Thursday, August 18, 2022

Upacara Pembukaan Commonwealth Games 2022. Sebuah Ritual kepada Baal?

 

Upacara Pembukaan Commonwealth Games 2022:

Sebuah Ritual kepada dewa Baal?

 https://traditioninaction.org/History/G_045_Gam.html

 

 oleh seorang umat yang waspada

 

Upacara pembukaan Commonwealth Games 2022 berisi beberapa adegan aneh yang melibatkan orang-orang yang memuja sebuah patung banteng raksasa. Apakah upacara ritualistik ini benar-benar pemujaan terhadap dewa Baal di depan mata kita? Inilah tampilan acara simbolis ini.

Salah satu hal yang telah dibuktikan oleh situs ini selama bertahun-tahun adalah bahwa para elit okultisme menyukai berbagai upacara pembukaan. Memang, urusan bertele-tele dan sangat simbolis ini telah menjadi tidak kurang dari mega-ritual yang merayakan rencana licik dan kepercayaan gelap para elit itu.

Rencana-rencana itu
bersifat “licik” karena dengan hal itu mereka berani bertentangan dengan kesejahteraan massa. Mereka bertindak dengan menggunakan rasa ketakutan, pengendalian, dan propaganda tanpa henti untuk memaksa orang menerima budaya global mereka, yang memimpin jalan menuju sebuah pemerintahan global.

Keyakinan itu
bersifat "gelap" karena melibatkan praktik-praktik paling jahat dan paling bejat yang diketahui manusia. Itu adalah tentang ritual gelap, pengorbanan darah, dan, yang paling menjijikkan, memangsa anak-anak tak berdosa. Singkatnya, semua itu adalah tentang kegiatan Satanisme, dalam arti kata yang sebenarnya.

Cukup menakjubkan, semua kegilaan ini dimasukkan ke dalam upacara yang ditonton jutaan orang. Dan kebanyakan penonton bahkan tidak menyadarinya.

Pada tahun 2012, saya menerbitkan sebuah artikel tentang upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade London yang berisi sejumlah simbolisme yang membingungkan. Dan keadaan saat ini menjadi sangat gelap.

Pada tahun 2016, upacara pembukaan Terowongan Pangkalan Gotthard di Swiss (terowongan terbesar di dunia) adalah urusan membingungkan lainnya yang
sangat gelap dan ritualistik.

Hampir tepat 10 tahun setelah Olimpiade London 2012, upacara pembukaan Commonwealth Games berlangsung di Birmingham, Inggris. Dan, sekali lagi, itu adalah urusan yang sangat ritualistik yang terkontaminasi dengan obsesi okultisme kaum elit. 

Berikut adalah apa yang terjadi.

Upacara pembukaan Commonwealth Games ini dimulai dengan sesuatu yang agak normal. Beberapa mobil antik milik penduduk setempat digiring ke stadion membentuk Union Jack – sebuah penghargaan atas peran Birmingham dalam sejarah otomotif. Bagian dari pertunjukan ini memuncak dengan munculnya Pangeran Charles mengendarai Aston Martin miliknya sendiri ke dalam stadion. 

 

   Barisan mobil, keluarga kerajaan, dan sesuatu yang menggambarkan sejarah lokal: ini adalah hal-hal yang biasa diharapkan dari sebuah upacara pembukaan.

 

Kemudian, keadaan menjadi gelap.



 Perayaan berhenti ketika lampu berubah menjadi merah dan para penari meletakkan jari-jari di kepala mereka: mereka mengumumkan kedatangan binatang bertanduk. 

 

 

Sebuah patung banteng besar yang marah dengan mata merah dibawa ke dalam stadion oleh para wanita sambil menarik rantai. 

 

Apa yang diwakili oleh benda ini? Pertama, Birmingham memiliki sejarah panjang dengan binatang banteng. Kota ini adalah rumah bagi pasar Cincin Banteng di mana sejak Abad Pertengahan, upacara yang melibatkan banteng diadakan sebelum disembelih.

Namun, acara pertandingan olahraga Birmingham 2022 memberikan lebih banyak interpretasi untuk adegan banteng ini: 

 

 

Membutuhkan waktu lima bulan untuk membangun dan menegakkan patung banteng setinggi 10m itu. Banteng yang sedang mengamuk itu ditarik oleh para pembuat rantai perempuan. 

Pada abad ke-19, para wanita bekerja berjam-jam di kamar-kamar yang panas dan sempit dengan hampir tidak dibayar, hingga menyebabkan banyak pemogokan yang terkenal untuk menuntut kondisi yang lebih baik.

Menghadapi penjelasan ini, beberapa pertanyaan langsung muncul di benak. Pertama: Apa hubungan kondisi kerja orang-orang di abad ke-19 dengan acara olahraga ini?

Pertanyaan kedua adalah: Dalam konteks ini, apa yang sebenarnya diwakili oleh banteng? Revolusi industri? Penindasan terhadap
manusia (walaupun kondisi kerja mereka tidak lebih baik)? Itu tidak terlalu jelas.

Namun, ketika seseorang menyaksikan seluruh upacara ini, menjadi jelas bahwa adegan banteng ini mewakili lebih dari sekadar pemogokan pekerja.

 

 Ketika para wanita melepaskan rantai, banteng menjadi marah dan mulai menginjak-injak, saat semua orang meringkuk ketakutan.


 

Kemudian seorang wanita memegang suatu cahaya (simbol yang sering diulang-ulang sepanjang berlangsungnya upacara) untuk 'menjinakkan' banteng itu. 

 

Kemudian, selama beberapa menit yang agak canggung, orang-orang berkumpul di sekitar banteng itu untuk kemudian benar-benar memujanya. Tidak ada kata lain untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi. 

 

 

Wanita yang menghentikan banteng itu sekarang 'menungganginya' sambil memegang seberkas cahaya di atas kepalanya. Orang-orang di sekitar banteng itu melakukan hal yang sama. 

 

Ini adalah saat yang tepat untuk mencatat bahwa Lucifer berarti “pembawa terang”. Dan orang-orang ini benar-benar “membawa cahaya” untuk menghormati sang banteng. Ini semua adalah murni simbolisme Luciferian.

 

 Kemudian mereka bersujud di depan banteng itu.

 

Ini sangat simbolis dan bukti bahwa banteng mewakili lebih dari sekadar pemogokan pekerja (atau apa pun). Yang dimaksud dengan "bersujud" adalah: telungkup dengan wajah di tanah dalam adorasi atau penyerahan diri.

Inilah gambar lain dari orang-orang yang bersujud pada sosok seperti banteng itu. Namanya: BAAL. 

 


Baal diberi persembahan berupa seorang anak kecil sebagai korban, sementara itu orang-orang yang lain bersujud di hadapannya. 

 

Orang-orang yang telah menjadi takut, memuja dan membawa pengorbanan kepada banteng ini selama ribuan tahun. Hal ini masih terjadi hingga hari ini. 

 

Sebuah patung ukiran antik dari dewa baal yang menggendong bayi korban. 

 

Beberapa peradaban kuno di Timur Tengah menyembah dewa bernama Baal (yang berarti “tuan” atau “guru”). Sering ia digambarkan sebagai banteng, Baal dikatakan sebagai putra dewa utama El. Dan, paling tidak, bisa dikatakan bahwa pemujaan Baal itu selalu dilibatkan.

Pemujaan Baal berakar pada sensualitas dan melibatkan
ritual prostitusi di kuil-kuil. Kadang-kadang, untuk menenangkan Baal diperlukan pengorbanan manusia, biasanya anak sulung dari orang yang melakukan pengorbanan. Para pendeta Baal memohon kepada dewa mereka dalam ritual tindakan kekerasan yang liar, yang mencakup tangisan gembira yang keras dan luka-luka yang ditimbulkan pada dirinya sendiri. -- ( Julian Kennedy, Penyembahan Baal)

Ketika agama monoteistik menyebar ke seluruh Mediterania, Baal, tidak kurang, menjadi gambaran wajah dari iblis. Misalnya, Bilangan 25:1-3 dalam Perjanjian Lama menyatakan: 

Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; (Bilangan 25:1-3)

Dalam Perjanjian Baru, Yesus menyebut Setan
sebagai Beelzebub (Baʿal Zebub), selamanya mengasosiasikan Baal dengan Setan dan "pangeran para setan".

Kisah pemujaan Baal
cukup panjang, kompleks, dan terkait dengan tokoh lain seperti Moloch. Dengan itu, satu hal yang jelas tentang Baal: dia diidentifikasi sebagai musuh Tuhan dalam kitab-kitab suci Yudaisme, Kristen, dan Islam.

Dan justru karena alasan inilah
kaum elit okultisme masih menghormati Baal sampai hari ini. Ia mewakili dewa-dewa kuno di masa lalu yang ditenangkan dengan menggunakan pengorbanan anak dan pelacuran suci. Ini adalah hal-hal yang masih dipraktikkan oleh para elit itu hingga saat ini.

Kesimpulannya

Upacara pembukaan Commonwealth Games ini dikritik oleh beberapa kritikus karena terlalu "berani". Mereka menyatakan bahwa kehadiran bendera LGBT benar-benar tidak pada tempatnya dalam acara olahraga, sementara promosi obsesif multikulturalisme upacara itu sangat berbau propaganda kaum globalis.

Memang, upacara pembukaan itu sangat mempromosikan dogma globalis yang berkisar pada upaya untuk  meniadakan budaya dan sejarah lokal, untuk mempromosikan budaya global yang homogen.

Tetapi ada sebuah dimensi spiritual yang lebih dalam dari tujuan politik ini. Keyakinan inti dari para elit okultisme adalah mereka ingin menjadi dewa. Ini adalah tujuan akhir dari semua perkumpulan rahasia okultisme.

Oleh karena itu, sosok Baal dalam upacara ini juga mewakili
para elit itu sendiri yang (dalam pikirannya) naik kepada tatanan ketuhanan.

Para wanita menarik banteng ke stadion menggunakan rantai dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orang-orang kepada para elit melalui penyerahan diri dan perbudakan. Banteng yang menginjak-injak di sekitar stadion menyebabkan ketakutan dan kepanikan dengan cara yang sama seperti para elit sengaja menyebabkan kekacauan dan kebingungan untuk memajukan rencananya. Orang-orang bersujud kepada banteng itu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan massa kepada kaum elit karena takut diinjak-injak olehnya. 

Dan sekarang banteng ini, perwakilan dari Baal dan pata elit yang mengidentifikasikannya, dipajang secara permanen di Birmingham. 

 

 

Beginilah cara simbol-simbol berhala menguasai dunia.


FacebookTwitterLinkedInPinterestEmailPrint 

This article was first published on The Vigilant Citizen blog
on August 7, 2022, under the title "A Ritual to Baal? The Occult Symbolism in the Opening Ceremony of the 2022 Commonwealth Games"

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

LDM, 11 Agustus 2022

Anne – lokusi, Yesus, 21 Desember 2006

Anne, lokusi dari Bunda Maria

Gisella Cardia, 30 Juli & 3, 9, 13, 14 Agustus 2022

Anne, lokusi dari St.Andrew tentang Api Penyucian (1, 2 &3)

Pedro Regis, 5321 - 5325

LDM, 15 Agustus 2022