Tuesday, July 31, 2018

TDB Epperson Bab 26


TATA DUNIA BARU

A. Ralph Epperson


Bab 26

Kaum Humanists



Ada sebuah agama di Amerika saat ini yang membawahi banyak kepercayaan kaum Mason, Gerakan New Age, dan Komunis. Agama ini disebut sebagai Agama Humanis. Agama ini bahkan memiliki definisi dalam kamus:

Humanisme: gerakan modern, nontheistik, rasionalis yang menganggap bahwa manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, melaksanakan perilaku etis, tanpa berpaling kepada supernaturalisme.

Ada yang menyebut agama ini Humanisme Sekuler, dan kata Sekuler disini didefinisikan sebagai "berkaitan dengan hal-hal duniawi, yang dibedakan dari hal-hal yang berkaitan dengan gereja dan agama." Kata itu terhubung dengan kata Latin saecularis, yang berarti duniawi.

Kata bahasa Inggris "Sekuler" terhubung kepada terjemahan frasa Latin yang ditemukan di bagian belakang uang dolar, "Novus Ordo Seclorum," yang berarti Tata Dunia Baru.

Beberapa orang kuat telah mengidentifikasi diri mereka dengan agama ini. Salah satunya adalah mantan Wakil Presiden, Walter Mondale, kemudian dia menjadi calon yang gagal untuk Kepresidenan pada tahun 1984, sebagai seorang wakil partai Demokrat. Dia membuat dukungannya dikenal selama pidatonya di hadapan Kongres ke 5 dari Congress of the International Humanist and Ethical Union, yang diadakan di Massachusetts Institute of Technology pada bulan Agustus 1970. Mondale berkata: "Meskipun saya tidak pernah secara formal bergabung dengan masyarakat humanis, saya pikir, saya adalah anggota karena warisan. Ayah saya, seorang pengkhotbah, adalah seorang humanis ... dan saya tumbuh dengan pola makan humanisme yang sangat kaya darinya.

Semua keluarga kami sangat dipengaruhi oleh tradisi ini termasuk kakakku Lester ... " (514)

Mantan Wakil Presiden ini telah sangat tersentuh oleh pandangan agamanya hingga dia menjadi kontributor dari sebuah majalah yang bernama The Humanist.

Jimmy Carter, Presiden Amerika Serikat, mengirim sebuah telegram kepada American Humanist Association pada bulan April 1978, di mana dia memuji mereka atas kegiatan mereka: "Mereka yang berpartisipasi dalam Pertemuan Tahunan Asosiasi Humanis Amerika sedang melanjutkan gerakan yang sangat meningkatkan cara hidup kita.

Karya dari organisasi anda di bidang ini, oleh karena itu, terutama sangat memuaskan bagi saya, dan saya menyambut kesempatan ini untuk memuji prestasi penting anda." (515)

Kaum Humanis telah mengeluarkan dua manifesto di mana mereka telah menyatakan apa yang dipercayai oleh agama mereka, dan setiap siswa dapat menentukan apa posisi-posisi tersebut.

Yang pertama diterbitkan pada tahun 1933, dan disebut sebagai THE HUMANIST MANIFESTO I. Sebagian pengantar untuk dokumen itu berbunyi sebagai berikut: "Waktunya telah tiba untuk mendapatkan pengakuan luas atas keyakinan-keyakinan radikal di seluruh dunia modern. Dan waktu telah berlalu bagi revisi sepele atas sikap-sikap yang tradisional.

Sains (rupanya, sains disini berarti Evolusi) dan perubahan ekonomi (berarti Komunisme) telah mengacaukan keyakinan lama. Agama-agama di seluruh dunia berada di bawah kebutuhan untuk berdamai dengan kondisi-kondisi baru yang diciptakan oleh pengetahuan dan pengalaman yang jauh meningkat.

Dalam setiap bidang aktivitas manusia, gerakan vital sekarang mengarah ke arah HUMANISME yang jujur ​​dan eksplisit.

Agar Humanisme religius dapat dipahami dengan lebih baik, kami, yang bertanda tangan di bawah ini, berkeinginan untuk membuat afirmasi-afirmasi tertentu yang kami yakini sebagai fakta kehidupan kontemporer kami.'

Ada bahaya besar dalam melakukan penyetaraan final, dan kami percaya itu adalah fatal, penyetaraan atas kata AGAMA dengan doktrin dan metode yang telah kehilangan artinya dan yang tidak berdaya dalam memecahkan masalah kehidupan manusia di abad ke-20.

Meskipun zaman ini telah berhutang besar pada agama-agama tradisional, tetapi tidak ada yang tidak jelas bahwa agama apa pun yang berharap untuk menjadi kekuatan sintesis dan dinamis bagi saat ini harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan zaman ini. Untuk menegakkan agama semacam itu adalah kebutuhan utama masa kini. Ini adalah tanggung jawab yang ada pada generasi ini." (516)

Apa yang baru saja diungkapkan dalam paragraf pengantar ini dapat diringkas dalam beberapa kalimat singkat:

1. Sains dan perubahan ekonomi (yang dimaksud disini adalah Evolusi dan Komunisme) telah menunjukkan kepada dunia bahwa agama tidak lagi memiliki jawaban atas masalah-masalah manusia,

2. Humanisme memiliki jawaban-jawaban yang baru.
3. Kita dapat berterima kasih kepada "agama" atas apa yang telah dilakukannya di masa lalu, tetapi sekarang saatnya untuk beralih kepada keyakinan yang baru.

4. Dan humanisme adalah agama baru yang dapat menggantikan yang lama.


Manifesto Humanis ini berisi lima belas papan keyakinan mereka, tetapi hanya lima yang berkaitan dengan penelitian penulis buku ini. Yang pertama menyatakan ini: "Pertama: kaum humanis religius menganggap alam semesta sebagai yang ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan."

Karena alam semesta selalu ada, dan tidak diciptakan, maka tidak ada alasan untuk percaya kepada pencipta. Jadi agama humanis adalah agama yang atheis, yang percaya bahwa tidak ada Tuhan.

"Kedua: Manusia telah muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan."

Pandangan Alkitab adalah bahwa manusia dan hewan semuanya diciptakan dalam jangka waktu enam hari. Kaum Humanis percaya bahwa evolusi adalah penjelasan yang lebih memuaskan tentang asal-usul baik alam semesta maupun manusia. Dan proses itu (evolusi) telah memakan waktu miliaran tahun. Kaum Humanis telah menyatakan bahwa evolusi adalah bagian dari pandangan agama mereka tentang manusia.

"Kelima: ... sifat alam semesta ... membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun dari nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat diterima."

Tidak ada dewa di alam semesta yang menjawab doa-doa manusia , dan tidak ada Tuhan yang menciptakan kemutlakan nilai-nilai moral.

"Keenam: Kami yakin bahwa waktu telah berlalu untuk theisme (keyakinan pada satu Tuhan,) deisme (keyakinan pada keberadaan Tuhan atas dasar rasional murni tanpa bergantung pada wahyu atau otoritas) ..."

Sekali lagi, kaum Humanis mengakui keyakinan mereka bahwa Tuhan itu tidak ada. Jelas pula bahwa manusia modern terlalu canggih untuk percaya pada dewa yang keberadaannya tidak dapat dibuktikan.

"Keempat belas: Para humanis secara tegas yakin bahwa masyarakat yang ada dan bermotivasi profit telah menunjukkan bahwa dirinya tidak memadai dan bahwa perubahan radikal dalam metode, kontrol dan motif harus dilembagakan.

Suatu tatanan ekonomi yang sosialis dan kooperatif harus ditetapkan sampai akhir agar distribusi yang adil dari sarana kehidupan menjadi mungkin." (517)

Patut diingat bahwa Karl Marx, yang disebut "bapak Komunisme", juga mendukung konsep "tatanan ekonomi yang sosialis dan kooperatif". Dia menyatakan posisinya itu dalam tulisan-tulisannya. Dia menulis: "Dari masing-masing individu, sesuai dengan kemampuannya, bagi masing-masing individu, sesuai dengan kebutuhannya."

Dan dia menambahkan komentar tambahan ini, yang dianggap oleh banyak orang sebagai inti dari Komunisme: "Dengan satu kata, anda mencela kami dengan berniat menyingkirkan properti anda. Tepatnya demikian: memang itulah yang kami maksudkan." (518)

Dan itulah yang diyakini oleh kaum Humanis!

Kaum Humanis, seperti Karl Marx, tidak menyetujui sistem ekonomi yang mendorong hak untuk memiliki properti pribadi. Mereka percaya pada sistem ekonomi yang dikenal sebagai sosialisme, sama seperti Karl Marx.

Keyakinan kaum Humanis dapat dirangkum dengan menyatakan bahwa agama berdiri di atas bangku dengan tiga kaki utama: evolusi, atheisme, dan komunisme. Seharusnya tidak ada keraguan tentang apa yang mereka yakini. Setiap siswa dapat membacanya pada dua Manifesto.

Edisi tahun 1933 dari HUMANIST MANIFESTO ditandatangani oleh tiga puluh empat orang, dan hanya dua di antaranya yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Salah satunya adalah Profesor John Dewey dari Universitas Columbia, ‘bapak’ dari apa yang disebut "pendidikan progresif," dan yang lainnya adalah Lester Mondale, saudara dari Wakil Presiden.

Pandangan agama Profesor Dewey tentang kehidupan memiliki efek dramatis pada pendidikan di Amerika.

Pada tahun 1974, majalah Saturday Review menerbitkan "edisi ulang tahun emas" mereka, dan sebagai bagian dari peringatan mereka selama 50 tahun, mereka meminta berbagai pemimpin Amerika untuk menyebut "tokoh paling berpengaruh" di bidang usaha mereka masing-masing. (519)

Individu yang mereka sebut sebagai "tokoh paling berpengaruh dalam pendidikan Amerika" selama periode 1924 hingga 1974 adalah:

John Dewey!

Salah satu dekan dari sebuah universitas besar di California dikutip mengatakan: "Tokoh itu haruslah Dewey ... Saya menduga bahwa dia adalah satu-satunya pendidik hebat dalam sejarah kita."
Pendidik lain mengatakan bahwa Dewey: "… adalah menara di atas semua orang."

Dan seorang pendidik lain berkata: "Tidak ada orang yang mempengaruhi pemikiran para pendidik Amerika lebih besar daripada Dewey..."

John Dewey adalah seorang Sosialis / Komunis, seorang atheis, dan percaya pada penipuan yang dikenal sebagai evolusi. Dia percaya bahwa "tidak ada kemutlakan moral," dan bahwa manusia harus mengembangkan nilai-nilai "moral" mereka sendiri. Dia percaya bahwa Kekristenan "tidak mampu untuk memecahkan" masalah-masalah manusia.

Dan dia adalah individu yang paling besar " mempengaruhi pemikiran pendidik Amerika".

Untuk menggambarkan lebih jauh pemikiran yang berbelit-belit dari orang ini, kita hanya perlu memeriksa kutipan yang disampaikan olehnya: "Tidak ada Tuhan, dan tidak ada jiwa. Tidak ada perlunya untuk memiliki alat peraga agama tradisional.

Jika dogma dan keyakinan disingkirkan, maka kebenaran abadi juga mati dan dikubur. Tidak ada ruang untuk hukum alam yang tetap, atau nilai moral yang mutlak dan permanen."

Pendapat ini benar-benar luar biasa, dan mengungkapkan betapa dangkal, kacau dan bingungnya pemikiran Profesor Dewey.

Dia mengklaim bahwa ketika agama dihapuskan dari lingkungan, maka "kebenaran abadi" akan "mati dan dikubur."

Hal ini tidaklah mungkin!

Kata "abadi" didefinisikan sebagai tidak dapat dirubah. Profesor itu mengakui bahwa kebenaran itu "tidak dapat dirubah".

Dia mengatakan bahwa "kebenaran yang tidak dapat dirubah" adalah dapat dirubah!

Bahwa sesuatu yang tidak bisa dirubah, tidak bisa dirubah! Dengan definisi ciptaannya sendiri! Namun, Profesor Dewey mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi!

Dia juga mengatakan bahwa "tidak ada ruang bagi ... kemutlakan nilai-nilai moral yang permanen." Bahwa sesuatu yang permanen, bisa ditiadakan. Ia hanya bisa diabaikan. Tetapi jika hal itu bersifat permanen, berarti hal itu akan tetap ada.

Profesor Dewey percaya bahwa apa yang tidak dapat dirubah, dapat dirubah. Dia percaya bahwa apa yang permanen, dapat dihilangkan atau ditiadakan.

Ternyata Profesor Dewey tidak berhubungan dengan realita!

Mereka yang tidak berhubungan dengan realita didefinisikan sebagai orang gila. Mereka yang percaya bahwa hal-hal yang tidak dapat dirubah dapat dirubah, adalah gila!
Namun, Profesor Dewey telah "mempengaruhi pemikiran para pendidik Amerika lebih dari pendidik lainnya."

Dan keyakinan agamanya yang seperti itu, menjadi agama resmi Amerika.

Pada tahun 1973, pada ulang tahun ke empat puluh dari penerbitan Manifesto pertama, kaum Humanis mengeluarkan Manifesto kedua.

Yang satu ini pada dasarnya menegaskan kembali apa yang dikatakan Manifesto pertama: "Seperti pada tahun 1933, kaum humanis masih percaya bahwa theisme tradisional, khususnya iman akan Tuhan yang mau mendengarkan-doa, diasumsikan bahwa Dia mengasihi dan memelihara orang, iman akan Tuhan yang mau mendengarkan dan memahami doa, dan dapat melakukan sesuatu bagi mereka, semua ini adalah iman yang tidak terbukti dan ketinggalan zaman. Tidak ada dewa yang menyelamatkan kita; maka kita harus menyelamatkan diri kita sendiri." (520)

Sekali lagi, kaum Humanis menyatakan keyakinan mereka bahwa Tuhan itu tidak ada. Karena tidak ada Tuhan, maka manusia bertindak sendiri.

Karena manusia itu bertindak sendiri, maka manusia perlu menciptakan agamanya sendiri, dan kaum Humanis telah melakukan hal itu. Mereka menciptakan agama mereka sendiri!

Prinsip Kedua Manifesto Humanist II menyatakan: "Janji keselamatan abadi atau rasa takut akan kutukan abadi sama-sama adalah ilusi dan berbahaya. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menegaskan bahwa spesies manusia adalah merupakan sebuah kemunculan dari bentuk-bentuk evolusi alami ..."

Di sini kaum Humanis menyatakan kembali keyakinan mereka bahwa manusia tidak lebih dari hewan yang berevolusi dengan sangat canggih. Ini adalah sebuah fakta dari realitas modern bahwa pendapat ini tidak lagi menjadi satu-satunya teori tentang asal-usul spesies yang ditawarkan kepada dunia oleh komunitas ilmiah. Teori Evolusi saat ini sedang ditantang oleh apa yang dikenal sebagai Ilmu Penciptaan. Pendekatan ini dengan cepat membuktikan, menggunakan data ilmiah, bahwa evolusi adalah sebuah penipuan dan sebuah kebohongan. Para ilmuwan terkenal di dunia meninggalkan keyakinan evolusi mereka, yang telah lama dipegang, setelah mengetahui teori saingan ini. Ilmuwan yang memiliki integritas untuk membandingkan kedua teori tersebut secara berdampingan, mendapati bahwa teori evolusi itu tidak ilmiah. Perdebatan antara kaum evolusionist dan kaum kreasionist di kampus-kampus di seluruh dunia sedang dimenangkan oleh para kreasionist. Akibatnya, sains secara perlahan kembali ke posisi yang dipegang oleh dunia ilmiah sebelum Charles Darwin merombaknya dengan teori-teorinya yang tidak terbukti dan tidak sehat, yang dikenal sebagai Evolusi.

Terlepas dari kenyataan ini, nyatanya Evolusi adalah bagian resmi dari agama kaum Humanist.

Prinsip Ketiga berbunyi: "Etika adalah bersifat otonom dan situasional, ia tidak membutuhkan sanksi teologis ataupun ideologis. Menyangkal hal ini berarti mendistorsi seluruh basis kehidupan."

Tidak ada Tuhan, oleh karena itu tidak ada Moral Absolut yang diberikan oleh Tuhan. Kata-kata Absolut ini, seperti "Janganlah kamu berbuat ini atau itu," tidak memiliki relevansi dengan masyarakat saat ini, dan karena itu manusia tidak harus mematuhi ajaran-ajaran ini. Karena itu manusia bebas untuk memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, Agama akan segera berlalu. Semua yang perlu dilakukan adalah untuk secara resmi menguburkan Agama oleh kaum Humanis, kaum New Age, Mason dan Komunis.

Filosofi "moral" yang baru ini memiliki nama resmi, Etika Situasional, dan ini akan diperiksa lebih rinci dalam bab berikutnya dari penelitian ini.

Prinsip Keempat menyatakan: "Akal dan kecerdasan adalah instrumen paling efektif yang dimiliki manusia. Tidak ada penggantinya: baik iman maupun semangat itu sendiri tidak mencukupi."

Di sini kaum Humanis berpihak pada kaum Mason yang telah mendewakan penalaran dan akal budi manusia. Seperti yang baru saja dibicarakan, pandangan ini menyatakan bahwa pikiran manusia adalah penyelamat utama umat manusia. Kaum Humanis berusaha menciptakan lingkungan di mana manusia dapat memanfaatkan pikirannya untuk menyelamatkan umat manusia. Itu berarti bahwa agama harus dihilangkan dari lingkungan itu sehingga manusia akan bebas untuk menggunakan pikirannya, sehingga dia dapat memecahkan masalah manusia tanpa campur tangan agama.

Prinsip Keenam berbunyi: "Dalam bidang seksualitas, kami percaya bahwa sikap tidak toleran, yang sering dibudidayakan dan dipromosikan oleh agama-agama ortodoks dan budaya puritan, terlalu menindas perilaku seksual. Hak untuk mengendalikan kelahiran, aborsi dan perceraian harus diakui."

Menurut Prinsip ini, agama di Amerika telah "terlalu represif" dalam pengajaran mereka tentang seksualitas manusia.

Agama telah mengajarkan kepada dunia bahwa aborsi adalah pembunuhan (percaya bahwa aborsi adalah pelanggaran terhadap hukum Moral Absolute "Jangan membunuh.") Para Humanis percaya bahwa pengendalian kelahiran harus tersedia, dan aborsi atas permintaan harus diizinkan.

Prinsip Kedelapan berbunyi: "Kita harus memperluas demokrasi partisipatif dalam arti yang sebenarnya untuk kepentingan ekonomi, sekolah, keluarga, tempat kerja dan asosiasi sukarela."
Agama Kristen dan Yahudi selama berabad-abad telah mengajarkan bahwa suami adalah kepala rumah tangga. Tetapi kaum humanis akan mengubah hal itu, dengan membiarkan seluruh keluarga memutuskan arah yang akan diambil oleh keluarga.

Jika keluarga mengalami kesulitan dalam membuat keputusan, seperti apakah akan berlibur di gunung atau di pantai, keluarga harus memutuskan secara demokratis: setiap orang harus memiliki satu suara. Dan jika ada tiga anak dan pilihan mereka adalah pantai, dan aturan mayoritas, maka kedua orang tua dan keluarga, harus mengunjungi pantai. Kenyataan bahwa orang tua menyadari bahwa mereka tidak dapat membayar liburan di laut adalah tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan tersebut. Aturan mayoritas yang berlaku!

Hampir tidak dapat dibayangkan bahwa pikiran "rasional" bisa menerima cara seperti ini, memahami program semacam itu untuk sebuah unit keluarga, tetapi itulah yang diusulkan oleh kaum Humanis yang baru.

Dan bukan saja keluarga harus mengalami kegembiraan demokrasi partisipatif, tetapi juga hal itu harus juga terjadi di tempat kerja. Bayangkan, pengalaman memiliki tenaga kerja sebanyak 5.000 orang, yang memutuskan berapa produksi yang akan dihasilkan hari itu, dan berapa harga yang akan mereka tawarkan, dan kepada siapa hasilnya akan dijual.

Inilah yang diinginkan oleh kaum humanis.

Dan kaum Humanis juga ingin para siswa untuk mengatakan apa yang akan diajarkan hari itu di sekolah. Membiarkan anak-anak usia lima tahun untuk menentukan subjek yang akan dibahas, secara praktis akan menghilangkan pendidikan sebagai alat instruksional.

Prinsip Kesebelas berbunyi: "Kami percaya pada hak atas pendidikan universal."

Karl Marx, yang menyatakan dirinya sebagai seorang "humanis," dalam Manifesto Komunis, menulis ini di Papan Kesepuluh: "Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah umum."

Pendidikan anak-anak, dulu merupakan tanggung jawab langsung keluarga. Orang tua awalnya adalah guru anak-anak bangsa ini, dan kemudian dianggap mampu membayar kebutuhan pendidikan anak-anak mereka sendiri begitu bangsa ini berjalan ke sistem pendidikan umum. Tapi di sini, kaum Humanis bersama dengan Komunis percaya bahwa pendidikan harus menjadi perhatian seluruh masyarakat. Dengan kata lain, pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak sendiri, atau orang tua yang sudah lanjut usia dan sudah selesai membesarkan anak-anak mereka (anak-anak mereka sudah dewasa dan tidak lagi sekolah), mereka harus dipaksa untuk mendukung biaya pendidikan orang tua yang menghasilkan anak-anak yang masih membutuhkan sekolah.

Konsep bahwa orang tua tanpa anak-anak harus membayar demi pendidikan orang tua yang memiliki anak-anak, berasal langsung dari tulisan-tulisan Karl Marx, komunis. Dia menulis "Dari masing-masing orang yang sesuai dengan kemampuannya, untuk masing-masing orang yang sesuai dengan kebutuhannya."

Marx mengajarkan bahwa orang tua tanpa anak harus ikut membayar orang tua yang memiliki anak-anak.

Prinsip Kedua Belas berbunyi: "Kami menyesalkan pembagian umat manusia atas dasar nasionalisme ... pilihan terbaik adalah melampaui batas kedaulatan nasional dan bergerak menuju pembangunan komunitas dunia …

Dengan demikian kami menegaskan kembali komitmen untuk membangun komunitas dunia ..."

Pemerintah dunia akan datang, dan kaum Humanis dengan bangga mengumumkan dukungan mereka untuk itu.

Prinsip Keempat Belas berbunyi: "... pertumbuhan penduduk yang berlebihan harus dikendalikan oleh perjanjian internasional."

Pemikiran bahwa beberapa orang memegang posisi untuk menentukan bahwa ada "ledakan populasi" telah dibahas dalam buku saya yang berjudul, THE UNSEEN HAND, dan terbukti bahwa hal itu sebagai penipuan. Inilah yang saya tulis disitu: "Oregon, negara yang agak kecil dibandingkan dengan negara-negara bagian lain di Amerika Serikat, memiliki total 95.607 mil persegi di dalam perbatasannya. Dunia memiliki sekitar empat miliar (4.000.000.000) penduduk.

Jika seluruh penduduk dunia pindah ke Oregon, dengan meninggalkan sisa dunia sama sekali tanpa penduduk manusia, maka sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang akan memiliki sepetak tanah di Oregon sekitar 50 'x 53'. Ini adalah sekitar setengah dari ukuran tempat tinggal yang khas dalam sebuah wilayah." (522)

Gagasan bahwa dunia sedang meledak karena terlalu banyak penduduk di bumi adalah sebuah  penipuan, tetapi kaum Humanis sangat mempercayainya. Sebenarnya, keyakinan akan kebohongan adalah bagian dari struktur kepercayaan resmi mereka. Dan, tidak hanya mereka mengakui "masalah" yang sebenarnya tidak ada, tetapi mereka ingin melibatkan pemerintah dalam menyelesaikannya (menyelesaikan masalah sebenarnya yang tidak ada).

Pemerintah-pemerintah yang memutuskan untuk "mengendalikan populasi" adalah hal yang membuat para diktator Humanist dan Komunis itu sangat bahagia.

Jadi ledakan populasi itu bukanlah ledakan sama sekali, tetapi ia disampaikan dan ditawarkan untuk tujuan lain. Mereka yang menakut-nakuti penduduk dunia agar percaya bahwa pemerintah harus campur tangan untuk mengendalikan masalah yang tidak ada, sebenarnya mereka  memiliki agenda tersembunyi. Kata mujarab disini adalah kata "pengendalian," dan kata ini akan menggembirakan hati seorang diktator.
Jenis pemerintahan yang diperlukan untuk memaksa orang mengendalikan "ledakan penduduk" yang sebenarnya tidak terjadi, adalah sesuatu yang harus bisa menakut-nakuti orang yang mampu berpikir rasional.

Tetapi pemikiran (rasional) ini tampaknya tidak terjadi pada mereka yang mengikuti agama kaum humanis.

Paragraf terakhir dari Manifesto mereka berisi penjumlahan dari keyakinan dasar mereka: "Lebih lanjut kami mendorong penggunaan akal dan belas kasih untuk menghasilkan jenis dunia seperti yang kami inginkan ..."

Jadi kaum Humanis telah mengaitkan dirinya mereka dengan orang lain yang melihat kepada akal manusia sebagai solusi bagi semua penyebab masalah yang ada, menurut cara berpikir mereka sendiri, oleh agama-agama di dunia.

Manifesto kedua ini ditandatangani oleh 102 orang termasuk beberapa nama yang sangat familier:

Isaac Asimov, penulis, Alan F. Guttmacher, Planned Parenthood Federation, Lester Mondale, saudara dari mantan Wakil Presiden, Andre Sakharov, Akademi Ilmu Pengetahuan, Moskow, Uni Soviet, dan Joseph Fletcher, Profesor tamu dari Sekolah Kedokteran, Universitas Virginia.

Setiap tahun, kaum Humanist menghormati tokoh "Humanist of the Year" dengan penghargaan dan mereka yang dihormati di masa lalu telah menjadi orang yang paling berpengaruh di dunia:

1969: Dr. Benjamin Spock 1972: B.F. Skinner
1975: Betty Friedan
1980: Andre Sakharov
1981: Carl Sagan, astronom terkenal
1984: Isaac Asimov
1985: John Kenneth Galbraith, ekonom
1986: Faye Wattleton, presiden Planned Parenthood

Tetapi salah satu Humanist yang paling terkenal adalah Madalyn Murray O'Hair, wanita yang pada tahun 1963 berhasil dalam usahanya untuk menghilangkan doa dan pembacaan Alkitab di sekolah-sekolah umum Amerika.

Ny. O'Hair memiliki minat dalam ajaran agama Humanisme selama bertahun-tahun. Dia pernah menjadi editor majalah berjudul THE FREE HUMANIST, dan terpilih menjadi Dewan Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1965, dan terpilih lagi pada tahun 1973 untuk jangka waktu empat tahun kedua.

Dalam pernyataan publik dia telah dikutip mengatakan bahwa "sama sekali tidak ada bukti yang menyimpulkan" bahwa Yesus pernah hidup, dan bahwa Kekristenan tidak pernah "memberikan kontribusi apa pun kepada siapa pun, di mana saja, dan kapan saja." Dia telah menyebut agama sebagai "kotoran mental terhadap manusia primitif," dan dia mengatakan bahwa: "… agama adalah bentuk kegilaan yang paling liar. Saya akan mengubah setiap gereja menjadi sebuah rumah untuk klinik lanjut usia atau rawat jalan, dll. Agama Kristen, yang anti-ilmu pengetahuan, anti-kehidupan, anti-seks, anti-wanita, anti-kebebasan, anti-perdamaian, sangat merugikan Amerika Serikat."

Dia tidak membatasi aktivitasnya hanya pada masalah doa di sekolah. Serangannya pada agama Kristen telah membuatnya terlibat dalam isu-isu yang lain.

Pada bulan Desember 1974, dia mendukung petisi Lansman-Milam (RM 2493) kepada Komisi Komunikasi Federal (FCC.) Petisi ini meminta mereka untuk memaksakan pembekuan segera pada semua: "… aplikasi untuk saluran FM dan TV pendidikan yang disediakan oleh semua semua agama 'Kristen,' lembaga-lembaga Alkitab, 'kaum religius,' dan perguruan tinggi serta institusi sektarian lainnya." (523)

Pada bulan September 1977, dia mengajukan gugatan di pengadilan federal untuk menghapus motto "In God We Trust," dari semua mata uang AS.

Dia meminta pengadilan untuk menyatakan bahwa semboyan itu adalah inkonstitusional, dan kemudian memerintahkan Menteri Keuangan untuk tidak lagi menempatkan tulisan itu pada uang Amerika. (524)

Pada bulan November 1977, dia melibatkan dirinya dalam tuntutan agar Gubernur Texas melarang pemasangan suasana kelahian Natal di State Capitol selama liburan Natal. Dia juga keberatan dengan monumen yang bertuliskan ‘Sepuluh Perintah’ di atas gedung Capitol. Namun, dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak keberatan dengan pohon Natal yang ditempatkan di dalam gedung Capitol, karena itu hanyalah "…hiasan berhala yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama."

Sebelumnya pada bulan itu juga dia ditangkap dan dituduh mengganggu pertemuan publik karena dengan keras dia memprotes pembukaan pertemuan dewan kota dengan sebuah doa. Artikel yang melaporkan kegiatannya mengutip dia mengatakan: "Saya akan berusaha untuk memiliki walikota dan menteri yang akan menangkap orang-orang yang memimpin doa-doa. Mereka itu hanya mau menyela dan menyusupkan kegiatan keagamaan ke dalam pertemuan pemerintah." (525)

Dua tahun kemudian, pada tahun 1979, Mahkamah Agung dengan suara bulat menolak gugatannya tentang penghapusan kata "In God We Trust" sebagai motto dari semua mata uang Amerika. Hakim yang memutuskan untuk menentangnya di Pengadilan Distrik dikutip mengatakan bahwa motto itu "tidak ada hubungannya sama sekali dengan pembentukan agama. Penggunaan motto itu adalah merupakan karakter patriotik atau seremonial dan tidak memiliki kemiripan yang nyata dengan sponsor pemerintah atas suatu agama.

Selain itu, akan menggelikan untuk berpendapat bahwa penggunaan semboyan nasional itu akan menumbuhkan keterikatan pemerintah yang berlebihan dengan agama." (526)

Salah satu kasusnya yang lebih baru melibatkan sebuah kelompok dimana dia, Ny. O'Hair, adalah pendiri dan Presiden Emeritus, dari apa yang disebut sebagai ‘Society of Separationists.’ Mereka menggugat negara bagian Texas dengan mengklaim bahwa mereka telah secara sistematis dikeluarkan dari tugas sebagai juri di pengadilan karena penolakan mereka untuk bersumpah kepada Tuhan.

Mereka mengklaim bahwa sumpah, dimana semua calon juri di pengadilan harus melakukannya sebelum mereka dilantik sebagai anggota panel, yang mengharuskan mereka untuk berkata sebelum dilantik "… tolonglah aku Tuhan," kalimat itu adalah pelanggaran atas konstitusi "pemisahan gereja dengan negara. (527)

Itu adalah argumen yang menarik, tetapi tidak persuasif, karena Konstitusi Amerika Serikat tidak mengandung pernyataan seperti itu dalam kata-katanya. Tidak diperlukan "pemisahan gereja dan negara." Itu adalah kata-kata dari Thomas Jefferson dan bukan Konstitusi.

Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat berbunyi: "Kongres tidak akan membuat undang-undang yang menghormati pembentukan agama, atau melarang pelaksanaannya secara bebas; (sisa kalimat Amandemen berikutnya melindungi hak-hak yang lain dan tidak menyibukkan diri dengan hak kebebasan beragama.)

Perhatikanlah bahwa Kongres dilarang membentuk agama nasional. Perhatikan lebih lanjut bahwa negara bagian dapat melakukannya jika mereka memilih demikian. Itu karena Amandemen Kesepuluh Konstitusi yang berbunyi: "Kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada Amerika Serikat oleh Konstitusi, atau dilarang olehnya kepada negara-negara bagian, dicadangkan kepada masing-masing negara bagian, atau kepada rakyat."

Jadi, Kongres tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan siapa pun untuk percaya pada agama tertentu. Tidak ada alasan mengapa pemerintah nasional tidak boleh mencetak moto seperti "In God We Trust" pada mata uangnya.

Kegagalan Ny. O'Hair telah mempengaruhi keluarganya juga. Semua aktivitasnya untuk mendorong atheisme telah gagal dalam membujuk salah satu dari dua putranya untuk percaya pada teori tersebut.

Putranya, William Murray, anak yang dia suruh untuk mengajukan gugatan agar membatasi doa di sekolah-sekolah umum, kemudian menjadi seorang Kristen.

William Murray mengatakan dalam sebuah surat pada Mei 1980, bahwa dia secara terbuka  meminta maaf kepada rakyat Amerika karena: "… bagian yang saya mainkan sebagai remaja dalam menghapus doa dari sekolah umum adalah kriminal. Saya disingkirkan dari generasi masa depan kami yang mengusulkan agar menyediakan waktu singkat setiap hari yang harus benar-benar disediakan bagi Tuhan. Karena gugatan untuk menghancurkan tradisi doa di sekolah diajukan dalam nama saya, maka saya merasa sangat bertanggung jawab atas kehancuran kepada nilai-nilai moral dari kaum muda kita." (528) Pada bulan Juni 1988, William Murray memberi tahu kami sedikit tentang apa yang dipercaya oleh ibunya. Dia mengatakan kepada dunia dalam sebuah wawancara bahwa: "Ibu saya adalah selalu menjadi seorang Marxis. Dia adalah manajer dari toko buku Era Baru di Baltimore, yang dari dulu hingga hari ini adalah toko buku resmi Partai Komunis."

Murray lebih lanjut menyampaikan pikirannya tentang ibunya dalam sebuah buku yang ditulisnya tentang Nikaragua. Dia berkata: "Banyak orang mengidentifikasi saya sebagai putra pemimpin atheis Madlyn Murray O'Hair. Memang, dia adalah ibu saya, kecuali identifikasinya sebagai seorang 'pemimpin' atheis, tidak sepenuhnya benar. Tidak pernah dia berniat menjadi pemimpin atheis, tetapi dia ingin menjadi seorang pemimpin Marxis."

Dia mengenang masa kecilnya dengan ibunya ketika dia menambahkan tulisan-tulisan ini: "... Saya dapat merenungkan perubahan dalam hidup saya sendiri (Murray, seperti yang disebutkan sebelumnya, sejak menjadi seorang Kristen) yang telah dijauhkan dari sebuah rumah di mana ada kebencian terhadap kebebasan, kebencian terhadap usaha-usaha yang bebas, dan kebencian terhadap Tuhan."

Namun, baru pada tahun 1988, ketika beberapa kenyataan tentang gugatan Ny. O'Hair keluar. The Houston Chronicle mengatakan kepada dunia dalam suratnya 18 Juni 1988, bahwa: "Madalyn Murray O'Hair ... mengatakan dia telah menciptakan sebuah kelompok untuk membela kepentingan umum yang sebenarnya tidak ada, sehingga tidak nampak bahwa dia berjuang sendirian.

'Aku berbohong seperti **** (sumpah serapah dihapus) dalam segala hal. Publik tidak mau mendengarkan saya, seorang wanita dengan dua anak yang menariknya ... jadi apa yang saya lakukan adalah menciptakan Komite Maryland bagi Pemisahan Gereja dan Negara, yang benar-benar tidak ada."

Orang-orang yang lain yang terkenal secara nasional dan internasional, telah memeluk agama Humanist juga. Antara lain yang terkenal secara terbuka adalah Karl Marx, Komunis.

Karl Marx juga mengklaim bahwa Humanisme adalah sebagai miliknya. Dia menulis: "Komunisme sebagai naturalisme yang berkembang sepenuhnya adalah humanisme ..." (529)

Dan pada tahun 1970, Program Baru Partai Komunis Amerika Serikat menyatakan: "Marxisme tidak hanya rasional, ia juga humanis dalam artian yang paling baik dan paling mendalam." (530)

Tetapi Humanisme bukan hanya sebuah kata dalam kamus. Ia menjadi agama resmi Amerika Serikat. Bukti bahwa Humanisme telah menerima pengakuan resmi sebagai agama di Amerika Serikat dimulai dengan keputusan Mahkamah Agung dalam kasus tahun 1961 yang disebut ‘Torcaso versus Watkins.’ Pengadilan memutuskan bahwa Humanisme secara resmi disetujui sebagai agama ketika mereka menyatakan: "Di antara agama-agama di negara ini yang tidak mengajarkan apa yang secara umum dianggap sebagai keyakinan akan keberadaan Tuhan adalah agama Buddha, Taoisme, Budaya Etis, Humanisme Sekuler dan yang lain-lainnya." (531)

Pengadilan memutuskan bahwa Amandemen Pertama Konstitusi memberikan perlindungan yang sama dan menerapkan pembatasan yang sama pada "agama Humanisme Sekuler" sebagaimana berlaku untuk agama-agama lain.

Dan pada tahun 1965, Mahkamah Agung dalam kasus lain menulis bahwa: "... keyakinan humanistik yang dianut dengan tulus sebagai agama, harus berhak atas pengakuan sebagai agama di bawah Hukum Layanan Selektif. (532) Hasil dari keputusan ini adalah untuk membebaskan siapa pun dari draf yang mengaku bahwa agamanya disebut Humanisme.

Jadi Mahkamah Agung telah mengidentifikasi Humanisme sebagai "agama" yang sah dan benar Dan bahkan kaum Humanist menyatakan bahwa agama mereka adalah sebuah agama. Presiden Asosiasi Humanis Amerika menulis ini: "Humanisme adalah agama tanpa Tuhan, tanpa wahyu ilahi ataupun kitab suci." (533)

Dan Sir Julian Huxley, seorang penandatangan Manifest Humanis II, menulis ini dalam brosur promosi Humanist Association: "Saya menggunakan kata 'humanist' untuk mengartikan seseorang yang percaya bahwa manusia sama saja dengan fenomena alam, sebagai hewan atau tumbuhan; bahwa tubuh, pikiran dan jiwanya tidak diciptakan secara supranatural, tetapi merupakan produk evolusi." (524)

Dan untuk menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah secara resmi mengakui kaum Humanist sebagai sebuah agama, Asosiasi Humanist Amerika telah diberikan pembebasan pajak agama.

Jadi, seperti yang telah digambarkan, Humanisme didasarkan pada keyakinan akan tiga filosofi utama: Komunisme, evolusi dan atheisme.

Dan itu diajarkan di sekolah-sekolah Amerika (ini akan dibahas dalam bab selanjutnya dari studi ini.)

Pada tahun 1987, beberapa orang tua dengan anak-anak kecil dalam sistem sekolah umum Alabama berpendapat bahwa pengajaran agama ini (agama humanist) di sekolah-sekolah mereka yang didukung pajak, tidak dapat diterima. Mereka mengajukan gugatan untuk mencegah anak-anak mereka diajari pandangan agama yang melanggar pandangan agama pribadi mereka sendiri. Sebuah artikel yang muncul di Arizona Daily Star melaporkan apa yang terjadi: "Seorang hakim federal memerintahkan pejabat Alabama kemarin untuk menghapus 36 buku pelajaran dari sekolah umum, dan mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan keyakinan pada agama humanisme dan menolak peran agama dalam masyarakat Amerika.

Putusan kemenangan bagi 624 orang Kristen konservatif yang mengajukan gugatan itu, menemukan untuk pertama kalinya bahwa humanisme sekuler adalah agama yang secara inkonstitusional semakin maju di sekolah-sekolah negeri.

(Hakim Distrik W. Brevard Hand) menemukan bahwa lima buku teks ekonomi rumah tangga, yang diterbitkan oleh penerbit raksasa seperti McGraw Hill Book Co, telah ikut memajukan ajaran agama yang jelas-jelas melanggar larangan Amandemen Pertama pemerintah tentang pendirian sebuah agama.

Selain itu, Brevard Hand menemukan bahwa 31 buku pelajaran sejarah dan ilmu sosial, yang juga diterbitkan oleh penerbit-penerbit besar, "bukan hanya menjadi sejarah yang buruk, tetapi ia juga tidak memiliki banyak fakta untuk mempromosikan ideologi yang setara.' " (535) The Alabama Civil Liberties Union tidak senang dengan keputusan itu. Artikel itu mengutip direktur eksekutif mereka Mary Weidler yang mengatakan: "Keputusan ini menegaskan ketakutan terburuk kami atas sensor federal pada masalah sekolah negeri setempat. Hal ini sangat mengancam pendidikan publik non-sektarian di Alabama dan di seluruh negara."

Kekhawatiran tentang "sensor federal" oleh Alabama Civil Liberties Union ini sangat membingungkan. Pendapat mereka bahwa penghapusan buku pelajaran dari sekolah umum oleh pemerintah federal merupakan "sensor," mengungkapkan kemunafikan yang mencolok.

Karena dalam pengadilan soal "Creationism Science versus Evolution Science" (pertentangan antara ‘ilmu penciptaan’ oleh Tuhan dengan ‘ilmu evolusi’ oleh pikiran manusia) terjadi juga di Alabama beberapa tahun kemudian. American Civil Liberties Union mungkin adalah orangtua dari organisasi Alabama, dan mereka mengambil posisi yang berlawanan. Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa buku-buku teks sains Kreasionisme (yang mendukung penciptaan Tuhan) harus dihapus dari para siswa di kelas sains Alabama.

Itulah pendapat dan posisi mereka bahwa Ilmu Kreasionisme (Tuhan) tidak dapat diajarkan berdampingan dengan teori Evolusi dalam kelas sains di negara-negara bagian. Mereka berpendapat bahwa hanya teori Evolusi yang bisa diajarkan.

Dengan kata lain, mereka berargumen mendukung penyensoran buku teks Kreasionisme dari ruang kelas.

Keberatan mereka dalam kasus itu pada dasarnya adalah bahwa buku-buku teks Kreasionisme mengajarkan pandangan agama tentang sains, yang bertentangan dengan pandangan tradisional evolusionist. Dengan kata lain, mereka yang mengklaim melindungi "Kebebasan Sipil" Amerika, dan mereka ingin agar buku-buku itu dihapus dalam satu kasus, tetapi dibiarkan pada kasus lain.

Kaum humanist mengklaim bahwa kaum Kreasionis ingin mengajarkan pandangan agama di kelas sains, dan mereka mendesak pengadilan untuk menghapus buku-buku pelajaran Kreasionis. Orang-orang Kristen mengklaim bahwa kaum Humanis sedang mengajarkan sebuah pandangan keagamaan lain di ruang kelas di distrik-distrik sekolah, dan Persatuan Kebebasan Sipil (pendukung ajaran humanist) keberatan ketika hakim menghapus buku-buku tentang evolusi.

Hal ini tidak masuk akal, kecuali mereka yang mengklaim melindungi "kebebasan sipil" Amerika (kaum humanist) hanya menginginkan agama Humanis yang diajarkan di sekolah umum. Kesimpulan itu sesuai dengan fakta.

Jika mereka khawatir tentang "sensor pemerintah federal dalam masalah-masalah sekolah," mereka seharusnya konsisten. Mereka seharusnya membiarkan negara menggunakan buku-buku sains Kreasionisme karena mereka "takut akan sensor dari pemerintah federal."

Tetapi mereka tidak melakukannya. The "libertarian sipil" (para pemdukung kebebasan sipil, kaum humanist) tidak konsisten. Sensor tidak bisa disebut sensor jika pihak anda yang melakukan penyensoran. Dan American Civil Liberties Union ingin menjadi sensor.