Monday, June 29, 2020

USKUP AGUNG VIGANO: JUJUR, SAYA TELAH DITIPU!


USKUP AGUNG VIGANO: JUJUR, SAYA TELAH DITIPU!

CRUSADER NETWORK JUNI 24, 2020


Sebuah surat dari Uskup Agung Vigano yang ditulis tanggal 9 Juni 2020 lalu hampir dapat dipastikan akan membawa keguncangan bagi Gereja Katolik! Dalam surat tersebut Uskup Agung Vigano dengan jelas menguraikan bagaimana KV II telah menyesatkan banyak orang, termasuk dirinya, dengan menggiring mereka untuk membangun sebuah gereja paralel yang baru, yang pada akhirnya akan mengarah pada Gereja AntiKristus.

Surat ini begitu penting karena ditulis oleh seorang Gembala Gereja yang terkenal bersih dan jujur, yang telah membongkar skandal keuangan di Bank Vatikan semasa kepausan Benediktus XVI dan menjadi 'pembuka kebenaran' kasus skandal homoseksual Kardinal McCarrick. Karena sepak terjangnya yang meresahkan banyak orang di Vatikan dia disingkirkan dari sana, diangkat menjadi Apostolic Nuncio di Amerika Serikat sebelum akhirnya pensiun. Uskup Agung Vigano adalah 'orang dalam' yang tahu begitu banyak tentang apa yang sesungguhnya terjadi di balik tembok Vatikan, sehingga untuk mengatakan apa yang diketahuinya dia harus bersembunyi, karena jiwanya terancam.

Uskup Agung Vigano sepakat dengan pernyataan Uskup Athanasius Schneider yang mengkaitkan deklarasi sesat Abu Dhabi dengan kekeliruan yang ada dalam dokumen KV II, Dignitatis Humanae. Namun ia tidak setuju jika solusinya adalah dengan merevisi teks-teks yang bermasalah. Uskup Agung Vigano membandingkan KV II dengan Sinde Pistoia di tahun 1786 yang diadakan dengan semangat pembaharuan yang sama. Sinode itu akhirnya dikecam dan dokumen-dokumen yang dihasilkannya diabaikan!

Menurut Vigano, KV II sejak awal dibuat dengan intensi buruk: untuk menggantikan Gereja Kristus dengan Gereja baru yang humanis dan ekumenis! Itu adalah gagasan masonik. Untuk memuluskan rencananya dan mengelabui banyak orang, dibuatlah teks-teks ambigu yang membuat banyak orang menganggap Konsili ini masih sejalan dengan ajaran tradisional Gereja. Sementara itu dengan memanfaatkan peluang dalam teks-teks yang ambigu, kaum inovator terus melakukan pembaharuan dengan dalih 'semangat konsili'. 

Ungkapan 'semangat konsili' ini, yang sering digunakan sebagai alasan pembenaran terhadap berbagai perubahan yang terjadi, sesungguhnya telah mengindikasikan adanya perubahan dalam Gereja Katolik. Tidak pernah ada konsili dalam sejarah Gereja yang mengakibatkan adanya 'semangat konsili' yang baru. Tidak pernah ada 'semangat Nikea', 'semangat Trente', dan sebagainya. Sebabnya jelas, apa yang dihasilkan dalam konsili-konsili tersebut tidak mengubah apa-apa dan Gereja Katolik tetap sama seperti saat didirikan Kristus! Baru sejak KV II Gereja Katolik berubah dan semakin tidak sama dengan Gereja Kristus. Dan perubahan itu secara tidak langsung diakui dan dikonfirmasi oleh hirarki Gereja Katolik paska konsili dengan selalu bericara soal "semangat KV II."

Itu tanda jelas yang menunjukkan Gereja Katolik hari ini sudah memiliki roh yang berbeda dari Gereja Kristus! Bangunannya mungkin masih sama, struktur hirarkinya mungkin masih sama, tapi semangat dan karakternya sudah berbeda!

Karenanya menurut Uskup Agung Vigano, dokuman-dokumen KV II perlu diabaikan dan dilupakan, sama seperti yang terjadi pada Sinode Pistoia! Dalam tanggapannya kepada Profesor Paolo Pasqualucci sehubungan dengan suratnya tanggal 9 Juni tersebut, Uskup Agung Vigano mengatakan tentang dokumen-dokumen KV II, "... adalah lebih baik apabila seluruhnya dibuang dan dilupakan!"

Ada yang menarik, dalam suratnya pada tanggal 9 Juni tersebut, Uskup Agung Vigano dengan jujur mengakui dirinya telah tertipu:

Sama seperti saya dengan jujur dan sungguh-sungguh mematuhi perintah-perintah yang diragukan enam puluh tahun yang lalu, karena percaya itu mewakili suara penuh kasih dari Gereja, begitu pula hari ini dengan ketenangan dan kejujuran yang sama saya menyadari bahwa saya telah ditipu. Menjadi koheren hari ini bahwa dengan bertahan dalam kesalahan akan mewakili pilihan yang buruk dan akan membuat saya terlibat dalam penipuan ini.

Jadi adalah wajar apabila hari ini banyak dari kita yang percaya bahwa KV II itu benar dan membawa perubahan yang dikehendaki Tuhan. Kita semua, sama seperti Uskup Agung Vigano dan semua gembala-gembala Gereja Katolik lainnya, telah ditipu. Dan hendaknya kita semua juga seperti Uskup Agung Vigano, segera sadar dan berubah. Sebab tetap bertahan dalam kesalahan ini akan sama artinya kita telah ikut serta dalam upaya penipuan dan penyesatan..

Setidaknya sikap yang diambil Uskup Agung Vigano sama seperti yang diingatkan Tuhan dalam Kitab Wahyu, "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya..." (Why.18:4).

Tuhan menghendaki kita keluar dari 'semangat KV II' dan tetap setia pada Gereja-Nya yang benar hingga kedatangan-Nya kelak!   

Viva Christo Rey!


*****





VIGANO - KONSILI VATIKAN II, GEREJA PARALEL, DAN KERAJAAN ANTIKRISTUS


ABP. VIGANO: KONSILI VATIKAN II, GEREJA PARALEL, DAN KERAJAAN ANTIKRISTUS

CRUSADER NETWORK JUNI 19, 2020

Berikut ini adalah terjemahan bebas dari surat Uskup Agung Vigano yang dimuat di website The Remnant tanggal 10 Juni 2020 yang lalu. Surat ini agak panjang, namun sangat penting untuk dipahami maknanya karena Uskup Vogano dengan analisis yang singkat namun padat mengungkapkan wajah buruk yang sesungguhnya dari KV II. Juga Uskup Vigano dengan jujur mengakui bagaimana konsili tersebut telah menyesatkan dirinya dan banyak orang beriman lainnya.

Mereka yang masih mendukung KV II sebaiknya merenungkan dengan seksama surat dari salah satu Gembala Gereja ini.

-----------------

Saya membaca dengan penuh minat esai dari Yang Mulia Athanasius Schneider yang diterbitkan di LifeSiteNews pada tanggal 1 Juni, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Italia oleh Chiesa e post concilio, berjudul "Tidak ada kehendak positif ilahi atau hak kodrati untuk keragaman agama."

Penelitian Yang Mulia meringkas, dengan jelas dari mereka yang berbicara menurut Kristus, keberatan terhadap dugaan legitimasi pelaksanaan kebebasan beragama yang diteorikan oleh KV II, yang bertentangan dengan kesaksian Kitab Suci dan suara Tradisi, serta Magisterium Katolik yang merupakan penjaga setia dari keduanya.

Kelebihan esai Yang Mulia pertama-tama terletak pada pemahamannya tentang hubungan sebab akibat antara prinsip-prinsip yang disampaikan oleh KV II dan efek konsekuensi logisnya dalam penyimpangan doktrinal, moral, liturgis, dan disiplin yang telah muncul dan semakin berkembang sampai pada keadaannya hari ini. 

Monster yang dihasilkan kaum modernis awalnya sekedar menyesatkan, tetapi terus tumbuh dan menguat, sehingga hari ini ia memperlihatkan identitas sesungguhnya dalam sifatnya yang subversif dan memberontak. Makhluk yang dikandung pada saat itu tetaplah sama, dan akan naif untuk berpikir bahwa sifatnya yang jahat dapat berubah. 

Upaya untuk mengoreksi ekses konsili - yang memunculkan 'hermeneutic of continuity' - telah terbukti tidak berhasil: Naturam expellas furca, tamen usque recurret [Usirlah alam keluar dengan garpu rumput; dia akan segera kembali]. Deklarasi Abu Dhabi - dan, sebagaimana diamati Uskup Schneider dengan tepat, gejala pertamanya di Pantheon (kuil berhala-berhala)  Assisi - "dikandung dalam semangat KV II" seperti yang dinyatakan oleh Bergoglio dengan bangga.

"Semangat Konsili" adalah legitimasi yang digunakan oleh para inovator untuk menentang para pengkritik mereka, tanpa mereka sadari ungkapan itu justru mengakui warisan yang menegaskan tidak hanya kekeliruan dari deklarasi saat ini, tetapi juga matriks sesat yang mereka gunakan sebagai pembenaran.

Jika diamati lebih dekat, tidak pernah dalam sejarah Gereja ada Konsili yang menampilkan dirinya sebagai peristiwa bersejarah sehingga berbeda dengan konsili lainnya: tidak pernah ada pembicaraan tentang "Semangat Konsili Nicea" atau "Semangat Konsili Ferrara-Florence,” apalagi ”Semangat Konsili Trente,” sama seperti kita tidak pernah memiliki era “pasca-konsili” setelah Konsili Lateran IV atau Konsili Vatikan I.

Alasannya jelas: Konsili-konsili itu seluruhnya, tanpa pandang bulu, adalah ekspresi yang sama dari Gereja yang Kudus, dan karenanya juga suara Tuhan kita Yesus Kristus. Secara signifikan, mereka yang mempertahankan pembaharuan dalam KV II juga mematuhi doktrin sesat yang menempatkan Allah Perjanjian Lama bertentangan dengan Allah Perjanjian Baru, seolah-olah ada kontradiksi antara Pribadi Ilahi dari Tritunggal Mahakudus. 

Jelas sekali bahwa oposisi yang hampir bersifat gnostik atau kabbalistik ini berfungsi untuk melegitimasi suatu subjek baru yang berbeda dan menentang Gereja Katolik. Kesalahan doktrinal hampir selalu merupakan pengkhianatan bidaah terhadap doktrin Tritunggal. Maka dengan kembali ke proklamasi dogma Tritunggal, doktrin-doktrin yang menentangnya dapat dikalahkan: ut in confessione veræ sempiternæque deitatis, et in Personis proprietas, et in essentia unitas, et in majestate adoretur æqualitas: Mengakui Keilahian yang benar dan abadi, kami memuja apa yang pantas bagi masing-masing Pribadi, kesatuan mereka dalam substansi, dan kesetaraan mereka dalam keagungan.

Uskup Schneider mengutip beberapa kanon Konsili Ekumenis yang mengusulkan doktrin yang, menurut pendapatnya, hari ini sulit diterima, seperti misalnya kewajiban untuk membedakan orang Yahudi dengan pakaian mereka, atau larangan bagi orang Kristen untuk melayani majikan yang beragama Muslim atau Yahudi. Di antara contoh-contoh itu ada juga persyaratan dalam traditio instrumentorum yang dideklarasikan oleh Konsili Florence, yang kemudian dikoreksi oleh Konstitusi Apostolik Pius XII, Sacramentum Ordinis.

Uskup Athanasius berkomentar: “Seseorang dapat berharap dan percaya bahwa Paus atau Konsili Ekumenis yang akan datang akan mengoreksi pernyataan-pernyataan salah yang dibuat oleh KV II". Bagi saya ini tampaknya merupakan argumen yang, meskipun dibuat dengan niat baik, dapat merusak bangunan Katolik dari fondasinya. 

Jika kita mengakui bahwa mungkin ada tindakan-tindakan Magister yang, karena sensitivitas yang berubah, rentan terhadap pencabutan, modifikasi, atau interpretasi yang berbeda sesuai dengan perkembangan jaman, kita pasti akan jatuh di bawah kutukan Dekrit Lamentabili, dan kita akhirnya memberikan pembenaran kepada mereka yang, baru-baru ini, berdasarkan asumsi keliru tadi, menyatakan bahwa hukuman mati “tidak sesuai dengan Injil,” dan dengan demikian mengubah Katekismus Gereja Katolik. Dan, dengan prinsip yang sama, membenarkan juga bahwa pernyataan Beato Pius IX dalam Quanta Cura dikoreksi oleh KV II, seperti harapan Yang Mulia bisa terjadi pada Dignitatis Humanae.

Di antara contoh-contoh yang dihadirkannya, tidak ada satupun yang merupakan kesesatan atau pandangan bidaah: fakta bahwa Konsili Florence menyatakan traditio instrumentorum diperlukan bagi validitas Ordo-ordo tidak mengkompromikan pelayanan imam di Gereja, dan menuntunnya untuk menerima Ordo-ordo secara invalid. Bagi saya juga tidak ada yang bisa menegaskan bahwa aspek ini, betapapun pentingnya, telah menyebabkan kesalahan doktrinal dari pihak umat beriman, sesuatu yang justru terjadi pada Konsili yang terbaru. 

Dan ketika dalam perjalanan sejarah berbagai aliran sesat muncul, Gereja selalu turun tangan segera untuk mengutuk mereka, seperti yang terjadi pada masa Sinode Pistoia pada tahun 1786, yang dengan cara tertentu merupakan pendahuluan dari KV II, terutama di mana ia menghapus Komuni di luar Misa, memperkenalkan penggunaan bahasa lokal, dan menghapuskan doa-doa dari Kanon yang diucapkan dengan suara lirih; bahkan juga berteori tentang kolegialitas para uskup, mengurangi primat Paus menjadi hanya berfungsi semacam menteri. Membaca kembali tindakan-tindakan Sinode itu membuat kita kagum pada perumusan harfiah dari kesalahan yang sama yang kita temukan kemudian, dalam bentuknya yang meningkat, pada Konsili yang dipimpin oleh Yohanes XXIII dan Paulus VI. Di sisi lain, sama seperti Kebenaran berasal dari Tuhan, demikian pula kesesatan berasal Musuh-Nya, yang membenci Gereja Kristus dan jantungnya: Misa Kudus dan Ekaristi Mahakudus.

Ada saatnya dalam hidup kita ketika, melalui disposisi Penyelamatan, kita dihadapkan dengan pilihan yang menentukan untuk masa depan Gereja dan untuk keselamatan kekal kita. Saya berbicara tentang pilihan antara memahami kesalahan di mana praktis kita semua telah jatuh, hampir selalu tanpa niat jahat, dan ingin terus melihat ke arah lain atau membenarkan diri kita sendiri.

Kita juga telah melakukan kesalahan, antara lain, dengan menganggap orang beriman lain sebagai orang yang, terlepas dari perbedaan ide dan keyakinan mereka, masih termotivasi oleh niat baik dan mau memperbaiki kesalahan jika mereka bisa membuka diri pada iman kita. Bersama dengan banyak Bapa Konsili, kita menganggap ekumenisme sebagai suatu proses, sebuah undangan yang memanggil para pembangkang ke dalam satu Gereja Kristus, kaum pagan kepada satu Tuhan yang Sejati, dan orang-orang Yahudi kepada Mesias yang dijanjikan. Tetapi sejak itu diteorikan dalam komisi konsili, ekumenisme dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan doktrin yang sebelumnya dinyatakan oleh Magisterium.

Kita telah berpikir bahwa ekses-ekses tertentu hanyalah antusiasme berlebihan dari mereka yang terbawa semangat pembaharuan; kita dengan tulus percaya bahwa melihat Yohanes Paulus II dikelilingi oleh para penyembuh-penyembuh, para tokoh kepercayaan lain, dan para bidat lainnya, adalah bukti kemampuan Gereja memanggil orang-orang untuk bersama-sama memohon perdamaian kepada Tuhan, sementara contoh otoritatif ini telah memprakarsai berbagai penyimpangan Pantheon serupa, bahkan hingga para Uskup membawa berhala pachamama yang najis di pundak mereka, yang diperhalus dengan dalih sebagai lambang dari keibuan yang sakral.

Jika gambar-gambar dari roh neraka dapat masuk ke dalam (Basilika) Santo Petrus, ini adalah buah yang sudah diramalkan pihak lain sejak awal. Banyak orang Katolik yang taat, dan mungkin juga mayoritas klerus Katolik, saat ini diyakinkan bahwa Iman Katolik tidak lagi diperlukan bagi keselamatan kekal. Mereka percaya bahwa Allah Tritunggal yang diwahyukan kepada nenek moyang kita adalah sama dengan tuhannya orang-orang lain. Sudah dua puluh tahun yang lalu kita mendengar ini dikotbahkan dari mimbar-mimbar dan oleh para uskup, tetapi akhir-akhir ini kita mendengarnya dengan tegas dari Tahta tertinggi.

Kita tahu betul bahwa, dengan mengutip perkataan Kitab Suci 'Littera enim occidit, spiritus autem vivificat' [Hukum tertulis itu mati, tetapi roh memberi kehidupan] (2 Kor 3: 6)], kaum progresif dan modernis tahu bagaimana menyembunyikan ekspresi samar-samar pada teks-teks konsili, yang pada saat itu tampak tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, tetapi hari ini diungkapkan dalam makna subversifnya. Itulah metode yang dipakai dalam penggunaan frase 'subsistit in': mengatakan setengah- kebenaran tidak hanya agar tidak menyinggung golongan kristen lain (dengan asumsi bahwa adalah sah untuk membungkam kebenaran dari Tuhan demi menghormati makhluk-Nya), tetapi dengan niat untuk dapat menggunakan setengah-kesalahan yang akan langsung lenyap jika seluruh kebenaran diproklamirkan. Dengan demikian “Ecclesia Christi subsistit in Ecclesia Catholica” [Gereja Kristus ada di dalam Gereja Katolik] tidak menegaskan identitas keduanya, tetapi subsistensi satu di dalam yang lain dan, demi konsistensi, juga di gereja-gereja lain: ini adalah awal dari ibadah bersama antar agama, doa ekumenis, dan akhir yang tak terhindarkan dari perlunya Gereja demi keselamatan, persatuan dengannya, dan sifat misionernya.

Beberapa orang mungkin ingat bahwa pertemuan ekumenis pertama diadakan dengan para skismatik Timur, dan dengan sangat hati-hati dengan sekte Protestan lainnya. Selain dari Jerman, Belanda, dan Swiss, pada awalnya negara-negara bertradisi Katolik tidak menyetujui ibadah bersama antara imam Katolik dengan pendeta Protestan. Saya ingat bahwa pada saat itu ada pembicaraan untuk menghapus doksologi sebelum 'Veni Creator' agar tidak menyinggung kaum Ortodoks, yang tidak menerima Filioque. Hari ini kita mendengar Alquran dibacakan dari mimbar gereja-gereja kita, kita melihat berhala kayu yang dipuja oleh para suster dan bruder, kita mendengar para Uskup mengingkari apa yang sampai kemarin menjadi alasan paling masuk akal dari begitu banyak ekstremisme. 

Apa yang diinginkan dunia, atas dorongan Masonry dan tangan-tangan nerakanya, adalah menciptakan sebuah agama universal yang bersifat humanis dan ekumenis, yang darinya Allah pencemburu yang kita puja harus disingkirkan. Dan jika ini yang diinginkan dunia, setiap langkah ke arah yang sama oleh Gereja adalah pilihan yang tidak menguntungkan yang akan berbalik melawan mereka yang percaya bahwa mereka dapat mencemooh Tuhan. Harapan akan Menara Babel tidak dapat dihidupkan kembali oleh rencana kaum globalis yang bertujuan untuk meruntuhkan Gereja Katolik, dan menggantinya dengan konfederasi penyembah berhala dan bidat yang disatukan oleh semangat persaudaraan universal. Tidak ada persaudaraan kecuali di dalam Kristus, dan hanya di dalam Kristus: qui non est mecum, contra me est [Siapa tidak bersama Aku, ia menentang Aku].

Sangat membingungkan bahwa hanya sedikit orang yang sadar terhadap perjalanan menuju jurang ini, dan hanya sedikit yang menyadari tanggung jawab dari hirarki tertinggi Gereja dengan mendukung ideologi anti-Kristen ini, seolah-olah para pemimpin Gereja ingin memastikan bahwa mereka memiliki tempat dan peran pada rombongan pemikiran yang selaras. Dan sungguh mengejutkan bahwa orang-orang tetap tidak ingin menyelidiki akar penyebab krisis saat ini, membatasi diri mereka untuk menyesali ekses-ekses saat ini seolah-olah itu bukan konsekuensi logis dan tak terhindarkan dari sebuah rencana yang dirancang beberapa dekade lalu. 

Jika pachamama dapat dipuja di sebuah gereja, itu karena Dignitatis Humanae. Jika kita memiliki liturgi yang diprotestankan dan kadang juga bersifat pagan, itu karena Mgr. Annibale Bugnini dan gerakan reformasi paska-konsili. Jika Deklarasi Abu Dhabi ditandatangani, itu karena Nostra Aetate. Jika kita sampai pada titik mendelegasikan keputusan pada Konferensi Uskup - bahkan termasuk dalam pelanggaran berat terhadap Concordat, seperti yang terjadi di Italia - itu karena kolegialitas, dan dalam versi terbarunya, sinodalitas.

Berkat sinodalitas, Amoris Laetitia menyebabkan kita harus mencari cara untuk mencegah apa yang begitu jelas sudah muncul sejak awal: bahwa dokumen ini, yang disiapkan oleh mesin organisasi yang canggih, dimaksudkan untuk melegitimasi Komuni bagi orang yang bercerai dan hidup bersama (kumpul kebo), seperti halnya Querida Amazonia yang akan digunakan untuk melegitimasi imam wanita (seperti dalam kasus baru-baru ini "vikaris episkopal" di Freiburg) dan penghapusan selibat bagi imamat. Para prelatus yang mengirim surat Dubia kepada Fransiskus, menurut pendapat saya, menunjukkan kesalehan yang tulus: berpikir bahwa Bergoglio, ketika dihadapkan dengan kontestasi kesalahan yang diperdebatkan secara masuk akal, akan memahami, memperbaiki poin-poin heterodoks, dan meminta maaf.

Konsili telah digunakan untuk melegitimasi penyimpangan doktrinal yang paling buruk, inovasi liturgi yang paling berani, dan pelanggaran yang paling tidak bermoral, semuanya terjadi, sementara pihak Otoritas tetap bersikap diam. Konsili ini sangat ditinggikan sehingga diposisikan sebagai satu-satunya rujukan yang sah untuk umat Katolik, klerus, dan uskup, mengaburkan dan memandang dengan rasa jijik terhadap doktrin yang selalu diajarkan Gereja, dan melarang liturgi abadi yang selama berabad-abad telah menumbuhkan iman generasi tak terputus dari umat beriman, martir, dan orang-orang kudus. Antara lain, Konsili ini telah terbukti menjadi satu-satunya yang telah menyebabkan begitu banyak masalah interpretatif dan banyak kontradiksi sehubungan dengan Magisterium sebelumnya, sementara tidak ada satu konsili lain - dari Konsili Yerusalem hingga Vatikan I - yang tidak selaras dengan seluruh Magisterium atau yang membutuhkan banyak interpretasi.

Saya mengakuinya dengan tenang dan tanpa kontroversi: Saya adalah salah satu dari banyak orang yang, meskipun dengan banyak kebingungan dan ketakutan yang hari ini terbukti, mempercayai otoritas Hierarki dengan kepatuhan tanpa syarat. Pada kenyataannya, saya berpikir bahwa banyak orang, termasuk saya, pada awalnya tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa ada konflik antara kepatuhan terhadap Hierarki dan kesetiaan kepada Gereja. Apa yang membuat nyata ketidakwajaran ini yang bahkan saya sebut sebagai kesesatan, pemisahan antara Hierarki dan Gereja, antara kepatuhan dan kesetiaan, tentu saja Kepausan ini.

Di Kamar Air Mata yang bersebelahan dengan Kapel Sistina, sementara Msgr. Guido Marini menyiapkan rocchetto putih, mozzetta, dan stola untuk penampilan pertama Paus yang "baru terpilih", Bergoglio berseru: “Sono finite le carnevalate! [Karnaval sudah berakhir!],” Dengan sinis dia menolak lencana yang oleh semua Paus sampai saat itu dengan rendah hati diterima sebagai pakaian pembeda Vikaris Kristus. Tetapi kata-kata itu mengandung kebenaran, bahkan jika itu diucapkan tanpa sadar: pada 13 Maret 2013, topeng itu jatuh dari para konspirator, yang akhirnya terbebas dari kehadiran Benediktus XVI yang tidak nyaman dan dengan bangga akhirnya berhasil mempromosikan seorang Kardinal yang akan mewujudkan cita-cita mereka, untuk merevolusionerkan Gereja, membuat doktrin yang lunak, moral yang bisa diadaptasi, liturgi yang dapat diselewengkan, dan disiplin yang dapat dicampakkan. Dan semua ini dianggap, oleh pelaku utama konspirasi itu sendiri, konsekuensi logis dan penerapan KV II yang jelas, yang menurut mereka telah dilemahkan oleh kritik yang diungkapkan oleh Benediktus XVI. Penghinaan terbesar dari Kepausan itu adalah mengizinkan perayaan Liturgi Tridentine yang terhormat secara bebas, suatu legitimasi yang akhirnya diakui dan menyangkal lima puluh tahun pengucilannya yang tidak sah. Bukan kebetulan bahwa pendukung Bergoglio adalah orang yang sama yang melihat Konsili sebagai momen pertama dari gereja baru, sedangkan yang sebelumnya adalah agama lama dengan liturgi lama.

Bukan kebetulan: apa yang ditegaskan oleh orang-orang ini dengan impunitas, mempermalukan kaum moderat, adalah apa yang juga diyakini oleh umat Katolik, yaitu: bahwa terlepas dari segala upaya 'hermeneutic of continuity' yang karam secara menyedihkan pada konfrontasi pertama dengan kenyataan krisis saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sejak KV II dan seterusnya sebuah gereja paralel dibangun, tumpang-tindih dan secara diametris menentang Gereja Kristus yang sejati. 

Gereja paralel ini semakin mengaburkan institusi ilahi yang didirikan oleh Tuhan kita untuk menggantikannya dengan entitas palsu, yang sejalan dengan agama universal yang awalnya diteorikan oleh Masonry. Ungkapan-ungkapan seperti humanisme baru, persaudaraan universal, martabat manusia, adalah semboyan dari humanitarian philantropik yang menyangkal Tuhan yang sejati, dari solidaritas horizontal inspirasi spiritualis yang samar-samar, dan irenisme ekumenis yang secara tegas dikutuk oleh Gereja. “Nam et loquela tua manifestum te facit [Dari bicaramu kamu dikenal]” (Mat.26:73): ungkapan yang sangat sering, bahkan obsesif pada kosakata yang sama dari musuh, menunjukkan kepatuhan terhadap ideologi yang diilhaminya; sementara di sisi lain penolakan sistematis terhadap bahasa Gereja yang jelas dan tegas menunjukkan keinginan untuk melepaskan diri tidak hanya dari bentuk Katolik tetapi juga dari substansinya.

Apa yang selama bertahun-tahun kita dengar diucapkan, secara samar-samar dan tanpa konotasi yang jelas, dari Tahta tertinggi, kita temukan diuraikan dengan benar dan tepat dalam manifesto para pendukung Kepausan sekarang: demokratisasi Gereja, tidak lagi melalui kolegialitas yang diciptakan oleh KV II tetapi melalui jalur sinodal yang diresmikan oleh Sinode tentang Keluarga; pembongkaran pelayanan imamat dengan melamahkannya melalui pengecualian selibat imamat dan pelibatan perempuan dalam tugas yang mirip imamat; jalur senyap dari ekumenisme yang diarahkan kepada saudara-saudara yang terpisah kepada suatu bentuk pan-ekumenisme yang mereduksi Kebenaran dari Allah Tritunggal menjadi tingkat penyembahan berhala dan takhyul yang menyesatkan; penerimaan dialog antaragama yang mengandaikan relativisme agama dan mengecualikan penginjilan; demitologisasi Kepausan yang dituju oleh Bergoglio sebagai tema kepausannya; legitimasi progresif dari semua yang benar secara politis: teori gender, sodomi, perkawinan homoseksual, doktrin Malthusian, ekologisme, imigrasionisme... Jika kita tidak mengakui bahwa akar penyimpangan ini ditemukan dalam prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh KV II, tidak mungkin kita menemukan penyembuhan: jika diagnosis kita bersikeras, melawan semua bukti, untuk mengecualikan patologi awal, kita tidak bisa meresepkan terapi yang sesuai.

Operasi kejujuran intelektual ini membutuhkan kerendahan hati yang besar, pertama-tama dalam mengakui bahwa selama beberapa dekade kita telah digiring ke dalam kesalahan, dengan maksud baik, oleh otoritas hirarki yang tidak memahami bagaimana mengawasi dan menjaga kawanan domba Kristus: sebagian demi hidup yang tenang, sebagian karena memiliki terlalu banyak komitmen, sebagian karena kenyamanan, dan akhirnya sebagian dengan itikad buruk atau bahkan niat jahat. Orang-orang terakhir ini yang telah mengkhianati Gereja harus diidentifikasi, dipinggirkan, dipanggil untuk bertobat dan, jika mereka tidak bertobat, mereka harus dikeluarkan dari kawanan yang suci. Beginilah cara Gembala sejati bertindak, yang menjaga kawanan domba dan yang memberikan nyawa-Nya bagi mereka. Kita telah dan masih memiliki terlalu banyak gembala upahan, yang bagi mereka persetujuan dari musuh-musuh Kristus lebih penting daripada kesetiaan terhadap Sang Mempelai Kristus.

Sama seperti saya dengan jujur dan sungguh-sungguh mematuhi perintah-perintah yang diragukan enam puluh tahun yang lalu, karena percaya hal itu mewakili suara penuh kasih dari Gereja, begitu pula hari ini dengan ketenangan dan kejujuran yang sama saya menyadari bahwa saya telah ditipu. Menjadi koheren hari ini bahwa dengan bertahan dalam kesalahan akan mewakili pilihan yang buruk dan akan membuat saya terlibat dalam penipuan ini. Mengaku kejelasan penilaian sejak awal tidak akan jujur: kita semua tahu bahwa KV II lebih atau kurang adalah revolusi, tetapi kita tidak bisa membayangkan bahwa hal itu akan terbukti sangat menghancurkan, bahkan untuk tugas mereka yang seharusnya mencegahnya. Dan jika sampai Benediktus XVI kita masih bisa membayangkan bahwa kudeta KV II (yang disebut Kardinal Suenens sebagai "revolusi 1789 bagi Gereja") telah mengalami pelambatan, dalam beberapa tahun terakhir ini bahkan yang paling cerdik di antara kita telah mengerti bahwa sikap diam karena takut menyebabkan perpecahan, upaya untuk memperbaiki dokumen kepausan dalam makna Katolik untuk memperbaiki ambiguitasnya yang disengaja, permohonan dan dubia para klerus kepada Fransiskus, yang tetap tidak dijawab dengan jelas, semuanya merupakan penegasan dari situasi kemurtadan yang paling serius pada tingkat tertinggi Hierarki, sementara itu umat beriman kristiani dan para imam merasa ditinggalkan tanpa harapan dan bahwa mereka ditanggapi oleh para uskup dengan sikap jengkel.

Deklarasi Abu Dhabi adalah manifesto ideologis dari ide perdamaian dan kerja sama antar agama yang dapat dimengerti jika berasal dari orang-orang yang tidak memiliki cahaya Iman dan api Cinta Kasih. Tetapi siapa pun yang memiliki rahmat sebagai Anak Allah berkat Pembaptisan Kudus, harus merasa ngeri pada gagasan untuk membangun Menara Babel versi modern yang menghujat, yang berusaha untuk mempersatukan satu Gereja Kristus yang sejati, pewaris janji-janji yang dibuat untuk Bangsa Terpilih, dengan mereka yang menyangkal Mesias dan dengan mereka yang menganggap gagasan tentang Allah Tritunggal sebagai penghujatan. Kasih Tuhan adalah tanpa batas dan tidak mentolerir kompromi. Jika bukan demikian maka itu bukan Kasih, yang tanpanya tidak mungkin untuk tetap berada di dalam Dia: qui manet in caritate, in Deo manet, et Deus in eo [..barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.] (1 Yoh 4:16).

Tidak masalah apakah itu deklarasi atau dokumen Magister: kita tahu betul bahwa pemikiran subversif dari para inovator bermain-main dengan dalih ini untuk menyebarkan kesesatan. Dan kita tahu betul bahwa tujuan dari inisiatif ekumenis antaragama ini bukan untuk mempertobatkan mereka yang terpisah dari satu Gereja Kristus, tetapi untuk menyimpangkan dan merusak mereka yang masih memegang iman Katolik, membuat mereka percaya bahwa adalah perlu untuk memiliki agama universal yang menyatukan tiga agama besar Abraham “dalam satu rumah”: ini adalah kemenangan rencana Masonik untuk mempersiapkan kerajaan Antikristus!

Apakah ini terwujud melalui Bula dogmatis, deklarasi, atau wawancara dengan si atheist, Scalfari, di La Repubblica, tidak penting, karena para pendukung Bergoglio menunggu kata-katanya sebagai sinyal di mana mereka akan segera merespons dengan serangkaian inisiatif yang telah disiapkan dan diorganisir selama beberapa waktu. Dan jika Bergoglio tidak mengikuti arahan yang diterimanya, jajaran teolog dan klerus siap untuk meratapi "kesendirian Paus Fransiskus" sebagai premis untuk pengunduran dirinya (saya memikirkan contoh Massimo Faggioli dalam salah satu esainya baru-baru ini) . Di sisi lain, itu bukan pertama kalinya mereka memanfaatkan Paus ketika dia mengikuti rencana mereka dan menyingkirkannya atau menyerangnya segera setelah dia membangkang.

Hari Minggu lalu, Gereja merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus, dan dalam Brevir ditawarkan kepada kita pembacaan Symbolum Athanasianum, yang sekarang dilarang oleh liturgi konsili dan telah dikurangi menjadi hanya dua kali dalam reformasi liturgi tahun 1962. Kata-kata pertama dari Simbolum yang kini menghilang tetap ditulis dengan emas: “Quicumque vult salvus esse, ante omnia opus est ut teneat Catholicam fidem; quam nisi quisque integram inviolatamque servaverit, absque dubio di aeternum peribit - Siapa pun yang ingin diselamatkan, diatas segalanya ia harus memegang iman Katolik; Karena kecuali seseorang menjaga iman ini dengan utuh dan tidak tercela, tanpa keraguan, ia akan binasa selamanya."

+ Carlo Maria Viganò

Terima kasih banyak atas perhatian anda..

Viva Christo Rey...


*****




Viganò : Musuh Secara Sistematis Telah Menempati Posisi Kunci Di Dalam Gereja



en.news


 

 Uskup Agung Viganò:

Musuh Secara Sistematis Telah Menempati Posisi Kunci Di Dalam Gereja



Tidak seperti konsili-konsili sebelumnya, KV II menyebut dirinya ‘pastoral’ dan menyatakan bahwa ia tidak ingin mendefinisikan doktrin apa pun, kata Uskup Agung Viganò kepada CatholicCulture.org (26 Juni 2020).

Viganò menambahkan bahwa hal itu menciptakan ‘daerah aliran air yang besar’ antara ‘sebelum dan sesudah’ konsili, antara ‘hukum-hukum kanon yang tegas dengan pembicaraan kosong’, dan antara ‘kutukan dan bermain-mata-dengan-dunia.’

KV II juga menyampaikan ‘dugaan otoritas doktrinal’ dan ‘infalibilitas magisterial implisit,’ meskipun ini ‘jelas dikecualikan’ selama beberapa sesi dalam Konsili.

Viganò mengatakan bahwa para bapa konsili telah ‘tertipu’ karena tidak ada dari mereka yang bisa membayangkan bahwa akan ada kekuatan yang sangat besar, yang bertentangan, dan kekuatan terorganisir di dalam Gereja yang menggantikan skema persiapan Konsili dengan ‘kumpulan kesalahan yang menyamar secara cerdik di balik pidato yang bertele-tele dan sengaja disamarkan.’

Ada "pikiran jahat sistematis dari beberapa Bapa Konsili di satu sisi, dan optimisme naif atau kecerobohan para Bapa Konsili lainnya yang bermaksud baik, di sisi lain."

Bagi Viganò, "roh Konsili" adalah Konsili itu sendiri, karena "kesalahan periode pasca-konsili terkandung secara implisit dalam the Conciliar Acts."

Karena itu, bagi Viganò adalah benar untuk mengatakan bahwa Ritus Baru (1970) adalah Misa dari Konsili (1962-65).

Dia percaya bahwa "solusi" - ini lebih merupakan diagnosis - terletak pada "mengakui terjadinya infiltrasi musuh ke jantung Gereja, pendudukan sistematis pos-pos penting di dalam Kuria Roma, seminari, dan sekolah-sekolah gerejawi, konspirasi dari kelompok pemberontak - termasuk, di garis depan: Serikat Jesu yang menyimpang.”

Viganò juga mengakui “tidak memadainya respons kebaikan, sikap naif dari banyak orang, ketakutan kepada orang lain, dan kepentingan orang-orang yang mendapat manfaat berkat konspirasi itu.”
 

Dia berharap ada seorang paus di masa depan "untuk bergabung kembali dengan Tradisi di sana di mana ia terputus" – namun banyak sekali orang bertanya-tanya bagaimana paus seperti itu dapat muncul dari kolese para Kardinal yang ada sekarang?”



Jangan sampai acara makan yang mulia terganggu
oleh sedikit Katolik minoritas


*****





SETAN TELAH MASUK KE RANAH TERTINGGI HIRARKI DI ROMA






SETAN TELAH MASUK KE RANAH TERTINGGI HIRARKI DI ROMA



July 25, 1977
Eve of Saint Anne and Saint Joachim

Veronica – Nampak titik-titik cahaya biru yang menghiasi langit. Warna cahaya itu biru tua, warna yang indah yang sangat sulit untuk dijelaskan dalam bahasa manusia. Surga tentunya memiliki nama lain untuk warna-warna itu, karena itu adalah kecemerlangan yang belum pernah kulihat dalam warna-warni di bumi.

Kemudian tepat di atas spanduk nampak langit terbuka. Seperti awan, diwarnai dengan warna biru dan merah muda, di sekitar sumber cahaya biru, nampak berhamburan seperti kabut. Sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Kemudian langit terbuka tepat di atas spanduk St. Michael. Bunda Maria datang melalui cahaya itu. Aku selalu memanggil Bunda Maria "Bunda Cahaya kami" karena alasan itu. Dia bergerak maju. Dan — oh, dia nampak sangat cantik!

Bunda Maria mengenakan gaun yang sangat putih. Sangat putih, hingga aku hanya bisa membandingkannya dengan gula, gula kita, putihnya. Dia memakai sabuk biru mengitari gaunnya. Ikatannya dipilin dengan longgar dan menggantung cukup panjang ke bawah. Itu terbuat dari kain. Aku dapat melihatnya dengan jelas. Aku menyebutnya sabuk, tetapi lebih seperti selempang, sangat lebar. Biru tua yang indah.

Bunda Maria memiliki Rosario indah yang terikat pada sabuknya di sisi kanannya. Dia mengenakan penutup kepala. Semuanya warna putih, dan ada sedikit warna emas – aku bisa mengatakan bahwa ada sekitar satu inci warna emas di bagian luar mantel Bunda Maria. Oh, dia sangat cantik! Gaun putih Bunda Maria menerangi seluruh langit disekitarnya. Bunda Maria memiliki cahaya dari dalam dirinya sendiri yang luar biasa, yang berasal dari dalam hatinya. Sangat sulit dijelaskan. Hal itu membuat hampir mustahil bagiku untuk melihat wajah Bunda Maria. Sangat cantik!

Di tangan kanannya Bunda Maria memegang sebuah skapulir, skapulir coklat yang sangat besar dengan dua potong kain. Tidak ada gambarnya di atas kain itu. Kemudian Bunda Maria menempatkan skapulir itu di atas kepalanya, dan satu potong kain skapulir itu dibiarkan tergantung, cukup jauh ke bawah ke arah pinggangnya, dari kain coklat.

Kemudian Bunda Maria mengambil Rosario dari pinggangnya, dan memegang salibnya, seperti ini... Rosario yang dipegang Bunda Maria adalah Rosario yang indah. Manik-manik Bapa Kami berwarna emas dan manik-manik Salam Maria berwarna putih. Dan ketika Bunda Maria berpaling, warna putih manik itu seperti menangkap semua warna di sekitar Bunda Maria, dan itu tampak hampir seperti pelangi warna yang keluar dari setiap maniknya. Bunda Maria menempatkan salib Rosarionya ke depan, seperti ini... dan membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Lalu Bunda Maria bergerak ke kanan, dan dia melihat ke bawah, dan mengulurkan Rosarionya lagi sambil berkata: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Kemudian nampak Bunda Maria bergerak mundur. Dia tidak berjalan; Dia meluncur begitu saja seperti dibawa oleh angin kembali ke arah spanduk St.Michael. Kemudian di latar belakang aku bisa melihat langit terbuka lebih jauh, dan nampak St.Michael bergerak maju. Dia nampak menutupi seluruh langit. St.Michael nampak berukuran luar biasa! Astaga! Lalu St.Michael berdiri di belakang Bunda Maria dan dia membawa sebuah neraca di tangan kanannya dan tombak di tangan kirinya. Lalu aku mendengar suaranya, seperti suara ledakan luar biasa, yang sepertinya bergema dan bergetar menembus diri kita ketika dia berbicara.


St. Michael - “Dengarkan dan dengarkan perkataan dari Ratu Surga dan Bumi. Dia datang kepada seluruh umat manusia untuk memperingatkan manusia di bumi bahwa waktunya semakin singkat. Banyak hukuman akan dikirim kepada umat manusia untuk membangunkannya agar manusia menyadari seluruh pelanggarannya terhadap pemerintahan Surga.”

Veronica – Lalu Bunda Maria bergerak mendekat. Dia berdiri tepat di atas patungnya. Lalu dia menempatkan jari pertamanya ke bibirnya, yang berarti meminta kita untuk mendengarkan.

Bunda Maria - “Anakku dan anak-anakku, aku mengulangi perkataanku berkali-kali karena alasan yang benar. Dengan setiap pesan dan nasihat yang kuberikan, aku berdoa dengan keyakinan di dalam hatiku agar jiwa-jiwa malang lainnya akan mendengarkan kata-kata peringatanku ini.

“Ada banyak kejahatan di seluruh duniamu saat ini yang telah diciptakan oleh manusia dalam kesombongan dan kecongkakannya. Teknologi dan sains manusia telah mempromosikan mesin-mesin jahat untuk menghancurkan umat manusia.

“Aku telah menasihati kamu di masa lalu, anak-anakku, bahwa kecuali kamu mau menghentikan kesalahanmu, membuat penebusan dosa, melakukan perbaikan, dan berkorban untuk dosa-dosa umat manusia, maka kamu akan mengalami banyak sekali cobaan dan siksaan. Yang baik akan menderita bersama dengan yang buruk. Tetapi ketahuilah, anak-anakku, bahwa mereka yang menderita adalah jiwa-jiwa korban, mereka menjadi korban demi Hati penuh belas kasih dari Bapa yang Kekal karena dosa-dosa umat manusia.

“Anak-anakku, ada banyak kesalahan yang sekarang sedang dipromosikan di seluruh duniamu, di sekolahmu, dan di pemerintahanmu, dan bahkan di dalam Gereja Putraku, Rumah-Nya di dunia. Kesalahan-kesalahan ini diberikan karena manusia telah menyerahkan dirinya kepada setan. Sedikit demi sedikit ia menebang fondasinya, tetapi fondasinya tidak akan bisa dikalahkan, karena Putraku adalah fondasi dari Gereja-Nya. Dindingnya bisa retak dan hewan pengerat bisa masuk, namun fondasinya tak akan bisa disingkirkan.

“Anak-anakku, akan terjadi penyingkiran bertahap atas orang-orang di dunia ini. Domba-domba akan dipisahkan dari kambing.

"Anak-anakku, aku harus memberimu semua peringatan sekarang, bahwa jika kamu bertindak sesuai dengan semua cara-cara baru itu, dan semua cara dari dunia ini, atas nama humanisme dan modernisme yang mengarah pada satanisme, maka aku berkata kepadamu bahwa kamu akan berkompromi dan mati di pokok anggur! Putraku adalah pekerja kebun anggur, Bapa yang Kekal adalah pohon anggur, dan kamu semua ditempatkan sebagai cabang di pohon anggur ini untuk tumbuh dan berbunga, dan menghasilkan buah yang baik, tetapi kamu telah memilih untuk meracuni air, dan kamu menghasilkan buah yang buruk ! Karena ini, Bapa yang Kekal akan berusaha untuk mengguncang pohon anggur, dan semua yang busuk akan jatuh!

“Sebuah Gereja yang berada dalam kegelapan, memakai pita kematian atas dirinya.

“Anak-anakku, para orang tua, kamu memiliki tanggung jawab yang besar sekarang untuk mengajar anak-anakmu di rumahmu. Mereka harus diberi landasan Iman yang teguh, tetapi Iman yang sejati, anak-anakku, bukan iman yang telah disesatkan hingga manusia saat ini membawa doktrin-doktrin setan.

“Anak-anakku, sekarang ini terjadi kegilaan dari dosa di duniamu. Manusia, dalam kesombongan, kecongkakan dan materialismenya, telah membawa keadaan di mana dosa menjadi sebuah cara hidup sekarang. Seperti pada zaman Sodom dan Gomorrha, seperti pada zaman Nuh, anak-anakku, kamu melewati jalan yang sama. Kamu tidak belajar apa pun dari masa lalu, tetapi kamu melakukan kesalahan yang sama. Hanya sekarang, anak-anakku, kamu jauh lebih buruk daripada zaman Sodom, Gomorrha, dan Nuh dulu.

“Anak-anakku, rumah-rumah, sebagai tempat perlindungan untuk anak-anak, apa yang akan terjadi dalam kehidupan keluargamu? Orang tua telah beralih dari peran mereka sebagai orang tua, menyerahkan diri mereka kepada kesenangan daging — mencari kesenangan duniawi, memberi makan diri mereka sendiri dengan segala macam pengaruh busuk, sementara jiwa mereka kelaparan.

“Anak-anakku, mengapa kamu tidak mengenali tanda-tanda zamanmu? Mengapa manusia, dalam kebutaannya, menghukum dirinya sendiri dengan banyak sekali hukuman? Banjir, gempa bumi, kelaparan, tulah, sampai semuanya akan dibersihkan oleh Bola Penebusan!

“Anak-anakku, Putraku telah memberimu jalan. Dia adalah jalannya. Aturannya sederhana. Para imam di dalam gereja Putraku, kamu tidak membaca Kitab Kehidupan, Alkitab. Kamu terlalu sibuk untuk bersenang-senang; kamu terlalu sibuk memuaskan seleramu yang fana; kamu terlalu sibuk diperdaya oleh setan dengan semua aturan modernisme dan humanisme dan sekularisme — segala macam 'isme,' anak-anakku, dimana semua itu menuntun kamu menuju paham komunisme.

“Oh anak-anakku, kenalilah, aku ulangi, kenalilah tanda-tanda zamanmu. Kamu dengan cepat menjual dirimu ke dalam perbudakan. Pemerintahmu dan pemerintah di dunia sekarang hampir sepenuhnya dikendalikan oleh agen-agen dari neraka. Kekuatan 666 tertanam kuat dalam pemerintahanmu, di dalam diri para pastormu, gembalamu, uskupmu; bahkan setan telah masuk ke ranah hierarki tertinggi di Roma.


Konsili Vatikan II

“Anak-anakku, Konsili Vatikan II dimulai dengan niat yang baik, tetapi pintu-pintu dibuka untuk segala macam bidaah, hingga menyebabkan polusi Iman secara perlahan. Anak-anakku, sekarang kamu harus membangunkan para pastor dari tidur mereka! Mereka sekarang telah menyerahkan diri mereka kepada agama baru ciptaan manusia.

“Wahai para pastor dan gadis-gadis bodoh di dunia, mereka yang telah menyerahkan diri mereka kepada hidup panggilan religius dan kemudian mencemarkan aturannya, apakah kamu tidak memahami dan menyadari bahwa kamu telah diperdaya oleh setan? Biara-biara ditutup, gereja-gereja kosong, mengapa? Anak-anakku, telah berulang kali aku mengatakan bahwa jika kamu tidak kembali kepada aturan dan disiplin seperti yang diberikan oleh Putraku, maka kamu sekarang harus melaksanakan aturan dari salib, dan bukan dari manusia. Kamu harus membaca Alkitab dan melaksanakannya. Janganlah kamu mencampakkan ajaran-ajaran dari para pendiri Gereja Putraku. St. Paulus, kamu telah mencaci maki dan mencemoohkan dia. Kamu menyingkirkannya, mengapa? Agar kamu dapat menulis ulang Firman Tuhanmu agar sesuai dengan sifat dasar manusiawimu sendiri!


Kamu Tidak Tahu Hari Atau Jamnya

“Anak-anakku, setiap pria, wanita, dan anak-anak, dari usia dan pengetahuan yang mampu berpikir nalar, akan harus memberikan pertanggungjawaban atas seluruh tindakannya dan cara di mana dia menghabiskan waktunya di dunia ketika dia berjalan melewati tabir kematian. Aku meyakinkan kamu, anak-anakku, kamu tidak tahu hari atau jamnya: besok kamu bisa saja pergi, dalam hitungan jam kamu bisa saja pergi. Hanya Bapa yang Kekal dan Tritunggal yang tahu waktu dari kedatanganmu.

“Anak-anakku, dengarkanlah sekarang dan bertindaklah berdasarkan nasihatku. Waktunya semakin singkat. Setan telah meracuni banyak pikiran. Setan telah masuk ke tempat-tempat tertinggi hirarki di dalam Gereja Putraku. Hal itu akan berupa uskup melawan uskup, dan kardinal melawan kardinal, karena Setan telah menempatkan dirinya di antara mereka.

“Akan terjadi sebuah pertempuran. Akan terjadi kemarahan, anak-anakku, suatu peperangan yang jauh lebih buruk daripada peperangan yang pernah dialami di dunia di masa lalu, atau yang akan terjadi di masa depan, karena itu adalah peperangan di dalam roh, pertempuran antara yang baik dan yang jahat.

“Anak-anakku, ada banyak pasukan yang sekarang muncul dari kekacauan ini di Rumah Putraku. Saat ini mereka adalah sebagai pasukan yang kecil, tetapi diberi kekuatan yang besar oleh Roh Allah.

“Anak-anakku, kamu semua akan dipersatukan di bawah panji ‘Setia dan Benar’ kepada Bapa yang Kekal. Untuk menjadi setia dan benar, anak-anakku, kamu harus berasal dari salib, dan mengikuti salib, dan tidak ada yang dibuat oleh manusia. Kamu harus tetap setia dan benar pada ajaran-ajaran yang diberikan kepadamu oleh para pendiri Gereja Putraku.


Perbudakan Umat Manusia

“Di duniamu saat ini, paham modernisme, humanisme, sosialisme, komunisme, sekularisme — semua ini, anak-anakku, mengarah kepada penyatuan manusia menjadi agama tunggal dunia, gereja tunggal dunia, dan pemerintahan tunggal dunia, untuk melakukan perbudakan terhadap umat manusia, menciptakan bentuk atheisme massa di dunia. Manusia membuat berhala-berhala palsu untuk disembah: uang, kekuasaan, materialisme. Anak-anakku, semua ini tidak ada nilainya bagimu ketika kamu meninggalkan dunia ini. Kamu sekarang harus mengumpulkan dan menyimpan hartamu di Surga jika kamu mau dan ingin pergi ke sana. Hal ini disebut rahmat, rahmat yang diberikan secara cuma-cuma untuk diminta, rahmat untuk penyembuhan roh sebelum kamu sampai di balik tabir kematian.

“Anak-anakku, kenalilah dan pahamilah nasihatku: Tubuh manusia akan ditinggalkan, tetapi jiwamu, roh di dalam dirimu, adalah kekal dan akan hidup selamanya. Dan di mana kamu akan tinggal ketika kamu pergi ke balik tirai kematian? Pilihan ada padamu. Akankah kamu datang kepada Kami di dalam Kerajaan Kekal yang penuh sukacita dan kebahagiaan, kedamaian dan kasih, atau akankah kamu menghabiskan tahun-tahun yang panjang di dalam kesengsaraan dan kerinduan di dalam Api Penyucian untuk dibersihkan? Atau dengan sedih, akankah kamu direbut oleh setan, bapa segala kebohongan, pangeran kegelapan dan kutukan? Pilihan ada di tanganmu, anak-anakku. Tidak seorang pun akan masuk ke dalam neraka kecuali dia masuk ke sana dengan kehendak bebas mereka sendiri.
“Oh anak-anakku, duniamu dalam keadaan campur aduk. Duniamu dan Gereja Putraku sedang berada dalam krisis yang mendalam. Aku memintamu, sebagai Ibumu, untuk mendengarkan aku sementara masih ada waktu. Kembalikan Gereja Putraku kepada kejayaannya semula. Bawalah kembali sekarang semua yang telah meninggalkan Rumah Putraku karena kekecewaan dan kesesatan. Bersatulah melawan musuh Allahmu: setan.

"Setan sekarang berkeliaran di seluruh duniamu. Dia memiliki kekuatan besar saat ini. Dan kekuatan utama yang ia terima adalah karena manusia di dunia menolak pengetahuan tentang hal-hal yang supernatural. Yang supernatural adalah roh. Jika kamu menolak pengetahuan supernatural ini, maka kamu akan menolak terang. Manusia tidak dapat merasionalisasi dosa; manusia tidak dapat merasionalisasi keberadaannya dengan cara menghilangkan Sang Pencipta dan ciptaan-Nya dari sejarah. Anak-anakku, itu adalah khayalan yang ditetapkan atas dunia oleh Setan.


Para Uskup Harus Membersihkan Seminari-Seminari

“Aku meminta, sebagai Ibumu, agar para klerus, uskup yang berkuasa, harus membersihkan seminari-seminari dan tempat-tempat pengajaran mereka. Semua bidaah harus disingkirkan. Disiplin harus dipulihkan di dalam Gereja Putraku. Kamu tidak boleh mengkompromikan Iman Putraku dan Rumah-Nya. Kamu tidak boleh menolerir dosa dengan sikap permisif.


Tempat Pertemuan Segala Macam Iblis

“Anak-anakku, Hatiku berdarah; aku menangis sedih melihat bagaimana umat manusia telah mencemarkan Rumah ibadah dan tempat pemujaan kepada Putra-Ku menjadi tempat pertemuan segala macam iblis dan kekejian, pencemaran terhadap Tubuh dan Darah kekal dari Putra-Ku.


Pintu-Pintu Akan Tertutup

“Anak-anakku, kecuali kamu mau mengembalikan Rumah Putraku kepada kejayaannya semula, dengan segala kekudusan dan kesalehannya, disiplin dan dedikasinya, maka pintu-pintu akan ditutup, karena sebuah Rumah dalam kegelapan, memakai pita kematian atas dirinya.

“Anak-anakku, gerbang neraka tidak akan menang melawan Rumah Putraku. Putraku selalu ada bersamamu. Jika kamu mencari Dia, Dia tidak akan meninggalkan kamu, anak-anak kecilku. Mintalah maka kamu akan diberi jalan, percayalah dan kamu akan menemukan terang.

“Teruslah berdoa dengan tekun di seluruh duniamu dan negara-negara di dunia. Doa adalah senjatamu yang ampuh guna melawan musuh.

“Anak-anakku, aku memberkati kamu semua sebagaimana Bapa memberkati kamu dengan Roh Terang. Akan ada banyak malaikat di antara kamu. Mereka dilupakan oleh umat manusia, tetapi, anak-anakku, mereka ada bersama kamu. Mereka akan membantu kamu dalam perjuanganmu. Dan aku meyakinkan kamu, anak-anakku, kamu akan membutuhkan bantuan mereka. Ajarilah anak-anak kecil untuk berdoa kepada malaikat pelindung mereka:

Oh Malaikat Tuhan, pengawalku yang terkasih,
Demi kasih kepadaku Tuhan telah mengutusmu datang ke sini;
Semoga hari ini engkau berada di sampingku,
Untuk menerangi dan menjaga, untuk memerintah dan membimbing aku. Amin.

“Anak-anakku, itu adalah sebuah doa dan nasihat yang sederhana, dan kecuali jika kamu mau bersikap sebagai anak kecil, maka kamu tidak dapat masuk kedalam Kerajaan Surga: iman dan percaya kepada Putra-Ku. Mintalah dan kamu akan diberikan jalan."


Veronica – Kemudian nampak Bunda Maria menempatkan salibnya di depannya, salib Rosarionya, dan membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Bunda Maria - “Aku memberkati kamu semua, anak-anakku. Kamu akan menerima banyak rahmat, rahmat sebanyak kelopak mawar.

“Lanjutkan sekarang, anakku, dengan membaca foto-foto yang ada. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”

[Pause]

Bunda Maria - “Fondasinya, anakku, hendaknya dibangun pada waktunya. Banyak perlengkapan akan dikirim dalam pengembangannya.

"Fondasinya, anakku, akan disebut sebagai ‘Our Lady of the Roses.’

“Janganlah khawatir saat ini, anakku, bagaimana hal ini akan tercapai, karena aku telah memberitahu kamu di masa lalu dan aku ulangi lagi: semuanya akan muncul di depan matamu.

“Ketika pekerjaan berlanjut, anakku, kamu harus berhati-hati demi keselamatan fisikmu. Setan akan melakukan yang terbesar saat ini untuk menghentikan kamu. Namun janganlah khawatir, karena akan ada orang-orang lain untuk melanjutkan misi ini.

“Tidak, anakku, aku tidak menunjukkan kekerasan fisik saat ini. Tetapi aku harus memperingatkan kamu untuk menjaga pintumu untuk melarang semua orang masuk, kecuali para pekerja dekatmu dan keluarga dekatmu. Hal ini demi keamanan fisikmu. Sekarang, anakku, kamu bisa mengambil foto-foto dan membacanya.”

[Pause]

Veronica - Langit nampak sangat merah muda di sekitar pepohonan. Warna pink yang sangat indah. Dan di tengah langit, tepat di atas patung Bunda Maria, nampak ada cahaya yang sangat besar. Sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata. Hal ini seperti melihat kepada titik cahaya yang tiba-tiba keluar dari langit dan membuka dengan gerakan melingkar dan melebar dan menutupi seluruh langit. Hal itu seperti sebuah lingkaran cahaya.

Tepat di tengah nampak Yesus. Dia mengenakan mantel bertopi berwarna merah anggur. Jubah-Nya seperti warna krem. Dan Dia memakai sabuk di sekitar jubah-Nya. Aku tidak bisa melihat ikat pinggang-Nya karena tidak terikat ke sisi yang menggantung seperti ikat pinggang biasa. Tidak, Dia baru saja memakai ikat pinggang itu. Dan Yesus mengenakan sepasang sandal berwarna coklat. Sandal itu memiliki semacam tali dari ujung jari kaki sampai pergelangan kaki-Nya.

Saat itu cuaca cukup berangin, karena jubah Yesus nampak bertiup melambai-lambai. Kemudian Dia melepas penutup kepala-Nya. Penutup kepala itu dengan mantel-Nya adalah satu bagian, memanjang di atas kepala-Nya dan lurus ke bawah sampai kaki-Nya. Sebagian kain mantel itu bergantung di bahu-Nya. Nampak sangat penuh; jubah-Nya sangat penuh. Kemudian Yesus mengulurkan tangan-Nya, seperti ini, tiga jari terulur, seperti ini, dan membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Yesus - “Aku memberkati kamu semua, anak-anak-Ku, demi Bapa yang Kekal dan Roh Terang.

“Ibu-Ku telah menasihati dunia selama bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya hingga sekarang, dan dia mempersiapkan anak-anak Kami bagi apa yang harus terjadi. Ibu-Ku, sebagai Mediatrix antara Tuhan dan manusia, telah menjelajahi seluruh duniamu dengan mencucurkan air mata belas kasih kepadamu. Banyak yang mendengarkan, tetapi lebih banyak lagi, anak-anak-Ku, yang semakin berkeras hati menolaknya. Mereka menutup telinga dan hati mereka terhadap segala nasihat Kami. Jika kamu melihat ke sekitarmu saat ini, kamu akan mendapati bahwa dunia sedang berkembang menuju kegelapan roh. Aku mengulangi, bahwa sebuah gereja yang berada dalam kegelapan akan mengenakan pita kematian atas dirinya. Pintu-pintu akan tertutup.

“Oh anak-anak-Ku, ada banyak sekali kesalahan, perselisihan telah dikenakan pada dunia oleh si jahat. Setan dan seluruh pengikutnya saat ini telah dilepaskan, dengan kekuatan penuh, ke atas bumi. Agen-agen 666 ada di dalam pemerintahanmu, di negaramu, dan banyak negara akan mengalami pertumpahan darah.


Ledakan Dari Hulu Ledak Nuklir

“Anak-anak-Ku, banyak kesedihan yang akan dikirimkan kepada umat manusia, banyak dari kesedihan itu terjadi karena perbuatan manusia sendiri. Musnahnya kehidupan yang terbesar, anak-anak-Ku, akan datang melalui ledakan dari hulu ledak nuklir atas umat manusia. Bola Penebusan akan mengikutinya, dan tidak banyak daging yang tersisa di bumi.

“Anak-anak-Ku, seperti yang telah terjadi di masa lalu, hari ini pun dalam hidupmu manusia berjalan pada jalannya sendiri dan mereka tidak mengenali tanda-tanda zaman, dan juga tidak berusaha untuk memperbaiki cara hidupnya yang sangat menentang Bapa yang Kekal. Manusia tidak juga berusaha melakukan penebusan atas segala pelanggaran terhadap Ibu-Ku, dan terhadap Bapa yang Kekal.


Kulit Akan Mengering Di Tulang

“Anak-anak-Ku, akan ada banyak peringatan yang diberikan kepada umat manusia, yang satu adalah sebuah peringatan yang penuh belas kasihan sebelum Pemurnian Besar terjadi. Bola Penebusan terus mendekat. Bola itu akan datang dengan cepat kepada umat manusia, dengan panas yang begitu hebat hingga kulit akan mengering pada tulang-tulangnya dan meledak seolah-olah ia tidak pernah ada. Manusia akan melihat namun masih juga tidak percaya; begitu besar dosa di bumi.

“Anak-anak-Ku, para orang tua, Aku mengingatkan kamu sekali lagi, untuk bertanggung jawab penuh dalam membesarkan anak-anakmu melalui teladan yang baik dan memberi mereka landasan yang benar bagi iman mereka, dengan memberikan kepada anak-anakmu pengetahuan tentang Allah mereka dan Perintah-perintah Allah mereka.

“Hanya ada sedikit sekali di dunia saat ini, anak-anak-Ku, sedikit sekali yang mau melakukan penebusan dosa dan pendamaian, dibandingkan dengan jutaan orang di dunia, untuk melakukan penggantian kerugian atas pelanggaran-pelanggaran mereka kepada Bapa yang Kekal; hanya ada sedikit sekali tindakan untuk menahan kejahatan yang semakin cepat dan peringatan-peringatan dan pemurnian-pemurnian besar yang akan diberikan kepada umat manusia dalam upaya untuk membangunkan mereka dari kesalahan dan dosanya.

“Ini adalah hari-hari yang dibicarakan dan ditulis selama bertahun-tahun ini di dunia. Ini adalah hari-hari terakhir, dan akan ada sebuah bejana penderitaan. Orang-orang kudus akan berhasil keluar dari api penderitaan.

“Anak-anak-Ku, semua yang tetap teguh akan memenangkan mahkota mereka. Kapan pun kamu merasa dirimu lemah, katakanlah: Yesus, kepercayaanku!

“Simpanlah semua benda sakramental di rumahmu. Janganlah kamu sampai disesatkan oleh para klerus yang telah mencampakkan aturan religius mereka, karena mereka secara lahir dan batin telah membuang terang yang sejati. Anak-anak-Ku, aturan hidup bakti mereka selalu mencerminkan kesucian, kesalehan, pengabdian di dalam Rumah-Ku, Gereja-Ku. Anak-anak-Ku, janganlah kamu tertipu oleh mereka yang telah melanggar aturan hidup bakti mereka.

“Agen-agen 666 sekarang telah dilepaskan di Roma dan telah masuk ke tempat-tempat tertinggi hierarki. Hal itu akan berupa uskup melawan uskup dan kardinal melawan kardinal, sampai semua yang tersisa akan keluar dari pembersihan ini.

“Anak-anak-Ku, banyak dari mereka yang menerima gelar kesucian setelah mereka melewati tabir kematian, mereka memandang dengan rasa iri kepada hari-hari ini dimana kamu hidup di dalamnya, karena mereka berharap untuk dapat bergabung dalam pertempuran terakhir ini.


Doktrin-Doktrin Setan Diperkenalkan

“Anak-anak-Ku, kamu akan mengenali tanda-tanda zamanmu. Kejahatan setan semakin dipercepat. Setan telah meracuni banyak pikiran, bahkan di dalam diri para klerus. Kini menjadi tanggung jawab penuh dari orang tua untuk menjadi pemimpin dan guru bagi anak-anak mereka. Setan telah meracuni pikiran banyak klerus dan doktrin-doktrin setan sedang diperkenalkan di dalam Rumah-Ku.

“Anak-anak-Ku, dengan kesedihan yang sangat besar Kami memandang kekejian yang dilakukan di Rumah-rumah-Ku di dunia. Ketahuilah sekarang, hai para uskup, gembala dari kawanan domba-Ku, bahwa Kami memperhatikan kamu dan Kami menemukan bahwa kamu sangat berkekurangan. Kamu melakukan perubahan, untuk apa? Kamu tidak puas dengan aturan-aturan yang ada, maka sekarang kamu membuat aturan yang sesuai dengan sifat dasar manusiamu sendiri. Dan apa yang kau lakukan itu tidak lain adalah mereformasi Rumah-Ku. Untuk apa?

“Dalam kesombongan dan kecongkakanmu kamu telah menempatkan dirimu di atas Allahmu. Percayalah, dan apakah kamu percaya, oh para klerus? Akankah kamu berdiri di hadapan-Ku dan mengatakan bahwa pengajaranmu adalah murni di mata-Ku? Aku berkata kepadamu: Aku akan memuntahkan kamu sebagai hama ke dalam nyala api! Kamu telah menjadi ular di duniamu. Aku berkata kepadamu: Hari-harimu akan dihitung dalam beberapa saat.

“Banyak klerus-Ku berada di jalan menuju kebinasaan dengan membawa banyak sekali jiwa yang dipercayakan kepada mereka. Laksana sebuah pisau yang menghunjam Hati-Ku karena Setan telah diizinkan untuk masuk ke dalam Gereja-Ku. Saat ini Ibu-Ku, sebagai Mediatrix antara Allah dan manusia, telah diberi pengetahuan dan kuasa dari Surga untuk mengumpulkan pasukan Kami yang terdiri atas orang-orang kudus kecil di dunia. Dan orang-orang kudus inilah, yang rendah hati, yang tak berarti di masyarakat, namun dengan sepenuh hati mereka akan maju berjuang dan memulihkan Gereja-Ku.

“Ketahuilah, anak-anak-Ku, bahwa ini adalah cara yang pasti untuk membersihkan, mencabut rumput liar, memisahkan gandum dari sekam, domba dari kambing. Semua yang busuk akan jatuh, dan Gereja-Ku akan diperbarui, tetapi hal itu tidak akan terjadi sebelum peristiwa pencobaan dan bencana besar menimpa umat manusia.

“Anak-anak-Ku, hendaknya kamu semua terus berdoa di seluruh negaramu, dan di semua bangsa-bangsa di dunia. Berdoalah agar setan tidak masuk dan mencuri jiwa anak-anakmu di rumahmu. Kamu harus menjaga dengan kuat rumah tanggamu.
Klerus Menyerah Kepada Tipu Muslihat Setan

“Anak-anak-Ku, berdoalah untuk para uskup, kardinal, semua klerusmu. Karena terlalu sedikit doa dan tindakan pendamaian dan silih yang diberikan bagi mereka. Mereka menyerah kepada tipu muslihat setan.

“Klerus, uskup, kardinal di dalam Rumah-Ku, kembalilah kepada kehidupan doa. Bawalah dirimu keluar dari dunia ini. Kamu telah menjadi pencari kesenangan, kenikmatan daging. Anak-anak-Ku dan para gembala-Ku, kamu semua akan dihakimi, dan akankah Aku menemukan kamu dalam keadaan berkekurangan?

“Ibu-Ku berjanji untuk tinggal bersamamu seperti halnya Aku bersamamu sampai akhir zaman.

“Akan ada banyak cobaan yang ditimpakan kepada dunia. Dan jika kamu mempertahankan benda sakramentalmu dan mempertahankan imanmu, maka kamu akan bisa melewati saat-saat ini dengan keberanian dan ketekunan yang besar. Aku mengulangi: Banyak yang akan membersihkan dirinya di  dalam Darah Anak Domba."


Veronica – Kemudian nampak Yesus mengulurkan tangan-Nya, seperti ini... dan membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Lalu Bunda Maria bergerak turun. Dia berdiri di sisi kanan, tepat di atas pohon kedua. Dan St. Michael, dan ada banyak orang yang ikut datang dari tempat yang jauh di langit. Mereka muncul keluar begitu saja. Mereka mengenakan pakaian seragam yang berbeda. Mereka nampaknya adalah para klerus. Dan aku melihat dua orang berdiri yang terlihat seperti - oh, mereka memakai seperti topi Paus, Anda tahu, topi seperti sarang lebah, tiga tingkat. Dan mereka bergerak maju di sisi kanan Bunda Maria, aku bisa melihat, aku tahu siapa itu. Itu adalah St. Pius X. Dia nampak tersenyum, tetapi sangat sedih, dan dia berkata:


Modernisme Harus Disingkirkan.

St. Pius X - “Jagalah Imanmu. Modernisme harus disingkirkan. Bidaah harus dilepaskan, mereka tidak bisa dipertahankan. Anak-anakku, kamu harus mendengarkan, sementara masih ada waktu. Pulihkanlah Rumah Tuhanmu. Janganlah mencemarkan dan melakukan kekejian di Rumah Allahmu lebih lama lagi, karena kamu telah diuji, dan semua yang busuk akan dicampakkan."


Veronica Nampak Yesus bergerak melintasi langit. Dia berada ke sisi kiri kita. Dia berdiri dan melihat ke bawah dan dengan tangan-Nya, seperti ini... Dia membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Kemudian Bunda Maria juga bergerak melintasi langit. Dan juga Yesus. Mereka mengambang. Mereka tidak berjalan. Mereka hanya meluncur melintasi langit. Dan Bunda Maria berdiri di samping Yesus. Mereka sedang melihat sesuatu. Lalu Mereka bergerak melintasi langit dimana St. Pius X berada — dia berdiri di dekat pohon kedua. Bunda Maria, Yesus dan Pius X, nampak mereka berdiri bersama.

Kemudian Yesus meletakkan tangan-Nya di depan-Nya, seperti ini... dan membuat tanda salib: Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Yesus - “Aku memberkati kamu semua, anak-anak-Ku, sebagaimana Bapa yang Kekal memberkatimu dan mengirimkan Roh Terang di antara kamu.

“Lanjutkan dengan doa-doa silihmu. Hal itu sangat diperlukan.”


*****