Monday, September 30, 2019

BURKE: SINODE AMAZON TIDAK BERBICARA TENTANG EVANGELISASI DI AMAZON





by Bradley Eli, M.Div., Ma.Th.  •  ChurchMilitant.com  •  September 26, 2019

BURKE: SINODE AMAZON TIDAK BERBICARA TENTANG EVANGELISASI DI AMAZON

ROMA (ChurchMilitant.com) - Kardinal Raymond Burke memperingatkan bahwa Sinode Amazon bukanlah berbicara tentang evangelisasi lokal di Amazon, tetapi ia berbicara tentang revolusi di seluruh Gereja.

Dalam wawancara dengan media Italia yang diterbitkan Senin, mantan kepala pengadilan tertinggi Vatikan itu mengutuk "sikap tidak jujur" dalam menutupi sifat sinode yang sebenarnya. "Sinode disajikan secara tersamar sebagai perawatan pastoral bagi orang-orang yang akan diberi pewartaan Injili di Amazon, tetapi para uskup Jerman menyatakan dengan jelas bahwa tujuannya adalah untuk melakukan revolusi atas seluruh Gereja," tutur Burke. "Bahkan uskup Essen, Monsinyur Franz-Josef Overbeck, baru-baru ini mengatakan bahwa setelah Sinode Amazon 'tidak akan ada lagi yang sama di dalam Gereja."

Perkataan Burke ini didukung oleh komentar yang sama dari kepala liturgi Vatikan, Cdl. Robert Sarah. Dalam sebuah wawancara yang juga diterbitkan pada hari Senin, Sarah mengatakan bahwa paus menggunakan sinode sebagai "laboratorium untuk Gereja universal" yang "tidak jujur ​​dan menyesatkan."

"Mengambil keuntungan dari sebuah sinode khusus, untuk memperkenalkan proyek-proyek ideologis ini akan menjadi manipulasi yang sangat tidak layak, sebuah penipuan yang tidak jujur, penghinaan terhadap Tuhan, yang memimpin Gereja-Nya dan mempercayakan kepada para pemimpinnya dengan rencana keselamatan-Nya," tegas Sarah.

Dia berseru, "Saya terkejut dan marah karena tekanan spiritual orang miskin di Amazon digunakan sebagai dalih" untuk mendukung proyek-proyek seperti menahbiskan pria yang sudah menikah, menciptakan sebuah utusan pelayanan bagi perempuan dan memberikan yurisdiksi kepada orang awam.

Ditanya dalam wawancara hari Senin tentang penekanan sinode pada "menghargai budaya dan agama yang berbeda," Burke memperingatkan bahwa pendekatan ini selalu tidak efektif dan dapat menyebabkan seorang misionaris kehilangan keyakinannya.

"Jika seorang misionaris memulai dengan satu-satunya niat untuk menghargai budaya apa pun yang dia temukan, maka kita dapat yakin bahwa tidak akan ada evangelisasi disitu, kemungkinan besar misionaris ini pada akhirnya akan kehilangan iman mereka sendiri," kata Burke mengingatkan.
"Kita berada dalam sebuah krisis yang mendalam," kata Burke, ketika ditanya mengapa ia dan Bp. Athanasius Schneider dari Astana, Kazakhstan, pada hari Selasa mengeluarkan permintaan untuk berdoa dan berpuasa. Mereka melakukannya dengan maksud agar bidaah yang ada dalam dokumen persiapan sinode yang disebut Instrumentum Laboris, akan ditolak.

"Menurut pandangan yang sangat keliru dalam Instrumentum Laboris, Kristus dan kosmos adalah satu dan Tuhan juga menyatakan dirinya dalam keadaan-keadaan lain. Pandangan ini terkait erat dengan panteisme. Hal itu adalah kultus dari dunia alami," jelas Burke.

MEREKA YANG MEMPROMOSIKAN 'GEREJA BARU' TIDAK MENGINGINKAN ADANYA PANGGILAN HIDUP BAKTI IMAMAT. Tweet

Ketika ditanya tentang "penurunan jumlah panggilan saat ini," Burke mengungkapkan bahwa mereka yang mendorong apa yang disebut "Gereja baru," telah menjauhkan dan menghalangi panggilan hidup bakti imamat, untuk membenarkan penahbisan pria yang sudah menikah.

"Mereka yang mempromosikan 'Gereja baru' tidak ingin adanya panggilan imamat, mereka mengecilkan hati mereka untuk membenarkan posisi mereka sendiri yang menyerang kehidupan selibat," tegas Burke. "Bukanlah kebetulan jika lembaga-lembaga keagamaan, mungkin dengan jemaat muda dan banyak panggilan, adalah yang menjadi sasaran utama mereka saat ini."

Panggilan imamat masih ada, kata Burke, tetapi yang kurang di banyak tempat adalah "kerasulan untuk hidup panggilan dan doa untuk meningkatkan jumlah panggilan imamat."

Kehidupan selibat, yang sedang diserang oleh sinode, sebenarnya membebaskan seorang imam untuk menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan dan untuk sepenuhnya menjalani imamatnya. Pada saat yang sama, mereka mengabaikan kepalsuan bahwa evangelisasi paling baik dilakukan hanya dengan "berbuat baik dan menjadi baik" jelas Burke.

Seorang imam dipanggil untuk merayakan Ekaristi, untuk menawarkan dirinya sebagai korban demi keselamatan jiwa-jiwa, untuk menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Kristus. Inilah yang penting, dan semua kegiatan keimaman lainnya - mengajar, membantu orang beriman dalam kesulitan, pekerjaan amal, bahkan membela orang Indian - adalah konsekuensinya dan bahkan jika mereka tidak berhasil, ini tidak akan mengambil apa pun dari fungsi pelayanannya.


Philip Lawler - MENGAPA PAUS FRANCIS MERASA TIDAK NYAMAN ...



Pope Francis at 2016 Rome consistory, when "progressive" archbishops Cupich, Joseph Tobin, and Farrell were made cardinals.Steve Jalsevac / LifeSite

By Philip Lawler

THE PULSECATHOLIC CHURCHFAITH

 

MENGAPA PAUS FRANCIS MERASA TIDAK NYAMAN KETIKA ADA ORANG MASUK KEDALAM AGAMA KATOLIK?

 

https://www.lifesitenews.com/pulse/why-is-pope-francis-so-uncomfortable-when-people-convert-to-catholicism

 


27 September 2019 (CatholicCulture.org) - Inilah yang tidak dikatakan Paus Francis, ketika dia berbicara kepada sekelompok Jesuits di Mozambik:

Hari ini saya merasakan kepahitan setelah bertemu dengan orang-orang muda. Seorang wanita mendekati saya bersama dengan seorang pria muda dan seorang wanita muda. Saya diberitahu bahwa mereka adalah bagian dari gerakan kiri. Dia berkata kepada saya dalam bahasa Spanyol yang sempurna: "Yang Mulia, saya berasal dari Afrika Selatan. Bocah ini adalah eksekutif perusahaan minyak dan ikut dalam gerakan environmentalism (kelompok yang menyebut dirinya sebagai pencinta lingkungan). Gadis ini adalah seorang Republikan konservatif dan sekarang ikut menentang hukuman mati." Wanita itu memberitahu saya dengan penuh rasa kemenangan, seolah-olah dia memamerkan piala berburu. Saya merasa tidak nyaman dengan hal itu dan berkata kepadanya, "Nyonya, evangelisasi ya, tapi pertobatan jangan."

Ketika Paus berbicara tentang topik-topik politik, saya ragu dia akan keberatan dengan seseorang yang langsung menerima bimbingannya. Mengapa paus begitu curiga terhadap pertobatan dalam hal agama (Katolik), ketika jiwa-jiwa yang lapar bergegas masuk kedalam perjamuan Kristus?

Published with permission from CatholicCulture.org.


KARDINAL BURKE & USKUP SCHNEIDER: “BERSIKAP DIAM TERHADAP KESALAHAN...


 

 

 

KARDINAL BURKE & USKUP SCHNEIDER: “BERSIKAP DIAM TERHADAP KESALAHAN DI BAWAH KEPAUSAN FRANCIS BERARTI MELAKUKAN DOSA BERAT" ...

 


LifeSiteNews.com reported on September 24, 2019:
by Diane Montagna

Kardinal Raymond Burke dan Uskup Athanasius Schneider telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang membela kritikan kepada paus Francis, dimana Burke dan Schneider memprotes tuduhan “pencemaran nama baik” yang dilontarkan terhadap para kritikus semacam itu dan mengatakan bahwa diterapkannya kaidah ‘tak bisa salah’ (infalibilitas) dari berbagai pernyataan kepausan telah menghilangkan kemungkinan adanya “debat teologis yang jujur ​​dan intelektual.”

Dalam pernyataan tiga halaman yang dirilis pertama kali oleh National Catholic Register pada hari Selasa, 24 September 2019, para uskup itu bersikeras bahwa mereka memiliki kewajiban untuk berbicara mengenai “kebingungan doktrinal menyeluruh” yang menguasai Gereja saat ini, dan mereka yang berikap diam dalam hal ini berarti melakukan “dosa besar."

Dalam dokumen tersebut, yang berjudul A clarification about the meaning of fidelity to the Supreme Pontiff (Sebuah klarifikasi tentang arti dari kesetiaan kepada Paus,) kedua orang itu menggunakan tulisan-tulisan Beato John Henry, Kardinal Newman - yang akan dikanonisasi oleh Paus Francis pada 13 Oktober - untuk menjelaskan mengapa, berdasarkan hati nurani, mereka memiliki tugas mulia untuk berbicara.

Mereka juga menyatakan bahwa "ungkapan kepedulian" yang tulus seperti itu adalah berasal dari "rasa kasih yang besar bagi jiwa" dan bagi paus Francis tentunya.

Kardinal Burke bertugas sebagai pelindung Ordo Sovereign Malta dan Uskup Schneider adalah uskup pembantu dari keuskupan agung Saint Mary di Astana, Kazakhstan.

Meringkas ke masalah utama dari kebingungan di dalam Gereja saat ini, hal itu menunjuk kepada sikap "ambiguitas" mengenai tidakterceraikannya pernikahan, diberikannya ijin kepada orang yang kumpul kebo untuk menerima Komuni Kudus, semakin meningkatnya persetujuan atas tindakan homoseksual, berbagai kesalahan tentang keunikan Tuhan kita Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya; dan pengakuan atas berbagai bentuk paganisme beserta praktik ritualnya, yang kesemuanya itu diusulkan dalam dokumen kerja Sinode Amazon 6-27 Oktober 2019.

Kardinal Burke dan Uskup Schneider bertanya: Bagaimana Rasul St.Paulus, Santo Athanasius Agung atau para pembela iman yang gagah berani lainnya akan bereaksi terhadap Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani bersama oleh paus Francis dan Imam Besar di Abu Dhabi, yang mengatakan bahwa “keragaman agama adalah dikehendaki oleh Allah?" Dan apa yang akan mereka katakan kepada para uskup yang berpartisipasi dalam Sinode Amazon?

Namun, dalam iklim Gereja saat ini, Kardinal Burke dan Uskup Schneider menyesalkan bahwa “ungkapan perhatian yang tulus dan penuh hormat mengenai hal-hal yang sangat penting secara teologis dan pastoral dalam kehidupan Gereja” segera saja “dibungkam dan dilemparkan ke dalam tuduhan negatif dengan celaan dan tuduhan 'menabur keraguan,' tuduhan 'melawan Paus,' atau bahkan menjadi 'skismatik.' ”

Kritikan terhadap ungkapan keprihatinan semacam itu sering beralih menjadi "sentimen" atau "pamer kekuasaan" daripada "alasan yang layak", dan tampaknya paus tidak tertarik untuk terlibat dalam "diskusi teologis yang serius," demikian catat mereka berdua.

Adalah "mustahil" untuk berpikir bahwa Santo Paulus atau Santo Athanasius "akan tetap diam" dalam keadaan seperti itu dan membiarkan diri mereka "diintimidasi" dengan tuduhan "berbicara menentang Paus," kata Burke dan Schneider. Memang, mereka menambahkan, adalah paus Francis sendiri yang meminta parrhesia (kebenaran) "tanpa rasa malu dan tanpa ragu-ragu."

Menegaskan "di hadirat Allah yang akan menghakimi kita" bahwa mereka (Kardinal Burke dan Uskup Schneider) adalah "sahabat sejati paus Francis" dan mereka memiliki "penghargaan supranatural atas pribadi paus dan atas jabatan pastoral tertinggi sebagai Penerus Petrus," kata Kardinal Burke dan Uskup Schneider, dan bahwa mereka "banyak berdoa untuk paus Francis" dan mendorong umat beriman "untuk melakukan hal yang sama."

Mengutip St. John Fisher dan St.Thomas More, Kardinal Burke dan Uskup Schneider mengakhiri dengan menegaskan bahwa membela "integritas dari deposit iman" berarti mendukung "Paus dalam pelayanan Petrus-nya."


Berikut ini adalah teks lengkap dari pernyataan mereka, tertanggal 24 September 2019.


Klarifikasi tentang arti dari kesetiaan kepada Paus

Tidak akan ada orang yang jujur dan tulus yang akan menyangkal terjadinya kebingungan doktrinal yang hampir menyeluruh, yang sedang menguasai kehidupan Gereja di zaman kita sekarang. Hal ini terutama disebabkan oleh sikap ambiguitas mengenai tidakterceraikannya perkawinan, yang sedang direlatifkan melalui diijinkannya orang kumpul kebo untuk menerima Komuni Kudus, karena meningkatnya persetujuan atas tindakan homoseksual, yang secara intrinsik adalah bertentangan dengan alam dan bertentangan dengan kehendak Allah, karena kesalahan pengertian mengenai keunikan Tuhan kita Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya, yang sedang direlatifkan melalui penegasan yang keliru tentang keragaman agama, dan terutama karena pengakuan berbagai bentuk paganisme serta praktik ritual mereka, melalui Instrumentum Laboris bagi Sinode para Uskup untuk wilayah Pan-Amazon mendatang.

Mengingat semua kenyataan ini, hati nurani kita tidak memungkinkan kita untuk bersikap diam. Kita, sebagai saudara di dalam Kolese Para Uskup, berbicara dengan penuh hormat dan kasih, sehingga Bapa Suci dapat dengan tegas menolak kesalahan doktrinal yang jelas dari Instrumentum Laboris untuk Sinode Para Uskup wilayah Pan-Amazon yang akan datang dan tidak menyetujui untuk penghapusan praktik selibat imam di dalam Gereja Latin melalui persetujuan penahbisan yang disebut "viri probati".

Dengan campur tangan kita, kita, sebagai gembala dari kawanan domba, mengungkapkan kasih kita yang besar kepada jiwa-jiwa, untuk pribadi paus Francis sendiri dan atas karunia ilahi dari Jabatan Petrine (Paus). Jika kita tidak melakukan hal ini, maka kita akan melakukan dosa besar, yaitu dosa kelalaian dan keegoisan. Karena, jika kita bersikap diam, kita akan memiliki kehidupan yang lebih tenang, dan mungkin kita bahkan akan menerima penghargaan dan kehormatan. Namun, jika kita bersikap diam, kita akan melanggar suara hati nurani kita sendiri. Dalam konteks ini kita ingat akan kalimat terkenal dari calon Santo, Kardinal John Henry Newman, (yang akan dikanonisasi pada 13 Oktober 2019): “Saya akan menerima dari suara hati nurani terlebih dahulu, dan baru kemudian menerima dari Paus” (A Letter Addressed to the Duke of Norfolk on Occasion of Mr. Gladstone’s Recent Expostulation). Kami ingat akan kata-kata dari Melchior Cano yang berkesan dan akrab ini, salah satu uskup yang paling terkenal selama Konsili Trente: “Petrus tidak membutuhkan pujian kita. Mereka yang secara membabi buta dan tanpa pandang bulu membela setiap keputusan Paus Tertinggi adalah mereka yang paling merongrong otoritas Tahta Suci: mereka menghancurkan, bukannya memperkuat fondasinya.”

Dalam beberapa waktu belakangan ini, telah tercipta suasana infalibilisasi yang hampir total dari pernyataan-pernyataan Paus Roma, yaitu, dari setiap kata Paus, setiap pengumuman, dan bahkan dalam dokumen-dokumen pastoral Takhta Suci. Dalam praktiknya, tidak ada lagi ketaatan pada aturan tradisional untuk membedakan tingkat-tingkat yang berbeda dari pernyataan Paus dan jabatannya dengan catatan-catatan teologis mereka dan dengan kewajiban kepatuhan yang sesuai dari pihak umat beriman.

Terlepas dari kenyataan bahwa dialog dan debat teologis telah didorong dan dipromosikan dalam kehidupan Gereja selama beberapa dekade terakhir setelah Konsili Vatikan II, di zaman kita sekarang, tampaknya tidak ada lagi kemungkinan debat intelektual dan teologis yang jujur ​​dan tentang ekspresi keraguan tentang afirmasi dan praktik yang secara serius mengaburkan dan merusak integritas Deposit Iman dan Tradisi Kerasulan. Situasi seperti itu mengarah pada pengabaian terhadap penalaran dan, oleh karena itu, terhadap kebenaran.

Mereka yang mengkritik ekspresi keprihatinan kami hanya menggunakan argumen sentimental atau argumen dari kekuasaan. Mereka tampaknya tidak ingin terlibat dalam diskusi teologis yang serius tentang masalah ini. Dalam hal ini, nampaknya seringkali alasan yang benar telah diabaikan dan penalaran ditekan.

Sebuah ungkapan keprihatinan yang tulus dan penuh hormat mengenai hal-hal yang sangat penting secara teologis dan pastoral dalam kehidupan Gereja saat ini, juga ditujukan kepada Paus Tertinggi, segera dimatikan dan dilemparkan ke dalam cap negatif dengan celaan dan tuduhan “menabur keraguan”, "melawan Paus", atau bahkan menjadi "skismatik."

Sabda Tuhan mengajar kita, melalui para Rasul, untuk memastikan, dengan tegas, dan tanpa kompromi mengenai kebenaran universal dan tidak berubah dari Iman kita, dan untuk menjaga dan melindungi Iman dalam menghadapi kesalahan, seperti Santo Petrus, Paus pertama, menulis: "Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh." (2 Pt. 3:17). St. Paulus juga menulis: “Kita mungkin bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh gelombang dan dibawa-bawa oleh setiap angin doktrin, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (Ef.4:14-15)

Orang harus mengingat fakta bahwa Rasul Paulus secara terbuka mencela Paus pertama (Petrus) di Antiokhia dalam masalah yang lebih sepele, dibandingkan dengan kesalahan-kesalahan yang pada zaman kita sekarang telah tersebar dalam seluruh kehidupan Gereja.

Santo Paulus secara terbuka menegur Paus pertama karena perilakunya yang munafik dan bahaya yang timbul karena mempertanyakan kebenaran yang mengatakan bahwa rumusan hukum Musa tidak lagi mengikat bagi orang Kristen. Bagaimana reaksi Rasul Paulus atas keadaan Gereja saat ini, jika dia membaca kalimat dalam dokumen Abu Dhabi yang mengatakan bahwa Allah, dalam kebijaksanaannya, juga menginginkan keragaman jenis kelamin, bangsa dan agama (meskipun di antaranya ada agama-agama yang mempraktikkan penyembahan berhala dan menghujat Yesus Kristus)! Pernyataan atau penegasan semacam itu benar-benar berpengaruh pada tindakan merelativkan keunikan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya! Apa yang akan dikatakan oleh Santo Paulus, Santo Athanasius dan tokoh-tokoh besar Kristiani lainnya, ketika membaca pernyataan-pernyataan semacam itu dan kekeliruan-kekeliruan yang diungkapkan dalam Instrumentum Laboris untuk Sinode Pan-Amazon yang akan datang? Adalah tidak mngkin untuk berpikir bahwa tokoh-tokoh mulia ini akan tetap diam, atau membiarkan diri mereka diintimidasi dengan celaan dan tuduhan berbicara "menentang Paus."

Ketika Paus Honorius I pada abad ketujuh menunjukkan sikap yang ambigu dan berbahaya mengenai penyebaran ajaran sesat monothelitisme, yang menyangkal bahwa Kristus memiliki kehendak manusia, maka St. Sophronius, Patriarkh Yerusalem, mengirim seorang uskup dari Palestina ke Roma, untuk meminta berbicara kepada Paus, berdoa dan tidak tinggal diam sampai Paus mengutuk bidaah saat itu. Jika St. Sophronius hidup hari ini, dia pasti akan dituduh berbicara "menentang Paus."

Penegasan tentang keragaman agama dalam dokumen Abu Dhabi dan khususnya kesalahan dalam Instrumentum Laboris untuk Sinode Pan-Amazon mendatang berkontribusi pada pengkhianatan atas keunikan tak tertandingi dari Pribadi Yesus Kristus dan integritas Iman Katolik. Dan hal ini terjadi di depan mata seluruh Gereja dan dunia. Situasi serupa terjadi pada abad keempat, ketika dengan sikap diam dari hampir seluruh uskup, konsubstansialitas dari Putra Allah dikhianati demi penegasan doktrinal yang ambigu tentang semi-Arianisme, suatu pengkhianatan di mana bahkan Paus Liberius berpartisipasi dalam waktu yang singkat. Athanasius tidak pernah lelah secara terbuka mencela ambiguitas semacam itu. Paus Liberius memberikan exkom kepada Athanasius pada tahun 357 "pro bono pacis", yaitu "demi perdamaian", karena berdamai dengan Kaisar Konstantius dan para uskup semi-Arian dari Timur. St Hilary of Poitiers melaporkan fakta ini dan menegur Paus Liberius karena sikapnya yang ambigu. Adalah penting bahwa Paus Liberius, tidak seperti semua pendahulunya, adalah paus pertama yang namanya tidak termasuk dalam Martyrologi Romawi.

Pernyataan publik kami sesuai dengan kata-kata Bapa Suci kita, paus Francis, berikut ini: “Satu syarat umum dan mendasar adalah ini: berbicara dengan jujur. Jangan ada yang mengatakan: "Saya tidak bisa mengatakan ini, mereka akan memikirkan ini atau itu tentang saya ..."

Penting untuk mengatakan dengan parrhesia (kebenaran) tentang semua yang dirasakan seseorang. ... Seorang Kardinal menulis kepada saya, mengatakan: sungguh memalukan bahwa beberapa Kardinal tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal-hal tertentu karena menghormati Paus, dia percaya bahwa Paus mungkin menafsirkan lain. Tetapi ini adalah tidak baik, ini bukan sinodalitas, karena itu perlu untuk mengatakan semua itu, di dalam Tuhan, orang merasa perlu untuk mengatakan: dengan hormat dan sopan, tanpa ragu-ragu. "(Ucapan paus kepada para Bapa Sinode selama Sidang Umum Pertama Kongregasi Sidang Umum Luar Biasa Ketiga dari Sinode Para Uskup, 6 Oktober 2014).

Kami menegaskan di hadirat Allah yang akan menghakimi kami: kami adalah teman sejati paus Francis. Kami memiliki penghargaan supranatural kepada pribadinya dan kepada jabatan pastoral tertinggi sebagai Penerus Petrus. Kami banyak berdoa untuk paus Francis dan mendorong umat beriman untuk melakukan hal yang sama. Dengan rahmat Tuhan, kita siap menyerahkan hidup kita demi kebenaran iman Katolik tentang Keutamaan Santo Petrus dan para penggantinya, seandainya para penganiaya Gereja meminta kita untuk menyangkal kebenaran ini. Kami memperhatikan teladan mulia dari kesetiaan kepada kebenaran Katolik tentang Keutamaan Petrus, seperti St. John Fisher, seorang uskup dan kardinal Gereja, dan St. Thomas More, seorang awam, dan banyak Orang Kudus dan Pengaku Iman, dan kami memohon syafaat mereka.

Semakin banyak umat awam, para imam dan uskup berpegang teguh dan mempertahankan integritas deposit iman, semakin mereka, pada kenyataannya, akan mendukung Paus dalam pelayanan Petrine-nya. Karena Paus adalah yang pertama di Gereja yang menerapkan peringatan dari Kitab Suci ini: “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” (2 Tim. 1: 13-14).


Raymond Leo Cardinal Burke
Bishop Athanasius Schneider
September 24, 2019
Feast of Our Lady of Ransom






Sunday, September 29, 2019

Bunda Miriam - Proposal Francis untuk menggalakkan Humanisme Baru Akan Membasmi Kekristenan .


 


Bunda Miriam (seorang biarawati di Amerika Serikat):
Proposal Francis untuk menggalakkan Humanisme Baru Akan Membasmi Kekristenan ...


LifeSiteNews.com reported on September 25, 2019:

Berita tentang "Pakta Global" Paus yang baru saja diluncurkan untuk menggalakkan "humanisme baru" akan berakibat menghancurkan tatanan masyarakat kita, menghancurkan budaya kita, dan menghancurkan keluarga," kata Bunda Miriam dalam siaran langsungnya Senin.

Pada 12 September 2019, Vatikan mengeluarkan pernyataan yang mengundang para pemimpin agama, tokoh kemanusiaan, dan tokoh internasional, dan politisi, akademisi, ilmuwan, dan atlet terkemuka, untuk menandatangani "Pakta Global tentang Pendidikan."

Pada talkshow langsung hari Senin, Bunda Miriam membaca dan merefleksikan sebuah artikel dari LifeSiteNews tentang hal itu. "Kami bangun pagi ini tidak menerima berita yang membahagiakan, dan itu semua ada hubungannya dengan penghancuran atas tatanan masyarakat kita, merusak budaya kita, dan menghancurkan keluarga," katanya.

Tujuan dari "Pakta Global tentang Pendidikan" adalah untuk memberikan "kepada generasi muda sebuah rumah bersama yang berisi persatuan dan persaudaraan." Bunda Miriam memberi tahu para pendengarnya bahwa ini adalah "rumah bersama dari iblis." Tidak ada rumah bersama yang kita miliki di dunia, kecuali di Surga dan Kekristenan di Bumi. Kita tidak memiliki rumah bersama selain itu.”

Menurut sebuah situs Vatikan yang mempromosikan pakta itu, "Paus Francis telah mengundang semua orang yang peduli tentang pendidikan generasi muda untuk menandatangani Pakta Global, untuk menciptakan perubahan mental global melalui pendidikan."

"Saudara-saudaraku yang terkasih, itulah yang dilakukan oleh kaum komunis lebih dari seratus tahun yang lalu," kata Bunda Miriam. "Kejahatan telah masuk ke dalam Gereja, dan ide itu telah dibeli oleh Paus sendiri dan hierarki Gereja."



Bunda Miriam mengingatkan para pendengarnya bahwa kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan dari ciptaan Tuhan dan untuk mendidik anak-anak kita.

Selama beberapa minggu terakhir, acara siaran langsung Bunda Miriam telah berfokus pada tugas orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Dia telah meminta orang tua untuk  menarik anak-anak mereka keluar dari sekolah umum guna melindungi mereka dari ideologi gender dan pendidikan seks yang vulgar. Bunda Miriam menganjurkan para orang tua untuk membawa pulang anak-anak mereka dan tidak melepaskan tugas utama mereka untuk mendidik anak-anak mereka dan menyerahkannya kepada orang lain. Sedangkan paus Francis justru mengusulkan hampir kebalikannya.

“Ini [Pakta Pendidikan Global],” kata paus, “akan menghasilkan pria dan wanita yang terbuka, bertanggung jawab, siap untuk mendengarkan, berdialog dan bercermin dengan orang lain, dan mampu menjalin hubungan dengan keluarga, antar generasi, dan dengan masyarakat sipil, dan dengan demikian menciptakan humanisme baru.”

Bunda Miriam menyebut inisiatif paus untuk mengglobalisasikan pendidikan sebagai "setan."

“Ini sama sekali bukan untuk melindungi keluarga. Sebuah desa pendidikan yang akan sekali dan untuk selamanya menghancurkan keluarga dan umat manusia.”

Dengan hati-hati Bunda Miriam mengatakan bahwa usulan itu adalah berasal dari setan. Paus Francis menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diusulkannya, setiap orang perlu "memiliki keberanian untuk menempatkan pribadi manusia berada di pusat" dan "melatih individu yang siap untuk menawarkan diri mereka bagi pelayanan kepada masyarakat."

Atas hal ini Bunda Miriam menjawab, “Bukankah itu yang salah dengan dunia kita hari ini? Alih-alih menempatkan Kristus di pusat, kita justru menempatkan manusia berada di pusat?”

Artikel yang dibahas Bunda Miriam ini menguraikan tujuan-tujuan yang akan diraih oleh paus, termasuk untuk "menyembuhkan keretakan relasi antara manusia dengan Yang Mutlak."

Bunda Miriam mencatat bahwa istilah "Yang Mutlak" ini adalah ungkapan yang ambigu dan dapat merujuk pada sosok yang disembah oleh golongan tertentu atau dewa apa pun. “Apa yang terjadi pada Tuhan? Istilah ‘Yang Mutlak’ bukanlah salah satu dari nama Tuhan."

Bunda Miriam mengakhiri bagian reflektif dari acaranya dengan mengingatkan para pendengarnya, mengutip Uskup John Carroll dari Baltimore, bahwa satu-satunya cara untuk mengubah masyarakat adalah melalui pendidikan anak-anak.

Silakan mendengarkan acara Bunda Miriam Live pukul 10 pagi EST untuk mendengar lebih banyak wawasan dan renungannya tentang sekolah umum dan homeschooling. Apakah Anda memiliki pertanyaan atau komentar untuk Ibu? Anda dapat menelepon, mengirim pesan teks, atau mengirim email langsung kepadanya selama acaranya.

*****

MEMBANGUN SEBUAH UTOPIA
(Utopia merupakan suatu komunitas atau masyarakat khayalan dengan kualitas-kualitas yang sangat didambakan ataupun nyaris sempurna)

"Anak-anak-Ku di dunia, kamu sekarang berdiri di atas sebuah bukit, sebuah bukit yang telah kau bangun di atas nilai-nilai kemanusiaan dan perilaku materialistis, ketika kamu berusaha membangun sebuah dunia milikmu sendiri, menghalangi terang, dan membangun utopia, dibangun dengan humanisme, sosialisme, dan komunisme - semuanya di bawah kedok kasih dan persaudaraan, ditutupi dengan selimut kegelapan roh. Untuk ini, Bapa Yang Kekal telah memberi kemungkinkan kepadamu untuk mengejar tujuanmu sendiri. Peristiwa Peringatan nanti akan mengejutkan banyak orang." - Yesus, Bayside, 20 November 1979

AGEN-AGEN 666 SEKARANG DILEPASKAN DI ROMA
"Agen-agen 666 sekarang dilepaskan di Roma dan telah masuk ke tempat-tempat tertinggi hierarki. Hal itu akan membuat uskup melawan uskup dan kardinal melawan kardinal, hingga semua yang tersisa akan tersingkir keluar melalui pembersihan." - Yesus, Bayside, 25 Juli 1977

"Tanpa ada sejumlah doa yang diperlukan untuk menyeimbangkan neraca pengadilan dan tindakan pemulihan dari anak-anak di dunia, akan ditempatkan di Tahta Petrus seorang yang akan merebut dan menempatkan jiwa-jiwa serta Rumah Allah didalam kegelapan yang dalam." - Bunda Maria, Bayside, 18 Maret 1974

”Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tempat kedudukan dari antikristus.” - Our Lady of La Salette, 19 September 1846


Thursday, September 26, 2019

MAFIA ST. GALLEN DAN KEPAUSAN FRANCIS SAAT INI …


  

 

MAFIA ST. GALLEN DAN KEPAUSAN FRANCIS SAAT INI …

 


CanadaFreePress.com reported on September 8, 2018:
by David Martin

Almarhum Kardinal (Jesuit) Carlo Martini, adalah musuh besar Gereja Katolik dimana banyak orang merasa khawatir dia akan mengambil alih Tahta Kepausan sebagai seorang anti-paus ketika Paus Yohanes Paulus II berhadapan dengan kematian sebelum waktunya. Martini dikenang karena dia menyerang Yohanes Paulus II di media dan menyerukan pengunduran dirinya karena dia tidak mendukung "hak" wanita untuk melakukan aborsi.

Dengan alasan yang jelas, Martini juga membenci Kardinal Ratzinger [sekarang Benediktus XVI], meskipun ia berteman baik dengan kardinal Jesuit Jorge Bergoglio [sekarang Paus Francis], dan khawatir bahwa Ratzinger akan menjadi paus berikutnya maka Martini mendirikan "Mafia St. Gallen " dalam upaya untuk mencegah Ratzinger agar tidak terpilih menjadi paus dan kemudian mendorong Bergoglio sebagai gantinya.

Deo Gratias, politik mereka gagal dalam konklaf 2005 dan Benedict terpilih, setelah itu Mafia St. Gallen bubar, tetapi mereka bersatu lagi pada 2011 dan memaksa pengunduran diri Benedict pada 2013. Meskipun paus Benedict menyetujui kehendak bebasnya untuk mundur, tetapi pengunduran diri itu kemudian dilakukan melawan keinginannya di bawah tekanan besar dari pihak luar, yang terungkap dalam sebuah penerbangan ketika dia berbicara (yang bisa dianggap sebagai nubuat) dalam pidatonya pada 24 April 2005, ketika dia berkata: "Berdoalah untukku, agar aku tidak melarikan diri karena takut akan serigala."

Kita tahu dari omongan Kardinal Danneels, anggota kunci dari Dewan Sembilan (C9) paus Francis, bahwa dia adalah bagian dari kelompok reformis “mafia” radikal yang menentang Benediktus XVI. Danneels, yang dikenal karena dukungannya terhadap aborsi, LGBT, perkawinan gay, dan pornografi, mengatakan dalam sebuah wawancara yang direkam pada September 2015 bahwa dia dan beberapa kardinal lainnya adalah bagian dari klub "mafia" yang menyandang nama St. Gallen ini. Dia mengatakan bahwa kelompok itu menyerukan perubahan drastis di dalam Gereja, untuk membuatnya "jauh lebih modern," dan bahwa rencana mereka selama ini adalah meminta Kardinal Jorge Bergoglio untuk memimpinnya dan menjadikannya sebagai paus. (NC Register, Sept. 24, 2015)

Kalau dipikir-pikir, tidak sulit untuk memahami mengapa ada dua kilatan petir menghantam kubah Basilika Santo Petrus hanya beberapa jam setelah Paus Benediktus mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Februari 2013. Tuhan melihat apa yang akan terjadi setelah pengunduran diri bersejarah ini: Sebuah Gereja yang berantakan dengan memiliki beberapa orang kardinal dan bahkan paus yang terlibat dalam pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur — dan melalui sambaran petir itu Tuhan sedang berusaha menyadarkan Gereja akan hal ini.

Dengan segala hormat kepada Paus Benediktus, dia seharusnya mengikuti tuntunan dan contoh dari Yohanes Paulus II dan menjabat sebagai paus sampai akhir. Sementara Gereja berdoa demi pertobatan paus Francis, marilah kita tidak pernah lupa berdoa untuk juga bagi paus Benediktus XVI yang sangat menderita bagi Gereja saat ini.


*****



Petir yang menyambar kubah Basilika St.Petrus beberapa saat setelah Benediktus menyatakan penguduran dirinya




"Anak-anak-Ku, kamu semua akan mengenali wajah-wajah setan. Setan telah masuk ke dalam jajaran tertinggi Gereja-Ku. Berdoalah sekarang untuk para imammu: para uskupmu, para kardinalmu, para klerusmu. Banyak doa diperlukan, karena banyak orang di sana, sekarang, sedang berjalan menuju kebinasaan dengan membawa banyak orang lainnya bersama mereka." - Yesus, Bayside, 15 Juli 1977

"Akan ada banyak mitra berada di dalam neraka. Banyak imam berada di jalan menuju kutukan; dan bersama dengan mereka, mereka membawa serta banyak jiwa yang lainnya. Bagi mereka, lubang yang terendah dari jurang neraka adalah selamanya! Mereka yang dipercayakan berada di Rumah Putraku akan bertanggung jawab atas kejatuhan jiwa-jiwa kaum  muda. Pangkatmu di dalam Gereja tidak akan menjadi jaminan bahwa kamu bisa masuk ke dalam Kerajaan. Kamu telah mengkhianati Putraku. Betapa beraninya kamu menjual Rumah-Nya! Kamu telah menjual Rumah Putraku demi kepentinganmu yang bersifat sementara!" - Bunda Maria, Bayside, 25 Juli 1972

St. Fransiskus dari Assisi Meninggal3 Oktober 1226
Akan terjadi perbedaan pendapat dan perpecahan di kalangan masyarakat, kaum religius dan klerus, kecuali jika hari-hari itu diperpendek; maka sesuai dengan Sabda Kitab Suci, bahkan orang-orang terpilih akan dituntun menuju kesesatan, jika mereka tidak dibimbing secara khusus, di tengah kebingungan yang begitu besar, oleh rahmat Allah yang sangat besar.

Beberapa pengkhotbah akan bersikap diam terhadap kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan menyangkalnya. Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku suci dari luar, karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.

Setan akan memiliki kekuatan yang luar biasa; kemurnian tak bernoda dari Ordo kita, serta Ordo-ordo lainnya, akan sangat dikaburkan, hingga hanya sedikit sekali umat Kristiani yang akan mematuhi Paus dan Gereja Roma dengan setia dan kemurahan hati yang sempurna. Pada saat kesusahan ini ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonik, akan diangkat menjadi Paus, yang dengan kelicikannya akan berusaha untuk menarik banyak orang ke dalam kesesatan dan kematian.

Waktunya sedang mendekat dengan begitu cepatnya di mana akan ada cobaan dan penderitaan yang besar; kebingungan dan perselisihan, baik rohani maupun jasmani, akan terjadi dimana-mana; kemurahan hati banyak orang  menjadi semakin dingin, dan kejahatan orang fasik semakin meningkat.

Pesan dari Bunda La Salette, kepada Ned Dougherty
3 Mei 2019
Dunia ini tidak akan diselamatkan oleh hierarki Gereja yang sekarang berada dalam kekacauan dan perpecahan, tetapi diselamatkan melalui kamu, saudara dan saudariku, yang dengan rendah hati dan penuh hormat bersedia menjawab panggilan di masa-masa ini, yang berasal langsung dari Bapa di Surga melalui Putra-Nya, Sang Penebus, dan dengan bantuanku sebagai Ibu Surgawimu, serta melalui semua malaikat dan orang kudus.

St. Thomas Aquinas (Italia, lahir 1225 – meninggal 1274) 
"Kecuali jika kamu sekarang mau mendengarkan perkataanku tentang kehati-hatian, kamu akan jatuh ke dalam jebakan yang sedang dirancang bagimu. Musuh ada di dalam Rumah Allah. Dia akan berusaha untuk menyingkirkan Vikarismu dari antara kamu, dan ketika dia melakukannya, dia akan menempatkan seorang pria dari rahasia-rahasia gelap di Tahta Petrus! "

MDM, Selasa, 20 Maret 2012, jam 20.30
Perawan Maria – Berdoalah bagi Paus Benediktus XVI yang berada dalam bahaya terusir dari Roma…. Paus palsu itu sedang menunggu untuk menyatakan dirinya kepada dunia.

MDM, Selasa, 20 Maret 2012, jam 21.20
Yesus: Saat bagi perpecahan didalam Gereja hampir tiba, hendaknya kamu bersiap-siap sekarang…. Para hamba kudusKu telah berjalan menyimpang begitu jauh hingga banyak yang tidak percaya akan KedatanganKu Yang Kedua…. Kamu akan digodai untuk menyangkal Aku dan menolak ajaran-ajaranKu yang benar dan dipaksa untuk menghormati dan mematuhi serigala berbaju domba itu…. Banyak sekali jiwa-jiwa yang malang bukan saja terjatuh dibawah mantra-mantra dari Paus Palsu itu, Nabi Palsu yang dinubuatkan sejak lama, namun dia akan membuatmu percaya bahwa dia memiliki kuasa-kuasa ilahiah.

MDM, Selasa, 16 Nop 2010 - Peringatan bagi pejabat gereja
Aku meminta kamu semua agar berdoa bagi PausKu yang berani, Paus sejati yang terakhir. Kamu, para muridKu, sedang disesatkan oleh si penipu. Dia telah memperkenalkan dirinya di pintu-pintu GerejaKu dan kini perbuatan jahatnya telah dimulai. Bagi kamu, teruslah waspada, didepan dan di belakangmu. Dia akan merenggut jiwamu jika kamu menyerah kepada tipuannya.

Bunda Maria La Salette, 19 September 1846
”Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tempat kedudukan dari Antikristus.”

Bunda Maria mengatakan kalau Gereja akan ‘dikalahkan’ dalam dua arti : 1) bahwa orang tidak tahu lagi siapa Paus yang benar; 2) ‘untuk suatu masa tertentu, Kurban Misa Kudus (yang benar) tidak akan diadakan lagi di gereja-gereja.’

Luz De MarĂ­a, 24 Januari 2019
Si penipu itu telah menunjukkan kefasihan lidahnya yang luar biasa, hingga tanpa ketahuan, dia berhasil mengaburkan perhatian mata manusia, dengan berpura-pura sebagai orang yang rendah hati dan selalu tunduk.

Anne Catherine Emmerich Terberkati
Dia memperingatkan datangnya sebuah perpecahan yang besar didalam Gereja selama saat-saat akhir zaman itu, serta adanya ‘relasi yang aneh’ antara dua paus dimana yang satu akan memimpin sebuah gereja palsu.

“Aku melihat relasi yang menyebalkan antara dua orang paus. . . Aku melihat betapa buruk (berbahaya) konsekuensi dari gereja palsu ini. Aku melihatnya bertambah besar; segala macam bidaah datang ke kota (Roma). Para klerus setempat menjadi suam-suam kuku, dan aku melihat sebuah kegelapan besar ... "