Monday, March 7, 2022

Sinode Yang Tak Ada Habisnya: Babel Modern

 


  

Sinode Yang Tak Ada Habisnya: Babel Modern 

https://www.complicitclergy.com/2022/02/25/endless-synods-modern-babel/ 

 

February 25, 2022 from The Wanderer oleh Pastor Kevin Cusick 

Setelah membaca ulang nasihat apostolik dari paus Francis, Gaudete et Exsultate, “On the Call to Holiness in Today's World,” saya mendapati diri saya sangat terganggu oleh kelalaian yang mencolok disitu. Kata "Surga" hilang sepenuhnya dari dokumen itu.

 

Dalam konteks kehidupan para kudus – yang menjadi dasar pengantar seruan paus Francis tersebut – paus Francis menyebut kata “kehidupan sejati” dan “kebahagiaan,” tetapi bukan “kehidupan kekal” atau “kebahagiaan kekal seperti yang dialami oleh para kudus yang sudah tinggal bersama Tuhan.” Gelembung aroma duniawi ini tampak mengelilingi proses mental yang dipamerkan di sini. Hal-hal duniawi menggantikan tempat perspektif supernatural di mana iman berada.

 

Tujuan dari sebuah kehidupan suci di Bumi ini adalah Surga, di mana kebahagiaan adalah bersifat kekal abadi. Orang-orang kudus itu sendiri sering berbicara tentang Kerajaan Allah sebagai satu-satunya tujuan mereka, di mana Kasih itu sendiri dipeluk tanpa takut kehilangan, karena pelukan itu bersifat kekal. Tanpa Surga tidak akan ada harapan sejati, karena yang ada di atas sana hanya kenyataan-kenyataan yang, sekali dicapai, tidak akan pernah hilang.

 

Kita tidak dapat memberitakan Kristus tanpa berbicara tentang Kerajaan-Nya, yaitu Surga, yang bukan dari dunia ini. Jika kita melakukan hal itu, tanpa mewartakan Kerajaan Kristus, tanpa berbicara tentang Surga, kita mengkhianati Dia serta mereka yang Dia datangi untuk menyelamatkan jiwa mereka dengan cara mati di kayu salib dan bangkit. Jadi, ada alasan yang layak bagi kita untuk merasa ragu ketika menemukan pesan yang dipromosikan paus Francis ke dalam Gereja atas nama Gereja, dengan menghilangkan tujuan sejati, tempat dari iman dipertahankan, yaitu Gereja, yang didirikan oleh Kristus sendiri.

 

Kita tidak bisa hidup tanpa harapan. Pesan apa pun adalah palsu, meski mengaku berasal dari Kristus tetapi tidak mengajarkan, seperti yang Dia lakukan, bahwa persatuan final dan abadi yang “bukan dari dunia ini” adalah tujuan dari perjuangan kita di dalam Gereja Militan. Hal yang paling berbahaya dan kejam yang dapat kita lakukan kepada orang lain adalah mengkhianati harapan mereka, yang diberikan dan dijanjikan oleh Kristus sendiri sebagai kebajikan teologis, karena itu berkaitan dengan persatuan akhir dengan Dia melalui iman yang menyelamatkan.

 

Katekismus Gereja Katolik modern menjelaskan bahwa tujuan dari harapan adalah persatuan dengan Kristus yang hanya bisa dicapai di Surga:

 -------------------

Katekismus 1817: Harapan adalah kebajikan ilahi yang olehnya kita merindukan Kerajaan Surga dan kehidupan abadi sebagai kebahagiaan kita, dengan berharap kepada janji-janji Kristus dan tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi melalui bantuan rahmat Roh Kudus. "Marilah kita berpegang teguh kepada pengakuan tentang harapan kita, sebab Ia yang menjanjikannya, adalah setia (Ibr 10:23). Allah telah "melimpahkan Roh Kudus kepada kita melalui Yesus Kristus, Juru Selamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima kehidupan abadi, sesuai dengan pengharapan kita." (Tit 3:6-7).

 --------------------

Silakan membaca artikel lanjutan dari Pastor Kevin Cusick di The Wanderer

--------------------------------

 


 

--------------------------------

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

LDM, 28 Februari 2022

Jennifer, 21 & 22 Februari 2022

Kaum Globalis Memang Sengaja Menginginkan Suasana Perang...

Nubuat tentang Rusia dan Ukraina dari Pedro Regis dan Beata Elena Aiello

LDM, 2 Maret 2022

Ned Dougherty, 2 Maret 2022

Pesan (lama) kepada Pastor Enoch, 17 Juni 2014