Saturday, October 30, 2021

Vigano Bicara Soal Agenda Francis

 

Vigano Bicara Soal Agenda Francis 

https://thecupofjoe.wordpress.com/2021/10/13/vigano-weighs-in-on-francis-agenda/?fbclid=IwAR37cb-5-uJjcvC1IUlJLxEMpxUm36_dJ7DqGAQGZaVPFeMKxuASrJkGMyk

 

OCTOBER 13, 2021 / THECUPOFJOE 

 

 

 

 

Inilah kabar terbaru dari Uskup Agung Vigano sehubungan dengan Francis:

 

“Revolusi keempat yang diteorikan oleh Klaus Schwab dan keluarga keuangan internasional menemukan di dalam diri Bergoglio, bukan seorang penonton yang netral, yang dengan sendirinya sudah menjadi hal yang tidak pernah terdengar lagi, tetapi sebenarnya Bergoglio adalah seorang kooperator bersemangat yang menyalahgunakan otoritas moralnya sendiri untuk mendukung, di luar Gereja, proyek pembubaran masyarakat tradisional, sementara di dalam Gereja, Bergoglio mengejar proyek penghancuran Gereja untuk menggantikannya dengan organisasi filantropis yang terinspirasi oleh Masonik.

 

Dan itu adalah skandal. Ini berlaku untuk keduanya, untuk dunia sipil dan untuk dunia gerejawi. Hal ini menegaskan adanya konspirasi kriminal antara negara bayangan (the deep state) dan gereja bayangan (the deep church). Tampak bagi saya bahwa dalam konspirasi ini peran Yesuit sangat menentukan. Bukan kebetulan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang religius Serikat Yesus duduk di atas takhta Petrus.

 

Klaus Schwab adalah arsitek di balik Great Reset dan kepala Forum Ekonomi Dunia. Dia telah berbicara tentang Revolusi Industri Keempat (4.0) untuk beberapa waktu hingga sekarang, dan banyak mata pasti terbuka selama kegilaan tahun 2020. Great Reset telah dengan tepat digambarkan sebagai "Marxisme untuk abad ke-21."

 

Tentu saja, bukanlah suatu kebetulan bahwa Bunda Maria berkata di Fatima pada tahun 1917 bahwa jika permintaannya tidak diindahkan, maka Rusia akan menyebarkan kesalahannya ke seluruh dunia. 1917 kebetulan adalah tahun di mana Sosialis Marxis dan Freemason bersekongkol bersama untuk membunuh Tsar Nicholas II yang beragama Kristen bersama dengan seluruh Keluarga Kerajaan, dan mengantar masuk revolusi mereka yang terkenal.

Bunda Maria juga mengungkapkan di Fatima sebuah pesan tentang kemurtadan di dalam Gereja, menurut mereka yang telah membaca isi penuh Rahasia Ketiga. Kardinal Ciappi berkata, “Dalam Rahasia Ketiga, dinubuatkan antara lain bahwa kemurtadan besar dalam Gereja akan dimulai dari atas.” Kardinal Oddi berkomentar, “Perawan Terberkati sedang memperingatkan kita terhadap kemurtadan di dalam Gereja.”

 

Paus Pius XII sendiri bahkan berkata, “Saya khawatir dengan pesan Perawan Terberkati kepada Lucia dari Fatima. Kegigihan Maria berbicara tentang bahaya yang mengancam Gereja adalah peringatan Ilahi terhadap tindakan bunuh diri dengan mengubah Iman, dalam liturginya, teologinya dan jiwanya. Saya mendengar di sekitar saya para inovator yang ingin membongkar Kapel Suci, menghancurkan api universal dari Iman Gereja yang sejati, menolak ornamen-ornamennya dan membuatnya menyesali masa lalu historisnya.”


Vigano mencatat bahwa Francis adalah “kooperator yang bersemangat” dalam upaya mewujudkan visi Klaus Schwab (Great Reset) dan menghancurkan Gereja. Marilah kita terus berdoa demi pertobatannya, dan juga demi pemulihan Bunda Gereja yang kudus. Kita hidup di zaman profetik, di mana kita melihat pesan-pesan Fatima digenapi tepat di depan mata kita. Namun, seperti yang dijanjikan oleh Ratu dan Bunda kita, kita tahu bahwa pada akhirnya Hatinya yang Tak Bernoda akan menang. Dan jika kita dapat bertahan melalui pencobaan dan kesengsaraan ini, kita pasti akan berbagi dalam kemuliaan Kemenangannya yang akan datang! 

Yesus, Maria, dan Yosef. Kami mengasihi Engkau. Selamatkan jiwa-jiwa kami. Amin. 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Pedro Regis 5191 – 5195

Kaum Kiri Telah Mengatur Berbagai Masalah di Amerika...

Kesepakatan Mafia St. Gallen Menyebabkan Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI

Dua Perusahaan Investasi Raksasa Mengontrol Hampir Semua Yang Anda Beli

Ajaran Gereja Tidak Tunduk Pada Pemungutan Suara

Sekelompok Pembohong

Rahasia Ketiga Fatima Yang Sebenarnya

 

 

Rahasia Ketiga Fatima Yang Sebenarnya

 Rahasia Ketiga Fatima Yang Sebenarnya

 https://thecupofjoe.wordpress.com/2021/10/26/the-real-third-secret-of-fatima/?fbclid=IwAR37cb-5-uJjcvC1IUlJLxEMpxUm36_dJ7DqGAQGZaVPFeMKxuASrJkGMyk

 

OCTOBER 26, 2021 / by THECUPOFJOE 

 

 

 

Dengan datangnya informasi, maka datanglah tanggung jawab, demikian kata pepatah. Sebelum Anda membaca artikel ini, pastikan bahwa jiwa Anda telah siap sepenuhnya untuk menanggapinya, karena pesan Fatima tidak dimaksudkan untuk meredakan rasa ingin tahu yang sia-sia. Setelah Anda mengetahui Rahasia Ketiga yang sebenarnya dan penuh, Anda akan bertanggung jawab, dan tidak dapat mengaku tidak tahu pada Hari Penghakiman Anda nanti. Bahwa Surga dan Neraka itu ada, dan keduanya adalah kekal. Tanyakan pada diri Anda sendiri, di mana Anda sekarang dan berapa usia Anda saat membaca ini? Kemudian tambahkan angka 100 ke usia Anda itu. Di manakah Anda akan berada saat itu nanti?

 

Rahasia Ketiga Fatima seharusnya diungkapkan pada tahun 1960. Itu adalah permintaan Bunda Maria dari Fatima, sebagaimana didiktekan kepada Sr. Lucia. Yohanes XXIII membaca Rahasia Ketiga dan berkata, “Itu bukan milik kepausan saya.” 40 tahun kemudian, Yohanes Paulus II merilis sebagian teks yang merupakan sebuah visi atau penglihatan, tanpa memberikan interpretasi dari visi tersebut seperti yang disampaikan Bunda Maria kepada Sr. Lucia. Sampai hari ini, Roma tidak pernah merilis teks lengkap dari rahasia ketiga.

 

Namun, banyak orang yang telah membaca teksnya, dan kesimpulannya tetap sama: ia berhubungan dengan kemurtadan di dalam Gereja, dari atas ke bawah. Sr. Lucia sendiri mengarahkan kita kepada Kitab Wahyu pasal 8 - 13. Perlu dicatat bahwa pasal 13 berhubungan dengan kebangkitan Antikristus. Dia juga menyatakan pada tahun 1972, “Iblis telah berhasil membawa kejahatan ke dalam Gereja, dengan kedok kebaikan dan orang buta mulai memimpin orang-orang yang lain.”

 

Pastor Maleakhi Martin, yang juga membaca rahasia ketiga yang sebenarnya, berkomentar, “Fatima adalah pesan yang sangat apokaliptik. Dikatakan bahwa tidak peduli apa yang terjadi, akan ada berbagai perang yang mengerikan, akan ada banyak penyakit, seluruh bangsa-bangsa akan musnah, akan ada tiga hari kegelapan, akan ada berbagai epidemi yang akan menghapus seluruh bangsa-bangsa dalam semalam, bagian-bagian dari bumi akan hanyut di laut dan terjadi banyak tornado dan badai hebat. Itu sama sekali bukanlah pesan yang bagus.”

 

Kardinal Silvio Oddi berkomentar, “Ini tidak ada hubungannya dengan Gorbachev. Perawan Terberkati sedang memperingatkan kita tentang terjadinya kemurtadan di dalam Gereja.”

 

Kardinal Ratzinger pada tahun 1984 menyatakan, “Rahasia Fatima tidak berbicara tentang bom atom atau hulu ledak nuklir, atau rudal SS20. Isinya hanya menyangkut iman kita. Jika kita mengidentifikasi rahasia Francis itu dengan pengumuman bencana atau holocaust nuklir, itu sama dengan mendistorsi makna sejati dari pesannya. Hilangnya iman sebuah benua adalah lebih buruk daripada kehancuran suatu bangsa.”

 

Kita juga mengingat kata-kata Bunda Maria di LA Salette pada tahun 1846, ketika dia berkata bahwa Gereja akan mengalami gerhana, dan “Roma akan kehilangan iman dan menjadi takhta Antikristus.”

 

Dan di Akita pada tahun 1973, Bunda Maria berkata “Jika manusia tidak bertobat dan memperbaiki dirinya, Bapa akan menjatuhkan hukuman yang mengerikan kepada seluruh umat manusia. Ini akan menjadi hukuman yang lebih besar dari air bah, seperti yang belum pernah dilihat sebelumnya. Api akan turun dari langit dan akan melenyapkan sebagian besar umat manusia, orang-orang yang baik maupun yang jahat, tidak terkecuali para imam maupun umat beriman. Orang-orang yang selamat akan menemukan diri mereka begitu kesepian hingga mereka akan merasa iri kepada orang yang mati. Satu-satunya senjata yang tersisa untukmu adalah Rosario dan Tanda yang ditinggalkan oleh Puteraku. Setiap hari daraskanlah doa Rosario. Dengan Rosario, berdoalah untuk Paus, para uskup dan para imam.”

 

“Pekerjaan iblis akan menyusup bahkan ke dalam Gereja sedemikian rupa sehingga orang akan melihat kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup. Para imam yang menghormati aku akan dicemooh dan ditentang oleh rekan-rekan mereka…gereja dan altar dijarah. Gereja akan penuh dengan mereka yang menerima kompromi dan iblis akan menekan banyak imam dan jiwa-jiwa yang berbakti untuk meninggalkan pelayanan kepada Tuhan.”

 

“Iblis akan sangat keras kepala terhadap jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan kepada Tuhan. Pikiran tentang kehilangan begitu banyak jiwa adalah penyebab kesedihanku. Jika dosa bertambah jumlah dan beratnya, tidak akan ada lagi pengampunan bagi mereka.”

 

Frère Michel de la Sainte Trinité telah mengabdikan puluhan tahun hidupnya untuk mempelajari peristiwa-peristiwa dan pesan-pesan Fatima. Berdasarkan semua yang telah dia teliti dengan susah payah, dia memberikan kesimpulannya tentang isi Rahasia Ketiga yang sebenarnya, yang sekarang diposting di sini secara keseluruhan. Sekali lagi, sebelum membaca lebih lanjut, pertimbangkan apa yang diminta Bunda Maria dari kita sebagai tanggapan atas pesan ini: doa (khususnya pendarasan Rosario setiap hari), tindakan penebusan dosa kepada Hatinya yang Tak Bernoda (termasuk devosi Lima Sabtu Pertama), dan konsekrasi kehidupan dan hati seseorang sepenuhnya (termasuk mengenakan Skapulir Coklat). Kita merekomendasikan Spiritualitas Konsekrasi Total kepada Yesus melalui Maria yang ditawarkan oleh St. Louis de Montfort sebagai tanggapan atas permintaan terakhir dari Ratu dan Bunda kita ini.

 

Pilihan ada di tangan Anda, sekarang ada di tangan Anda. Dihadapkan pada dua jalan, pilihlah jalan sempit yang menuntun kepada kehidupan kekal. Berdoalah bagi pertobatan Roma Modernis, berdoalah bagi pemulihan Bunda Kudus Gereja, sering menerima Sakramen Pengakuan Dosa, dengan setia mengikuti Misa Kudus dan menerima Komuni dalam keadaan rahmat. Kasihilah Tuhan, kasihilah sesamamu, kasihilah musuhmu dan doakan mereka yang menganiaya kamu. Pikul salibmu dan ikuti Gembala yang Baik. Dan ingat, pada akhirnya, Hati Maria yang Tak Bernoda akan menang.

 

Beginilah kesimpulan Frere Michel:

“Setelah mencapai akhir penyelidikan kami, kami dapat melihat, dengan hampir pasti, unsur-unsur penting dari rahasia terakhir Bunda Maria: Sementara 'di Portugal, dogma Iman akan selalu dipertahankan,' namun di banyak negara, mungkin di hampir seluruh dunia, Iman akan hilang. Para gembala Gereja akan gagal total dalam tugas-tugas jabatan mereka. Melalui kesalahan mereka, jiwa-jiwa yang disucikan dan orang-orang beriman dalam jumlah besar akan membiarkan diri mereka tergoda oleh kesalahan-kesalahan yang merusak, yang tersebar di mana-mana. Ini akan menjadi saat pertempuran yang menentukan antara Perawan Terberkati melawan iblis. Gelombang disorientasi yang kejam akan disebarkan ke seluruh dunia. Setan akan memperkenalkan dirinya bahkan ke puncak tertinggi Gereja. Dia akan membutakan pikiran dan mengeraskan hati para pastor. Dan Allah akan menyerahkan mereka kepada diri mereka sendiri sebagai hukuman, karena penolakan mereka untuk menuruti permintaan Hati Maria yang Tak Bernoda. Ini akan menjadi kemurtadan besar yang diprediksi bagi saat-saat akhir zaman; munculnya 'Domba Palsu' dan 'Nabi Palsu' akan mengkhianati Gereja demi keuntungan 'Binatang', sesuai dengan ramalan Kitab Wahyu.

 

Yesus, Maria, dan Yosef, kami mengasihi Engkau. Selamatkan jiwa-jiwa. Amin.

 

-------------------------------------

 

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Garda Swiss Mengundurkan Diri Karena Menolak Vaksinasi COVID

Pedro Regis 5191 – 5195

Kaum Kiri Telah Mengatur Berbagai Masalah di Amerika...

Kesepakatan Mafia St. Gallen Menyebabkan Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI

Dua Perusahaan Investasi Raksasa Mengontrol Hampir Semua Yang Anda Beli

Ajaran Gereja Tidak Tunduk Pada Pemungutan Suara

Sekelompok Pembohong

 

 

 

Friday, October 29, 2021

Sekelompok Pembohong

 

 

  

SEKELOMPOK PEMBOHONG 

https://www.churchmilitant.com/video/episode/vortex-a-bunch-of-liars 

 

Tidak, ini bukan beberapa dekade yang lalu.  

 

October 28, 2021  

 

Seperti yang telah ditunjukkan oleh Church Militant selama setidaknya satu dekade ini, racun yang mengalir melalui hierarki Gereja Amerika Serikat adalah berupa dosa sodomi.

 

Ini tentu saja tidak terbatas pada Amerika Serikat, tetapi kebusukan itu terlindung dengan baik di sini, di dalam hierarki Gereja Amerika Serikat. Dosa sodomi dan rangkulannya oleh begitu banyak uskup di Amerika Serikat adalah yang paling bertanggung jawab atas tak terhitung banyaknya kasus viktimisasi umat beriman.

 

Baik itu korban fisik atau spiritual atau keduanya, para uskup dan imam homoseksual telah menghancurkan Gereja di Amerika Serikat, dan berjuang demi membela korban mereka adalah inti dari rapat umum kami di Baltimore dalam beberapa minggu belakangan, dengan satu atau lain cara.

 

 


Cdl. Donald Wuerl

 

 

Tiga tahun lalu, salah satu pembohong terbesar berjubah — Cdl. Donald Wuerl — bersikeras dalam sebuah wawancara, bahwa seluruh kasus pelecehan homoseksual oleh uskup dan pastor homoseksual ini terjadi beberapa dekade yang lalu. Itu bohong besar! seperti hampir semua hal yang dia katakan dalam hal ini. Tidak hanya dia sendiri yang menutupi kasus pelecehan seksual, yang keluar setelah wawancara itu, tetapi implikasi dari kata-katanya adalah bahwa tidak ada yang seperti ini yang masih terjadi sekarang, bahkan jika itu terjadi, itu ada di masa lalu. 

 

Baik itu korban fisik atau spiritual atau keduanya, para uskup dan imam homoseksual telah menghancurkan Gereja di Amerika Serikat. GabTweet 

 

Hampir setiap uskup di Amerika Serikat dengan cekatan menghindari pembicaraan soal topik yang canggung ini. Ini canggung karena terlalu banyak dari mereka yang homoseksual atau berteman dengan uskup homosexual. Patut dicatat bahwa mereka sebenarnya tidak menyangkal masalah homoseksualitas di kalangan mereka — mereka hanya tidak pernah mengakuinya.

 

Dan jika atau ketika kasusnya muncul, mereka dengan cepat menggeser persneling. Tetapi untuk mencoba dan menyiratkan ini semua adalah kejadian dari beberapa dekade yang lalu, itu adalah kebohongan. Jika apa yang dikatakan Wuerl bohong itu benar, maka seharusnya tidak ada berita utama hari ini tentang uskup dan imam homoseksual, kan? Tapi bagaimana dengan kasus terbaru dari pastor James Cosgrove dari Cleveland yang tertangkap melakukan pelecehan seksual terhadap para seminaris? Itu baru beberapa minggu yang lalu.

 

Atau bagaimana dengan berita awal minggu ini dari keuskupan Scranton dimana pastor. Gregory Loughney, imam pertama yang ditahbiskan oleh uskup pro-homoseksual Joseph "Bambi" Bambera, tertangkap kamera mencoba berhubungan seks dengan remaja laki-laki dalam sebuah acara? Itu tiga hari yang lalu. Musim panas yang lalu, seorang berpangkat tinggi di Amerika, Mgr. Jeffrey Burrill, ditangkap karena ratusan hubungan homoseksual di aplikasi telepon Grindr. Dan kurang dari setahun yang lalu, pastor Peter Miqueli dari New York mencuri banyak uang untuk pelacur prianya selama bertahun-tahun dan kardinal Dolan tahu tentang hal itu. Tapi diam saja.

 

Skandal baru-baru ini (banyak) di North American College di Roma, di mana pelecehan homoseksual memaksa pengunduran diri wakil rektor, terjadi musim panas lalu. Hampir dua tahun yang lalu, perilisan foto media sosial dari dua imam homoseksual di Patterson, New Jersey, dilindungi oleh uskup mereka saat itu, Arthur Serratelli, yang sangat dicurigai sebagai homoseksual juga.

 

Ada juga berita dari sekitar satu setengah tahun yang lalu tentang dua imam dari New England yang meninggalkan imamat mereka untuk menikah secara sipil satu sama lain, dalam sebuah relasi homosex. 

 

Hirarki Amerika Serikat terdiri dari para pembohong homoseksual dan penghindar konflik heteroseksual. GabTweet 

 

Kemudian ada beberapa orang seminaris yang diusir dari seminari oleh Uskup Agung William Lori dari Baltimore (tentang orang ini kami memiliki lebih banyak berita yang memberatkan) setelah mereka (para seminaris itu) melaporkan pelecehan seksual oleh beberapa pejabat seminari pada tahun 2019. Itu dua tahun yang lalu.

 

Pada tahun 2019, ada episode dua imam Chicago bermain homosexual satu sama lain di dalam mobil di seberang jalan dari taman bermain sekolah Miami, Florida. Itu hanya dua tahun yang lalu.

 

Dan jangan lupakan kasus pastor yang meninggalkan imamatnya untuk menikah secara sipil dengan kekasih homoseksualnya pada tahun 2016 dan yang pendampingnya adalah — dan masih — seorang imam di Rockville Centre, New York. Keduanya menjadi teman ketika menjadi seminaris di NAC hanya beberapa tahun yang lalu.

 

Hirarki AS terdiri dari para pembohong homoseksual dan penghindar konflik heteroseksual. Mereka menghancurkan tubuh dan jiwa kawanannya melalui tindakan atau sikap diam mereka.

 

Sampai jumpa di Baltimore, para uskup! Cukup adalah Cukup.

 

------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Bakal Konsili Vatikan III?

Garda Swiss Mengundurkan Diri Karena Menolak Vaksinasi COVID

Pedro Regis 5191 – 5195

Kaum Kiri Telah Mengatur Berbagai Masalah di Amerika...

Kesepakatan Mafia St. Gallen Menyebabkan Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI

Dua Perusahaan Investasi Raksasa Mengontrol Hampir Semua Yang Anda Beli

Ajaran Gereja Tidak Tunduk Pada Pemungutan Suara

 

 

Thursday, October 28, 2021

Ajaran Gereja Tidak Tunduk Pada Pemungutan Suara

 

 

Ajaran Gereja Tidak Tunduk Pada Pemungutan Suara 

https://www.crisismagazine.com/2021/church-teaching-is-not-up-for-vote?mc_cid=72bfe8a27a&mc_eid=64c8a0fa3d

 

 

 

Pastor Mario Alexis Portella

 

Fr. Mario Alexis Portella is a priest of the Cathedral of Santa Maria del Fiore and Chancellor of the Archdiocese of Florence, Italy. He was born in New York and holds a doctorate in canon law and civil law from the Pontifical Lateran University in Rome. 

 

[Foto: Uskup Agung Georg Baetzing, Ketua Konferensi Waligereja Jerman.

Dialah yang memimpin Gereja Katolik Jerman untuk berjalan menyimpang.

 

 

“Kami di sini untuk melestarikan demokrasi, bukan mempraktikkannya.” Begitulah kata-kata Kapten Frank Ramsey (diperankan oleh Gene Hackman) dalam film Crimson Tide tahun 1995. Ramsey, Komandan kapal selam nuklir, mengatakan ini kepada Pejabat Eksekutifnya, Letnan Komandan Ron Hunter (diperankan oleh Denzel Washington), ketika keduanya berbeda pendapat tentang keputusan apa yang harus diambil setelah masalah komunikasi radio di atas USS Alabama mencegah kapal selam itu menerima perintah dengan jelas selama konfrontasi tegang dengan kapal perang Rusia.

 

 

****************

 

 

Kebalikan yang ekstrim tampaknya telah terjadi pada 1 Oktober 2021, ketika para uskup dan pemimpin awam Katolik Jerman, dengan suara 168 banding 28 — dengan lima abstain —secara terbuka menentang arahan Roma ketika mereka menyerukan Gereja untuk memberkati hubungan sesama jenis. Roma, pada Maret 2021, telah menyatakan pemberkatan seperti ini tidak mungkin, karena Tuhan “tidak dapat memberkati dosa.”

 

“Tampaknya,” sebagaimana dinyatakan oleh Annette Florczak dari Maria 1.0, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk menegakkan doktrin Katolik tradisional, “para anggota Jalan Sinode Jerman melihat Gereja sebagai demokrasi, di mana ajaran dan kebenaran bisa berubah sesuai dengan suara mayoritas. Itu melewati batas kesombongan dan sangat menyedihkan.”

 

Namun ini bukanlah apa yang seharusnya menjadi sebuah sinode.

 

Seperti yang dikatakan pada Canon 342: “Sinode para Uskup ialah himpunan para Uskup yang dipilih dari pelbagai kawasan dunia yang pada waktu-waktu yang ditetapkan berkumpul untuk membina hubungan erat antara Paus dan para Uskup, dan untuk membantu Paus dengan nasihat-nasihat guna memelihara keutuhan dan perkembangan iman serta moral, guna menjaga dan meneguhkan disiplin gerejawi, dan juga mempertimbangan masalah-masalah yang menyangkut karya perutusan Gereja di dunia.”

 

Sinode para Uskup adalah konferensi episkopal nasional, sekelompok uskup di wilayah tertentu atau bagian dunia yang berbeda yang bertemu pada waktu tertentu dengan empat tujuan:

 

1. untuk mempromosikan hubungan yang erat antara Paus Roma dan Dewan Uskup;

2. membantu Paus Roma dalam membela dan mengembangkan iman dan moral;

3. untuk membantu Paus Roma dalam pelestarian dan penguatan disiplin gerejawi;

4. untuk mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan mengenai misi Gereja di dunia (yaitu, modus vivendi et operandi khusus Gereja, Umat Allah).

 

 

Sejak awal Gereja institusional, kata “sinode” telah diterapkan, dengan arti khusus, pada majelis-majelis gerejawi yang diadakan di berbagai tingkatan (keuskupan, provinsial, regional, patriarkat, atau universal) untuk membedakan dan mengenali, dengan bantuan terang Firman Tuhan dan mendengarkan Roh Kudus, pertanyaan-pertanyaan doktrinal, liturgis, kanonik, dan pastoral yang muncul seiring berjalannya waktu.

 

Ini didasarkan pada Kitab Suci. Dalam Kisah Para Rasul, misalnya, “tujuh orang yang terkenal baik, penuh dengan Roh dan dengan hikmat” telah dipilih oleh para Rasul dan dipercayakan dengan tugas “memberikan makanan” (Kisah Para Rasul 6:1-6).

 

Ini tidak berarti bahwa sinode dapat menciptakan disiplinnya sendiri, terutama jika bertentangan dengan ketaatan kepada doktrin Gereja. Sinode juga tidak dapat menyelesaikan masalah atau menyusun dekrit, kecuali jika Paus Roma telah menganugerahkannya kekuasaan musyawarah; dia kemudian mengesahkan keputusan itu, jika ada, dan jika hal itu memang layak.

 

Fungsi khusus dari sinode adalah untuk membahas hal-hal yang diusulkan kepadanya dan memberikan rekomendasi, tidak ada yang lain. Namun apa yang terjadi di Jerman adalah upaya untuk secara salah mengartikan dan menyanggah doktrin Gereja, sekaligus membahayakan persekutuan umat beriman dengan Kristus dan Gereja-Nya. Semua ini karena sinode Jerman, dalam pendekatannya yang demokratis — cenderung lebih oligarkis — banyak klerus yang memilih untuk tidak mematuhi hukum Gereja.

 

Ini bukan serangan terhadap demokrasi di mana pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat harus memperdebatkan, menetapkan, dan membuat undang-undangnya sendiri tentang alasan untuk melakukan pengawasan dan memajukan hak-hak kodrati. Di dalam Gereja, bagaimanapun, tidak ada ruang untuk memperdebatkan iman dan moral yang diwahyukan oleh Tuhan dalam Kitab Suci, apalagi memberikan suara untuk hal-hal seperti itu.

 

Paus St. Pius X, dalam ensikliknya Notre charge apostolique (1910), memperingatkan kita terhadap prosedur semacam itu dalam struktur Gereja:

Kita tidak perlu menunjukkan di sini bahwa munculnya Demokrasi universal tidak menjadi perhatian bagi tindakan Gereja di dunia; kita telah mengingat bahwa Gereja selalu menyerahkan kepada bangsa-bangsa untuk memberikan diri mereka bentuk pemerintahan yang menurut mereka paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang ingin kami tegaskan…adalah bahwa adalah suatu kesalahan dan bahaya untuk mengikatkan ajaran Katolik, secara prinsip, pada suatu bentuk pemerintahan tertentu. Kesalahan dan bahaya ini semakin besar ketika agama diasosiasikan dengan sejenis demokrasi yang doktrin-doktrinnya salah.

 

Sementara Paus Roma dipilih oleh Dewan Kardinal — pemilihan orang-orang untuk memerintah Gereja didasarkan pada Kitab Suci seperti halnya “pemilihan” Rasul Matias untuk menggantikan Yudas Iskariot (Kisah Para Rasul 1:21-22) — Gereja itu sendiri bukanlah demokrasi karena merupakan lembaga non-politik, bertentangan dengan apa yang telah dipercayai oleh para uskup Jerman.

 

Sementara para uskup dapat memiliki kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif di dalam keuskupan mereka masing-masing, tetapi tidak tergantung pada mereka untuk menguraikan hukum Gereja apa yang harus atau tidak harus dipatuhi. Dalam hal ini seorang paus juga tidak dapat, meskipun memiliki “kekuasaan penuh dan tertinggi dalam Gereja” (Canon 332 §1), secara sah membuat undang-undang norma yang akan mewajibkan umat beriman untuk bertindak bertentangan dengan iman dan moral.

 

Masalah utama tidak selalu melonggarkan hukum Canon dalam hierarki Gereja yang memungut dan memilih, melainkan kurangnya penegakan norma-norma Gereja oleh mereka yang dipercayakan dengan tugas ini.

 

Pada bulan Juni, Konferensi Episkopal Uskup Katolik AS memilih untuk menolak Presiden Joe Biden dan politisi Katolik lain (Nancy Pelosi) yang memproklamirkan diri secara terbuka mendukung aborsi, untuk menerima Komuni Kudus. Para uskup yang memberikan suara untuk ini telah melakukan hal yang benar, meskipun mereka menolak memberikan Ekaristi kepada orang yang berdosa secara terbuka (telah diketahui oleh publik) tidak perlu dilakukan pemungutan suara di antara para klerus itu sendiri, karena hukuman itu telah ditetapkan oleh norma-norma Gereja.

 

Namun Kardinal Luis Ladaria, Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman, mengirim surat kepada Konferensi Uskup Katolik AS yang mendesak mereka untuk mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum membuat keputusan apakah tokoh masyarakat Katolik — seperti Presiden Biden — harus ditolak untuk menerima Komuni jika mereka mendukung aborsi. Dengan kata lain, menurut Kardinal Luis Ladaria, yang adalah Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman di Vatikan sana, berpendapat bahwa seseorang bebas untuk mempertimbangkan sendiri ajaran Gereja apa yang harus diikuti. Inilah kenyataan ironis Gereja kita.

 

Apa yang diajarkan dan dianut oleh Gereja tidak bergantung pada suara mayoritas atau bagaimana perasaan seseorang tentang suatu doktrin tertentu. Meskipun mungkin ada hal-hal tertentu dalam iman Kristen kita yang terbuka bagi orang atau jemaat untuk memutuskan, namun hal itu terbatas; hal-hal seperti ini jumlahnya kecil. Kebenaran adalah Kebenaran, dan apa yang diajarkan Gereja tidak dapat diingkari, terlepas dari apa yang diputuskan oleh mayoritas.

 

 

 


  


 

--------------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Imam Memaksa Para Seminaris Untuk Berenang Telanjang

Bakal Konsili Vatikan III?

Garda Swiss Mengundurkan Diri Karena Menolak Vaksinasi COVID

Pedro Regis 5191 – 5195

Kaum Kiri Telah Mengatur Berbagai Masalah di Amerika...

Kesepakatan Mafia St. Gallen Menyebabkan Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI

Dua Perusahaan Investasi Raksasa Mengontrol Hampir Semua Yang Anda Beli