Monday, April 30, 2018

KEBUTUHAN MENDESAK




kebutuhan mendesak
Lakukan sekarang !

April 26, 2018


Kebohongan terbesar dalam Gereja dewasa ini adalah bahwa keselamatan itu dianggap hampir terjadi secara otomatis. Putera Allah sendiri bahkan telah menyangkal kebohongan dan kepalsuan ini dan justru Dia menekankan yang sebaliknya; pada kenyataannya yang sebaliknyalah yang sering terjadi. Keselamatan memang ditawarkan kepada semua orang, ini memang benar, tetapi hanya sedikit sekali yang menerima tawaran itu, dan sebagai akibatnya, sebagian besar manusia dikutuk. Tawaran itu, kemampuan untuk menanggapi dan menerima undangan bagi kehidupan kekal, ini adalah rahmat Allah. Tetapi bagi mereka yang tidak mau menerima undangan itu, yang berarti tidak mau merubah hidup mereka dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya, maka api neraka telah menanti. Inilah bentuk keadilan Allah.

Suatu jiwa akan mengalami rahmat Tuhan dalam hidup ini; dia mau bekerja sama dengannya dan menikmatinya secara penuh dalam kehidupan nanti, atau, jiwa itu akan menolak Tuhan dan merasakan keadilan-Nya. Tuhan sendiri yang mengatakan hal ini. Para rasul sangat terkejut, kaget, heran, kecewa, bingung oleh kebenaran yang keras ini ketika mendengar Yesus berbicara tentang segala sesuatu yang diperlukan untuk memperoleh keselamatan, hingga Petrus sendiri berseru, "Kalau begitu Tuhan, siapakah yang dapat diselamatkan" – sebuah pertanyaan yang akurat dalam menanggapi apa yang diajarkan oleh Guru Abadi yang berinkarnasi. Namun saat ini, sekarang ini, semua yang kita dengar dari Gereja adalah bahwa setiap orang akan naik ke Surga, atau kalau hal itu tidak dikatakan secara langsung, hal itu sengaja disajikan sedemikian rupa sehingga memberi kesan seperti itu, bahwa semua orang akan masuk ke Surga (apapun perbuatannya).

Kami, di sini, yang tergabung dalam media Church Militant memiliki satu perhatian saja - keselamatan jiwa, titik. Kami menolak untuk mengikuti ajaran universalisme yang telah mengotori katekese, ajaran dan kebijakan Gereja yang disebar-luaskan oleh banyak uskup-Yudas atau uskup munafik. Kami tetap berdiri teguh di samping St. Paulus, yang memahami Sabda Tuhan, dengan jelas mengatakan dalam bahasa yang sangat sederhana, "Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar." (Flp 2:12)

Apakah yang dipikirkan oleh kaum modernis di dalam Gereja, Gereja Nice, kaum liberal, mengenai kalimat dari Kitab Suci itu? Kami mengambil kutipan itu dengan tepat apa yang dikatakan serta artinya, itulah sebabnya kami sangat mendesak anda semua, memohon kepada anda, untuk memberi tahu teman-teman anda dan orang-orang terkasih yang mungkin bahkan "mempraktekkan" agama Katolik tetapi tidak menyadari semua keadaan menyedihkan ini, mintalah kepada mereka agar mendengarkan ChurchMilitant.com. Kita tahu apa yang kita bicarakan seringkali sulit untuk didengar - bahwa ada sekelompok orang tidak menyukai pesan atau bahkan alasan yang lemah ini.

Jika mereka berpikir bahwa tindakan kita ini tidak tepat dan menyinggung perasaan, maka mereka haruslah membaca tulisan-tulisan para Doktor Gereja, Kitab Suci dan terutama Sabda Penyelamat Ilahi kita sendiri. Jurang yang sangat dalam – tempat dimana ada begitu banyak umat yang terjatuh setiap harinya – semestinya perlu menjadi perhatian utama dan lebih dahulu dalam kehidupan kita, sementara kita masih memiliki waktu di dunia. Anda tidak akan bisa menemukan seorang kudus sekalipun dalam sejarah Gereja, sepanjang 2.000 tahun dari sejarahnya yang suci, dimana perhatian utamanya, dimana hasratnya yang membara, tidak lain adalah keselamatan jiwa-jiwa. Anda tidak dapat mengaku mengasihi Allah, ingin tinggal bersama-Nya, hidup di dalam Dia, namun perhatian utama anda bukanlah kepada Dia yang adalah keselamatan itu sendiri.

Dia datang ke dunia untuk membuka jalan menuju kepada Bapa melalui Dia dan Gereja-Nya yang didirikanNya di atas St. Petrus – inilah rahmat belas kasih Allah. Jika anda menolak belas kasih itu maka anda layak mendapatkan keadilan-Nya (baca: hukuman-Nya !). Kita memiliki kenalan ratusan orang yang datang kepada kita di saat konferensi, mengirim email, menanggapi komentar The Vortex atau artikel-artikel yang dimuat dalam Church Militant, dimana Church Militant ikut berperan dalam kedatangan mereka atau kembalinya mereka ke dalam pelukan Gereja - dan mereka itu adalah orang-orang yang kita kenal.

Inilah doa yang kita daraskan di sini setiap hari, hingga beberapa kali sehari, "Tuhan Yesus, gunakan kami untuk menyelamatkan jiwa-jiwa." Juga bagi anda yang berdoa bersama kami di dalam Doa Pagi atau Doa Malam setiap hari akan mengenali dan hafal dengan doa ini. Membawa diri kita dan sebanyak mungkin jiwa ke dalam Surga adalah satu-satunya makna kehidupan bagi kami.

Tolong beri tahu dan ajaklah teman-teman anda untuk menonton acara doa di media Church Militant dan mendengarkan ajaran Iman yang disajikan dengan cara yang mungkin belum pernah mereka dengar dalam 50 tahun. Tidak semua orang bisa masuk Surga. Bahkan, sebagian besar manusia adalah terkutuk. Dapatkah anda memikirkan hal lain yang lebih mendesak daripada keselamatan jiwa-jiwa?



Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

Thursday, April 26, 2018

SEBUAH KOMPLOTAN JAHAT




the Vortex
sebuah komplotan jahat
Semua itu akan berakhir di dalam neraka.

April 24, 2018

Sebuah persekongkolan tengah berlangsung di dalam Gereja saat ini, yang telah terjadi selama beberapa dekade, di mana perbuatan homosex sedang diusahakan untuk dianggap sebagai perbuatan yang normal. Seperti halnya persekongkolan lainnya, disitu juga ada rencana serta komplotannya.

Pertama, para anggota komplotan itu – manusianya tidak lain adalah pastor James Martin, imam Yesuit pro-gay dan para klerus di jajaran tinggi serta berpengaruh yang secara terbuka mendukungnya: Card. Blase Cupich dari Chicago; Card. Joseph Tobin dari Newark; Cdl. Kevin Farrell, kepala dari Dicaster bagi umat Awam, Keluarga dan Kehidupan di Roma; dan banyak lagi uskup-uskup pendukung kaum gay di seluruh negeri. Mereka ini adalah orang-orang yang berusaha membuat perbuatan homosex sebagai hal yang normal dan baik.

Komplotan itu, pada tahun 1988 mengadakan pertemuan di New York dengan berbagai kelompok gay dari seluruh Amerika yang membahas bagaimana negara dapat dibawa untuk menerima dan mengesahkan homosex. Pertemuan itu menghasilkan sebuah buku yang berjudul After the Ball: How America Will Conquer Its Fear and Hatred of Gays in the 90's (Bagaimana Amerika Akan Menaklukkan Ketakutan dan Kebenciannya Kepada Gay pada tahun 90-an) oleh penulis Marshall Kirk dan Hunter Madsen. Dalam buku mereka, mereka menyusun strategi empat titik untuk mencapai tujuan mereka. Tanpa membahas detailnya, rencana mereka berjalan dengan sangat baik, dan sekarang Amerika adalah negara yang paling ramah gay dalam waktu sekitar dua generasi saja.

Ya, hal yang sama juga terjadi di dalam Gereja, meskipun dilaksanakan sedikit lebih licik. Kasus penerimaan perbuatan sodomi tidak pernah secara terbuka dilakukan oleh para klerus dan uskup, tetapi kasus untuk menerima mereka yang melakukan sodomi selalu dilakukan oleh para anggota komplotan seperti yang disebutkan di atas. Mereka menyamarkannya sebagai seruan untuk melakukan belas kasih, pengertian dan penerimaan atas orang-orang - yang sangat luar biasa tidak-jujurnya - karena bagi mereka, tidak ada masalah yang penting bagi warga negara kecuali mereka mau menerima praktik sodomi. Itulah yang tidak disepakati oleh mayoritas warga negara, tetapi komplotan itu tidak bisa membiarkan percakapan orang banyak mengarah ke sana. Jadi, mereka mencoba untuk tetap fokus kepada manusianya, bukan perbuatan dosanya. Tetapi bagian paling cerdik dan licik dari komplotan ini sekarang mulai terungkap.

Melalui sekian banyak umat Katolik yang gay, yang disebut sebagai ‘para utusan’ di seluruh negara, yang sering dilaporkan oleh media The Vortex, sebuah kalimat tersamar telah dirumuskan. Dengan memainkan pepatah budaya bahwa kaum gay "memang dilahirkan seperti itu," maka para anggota komplotan ini diam-diam menyelinap ke dalam kalimat-kalimat yang mengandung arti bahwa bukan saja anda lahir sudah seperti itu (gay), tetapi bahwa Tuhan memang benar-benar menciptakan anda seperti itu (untuk menjadi gay). Hal ini memiliki efek spiritualisasi atas perbuatan sodomi dan, oleh karena itu, membuatnya nampak normal. Sebenarnya, lebih dari sekedar ‘menormalkan gay’, tetapi juga membaptisnya, menjadikannya sebagai ciptaan Tuhan yang perlu untuk dirangkul, dirayakan dan dinikmati. Lagi pula, Tuhan tidak akan membuat kesalahan, bukan? Ini semua adalah bagian dari persekongkolan orang-orang di dalam Gereja yang bertindak bagai siluman - seperti pastor James Martin dan teman-teman kardinalnya - untuk memaksakan kepada umat beriman sebuah gagasan menyimpang dan sakit bahwa Tuhan memberkati dan berkenan dengan perbuatan sodomi, sebagai ekspresi kasih yang otentik.

Selama beberapa dekade, persekongkolan ini telah terungkap dalam berbagai cara: kursus-kursus universitas Katolik; konferensi-konferensi yang membela kaum gay; berbagai buku yang ditulis oleh para ahli tentang hal ini; aliran jutaan khotbah yang mengatakan kita tidak boleh menghakimi; penekanan yang berlebihan atas keunggulan hati nurani manusia, terlepas dari pembentukan hati nurani yang benar; berbagai katekese yang mengerikan; pelayanan untuk meraih kaum gay di seluruh Gereja di Amerika dan seterusnya. Efek gabungan dari semua upaya ini selama bertahun-tahun adalah: menurunkan kecerdasan umat Katolik dengan cara  menarik emosi-emosi mereka serta mengabaikan ajaran-ajaran Gereja, dan semua itu telah berjalan dan berhasil dengan sangat baik.

Setiap jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas umat Katolik tidak hanya mau menerima homoseksualitas dan pernikahan sesama jenis, tetapi mereka juga mau menerima homosex lebih besar daripada agama-agama lain di Amerika. Dan saat ini klub gay di dalam Gereja Katolik sedang berusaha untuk meletakkan batu bata terakhir dengan mengusulkan bahwa Allah sendiri berkenan menahbiskan orang sodomi, bahwa Allah memang memilih untuk menciptakan seorang anak di dalam rahim ibunya sebagai gay - bagaimanapun juga, jika seorang anak dilahirkan seperti itu (gay), maka pastilah dia telah dikandung seperti itu (gay), bukan? Kata ‘jahat’ saja tidaklah cukup untuk menggambarkan kejahatan yang dilakukan orang-orang ini serta mereka yang terlibat didalamnya. Imam-imam gay, yang aktif dalam perbuatan homosex mereka – serta para uskup dan pemimpin agama mereka, telah dibutakan oleh karena kurangnya iman supranatural mereka sendiri – dan mereka telah menuntun Gereja dalam waktu singkat menuju kehancuran.

Seluruh umat Katolik yang setia harus memahami apa yang terjadi saat ini dan kemudian menolak komplotan jahat ini dengan keras. Banyak sekali jiwa bisa musnah karena orang-orang ini, dan ini adalah tugas kita untuk berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa yang kita bisa.



Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

Tuesday, April 24, 2018

DAFTAR KEPRIHATINAN ATAS TINGKAH LAKU PF

BLOGSCATHOLIC CHURCH 

 

DAFTAR KEPRIHATINAN ATAS TINGKAH LAKU PF

By John-Henry Westen

 

 



 11 Juli 2017 (LifeSiteNews) - Kebingungan yang ditimbulkan oleh Paus Francis di dalam Gereja Katolik telah berada di luar kendali. Ada begitu banyak insiden selama empat tahun terakhir ini,  dimana kerusakan besar dan kecil itu sering dilupakan. Dalam upaya mendorong dilakukannya doa untuk mengakhiri kebingungan dan disorientasi dalam Gereja ini, LifeSite menyajikan daftar keprihatinan atas tingkah laku Paus Francis berikut ini:

Amoris Laetitia
Dokumen yang begitu lama ditunggu-tunggu untuk membawa klarifikasi yang dibutuhkan dari Paus, ternyata lebih berfungsi untuk meningkatkan kebingungan di seluruh dunia karena Paus sendiri menyetujui penafsiran para uskup di Malta dan Jerman, yang mengijinkan Komuni Kudus diberikan kepada umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.

Pelengseran Card. Burke
Kardinal Raymond Burke dipindahkan dari salah satu jabatan tertinggi dalam Gereja, mahkamah agung pengadilan tertinggi Gereja. Sebaliknya, dia, salah satu Kardinal yang paling setia, diberi posisi seremonial saja dalam Ordo Malta dan bahkan di sana peranannya juga dilucuti.

Kumpul kebo
Paus Francis mengatakan bahwa "kumpul kebo" yang dilakukan dengan penuh kesetiaan adalah "perkawinan yang sebenarnya" dan ia "memiliki anugerah perkawinan yang nyata." Pada kesempatan lain ketika Paus membuat pernyataan yang sama, orang kepercayaan paus, pastor Antonio Spadaro, mentweet sebuah foto Paus yang menyapa dengan penuh kehangatan suatu pasangan yang "lebih suka hidup bersama tanpa menikah."


Sambutan hangat dari paus kepada pasangan muda yang lebih memilih untuk hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo) http://www.cyberteologia.it/2017/02/the-welcoming-of-those-young-people-who-prefer-to-live-together-without-getting-married/ 

Card. Danneels
Kardinal Godfried Danneels, uskup agung emeritus Brussels, ditunjuk secara pribadi oleh Paus Fransiskus untuk mengikuti Sinode Para Uskup tentang keluarga. Selain mengenakan jubah liturgi pelangi (LGBT), dia tertangkap dalam rekaman dimana dia menyembunyikan kasus pelecehan seksual. Danneels mengatakan pada tahun 2013 tentang "perkawinan" gay: "Saya pikir itu (perkawinan gay) adalah perkembangan positif yang menunjukkan kebebasan untuk membuka perkawinan sipil bagi kaum gay jika mereka menginginkannya."

Cardinal Danneels dengan seragam pelangi (LGBT)

Emma Bonino
Paus menyebut pendukung aborsi terkemuka di Italia ini sebagai salah satu "orang besar yang  terlupakan". Dalam sebuah wawancara dengan Corriere Della Sera Pope Francis memuji penganjur dan pendukung aborsi terkenal di Italia, Emma Bonino, sebagai salah satu "orang besar yang terlupakan", dan PF membandingkannya dengan tokoh sejarah besar seperti Konrad Adenauer dan Robert Schuman.

Dokumen interim sinode pertama
Mid-term relatio (laporan sementara pertengahan sinode) yang penuh dengan skandal dari Sinode pertama tentang Keluarga, telah dibaca dan disetujui-untuk disebarkan oleh Paus, menurut Kardinal Lorenzo Baldisseri, sekretaris jenderal Sinode Para Uskup. "Semua dokumen itu telah dibaca dan disetujui oleh Paus," demikian kata Baldisseri. Dalam bagian yang berjudul 'Menyambut orang-orang homosex, dokumen itu menyatakan: “Kaum homosex memiliki karunia dan kualitas untuk ditawarkan kepada komunitas Kristiani.” Kemudian dalam dokumen itu ditanyakan: “Apakah komunitas kita (orang yang bukan homosex) mampu menyediakan sambutan yang hangat bagi mereka (orang homosex), untuk menerima dan menghargai orientasi seksual mereka, tanpa mengorbankan doktrin Katolik tentang keluarga dan pernikahan? ”

Pasangan dengan jenis kelamin yang membingungkan di Roma

Pope Francis meeting with woman who underwent sex-change surgery (to right of pope) and her 'wife' (to left of pope.)


Pada 2 Oktober 2016, Paus Fransiskus menyebut seorang wanita yang menjalani operasi ganti kelamin sebagai “pria.” PF menyebut “pria” itu telah “menikahi” wanita lain, mengundang dan menerima mereka di Vatikan pada tahun 2015, dimana PF saat itu menggambarkan pasangan itu sebagai pasangan yang "bahagia". Untuk menjelaskan penggunaan kata-katanya, paus berkata, "Dia adalah orang yang sebelumnya perempuan, namun dia kini adalah laki."

Pengendalian jumlah penduduk menurut Tahta Suci
Tidak lama setelah pemilihan Paus Fransiskus, muncullah aliran yang deras dari para pengendali populasi yang berpidato di Vatikan. Mereka itu termasuk: Paul Ehrlich, bapak dari gerakan pengendalian populasi; John Bongaarts, wakil presiden dari Dewan Penduduk pro-aborsi; kemudian Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, yang pro-aborsi; dan pengendali populasi Jeffrey Sachs dan John Schellnhuber. Kepala Dewan Kepausan Vatikan untuk Ilmu Pengetahuan, Uskup Marcelo Sorondo, orang yang mengatur sebagian besar jalannya konferensi itu, adalah seorang pendukung pengendalian penduduk yang mengatakan di depan kamera pada salah satu konferensi di Vatikan: bahwa membatasi kelahiran adalah menjadi kewajiban Gereja. 

Memiliki 8 anak, tidak bertanggung jawab?
Pada tanggal 19 Januari 2015 ketika berbicara tentang orang tua yang "bertanggung jawab", paus memperingatkan agar umat Katolik menjadi "seperti kelinci." Paus berbicara tentang seorang wanita yang ia kenal yang ia katakan hamil dengan anak kedelapannya setelah tujuh tahun pertama melalui operasi sesar . Dia "menegurnya" dengan berkata, "Tetapi apakah anda ingin meninggalkan tujuh anak yatim? Itu adalah perbuatan mencobai Tuhan! ”“Itu (memiliki 8 anak) adalah tidak bertanggung jawab.”

“Beberapa orang berpikir, maafkan saya jika saya menggunakan kalimat ini, bahwa untuk menjadi umat Katolik yang baik kita harus menjadi seperti kelinci.” Dia menambahkan, “Tidak. Kita harus menjadi orangtua yang bertanggung jawab! "

Tindakan menghakimi - Siapa saya ...
Meskipun ada banyak bukti yang membahayakan bagi Gereja dari komentar pertamanya "Siapa saya ini hingga boleh menilai" Paus pada wawancara pertamanya di pesawat pada tahun 2013, ia mengulangi lagi kalimat itu pada Juni 2016 sementara itu dia telah salah mengutip Katekismus tentang homoseksualitas.

Kasper
Beberapa hari sebelum kepausannya, Paus Fransiskus memuji salah satu buku Kardinal Kasper dan kemudian memilih Kasper untuk menyampaikan pidato utama yang kontroversial untuk membuka sinode tentang keluarga. Kasper terpilih sebagai seorang yang diangkat secara pribadi oleh paus untuk mengikuti sinode itu dan secara teratur dia bisa bertemu dengan Paus Fransiskus. Kasper membela pemungutan suara di Irlandia yang mendukung "perkawinan" homoseksual, dengan mengatakan: "Sebuah negara demokratis memiliki kewajiban untuk menghormati kehendak rakyatnya; maka jelaslah bahwa jika mayoritas warganya menginginkan hubungan homosex semacam itu, maka negara memiliki kewajiban untuk mengakui hak-hak tersebut.”

Dosa berat jika mempertobatkan golongan lain

Pope Francis berdiri disamping patung Martin Luther

Paus berbicara kepada hadirin di depan patung Martin Luther di Vatikan sesaat sebelum dia pergi ke Swedia untuk mengikuti perayaan ulang tahun ke-500 Lutheranisme. Bahkan Vatikan mengeluarkan perangko yang menampilkan gambar Luther dan mengeluarkan dokumen yang mengatakan bahwa umat Katolik saat ini mengakui Martin Luther sebagai 'saksi Injil'.

Pada kesempatan lain dia mengatakan bahwa adalah "dosa yang sangat berat" jika mencoba mengubah seorang umat Ortodoks menjadi Katolik: "Itu adalah dosa besar melawan ekumenisme: proselitisme."

Penggandaan roti
Selama Angelus tanggal 2 Juni 2013, dia berbicara tentang mukjizat Kristus yang menggandakan roti dan ikan dimana hal itu terjadi dengan cara "berbagi." "Ini adalah keajaiban: bukannya melipat-gandakan, tetapi itu adalah berbagi, yang diilhami oleh iman dan doa," katanya. Dia bahkan berbicara lebih jelas lagi tentang hal itu pada bulan Juli 2015 dalam sebuah kotbah yang disampaikan di lapangan Penebus Kristus di Bolivia. Paus Francis berkata, "Beginilah keajaiban itu terjadi. Ini bukan sihir atau sulap ... Yesus berusaha untuk menciptakan sebuah aliran di antara para pengikut-Nya: mereka semua berbagi apa saja yang mereka miliki, mengubahnya menjadi hadiah bagi sesamanya, dan begitulah cara mereka semua makan hingga kenyang. Hebatnya, ternyata makanan masih tersisa: mereka mengumpulkannya dalam tujuh buah keranjang."

Sebutan yang menyinggung umat yang setia
Paus Francis sering menyebut penganut iman Katolik yang setia sebagai "terobsesi", "doktor hukum," "neo-pelagian," "egois," "restorasionis," "fundamentalis," "kaku," "ideologis,"  "Munafik,"dan banyak lagi lainnya. Dalam menghadapi para Kardinal yang tetap setia kepada ajaran Kristus yang ikut dalam Sinode Keluarga, melalui wawancara majalah, buku, radio, dokumen-dokumen resmi gereja, dan dalam homili-homili sesudahnya, dia sering menggunakan bahasa yang bernada mengutuk yang menunjukkan bahwa mereka adalah “para penyembah berhala dan pemberontak yang tidak akan pernah sampai kepada kepenuhan kebenaran, " serta "bidaah dan bukan Katolik. "

Perombakan dikasteri Cardinal Sarah
Kardinal Sarah, kepala dikasteri liturgis Vatikan, menyerukan kepada umat beriman untuk berlutut ketika menerima Komuni Kudus dan para imam agar menghadap ad orientem untuk merayakan Misa (menghadap ke arah Tabernakel dan membelakangi umat). Paus Francis segera bereaksi dengan menentang saran tersebut, dan memerintahkan kantor pers Vatikan untuk  mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tidak ada perubahan dan menekankan bentuk Misa biasa seperti saat ini adalah lebih disukai. Tak lama kemudian, Paus mengganti sebagian besar para pendukung Kardinal Sarah dalam dikasterinya dan menggantikannya dengan orang-orang yang liberal.

Skandal di Akademi Pontifikal bagi Kehidupan

Archbishop Paglia | Depiction of Paglia in Cathedral mural clutching semi-nude man.

Paus Fransiskus menunjuk Uskup Agung Vincenzo Paglia yang kontroversial itu untuk memimpin Akademi Kepausan bagi Kehidupan ditengah adanya skandal seperti program seks Vatikan dan mural homoerotik yang dia pajang di bekas katedralnya. Setelah itu semua anggota Akademinya dilengserkan, orang-orang yang pro-kehidupan diberhentikan, dan daftar anggota baru diumumkan, dan termasuk disini adalah para pendukung anti-kehidupan.

Pemilihan Card. Cupich yang aneh
Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuk Uskup Blase Cupich sebagai Uskup Agung Chicago ditengah reputasinya yang buruk karena dia memerintahkan kepada para imam untuk tidak bergabung dengan gerakan 40 Days for Life (gerakan yang membela kehidupan). Setelah dia menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap ajaran Katolik tentang homosex, dia berkata bahwa pasangan homosex hendaknya juga diberi Komuni Kudus, namun Cupich tetap diangkat oleh paus untuk menjadi Kardinal.

Paus menolak menjawab dubia

Para kardinal pengusung dubia:

Setelah kebingungan besar terjadi di seluruh dunia atas boleh tidaknya memberikan Komuni kepada para pezina, empat orang Kardinal terkemuka mengirimkan surat kepada Paus Francis pada 19 September 2016 yang meminta klarifikasi melalui lima pertanyaan kunci dari mereka. Hingga dua bulan kemudian tanpa jawaban dari paus, kemudian mereka menyebarkan pertanyaan-pertanyaan mereka kepada publik dan dengan rendah hati memohon kepada Paus untuk mendapatkan jawaban demi kebaikan Gereja. Selain itu juga ada permohonan dari para teolog dan para sarjana di seluruh dunia, dan puluhan ribu umat awam dan rohaniwan yang tetap setia kepada ajaran Kristus, tetapi Bapa Suci dengan tegas menolak untuk menjawab. Pada tanggal 25 April 2017, ke empat orang Kardinal itu secara resmi meminta Paus untuk mengadakan pertemuan pribadi untuk membahas masalah ini, tetapi setelah tidak juga menerima balasan dari paus, mereka merilis surat mereka pada 19 Juni 2017.

Wawancara dengan Scalfari: 'Pemusnahan' jiwa, bukan neraka?
Pada Maret 2015 dalam sebuah wawancara dengan pendiri La Repubblica, Eugenio Scalfari, seorang wartawan atheis, Paus mengatakan bahwa tidak ada orang yang masuk neraka, dan dia mengatakan adanya pemusnahan bagi jiwa mereka yang sepenuhnya menolak Tuhan. Artikel itu mengatakan: “Apa yang terjadi pada jiwa yang sesat itu? Apakah ia akan dihukum? Dan bagaimana? Tanggapan Francis sangat jelas: tidak ada hukuman atas jiwa, tetapi pemusnahan jiwa itu."

Ada beberapa kontroversi atas wawancara Scalfari dari media Repubblica ini. Namun Vatikan tidak mau membenarkan ataupun menolak isinya, khususnya pada di bagian-bagian yang spesifik, justru pihak-pihak di Vatikan tetap mempublikasikannya di dalam surat kabar Vatikan, dan di dalam situs resmi Vatikan. Beberapa waktu kemudian mereka menghapusnya dari situs web, hanya untuk menerbitkannya kembali, lalu menghapusnya lagi. Para pengamat Vatikan membandingkan bagian yang paling kontroversial mengenai ketidakmungkinan orang untuk masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dengan pernyataan dari peringatan terbaru Paus Francis di dalam Amoris Laetitia, di mana dia berkata, “Tidak seorang pun dapat dihukum selamanya, karena itu bukanlah logika Injil!" (Dengan kata lain: neraka itu tidak ada !!!).

Pukulan terhadap kaum muda tradisional
"Saya selalu mencoba memahami apa yang ada di balik pikiran orang-orang yang terlalu muda untuk mengalami liturgi pra-konsili (pra-KV II), namun mereka masih menginginkannya," kata Paus dalam wawancara bulan November 2016. "Kadang-kadang saya menemukan diri saya dihadapkan dengan orang yang sangat kolot, dengan sikap kaku. Saya bertanya pada diri sendiri: Mengapa mereka begitu kolot? Galilah, galilah lebih dalam, kekolotan ini selalu menyembunyikan sesuatu, rasa ketidakamanan atau bahkan sesuatu yang lain. Kekolotan adalah sebuah sikap defensif. Kasih yang sejati tidaklah kaku seperti itu."

Dia juga berbicara hal yang sama pada bulan Mei 2017 ketika dalam sebuah homili dia berkata “… ada banyak orang muda di dalam Gereja saat ini yang telah jatuh ke dalam sikap kekolotan.” Berbicara tentang mereka yang 'kolot dan tidak tulus, dia berkata, “Mereka adalah orang-orang kolot yang menjalani kehidupan ganda: Mereka membuat diri mereka terlihat baik, tulus, tetapi ketika tidak ada yang melihat mereka, mereka melakukan hal-hal buruk.”

Kerusakan menyeluruh
Dalam bukunya, Exhortation Evangeli Gaudium tahun 2013, Paus Fransiskus menyerukan dilakukannya “perubahan kepausan” dan menyatakan perlunya memberikan konferensi-konferensi episkopal mengenai “otoritas doktrinal yang sejati.”

Desentralisasi adalah tuntutan utama para rohaniwan heterodoks (liberal) di dalam Gereja. Selama Sinode tentang Keluarga 2015, Paus Fransiskus mengatakan dia “merasa perlu untuk melanjutkan “desentralisasi kekuasaan yang sehat” kepada “Konferensi Episkopal.” Dia mendiskusikan rencana untuk desentralisasi dengan College of Cardinals-nya pada bulan Desember 2015 dan lagi pada bulan Juni 2017. Pada tahun 2016, Paus Francis menyarankan desentralisasi sebagai cara untuk maju dalam perdebatan tentang pemberian Komuni bagi para pezina.

Pemecatan kepala urusan doktrin Vatikan
Kardinal Gerhard Muller, kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman, usia 69 tahun, diberhentikan dari jabatannya meskipun semua pendahulunya masih menjabat di kantor yang sama sampai mereka pensiun. Beberapa Kardinal telah menyarankan kepada Paus Francis untuk menyingkirkan Muller, yang gigih mempertahankan ortodoksi doktrinal karena dia menentang agenda Paus untuk melakukan perubahan. Muller mengungkapkan bahwa Paus memecatnya melalui percakapan selama satu menit. Langkah ini secara luas dianggap sebagai hukuman karena dia menentang agenda Paus.

Hari Pemuda se dunia yang penuh muatan sex
Pada Hari Pemuda Sedunia tahun 2016, Vatikan mengeluarkan program sex bagi remaja dengan mengabaikan peran utama orang tua dalam hal-hal seperti itu, bahkan Vatikan sama sekali tidak menyebutkan dosa berat, dimana disitu dipamerkan juga foto-foto dan film-film yang berbau seksual melulu.

Pidato yang tergolong X-rated
Martabat kepausan terpukul ketika Paus Fransiskus menggunakan istilah-istilah kontroversial coprophilia (suka akan kotoran) dan coprophagia (suka makan kotoran) untuk menuduh media-media yang melaporkan berbagai skandal di dalam Gereja.


Yayo Grassi bersama pasangan homosexnya berpelukan dengan Paus

Ketika dubes Vatikan untuk Amerika Serikat mengundang pahlawan pro-keluarga, Kim Davis, untuk bertemu dengan Paus Francis selama kunjungan paus Amerika Serikat, Davis tidak diijinkan untuk mengambil foto dari pertemuan tersebut. Ketika media bertanya kepada Vatikan tentang pertemuan itu, pertama-tama Vatikan menolak untuk mengkonfirmasi, dan setelah beberapa waktu kemudian Vatikan mengatakan bahwa "satu-satunya tamu yang diijinkan oleh Paus di kedutaan Vatikan adalah seorang mantan muridnya dan keluarganya." Mantan murid Paus, Yayo Grassi, berada di sana bersama saudara perempuan dan ibunya serta pasangan homoseksualnya. Mereka tidak hanya mengambil foto tetapi juga video di mana Paus Fransiskus terlihat memeluk Grassi dan pasangan homoseksualnya.

Virus Zika dan kontrasepsi

Paus Francis ditanya tentang bagaimana "menghindari kehamilan" di daerah yang berisiko penularan virus Zika. Dia menjawab: "Paul VI, pria hebat, dalam situasi sulit di Afrika, dia  mengizinkan para biarawati menggunakan kontrasepsi dalam kasus-kasus perkosaan," katanya. "Di sisi lain, menghindari kehamilan bukanlah sebuah kejahatan mutlak," tambahnya. "Dalam kasus-kasus tertentu, seperti dalam kasus ini, seperti yang saya sebutkan tentang Beato Paulus VI, sudah jelas." Diminta klarifikasi mengenai perkataan paus ini pihak Vatikan menegaskan bahwa Paus Francis menyetujui penggunaan kontrasepsi dan kondom dalam kasus-kasus yang berat. (Ini adalah sebuah kontradiksi dengan ajaran Gereja.)




Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/