan secara tradisional adalah antara seorang pria dan seorang wanita, maka hal itu hendaklah tetap dilakukan; tetapi kita juga harus bersikap toleran dan penuh kasih kepada orang-orang yang berhubungan dengan sesama jenis, yang memiliki hak yang sah juga. Di dunia sekarang ini, kita harus bertemu dengan orang-orang di mana saja mereka berada; dan siapakah diri kita ini hingga berhak menilai mereka; maka dengan demikian, kita akan membutuhkan imam-imam untuk memberikan berkat Gereja kepada mereka demi kebaikan semuanya."

3. Memanfaatkan hukumkebertahapan’ (dan dukungan luas) untuk menghalangi setiap penentangan:
Agenda tersembunyi dari Nabi Palsu itu adalah bergerak langkah demi langkah, selalu dalam dua arah secara bersamaan (ke arah yang seakan menghormati ajaran Gereja dan ke arah yang merubah ajaran Gereja, yang nampaknya demi alasan yang baik), sehingga perubahan yang terjadi akan cukup kecil dan umat beriman tidak akan merasa tersinggung atau khawatir dan tidak terdorong untuk melihat apa yang ada dibalik niat baik Paus itu. Karena itu akan cukup sulit untuk melakukan tindakan pertahanan guna menghentikannya. Dengan langkah-langkah kecil yang hampir tak kelihatan - dimana pembaharuan ajaran Gereja agar menjadi modern, yang kemudian bisa menjurus kepada bid'ah melalui perkembangan yang sangat cerdik dan licik hingga akhirnya menjadi tak terbendung lagi, dan hal itu terjadi  sedemikian rupa sehingga ia justra dibela dan didukung oleh umat beriman yang tidak menyadari adanya penipuan dan agenda yang sedang berlangsung karena terjadinya secara bertahap dan melalui pembicaraan-ganda yang menyelimutinya.

4. Proyek-proyek ‘keterbukaan terhadap perubahan doktrinal’ serta ‘menata perjalanan menuju kemurtadan’:

Nabi Palsu itu akan menyesatkan Gereja menuju bidaah, yang dibicarakan dalam meterai pertama dari Kitab Wahyu, ketika iman yang benar akan diputar-balikkan, ketika Gereja dihadapkan kepada sebuah doktrin baru yang membusuk.

Tanyakan kepada diri anda sendiri: Apakah Paus Francis mengambil langkah-langkah yang mungkin meletakkan dasar bagi perubahan doktrin dan moralitas, hingga kepada munculnya sebuah agama dunia tunggal? Jika dia adalah Nabi Palsu, maka Paus Francis tidak hanya akan melakukan kesalahan teologis sesekali saja dalam perkataannya, tapi sebaliknya, dia akan bergerak lebih jauh ke arah pengakuan secara terbuka atas iman yang palsu, sehingga hal itu menunjukkan bahwa iman yang dia pegang dan dia akui adalah salah, dan menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang anti-paus yang sesat dan membingungkan banyak orang dengan menggantikan iman yang sejati dengan iman palsu yang rahasia.

Dia juga akan hadir dengan sebuah solusi untuk menyatukan semua gereja menjadi satu. Dipuji sebagai inovator modern, dia akan dihormati oleh dunia sekuler karena dia akan membenarkan perbuatan dosa. Dia akan membawa undang-undang baru, yang bukan saja akan bertentangan dengan ajaran-ajaran (moralitas dan doktrin) dari Gereja Katolik, tetapi juga akan berjalan melawan semua hukum-hukum Kristiani.

Hal ini tidak berarti bahwa akan mudah bagi semua orang untuk melihatnya, karena dia akan menggunakan berbagai alasan yang cerdik, dibungkus dengan cara yang amat lembut, untuk membutakan banyak orang terhadap Kebenaran. Setiap uskup dan teolog yang liberal akan mempercayai Paus ini, dan memujinya.

Para pemimpin Gereja ini juga akan melakukan pembicaraan-ganda dalam upaya mereka untuk melemahkan ajaran Katolik ucapan-ucapan mereka tentang kasih dan kutipan-kutipan mereka dari Kitab Suci akan digunakan hanya untuk menipu kita, dan mereka merencanakan untuk membuat berbagai pernyataan terbuka yang bersifat sembrono dan membingungkan publik - dan pada gilirannya Paus Nabi Palsu itu akan memuji mereka sebagai inovator. Ketika hal ini terjadi, maka perlu sekali agar seluruh umat Katolik yang setia untuk memilih di pihak mana mereka akan berdiri, atau mereka akan menyadari bahwa diri mereka di pihak yang salah! Sayangnya, karena banyak orang akan menerima kebohongan dan kesalahan pemimpin palsu mereka, bukannya menghadapi tantangan-tantangan terhadap Kebenaran. St Robertus Bellarminus mengatakan: "Hanya diberikan kepada beberapa saja untuk bisa mengenali Gereja yang benar di tengah kegelapan dari begitu banyak perpecahan dan kesesatan, dan semakin sedikit lagi yang mau mengasihi kebenaran, yang telah mereka lihat, hingga mereka seolah mau terbang kearahnya dan merangkulnya."

Dengan demikian, banyak umat beriman akan disesatkan. Perpecahan akan terjadi. Kemudian Nabi Palsu itu akan mempersiapkan jalan bagi Antikris untuk memerintah agama dunia tunggal yang baru itu, dan bersama-sama mereka akan bekerja untuk menipu semua umat Allah. Tetapi Gereja yang benar tidak akan bisa dikalahkan. Kebenaran dari Wahyu seperti yang diwariskan kepada kita dalam Gereja melalui Kitab Suci (Alkitab) dan Tradisi (Katekismus) tidak dapat dirubah. Dan kita tidak pernah bisa melakukan kejahatan (seperti merubah moralitas ataupun doktrin), meski demi alasan yang baik. Tanda yang pasti dari bid'ah dan Nabi Palsu itu adalah perubahan doktrin apa pun, dengan alasan apapun, bahkan dengan alasan yang cerdik dan tersamar, misalnya demi kepentingan (palsu) kasih sayang, atau persatuan - seperti yang diberikan oleh tiga contoh berikut ini yang sedang ramai dibahas di Vatikan:

- Kemurahan hati yang palsu dalam pemberian Komuni (tanpa pembatalan yang sah) kepada pasangan Katolik yang bercerai dan menikah kembali secara sipil, meskipun mereka berada dalam keadaan perzinahan.

Ingatlah Matius 19: 9 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

Katekismus mengatakan : “Karena itu, Gereja memegang teguh bahwa ia tidak dapat mengakui sah ikatan yang baru, kalau Perkawinan pertama itu sah. Kalau mereka yang bercerai itu kawin lagi secara sipil, mereka berada dalam satu situasi yang secara obyektif bertentangan dengan hukum Allah. Karena itu, mereka tidak boleh menerima komuni selama situasi ini masih berlanjut. CCC 1650

- Rasa kasih sayang yang palsu dan toleransi berlebihan dalam menganjurkan imam-imam untuk memberikan berkat Gereja bagi perkawinan gay, bahkan digunakan sebagai sarana untuk menghindari diskriminasi

Kitab Suci mengatakan dalam 1 Kor 6:9-10 : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Dan Rm 1:26-27 mengataan : “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

Katekismus menulis: “Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besar, tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa "perbuatan homoseksual itu tidak baik" Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.....” CCC 2357-8

"Perjanjian Perkawinan, dengan mana pria dan wanita membentuk antar mereka kebersamaan seluruh hidup, dari sifat kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-isteri serta pada kelahiran dan pendidikan anak.” CCC 1601

“Allah sendirilah Pencipta Perkawinan" Panggilan untuk Perkawinan sudah terletak dalam kodrat pria dan wanita, sebagaimana mereka muncul dari tangan Pencipta. CCC 1603

“Kitab Suci berkata, bahwa pria dan wanita diciptakan satu untuk yang lain.... sehingga keduanya menjadi satu daging" CCC 1605

- Persatuan yang palsu (ekumenisme) dengan mengijinkan orang-orang non-Katolik untuk menerima Komuni didalam Gereja Katolik melalui kompromi doktrinal ataupun revisi dan melalui perubahan terhadap Sakramen-sakramen itu sendiri.

1 Kor 11:27-29  Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

Siapa yang sadar akan sebuah dosa besar, harus menerima Sakrainen Pengakuan sebelum ia menerima komuni. CCC 1385

Mereka yang menerima Ekaristi haruslah memiliki ‘semua prasyarat yang diperlukan’ (CCC 1388). Mereka haruslah dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik, menerima segala doktrin dari Tradisi Gereja dan dalam keadaan rahmat.

Persekutuan-persekutuan Gereja yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik, "terutama karena tidak memiliki Sakramen Tahbisan, sudah kehilangan hakikat misteri Ekaristi yang otentik dan sepenuhnya". Karena alasan ini, maka bagi Gereja Katolik tidak mungkin ada interkomuni Ekaristi dengan persekutuan-persekutuan ini. CCC 1400

Mereka yang menerima Ekaristi haruslah ‘membuktikan dirinya percaya akan iman Katolik mengenai Sakramen-sakramen ini (termasuk Kehadiran Nyata) dan memiliki disposisi yang diperlukan. (lihat CCC 1401)

Gereja kita terus menerus diserang - dari luar dan dari dalam. Apa yang akan kita lihat adalah upaya untuk secara mendasar mengubah Gereja Katolik, bahkan dari dalam hirarkinya. Apakah ini bukan inti dari "ajaran setan dan pretensi dari para pendusta" hingga St Paulus memperingatkan akan dikenakannya hukuman pada saat-saat zaman akhir nanti (lihat 1 Timotius 4: 1-2, 2 Timotius 3: 1-5)? Dan jika demikian, tidaklah perlu membuat kesimpulan lain, murka Allah memang akan diarahkan terhadap orang-orang yang menindas kebenaran (Rm 1:18). Mungkin itu juga bisa dikatakan terhadap siapapun yang menindas pesan-pesan surgawi yang terkandung dalam nubuatan ini juga.

5. Secara diam-diam menyulut perpecahan dan peperangan :

Nabi Palsu itu akan menuntun Gereja agar terjebak dalam perang revolusioner dan perpecahan internal yang mengarah kepada pemalsuan Iman Kristiani sehingga menciptakan sebuah agama baru yang berdasarkan pada humanisme, bukan Wahyu, menurut cara manusia, bukan cara Allah. Peperangan ini dikatakan dalam meterai kedua Kitab Wahyu, yang akan menyiapkan panggung bagi munculnya antikris yang akan datang sebagai pembawa damai (palsu) dengan penampilan luar yang manusiawi dan penuh kasih, namun menipu. Maka waspadalah. Melalui tipuannya yang keji, antikris akan nampak sebagai utusan kasih, damai, dan keharmonisan di dunia. Dia akan menunjukkan topeng yang penuh pesona, dengan kasih sayang dan perhatian kepada semua orang. Pada titik ini, Nabi Palsu itu akan didorong ke satu sisi untuk sementara waktu, karena kini antikris akan memasuki panggung dunia, seperti yang diramalkan. Ketika anda mendengar laporan-laporan di media massa tentang sosok yang baru, yang amat menjanjikan, terampil, negosiator perdamaian, maka anda akan tahu siapa dia. Dia akan menjadi sekutu dekat dari Nabi Palsu dan tidak diragukan lagi siapa dia. Seluruh dunia akan jatuh di bawah mantranya. Dia akan membingungkan banyak orang dan memberitahu orang-orang bahwa segala sesuatunya adalah baik, meski hal itu buruk, dan segalanya adalah suci, padahal tidak. Dia akan menyembunyikan dan mempromosikan serigala-serigala yang ingin melahap jiwa anak-anak Allah; namun umat beriman yang sejati akan tahu siapa dia.

6. Mendukung Tata Dunia Baru dan Mata Uang Dunia Tunggal :

Nabi Palsu itu akan menyerahkan pengaruhnya yang hebat dan memukau di seluruh dunia, kepada manusia durhaka yang akan muncul sebagai juru damai (yang palsu) untuk mengakhiri perang global yang akan segera terjadi dan membantu dia dalam membangun tatanan dunia baru, seperti yang dibahas dalam Bab 13 dari Kitab Wahyu. Dan antikris akan mengendalikan umat manusia melalui mata uang dunia tunggal yang baru serta tanda dari binatang. Kemudian penganiayaan yang dipimpin oleh Aliansi Dunia Baru akan dimulai. Kita harus berani dan siap untuk menerima berbagai pukulan demi Kebenaran. Seperti Benediktus XVI baru-baru ini mengatakan: "Di mata saya, keberanian (untuk membela) kebenaran adalah sebuah kriteria dari urutan pertama bagi kesucian" di zaman ini.

7. Ikut membantu dalam terjadinya Penganiayaan Besar :

Kedua tokoh ini, antikris dan Nabi Palsu, berada di bawah arahan Setan, dan akan membawa seluruh umat manusia menuju jurang kehancuran. Penganiayaan akan berkembang secara perlahan dan halus pada awalnya, mengikuti hukum kebertahapan. Nabi Palsu dan antikris akan bekerja bersama-sama, untuk mendatangkan kesedihan dan kesengsaraan atas dunia, yang akan terjadi setelah kekejian dalam Gereja Katolik telah terpenuhi. Semua kebenaran tentang ajaran-ajaran Kristus akan diputar-balikkan. Semuanya akan menjadi sebuah kebohongan.

Nabi Palsu, yang akan memimpin Gereja Katolik di dunia, akan menyuruh manusia untuk menyembah pemimpin manusia antikris, bukannya Allah (Wahyu 13: 14-15). Kemudian, Sakramen-sakramen akan hanya tersedia dari para imam (dan klerus lainnya) yang tetap setia kepada Kristus dan kebenaran Iman. Masalahnya adalah bahwa orang-orang yang berpihak kepada antikrist dan Nabi Palsu akan terlihat melakukan karya-karya besar dan baik di seluruh dunia, sementara itu orang-orang yang mengikuti Hukum-hukum Allah akan diancam, dikejar-kejar dan dianiaya. Dua Saksi, Gereja Katolik dan Rumah Israel, akan bersaksi melawan kristus palsu dan gereja palsu, dan mereka akan dianiaya, baik dari luar maupun dari dalam. Sebuah saat akan tiba ketika nampaknya kedua saksi itu telah hancur. Namun Allah akan campur tangan, dan mereka akan bangkit kembali untuk membentuk Langit yang baru dan Bumi yang baru.

Bagaimana bersikap jika PF adalah Nabi Palsu

III. Bagaimana umat Katolik musti bersikap atas kemungkinan bahwa PF adalah Nabi Palsu

Umat Katolik percaya bahwa dengan kehendak dan ajaran Kristus, Magisterium Gereja akan dilindungi dengan karisma infalibilitas sehingga dengan kuasa Roh Kudus Paus tidak pernah bisa keliru dalam ajaran resminya mengenai masalah iman dan moral. Gereja yang benar tidak akan pernah berbuat salah dalam hal iman dan moral. Sebagai orang Katolik, kita tahu bahwa hal ini benar. Karena itu janganlah ada yang mengutak-atik atau mengganggu Firman Allah.

Di sisi lain, jika Paus secara pribadi melakukan kesesatan (memberikan ajaran palsu atau amoralitas), bahkan meski secara rahasia, maka dia de facto tidak lagi menjadi Paus. Jadi, jika Paus mengajarkan doktrin palsu (atau mengubah doktrin), maka ini adalah tanda pasti bahwa dia bukanlah Paus yang sah, seperti yang telah saya bahas dalam buku terbaru saya:  ‘The Signs of the Times.’ Dalam kasus seperti itu, ajaran-ajarannya tidak sepatutnya dipatuhi dan dia tidak usah diikuti. Umat Katolik yang setia harus siap menghadapi kemungkinan ini, terutama dengan mengingat nubuatan-nubuatan surgawi yang berkaitan dengan masalah ini dan mengingat tingkah laku Paus Francis yang terus menimbulkan kekhawatiran kita prihatinan serta jalan yang dia tempuh balakangan ini. Tetapi, karena ketaatan yang dituntut dari kita kepada Magisterium, kita tidak bisa memutuskan secara eksklusif untuk diri kita sendiri apakah dia melakukan kesesatan dan dengan demikian dia adalah tidak sah. Kita harus menunggu sampai otoritas tertinggi lainnya dari Gereja (misalnya Paus Benediktus Emeritus) menyatakan begitu dan menyajikan bukti paling jelas. Tetapi orang-orang sudah bertanya bagaimana mereka harus bersikap dan menanggapi kemungkinan bahwa Paus Francis mungkin adalah Nabi Palsu? Berikut adalah enam cara, sebagai berikut:

1. Tetap patuh dan waspada. Dalam hati nurani, hati, pikiran, dan akan - tetap taat kepada Paus Francis, dan menganggap dia seorang Paus yang sah - untuk saat ini. Ketahuilah bahwa Magisterium Gereja akan tetap sempurna dan tak bisa salah, meskipun tidak didalam diri Nabi Palsu itu dan kebohongannya, siapa pun dia. Tetapi siapapun yang mendukung perkawinan gay, pengendalian kelahiran/kontrasepsi, aborsi atau euthanasia, imam-imam wanita, doktrin yang semakin memburuk serta ajaran sesat lainnya haruslah dihindari.

Dengan mengingat 'track record’ dari Paus Francis dan dengan menyimak bukti-bukti yang semakin meningkat yang sesuai dengan berbagai nubuatan, maka kita harus berhenti memuji-muji dia dalam berbagai tindakannya yang cukup mengganggu; sambil berdiri dengan tetap setia kepadanya (untuk saat ini) sebagai Paus; berdoa baginya; memohon terang, namun tetap waspada demi kebaikan jiwa-jiwa dan Gereja. Kita tidaklah menginginkan yang lain kecuali tetap setia kepada Paus. Kita juga harus melihat perjalanan kita melewati saat-saat ini dengan penalaran dan iman yang kuat. Situasi saat ini sangat memerlukan kewaspadaan kita.

2. Tetap waspada dan investigativ. Jangan mengubur kepala anda didalam pasir dan berharap semuanya akan reda. Dengan mengingat berbagai nubuatan yang ada serta track record PF yang berkali-kali mengeluarkan pernyataan yang cukup mengganggu, maka adalah wajar jika diperbolehkan dan bahkan tepat untuk melakukan evaluasi bahkan bersikap agak kritis terhadap tindakan dan ajaran Paus Francis.

Sebagai umat Katolik, memang diperbolehkan untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia adalah Nabi Palsu, namun sementara belum sampai menyimpulkan hal itu. Dengan demikian, pada saat ini, agaknya kurang tepat jika kita memuji secara berlebihan atas semua hal yang dikatakan dan dilakukan PF, dan berpikir secara keliru bahwa hal ini akan membuat anda menjadi seorang Katolik yang lebih baik atau lebih setia dalam perjalanan anda. Sebaliknya, kita harus melihat apa yang dia katakan dan lakukan dengan mata penalaran yang kritis, sementara waktu terus berjalan, sekaligus menjaga iman kita utuh. Sungguh, situasi yang sedang terjadi saat ini mungkin bisa menghebohkan kita.

Tetapi, marilah kita ingat St. Thomas Aquinas yang mengutip perkataan Gregory: "Jika orang merasa dipermalukan oleh kebenaran, maka adalah lebih baik untuk membiarkan terjadinya rasa malu itu, daripada mengabaikan kebenaran." Ingat, kecurigaan tidak berarti menyimpulkan bersalah, hanya kemungkinan bersalah, dan dengan demikian hal ini membutuhkan penyelidikan.

Dan, sejauh apa yang harus kita lakukan, maka berbagilah berbagai nubuatan ini dan berbagai kekhawatiran akan kepausan ini - "Kebenaran adalah seperti singa. Anda tidak harus mempertahankannya. Biarkan saja ia lepas. Ia akan mempertahankan dirinya sendiri," kata St Agustinus. Jadilah penjaga moral Gereja dan doktrin dan jadilah duta dari nubuatan surgawi. Sementara itu, meski jika segala hal menjadi semakin buruk, janganlah heran jika bahkan Uskup yang baik dan teolog yang ahli menjadi bingung dan salah arah didalam kecenderungan dan antusiasme mereka. Tak lama kemudian, jika hal-hal ini terjadi seperti yang dinubuatkan, maka hal itu akan menjadi semakin jelas bagi banyak umat beriman. Bersabarlah dan bertekunlah.

3. Tetap menyatu didalam kebenaran Kristus. Apa yang terjadi dengan ungkapan - biarkan 'ya' anda tetap 'ya' dan 'tidak' anda tetap 'tidak'? Kita tidak akan membiarkan iman kita dirusak; kita tahu doktrin dan moral kita tak bisa dibantah dan tidak bisa dirubah. Bahkan meski ada beberapa pemimpin Gereja ingin merubah kita (dan Kristus) atau meninggalkan kita (dan Kristus) di belakang dengan ingin memecah-belah kita dan memisahkan kita, tetapi kita tidak akan bisa terpecah-belah. Jika berbagai nubuatan ini terbukti benar (seperti yang sedang terjadi saat ini), maka kita tidak akan terpisah dari Gereja, tetapi merekalah yang terpisah dari kita. Apa yang perlu kita lakukan adalah tetap tekun didalam kebenaran iman dan doktrin Gereja. Dimana Gereja yang benar akan tetap berada. Dengan dituntun oleh Firman Allah dalam Katekismus dan Alkitab, bersama dengan Magisterium Gereja yang benar.

Apakah akan ada reaksi atas artikel ini?, mungkin saja. Apakah akan sengit?, mungkin juga.   Mengapa saya menulis ini? Faktanya adalah bahwa Setan berharap untuk meracuni pikiran kita terhadap nubuatan-nubuatan Allah dan tetap menutupi mata kita agar tidak bisa melihat terungkapnya rencana-rencananya. Kita harus menyadari hal ini dan berusaha untuk tidak menyerah pada rencana jahat setan untuk memecah belah kita dan menggunakan yang satu untuk menyerang yang lain. Dia akan membuat kita saling bermusuhan. Dia akan menciptakan keraguan dan perpecahan. Jelas bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pertempuran rohani yang akan mecurahkan banjir kebencian yang mengerikan, bukan saja kepada pesan-pesan surgawi ini tetapi juga terhadap mereka yang mewartakannya. Jangan sampai semua serangan itu menghentikan kita. Saya sarankan agar kita menanggapi semua serangan ini dengan cara mengabaikannya, dan bahwa kita musti terus bergerak maju dan menyampaikan pesan-pesan surgawi ini secepat mungkin kepada dunia. Banyak orang, ketika dihadapkan kepada pesan-pesan ini, akan merasa menyesal untuk mendengarkannya, seperti kita juga, dan kemudian mereka akan diberikan rahmat untuk melihat Kebenaran dari pewahyuan ini serta kebenaran dari peristiwa-peristiwa yang terungkap.

Ingat, anda tidak harus mengikuti siapa saja yang menyampaikan kesesatan (kesalahan moral atau doktrinal). Ada sebuah perpecahan yang penuh tipuan sedang berkembang didalam tubuh Gereja antara umat Katolik yang ingin menggulingkan ajaran dan doktrin Gereja melawan sisa umat yang masih setia kepadanya. Adalah mereka yang menganjurkan kemurtadan, bukan orang beriman yang tetap setia kepada doktrin, yang akan menyebabkan perpecahan baru ini. Ketika mereka bertindak terlalu jauh, jika hal ini adalah agenda yang sebenarnya dari Paus Francis, maka kita harus menoleh kearah "Gembala yang layak" Benediktus XVI, untuk melepaskan kesalahan ini dan mengembalikan Gereja kepada kecantikannya semula (seperti yang dinubuatkan oleh Tomasuccio de Foligno Terberkati, bahwa seorang Paus akan melakukan hal ini). Sedangkan yang lainnya, serahkan semuanya kepada kehendak Allah.

4. Tetaplah bermurah hati. Anda akan menanggapi dengan satu dan lain cara atas informasi dalam artikel ini, dengan bersikap setuju atau tidak setuju. Jika anda mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa nubuatan-nubuatan ini mungkin benar, maka sebarkanlah artikel ini. Allah tidak memberikan nubuat-Nya hanya bagi beberapa orang yang berpikiran terbuka dan setia saja, tetapi juga bagi semua umat beriman. Dia ingin pewahyuan-Nya dibagikan dan disebarkan, kepada siapa saja yang mau akan mendengarkan dan menanggapi. Dan hendaklah disadari bahwa banyak orang, terutama pada saat ini, yang tidak akan setuju. Mereka tidak bisa melihat atau mempertimbangkan situasi yang ada saat ini. Jangan mencoba untuk berdebat atas pandangan anda. Berikanlah informasinya. Berdoalah memohon penegasan. Berdoalah bagi Paus dan Gereja, memohon belas kasihan, kasih sayang, dan persatuan yang sejati. Marilah kita saling mendoakan dan demi kesatuan dalam kebenaran. Waktu akan membuat segalanya menjadi jelas dengan satu atau lain cara. Paus Francis adalah Nabi Palsu, yang adalah sangat mungkin, atau bukan dia, dan orang lain yang menjadi Nabi Palsu itu. Perjalanan sejarah sedang menuju kearah sini, atau tidak, dan kritikan atas pesan ini tidak akan merubah perjalanan itu. Jika arahnya kesitu, anda akan senang karena Allah memberitahu anda terlebih dahulu melalui nubuatan-nubatanNya, meski pada awalnya anda menolaknya.

5. Tetaplah berharap. Tuhan memegang kendali, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini berada dibawah KuasaNya. Ingatlah bahwa Tuhan mendatangkan kebaikan dari segala sesuatu yang terjadi demi mereka yang mengasihi Dia (lihat Rm 8:28). Dan Dia menubuatkan semua ini melalui Daniel dan St John didalam Kitab Injil dan melalui berbagai nubuatan surgawi, sehingga kita akan memiliki keberanian ketika peristiwa-peristiwa itu terungkap dan agar kita mengakui bahwa Dia ingin kita mau menanggapi dengan pengharapan dan iman kepadaNya. Takut tidaklah berasal dari Tuhan.

Marilah kita membaca Mzm 91 : Aku akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai..... Aku tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang.

Kristus akan mengurus kita dan orang-orang yang kita kasihi, dan ketahuilah bahwa Dia telah mengutus IbuNya untuk menolong kita dengan cara yang istimewa di saat-saat sekarang ini.

6. Tetaplah tekun berdoa. Doa adalah satu-satunya cara untuk memperoleh kemenangan dan damai. Nubuatan-nubuatan mengenai Nabi Palsu sudah dekat kepada penggenapannya. Menurut Kitab Wahyu, dan berbagai nubuatan lainnya, Nabi Palsu itu haruslah sudah berada di tempatnya sebagai meterai pertama dari Petempuran Terakhir, bahkan sebelum meterai-meterai lainnya yang berbicara tentang peperangan, kelaparan, wabah, maka meterai pertama dari kemurtadan besar sebelum meterai kedua tentang perang apokaliptik. Nabi Palsu itu akan menjadi Elia palsu, Yohanes Pembaptis palsu, yang mendukung munculnya antikris. Melalui otoritas keagamaan dan pengaruh globalnya, dia akan membantu memperkuat otoritas antikris. Namun, pada gilirannya kita juga akan membantu dalam kekalahan si jahat. Dan untuk melakukan hal ini, kita harus berdoa. Berdoa, berdoa, berdoa!

Nampaknya Paus terakhir dari nubuatan Malachy sudah berada di tempatnya dan kemurtadan besar itu segera dimulai. Bagi mereka yang memiliki mata untuk melihat, lihatlah badai terakhir sedang terjadi. Kita harus menjadi saksi Kebenaran dari nubuatan-nubuatan itu, betapapun menyakitkannya hal itu. Satu hal tentang nubuatan ia tidak pernah enak untuk didengar, apalagi menerimanya. Namun, buah dari nubuatan adalah selalu merupakan apa yang dibutuhkan oleh Gereja dan merupakan apa yang dikehendaki Allah. Dengan demikian, Yohanes Paulus II mendorong kita dari atas sana: "Tak ada waktu untuk merasa malu terhadap Injil ... Inilah saatnya untuk mewartakannya dari atas atap."

Apakah Francis adalah Nabi Palsu seperti yang diperlihatkan secara khusus oleh beberapa nubuatan serta berbagai nubuatan lainnya yang mengacu kepada peristiwa saat ini, hal itu adalah mungkin dan masuk akal, tetapi waktu yang akan membuktikannya. Kita harus berdoa bagi Gereja Katolik, termasuk Paus Francis, agar semuanya tetap berada didalam Kebenaran Pewahyuan Yesus dan kematian-Nya di kayu salib. Jika anda membagikan atau meneruskan artikel ini kepada orang lain, silahkan melakukannya secara keseluruhan.


Beranilah !