Monday, September 14, 2020

Bayside - Aliansi Hitam Antara George Soros Dan Paus Francis ...

 

These Last Days News - May 5, 2017

 

 


 

Bayside - Aliansi Hitam Antara George Soros Dan Paus Francis ...

 https://www.tldm.org/news34/unholy-alliance-between-george-soros-and-pope-francis.htm

 

Spectator.org reported on May 3, 2017:

 

by George Neumayr

 

Kutipan dari buku baru George Neumayr, "The Political Pope."

 

Terpilihnya seorang Jesuit liberal pada posisi kepausan telah menggetarkan hati para Demokrat di Amerika Serikat, yang aliansi hitamnya dengan kaum kiri Katolik telah berlangsung selama beberapa dekade. Barack Obama, salah satu pendukung paus yang paling terkemuka, telah lama menjadi penerima manfaat dari aliansi hitam itu. Fakultas di Jesuit Georgetown University di Washington, D.C.,  berada di peringkat pendonor teratas untuk kampanye Obama.

 

Dalam ironi yang menyedihkan, Obama, yang kepresidenannya secara substansial telah mengikis kebebasan beragama di Amerika, naik ke tampuk kekuasaan bukan demi Gereja Katolik, tetapi karena Gereja Katolik. Keuskupan Agung Chicago membantu mendanai radikalisme Obama pada 1980-an. Seperti yang dia ceritakan dalam memoarnya, dia memulai pekerjaannya sebagai pengatur komunitas di ruang pastoran paroki Holy Rosary di South Side Chicago. Organisasi Alinskyite tempat dia bekerja - the Developing Communities Project - menerima puluhan ribu dolar dari Kampanye Katolik untuk Pembangunan Manusia.

 

Obama sangat akrab dengan almarhum Kardinal Chicago, Joseph Bernardin. Sebagai pendukung gerakan “Seamless Garment” dalam Gereja Katolik pada 1980-an, sebuah gerakan yang menutup mata terhadap tindakan aborsi dan menekankan paham liberalisme politik, kardinal Bernardin tertarik pada paham sosialisme dan relativisme elit liberal. Dia adalah orang yang sangat "ramah gay" sehingga dia meminta agar paduan suara kaum gay "Windy City Gay Chorus" tampil di pemakamannya. Dia mewujudkan angan-angan Obama tentang seorang uskup yang "baik" dan dalam campuran ideologi politiknya antara sayap kiri dengan teologi relativistik, maka kardinal Joseph Bernardin merupakan pendahulu dan pelopor dari kemunculan paus Francis.

 

Kardinal Bernardin mendesak para pastornya untuk bekerja sama dengan Obama dan bahkan membayar ongkos pesawat Obama untuk sesi pelatihan tahun 1980 di Los Angeles yang diselenggarakan oleh Yayasan Area Industri Saul Alinsky. Konferensi tersebut diadakan di sebuah perguruan tinggi Katolik di California Selatan, Mount St. Mary, yang telah lama dikaitkan dengan kelompok Alinsky yang beraliran kiri.

 

Aliansi antara Katolik kiri dan Demokrat kiri ini menjelaskan adanya gelar kehormatan yang diterima Obama dari Notre Dame pada tahun 2009, bahkan ketika Obama berencana untuk menganiaya Gereja Katolik di bawah aturan kontrasepsi dan aborsi Obamacare. Mantan presiden Notre Dame, pastor Theodore Hesburgh, yang mendukung pemberian gelar kehormatan kepada Obama, sangat dekat dengan Monsinyur John Egan, seorang yang terkenal sosialis, yang memulai Kampanye Katolik untuk Pembangunan Manusia dan duduk di dewan Yayasan Kawasan Industri Saul Alinsky.

 

Begitulah aliansi hitam itu juga menjelaskan bagaimana Partai Demokrat, meskipun mendukung aborsi dan pernikahan sesama jenis, bisa memenangkan mayoritas suara umat Katolik dalam dua kali pemilihan presiden Obama. Pada konvensi Partai Demokrat 2012 di Charlotte, biarawati seperti Sister Simone Campbell telah berpidato sepanggung dengan aktivis aborsi dari Planned Parenthood. Seorang dekan liberal dari sebuah universitas Katolik, Suster Marguerite Kloos, bahkan tertangkap basah melakukan penipuan pemilih tahun itu, dengan cara memalsukan tanda tangan seorang almarhumah biarawati pada surat suaranya. Seperti yang ditulis Thomas Pauken dalam The Thirty Years War, "radikalisasi dalam unsur-unsur klerus Katolik ternyata menjadi salah satu pencapaian paling signifikan Saul Alinsky."

 

Terpilihnya paus Francis dipandang oleh para aktivis Alinskyite sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. “Saya pikir paus Francis adalah sosok yang cukup menginspirasi,” kata Al Gore di UC Berkeley pada awal 2015. Mantan wakil presiden yang berubah menjadi aktivis lingkungan radikal yang disebut paus Francis sebagai “fenomena” dan menertawakan sikap liberalismenya: “Apakah paus ini Katolik? ” Gore berkata bahwa dia (Francis) begitu "menginspirasi saya" sehingga "saya bisa menjadi seorang Katolik."

 

Kaum kiri sering muncul di Vatikan, sering diundang oleh salah satu penasihat terdekat paus Francis, Kardinal Oscar Rodriguez Maradiaga dari Honduras. Sebelum kunjungan paus ke AS, sekelompok aktivis sayap kiri dan pejabat dari serikat dan organisasi seperti SEIU dan PICO (kelompok Alinskyite yang didirikan oleh Pastor John Baumann (Yesuit liberal) pergi ke Vatikan untuk berunding dengan pejabat kuria tentang perjalanan paus. Sekitar waktu yang sama, lebih dari 90 anggota Kongres AS mengirim surat kepada paus Francis, mendesaknya untuk fokus pada tema politik liberal. Pemimpin kelompok ini adalah Rosa DeLauro, seorang Katolik yang mendukung hak untuk melakukan aborsi.

 

Pada 2016, terbukti melalui pengungkapan oleh WikiLeaks bahwa miliarder beraliran sosialis, George Soros, telah mendanai sebagian besar lobi-lobi ini. Dia menghabiskan ratusan ribu dolar dalam upaya untuk mewujudkan kunjungan paus Francis ke AS. Menurut dokumen yang bocor, Yayasan Masyarakat Terbuka milik Soros, berusaha untuk menciptakan sebuah "massa kritis" yang terdiri dari para uskup Amerika dan umat Katolik awam yang mendukung program-program paus Francis. Dokumen tersebut secara khusus menyebutkan bahwa kardinal Maradiaga, seorang tokoh PICO, sebagai sekutu yang berguna untuk memastikan bahwa pidato paus di AS akan mendorong paham sosialisme.

 

E-mail yang diretas itu mengungkap kedalaman plot yang tengah berlangsung:

 

Kunjungan pertama paus Francis ke Amerika Serikat pada bulan September akan mencakup pidato bersejarah di Kongres AS, pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan kunjungan ke Philadelphia untuk "Pertemuan Keluarga-keluarga Sedunia". Untuk memanfaatkan momen ini, kami (organisasi Open Society) akan mendukung kegiatan pengorganisasian PICO untuk melibatkan paus dalam masalah keadilan ekonomi dan rasial, termasuk menggunakan pengaruh Kardinal Rodriguez, penasihat senior paus, dan mengirim delegasi untuk mengunjungi Vatikan di musim semi atau musim panas untuk memungkinkan dia mendengar langsung dari umat Katolik berpenghasilan rendah di Amerika.

 

Dalam email-email yang bocor tersebut, para agen Soros menjelaskan secara eksplisit bahwa mereka memandang paus Francis sebagai propagandis bagi tujuan mereka:

 

Di penghujung hari, kunjungan kami menegaskan strategi keseluruhan: paus Francis, sebagai pemimpin yang berskala global, akan menantang "penyembahan berhala di pasar" AS dan menawarkan seruan yang tegas untuk mengubah kebijakan yang mendorong pengucilan dan ketidakpedulian terhadap mereka yang paling terpinggirkan. Kami percaya bahwa momen generasi ini dapat meluncurkan pengorganisasian luar biasa yang mendorong pilihan-pilihan moral dan membantu membangun sebuah pedoman moral. Kami percaya bahwa kunjungan kepausan, dan pekerjaan yang secara kolektif kami lakukan di sekitarnya, dapat membantu banyak orang di negara kami bergerak melampaui konflik ideologis basi yang mendominasi perdebatan kebijakan kami dan merangkul peluang baru untuk memajukan kebaikan bersama.

 

Setelah pertemuan, mereka bersukacita atas keberhasilan pertemuan tersebut, menginformasikan kepada John Podesta, ketua kampanye Hillary Clinton:

 

Kunjungan-kunjungan kami adalah merupakan dialog. Kami menyampaikan pandangan kami bahwa paus Francis adalah pemimpin dunia yang memiliki signifikansi sejarah; bahwa pesannya tentang tindakan pengecualian, kewaspadaan atas meningkatnya ketidaksetaraan, dan kekhawatiran tentang ketidakpedulian global, adalah penting untuk didengar dan dilihat oleh AS selama kunjungannya; dan bahwa kami bermaksud untuk memperkuat pernyataannya sehingga kami memiliki dialog moral yang lebih mendalam tentang pilihan kebijakan melalui siklus pemilihan 2016. Dalam pertemuan kami dengan pejabat terkait, kami sangat merekomendasikan agar paus menekankan - dalam kata-kata dan perbuatan - perlunya menghadapi rasisme dan hierarki berbau ras di AS...

 

Percakapan yang semula dijadwalkan selama tiga puluh menit berubah menjadi dialog dua jam. Seperti dalam percakapan ketika waktu sarapan kami dengan Kardinal Rodríguez, pejabat senior Vatikan itu berbagi wawasan mendalam yang menunjukkan kesadaran akan iklim moral, ekonomi, dan politik di Amerika. Kami didorong untuk percaya bahwa paus Francis akan menghadapi masalah ras melalui sebuah kerangka moral.

 

Pengungkapan lebih lanjut dari WikiLeaks itu menegaskan rencana para pejabat Demokrat untuk menyusup kedalam Gereja Katolik untuk "memicu revolusi" yang bermanfaat bagi pemikiran radikal mereka. Pada 2012, di tengah reaksi Katolik atas mandat undang-undang kontrasepsi Obama, John Podesta menerima catatan dari Sandy Newman, presiden Voices for Progress.

 

“Perlu ada sebuah ‘Musim Semi Katolik,’ di mana umat Katolik sendiri menuntut diakhirinya kediktatoran abad pertengahan dan dimulainya demokrasi kecil serta penghormatan terhadap kesetaraan gender di dalam gereja Katolik,” tulis Newman kepada Podesta. "Saya tidak memenuhi syarat untuk terlibat dan saya tidak memikirkan sama sekali tentang bagaimana seseorang akan 'menanam benih revolusi,' atau siapa yang akan menanamnya." Podesta menjawab bahwa partai Demokrat AS telah membentuk kelompok front Katolik untuk menanam benih-benih itu: “Kami membentuk umat Katolik dalam Aliansi untuk Kebaikan Bersama untuk mengatur momen seperti ini. Tapi saya pikir itu masih kekurangan kepemimpinan untuk melakukannya sekarang. Begitu juga Catholic United. Seperti kebanyakan momen-momen Musim Semi, saya pikir yang ini harus dilakukan dari bawah ke atas.”

 

Ternyata Podesta salah. Hal itu terjadi dari atas ke bawah, ketika tahun berikutnya Francis naik ke posisi kepausan dan mulai mempolitisasi Gereja dengan cara yang persis seperti yang dibayangkan oleh kaum progresif. Memang, Podesta kemudian mendorong Hillary Clinton untuk memanfaatkan sikap kiri dari paus dalam kampanyenya. Dalam satu email yang diretas, dia menyarankan agar dia mengirim tweet untuk "berterima kasih kepadanya karena telah menunjukkan bahwa orang-orang di lapisan bawah (kaum miskin) akan paling terpukul oleh perubahan iklim."

 

Podesta dan para pembantunya juga membahas bagaimana mereka dapat memanfaatkan dukungan paus Francis untuk urusan kesepakatan Obama di Iran. Podesta dikirimi laporan di mana Christopher Hale dari kelompok Katolik di dalam Alliance for the Common Good mengusulkan agar para uskup dan kardinal di Amerika Serikat bersandar pada para senator AS yang menunda kesepakatan itu.

Dalam email lainnya, yang menggarisbawahi bagaimana media dan partai Demokrat AS bekerja sama untuk melibatkan paus Francis dalam politik mereka, seorang kolumnis liberal, Brent Budowsky, menasihati Podesta: “John, HRC harus maju dari kurva progresif sebelum kunjungan paus ke AS pada bulan September, yang akan menjadi pertaruhan besar selama seminggu, termasuk cakupan kejenuhan, populis progresif berat, dampak setelah paus bertindak mempengaruhi jalannya dan hasil kampanye. Ini pendapat saya, yang ditulis lebih banyak dalam gaya analisis berita …… Brent ” Dalam kolom terlampir, Budowsky menulis, “Kunjungan paus yang begitu populer hampir pasti akan memberikan keuntungan melalui pandangannya bagi partai Demokrat dan kelompok liberal yang sangat mendukung Francis dan mendedikasikan kembali diri mereka kepada nilai dan visi yang diperjuangkan paus."

 

Paus Francis telah dipengaruhi oleh The Pedagogy of the Oppressed, sebuah buku yang berupaya menyebarkan ajaran Marxisme di antara para petani Amerika Latin. Alinskyite memberikan kesan di Amerika dengan menganggap buku itu sebagai buku klasik. Penulis buku tersebut adalah mendiang Paulo Freire dan paus Francis telah mengunjungi janda Freire. Pertemuan itu diatur oleh Kardinal Hummes, orang Brasil yang dihargai Francis dengan menginspirasi paus untuk menamai dirinya sendiri menurut nama St. Francis. Paus Francis “menganggap pertemuan dengan saya karena tulisan Paulo, karena pentingnya Paulo bagi pendidikan orang-orang tertindas, orang miskin, orang kulit hitam, bagi kaum wanita, dan kaum minoritas,” kata Ana Freire.

 

*****

 

Silakan juga melihat artikel ini:  

 

Bom WikiLeaks: Kemitraan Soros / Clinton / Vatikan ...

http://www.tldm.org/news31/wikileaks-bombshell-the-soros-clinton-vatican-partnership.htm

*****

 St. Thomas Aquinas, Bayside, 21 Agustus 1972

"Aku melihat bahwa para imam berposisi tinggi di Rumah Allah telah menjadi lemah dalam cara hidup mereka. Mereka memenuhi kebutuhan tubuh jasmani mereka dan tidak bersedia berkorban dan melakukan penebusan dosa. Tidak akan ada jalan yang mudah menuju Kerajaan. Mereka harus  berlutut, dan mereka harus membuat tubuh jasmani mereka kelaparan, sampai mereka melepaskan diri dari iblis yang berada di dalam diri mereka.
"Kecuali jika kamu sekarang mau mendengarkan peringatan-peringatanku, maka kamu akan jatuh ke dalam perangkap yang telah ditetapkan bagimu. Musuh telah berada di dalam Rumah Allah. Dia berusaha untuk menyingkirkan Wakil Kristus (paus) dari antaramu, dan ketika dia melakukannya, dia akan menempatkan seorang pria dari rahasia-rahasia gelap di Tahta Peter! " - St. Thomas Aquinas, Bayside, 21 Agustus 1972

 

 

Our Lady of La Salette, September 19, 1846

“Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tempat kedudukan antikristus.” – Our Lady of La Salette, September 19, 1846

 

 

Our Lady, Bayside, March 18, 1974

“Tanpa ada sejumlah doa yang dibutuhkan, untuk menyeimbangkan neraca pengadilan, serta tindakan silih dari orang-orang di dunia, maka akan ditempatkanlah di Tahta Petrus seseorang yang akan menaruh dan meletakkan jiwa-jiwa dan Rumah Allah di dalam kegelapan yang dalam.” - Our Lady, Bayside, March 18, 1974

 

*****

 

LDM, 5 September 2020

Injil Menurut Francis: "Peliharalah awan-awan-Ku"

LDM – Januari 2009 Bagian pertama

LDM - Kutipan Nubuat Tentang Skisma Di Dalam Gereja Katolik

Coronavirus Dan Kekacauan Dunia Baru

Uji coba vaksin COVID di Inggris yang berasal dari sel bayi yang diaborsi...

Kudeta Vatikan? George Soros Mendanai LSM Yesuit Dengan $ 1,7 Juta ...

 

 

 

No comments:

Post a Comment