Tuesday, March 15, 2022

Forum Ekonomi Dunia (WEF) Ingin Setiap Orang Yang Menolak...

 

Forum Ekonomi Dunia (WEF) Ingin Setiap Orang Yang Menolak Great Reset Dipaksa Untuk Masuk “Kamp Pendidikan Ulang” Bergaya Komunis Cina

  


https://www.newstarget.com/2022-03-11-wef-nwo-resisters-forced-china-reeducation-camps.html 

https://citizens.news/600361.html

 

03/11/2022 / By Ethan Huff 

 

Bypass censorship by sharing this link:

Copy URL

  

Wang Guan, seorang pemimpin global muda Forum Ekonomi Dunia (WEF), mendorong mereka yang menolak “Great Reset” yang direncanakan Klaus Schwab, untuk dilemparkan ke dalam “kamp pendidikan ulang” gaya komunis China. 

Mirip dengan tempat Muslim Uyghur dipaksa untuk tinggal di provinsi Xinjiang Cina, kamp pendidikan ulang versi Wang ini akan diisi dengan orang-orang yang mendukung hal-hal seperti kebebasan, nasionalisme, dan hak untuk memanggul senjata.

 

Wang saat ini bekerja sebagai kepala koresponden politik untuk media milik pemerintah Cina yang menayangkan program khusus untuk Amerika Serikat. Dia adalah salah satu dari 112 pemimpin global muda yang dipilih secara pribadi oleh Schwab untuk peran tersebut.

 

“WEF telah menjadi terkenal karena intervensi kaum globalis di seluruh dunia, termasuk mendorong 'Great Reset’ di tengah COVID-19," lapor Natalie Winters untuk National Pulse.

 

“Kelompok ini berusaha untuk menghapuskan kepemilikan pribadi atas properti pada intinya, meringkas tujuan ini melalui slogan kontroversialnya 'Anda tidak akan memiliki apa-apa dan bahagia.'”

Outlet media yang sama di mana Wang dipasang oleh Schwab untuk mencuci otak orang Amerika juga membela genosida Partai Komunis Cina (PKC) terhadap Muslim Uyghur.

PKC mengeluarkan film propaganda yang mempromosikan kamp konsentrasi sebagai tempat untuk mempelajari ‘keterampilan hidup yang berharga’ (menurut mereka}.

Dalam sebuah film pendek yang dibuat untuk mempromosikan kamp pendidikan ulang ini, Wang menjelaskan bagaimana dia percaya bahwa kondisi kehidupan Muslim Uyghur adalah “sukses”, dan itu sesuai dengan tujuan PKC untuk membersihkan Cina secara etnis dengan cara ini.

 

“Lima puluh empat negara, kebanyakan dari mereka negara mayoritas Muslim, membela upaya kontra-ekstremisme Cina di Xinjiang, memuji Cina dalam kebijakan pembangunannya di sana, dan dalam 'memberikan perawatan kepada warga Muslimnya,'” kata Wang dalam video tersebut, sambil dia menambahkan , "dan mereka mungkin ada benarnya."

 

Gambaran yang sama juga menggambarkan orang-orang yang selamat dari kamp-kamp pendidikan ulang ini memuji para pemimpin Cina karena telah mengajari mereka keterampilan hidup untuk menjadi sukses.

 

“Kami bertemu seniman berusia 33 tahun Abulizikari Aobuli, yang menyempurnakan keterampilan melukisnya di pusat pendidikan ulang tersebut dan sekarang bekerja di galeri,” kata Wang dalam film tersebut.

 

“Kami bertemu dengan Yuregul Yusan, 30 tahun, yang bekerja di sektor perhotelan. Kami menemukan Rukiya Yakup, 26 tahun, yang meningkatkan bahasa Mandarinnya dan sekarang bekerja sebagai agen real estat. Dan kami bertemu Halinur, 23 tahun, yang sekarang menjadi kasir di sebuah restoran.”

 

Betapa manisnya: kamp konsentrasi PKC hanyalah perguruan tinggi teknik yang disalahpahami maknanya, kata Wang.

 

“Menurut pejabat setempat, sebagian besar peserta mengambil satu atau dua jenis keterampilan, menyelesaikan pelatihan mereka, dan pulang,” kata Wang lebih lanjut dalam video terkait lainnya, yang disiarkan oleh China Global Television Network (CGTN).

 

“Rukiya Yakup yang berusia dua puluh enam tahun menghabiskan 10 bulan di pusat pendidikan itu. Selama di sana, dia menyempurnakan kemampuan bahasa Mandarinnya dan belajar soal penjualan. Sekarang, dia adalah agen penjualan real estat, menghasilkan lebih dari 8.000 yuan, lebih dari 1.100 dolar AS sebulan, jauh di atas pendapatan rata-rata lokal.”

 

Wanita berusia 26 tahun itu kemudian ditampilkan di layar mengklaim bahwa dia merasa "lebih bahagia" sekarang setelah dia menjalani kamp pendidikan ulang di Cina. Dia juga mengatakan bahwa dia senang bisa belajar bahasa Mandarin karena dia sekarang dapat “menerima orang suku Han dan Uyghur.”

 

“Penghasilan saya cukup besar,” tambahnya.

 

Pemimpin global muda WEF lainnya yang telah mendorong agenda publik adalah “jurnalis” Daria Kaleniuk. Seperti yang dilaporkan Pulse tentang dia, Kaleniuk mencela Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan menuntut agar NATO memasuki perang di Ukraina.

 

Tampaknya Schwab memiliki antek-anteknya di seluruh dunia yang mendorong berbagai agenda pada saat yang bersamaan. Dan seperti yang telah kita duga, semuanya berputar di sekitar Great Reset-nya yang menurutnya ‘berharga’ itu.

 

Berita terkait lainnya dapat ditemukan di Genocide.news.

 

Sources include:

TheNationalPulse.com

NaturalNews.com

------------------------------------

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

Suster Johanne Vertommen menari bersama pastor misionaris

Gisella Cardia, 26 Februari, 1, 3, 8, 10 Maret 2022

Seorang Pastor Dan Aktor Austria

Pedro Regis, 5251-5255

Mata Uang Digital Segera Hadir

Para Teknokrat Di Balik Great Reset Terus Melaju Dengan Memaksakan ID Digital

LDM, 13 Maret 2022