Thursday, May 4, 2023

Seifert: Kesembronoan Francis telah menghancurkan iman dan moral

 en.news

 

Prof. Dr.(Phil) Joseph Seifert

 

Seifert: Kesembronoan Francis telah menghancurkan iman dan moral 

https://gloria.tv/post/imfNZDp4WvKd4HA4oJQjwRs6N 

 

“Francis telah menghancurkan fondasi iman dan moral,” demikian tulis filsuf Austria, Josef Seifert, yang saat ini mengajar di Universitas Munich, dalam Surat Terbuka kepada para Kardinal yang dikirim pada 2 Mei 2023. 

Seifert tidak mengerti bagaimana semua kardinal, kecuali kardinal-kardinal pengusung Dubia, tetap diam di tengah segala perbuatan Francis ini. 

Contoh-contoh yang diberikan Seifert: 

- pernyataan dan penegasan Francis bahwa Tuhan secara positif menghendaki keragaman agama (Deklarasi Abu Dhabi);

- dukungan Francis terhadap hubungan homoseks;

- penyangkalan Francis terhadap adanya tindakan yang selalu dan di mana-mana adalah jahat, mis. perzinahan (lht.Amoris Laetitia);

- pengajaran Francis yang salah tentang hukuman mati (lht.CCC);

- pernyataan Francis bahwa neraka itu kosong atau bahkan tidak ada neraka;

- pernyataan Francis bahwa jiwa orang yang berdosa berat "dihancurkan atau dimusnahkan begitu saja" setelah kematian.


“Sejauh yang saya tahu, tidak pernah ada paus dalam sejarah Gereja yang melakukan segala macam keganjilan seperti paus Francis ini," jelas Seifert, dan dia berharap bahwa semua kardinal akan mau menulis kepada Francis dan menuntut agar dia mencabut Deklarasi Abu Dhabi yang sesat itu. 

Namun pada kenyataannya, para kardinal itu tidak membela iman, tetapi mereka justru membungkam kritik, tambah Seifert. 

 

Surat Terbuka kepada semua Kardinal Gereja Katolik (yang juga ditujukan kepada semua Patriark, Uskup Agung dan Uskup yang memiliki tanggung jawab bersama yang sangat besar). 

 

April 30, 2023. Pesta St. Catherine of Siena 

Yang Mulia para Kardinal yang Terhormat, Uskup Agung dan Uskup Gereja Katolik, 

Sebenarnya saya telah menulis surat ini dua setengah tahun yang lalu kepada seorang kardinal yang sangat bersahabat dengan saya selama bertahun-tahun dan yang, tak lama sebelumnya, seperti banyak uskup dan kardinal lainnya, mengatakan dalam sebuah wawancara, yang juga saya terbitkan, kritik terhadap Paus Francis adalah sebuah kejahatan besar yang harus diberantas. Kardinal itu menjawab surat saya dengan rasa kasih, tetapi setahu saya tidak ada tindakan apa pun yang dilakukannya. 

Mengingat kematian Paus Benediktus XVI dan berita bahwa paus Francis telah menandatangani surat pengunduran diri dari jabatannya yang berlaku jika kesehatannya memburuk secara signifikan, dan oleh karena itu mengingat sebuah konklaf yang akan segera dilakukan, maka saya pikir isi surat ini menyangkut semua kardinal dan juga uskup agung dan uskup. Oleh karena itu, saya menujukan surat ini, yang darinya saya telah menghapus semua tanda-tanda pengenal Kardinal yang aslinya ditulis, sebagai surat terbuka untuk semua Kardinal, juga untuk semua pihak yang memikul tanggung jawab dalam berbagai tingkatan di dalam Gereja. Semoga Roh Kudus mengabulkan agar seluruh isi surat ini, yang sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan, dapat berbuah bagi kebaikan Gereja Kristus serta banyak sekali jiwa, dan agar tidak ada sepatah kata pun di dalamnya yang dapat membahayakan Gereja, sebagai Mempelai Kristus. Saya memilih hari pesta St. Catherine dari Siena untuk publikasinya karena dia secara unik menggabungkan penghormatan yang paling besar kepada Paus sebagai Wakil Kristus di dunia, dengan kritik yang tak henti-hentinya terhadap dua Paus yang sangat berbeda. Sekarang pada teks surat itu, yang masing-masing dari Anda dapat membacanya, sebagaimana ditujukan secara pribadi kepada Anda semua.  

Yang Mulia, Kardinal yang terhormat... 

Saya harus mengakui bahwa saya sangat prihatin dan sedih dengan pernyataan yang diduga berasal dari Anda tentang kritik terhadap paus Francis. Salah satu dari Anda mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kritik terhadap Paus adalah "fenomena yang sangat negatif yang harus diberantas secepat mungkin" dan Anda menekankan bahwa Paus adalah "Paus dan penjamin iman Katolik." 

Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa kritik terhadap paus itu jahat? Bukankah rasul Paulus sudah mengkritik paus pertama, Petrus, secara keras dan terbuka? Bukankah St. Katarina dari Siena mengkritik dua paus dengan lebih keras lagi? 

Anda, para kardinal, tampaknya tidak mengerti mengapa banyak umat Katolik dapat dan boleh mengkritik paus Francis, meskipun dia adalah "Paus". Sebaliknya, saya tidak mengerti bagaimana, secara keseluruhan, semua kardinal, kecuali empat kardinal pengusung Dubia, tetap diam dan tidak mengajukan pertanyaan kritis kepada paus. Karena ada banyak hal yang dikatakan dan dilakukan oleh paus Francis yang seharusnya tidak hanya menimbulkan pertanyaan kritis tetapi juga kritik yang penuh kasih kepada paus. Mari kita ingat Deklarasi Persaudaraan Semua Orang yang ditandatangani oleh paus Francis bersama dengan Imam Besar Ahmad Mohammad Al-Tayyeb, yang berbunyi: 

“Pluralitas dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, etnis dan bahasa, memang dikehendaki oleh Tuhan dalam kebijaksanaan-Nya, melalui mana Dia menciptakan manusia.” (Yang lebih menyebalkan lagi adalah versi bahasa Inggrisnya: "The pluralism and the diversity of religions, color, sex, race and language are willed by God in His wisdom, through which He created human beings.") 

Bukankah akan menjadi bid'ah dan kebingungan yang mengerikan untuk mengklaim bahwa Tuhan - sebagaimana Dia menghendaki perbedaan dua jenis kelamin - yaitu dengan kehendak positif-Nya - juga secara langsung menghendaki adanya perbedaan agama dan dengan demikian termasuk semua penyembahan berhala dan ajaran sesat? Ya, bukankah Deklarasi Abu Dhabi jauh lebih buruk dari kesesatan, yakni kemurtadan? Bagaimana mungkin Tuhan, dengan kehendak kreatif-Nya yang positif, menginginkan ada agama yang menolak keilahian Yesus, menyangkal Tritunggal Mahakudus, menolak baptisan dan semua sakramen dan imamat? Atau bagaimana mungkin Tuhan menginginkan politheisme atau kultus berhala Baal atau Pachamama? Bukankah ini sama sekali bertentangan dengan pesan nabi Elia dan semua nabi lainnya dan Sabda Yesus sendiri? 

Tidakkah seharusnya Anda, semua kardinal dan uskup, berbicara dengan tegas "non possumus" ketika Francis menuntut agar "dokumen" ini menjadi dasar pembentukan imam di semua seminari dan fakultas teologi? 

Tuhan tidak pernah secara langsung dan positif menghendaki atau menyetujui bahkan pengakuan sesat Kristen, daripada hanya mengizinkannya, karena ini menyangkal pilar iman alkitabiah dan Katolik, seperti ajaran alkitabiah bahwa keselamatan kekal kita tidak dilakukan hanya oleh kasih karunia Allah, tetapi membutuhkan kerjasama bebas dan perbuatan baik kita. Lalu bagaimana Dia, dengan kehendak-Nya yang langsung dan positif, menginginkan agama-agama yang menolak seluruh dasar iman Kristiani dan menolak keilahian Kristus sendiri? 

Benar sebagaimana adanya "bahwa paus adalah paus dan penjamin iman", namun pernyataan ini tidak dapat diterapkan pada seorang paus yang menandatangani Deklarasi Abu Dhabi dan menyebarkannya ke seluruh dunia, dan yang telah mengatakan dan melakukan banyak hal lainnya yang bertentangan dengan ajaran Gereja yang konsisten. 

Pernyataan paus Francis bahwa seseorang harus mempromosikan relasi atau hubungan sesama jenis (homoseksual), ini secara langsung bertentangan dengan pernyataan yang jelas dari Magisterium Gereja (lht. pertimbangan tentang draf pengakuan hukum tentang hidup bersama antara orang-orang homoseksual tanggal 3 Juni 2003, yang diterbitkan di bawah kepausan Santo Paus Yohanes Paulus II), dan terutama Kitab Suci dan seluruh tradisi Gereja! Bukankah seharusnya Anda semua para Kardinal, seperti yang dilakukan Uskup Athanasius Schneider dengan luar biasa, melakukan tindakan kasih sejati kepada Paus dan mengungkapkannya secara terbuka dan sejelas yang dia lakukan? 

Seorang Paus Francis - saya mengatakan semua ini dengan hati yang berdarah - bukanlah "penjamin iman", tetapi dia terus-menerus menghancurkan fondasi iman dan moral, melalui banyak pernyataan dan omongannya yang lain. Sejauh yang saya tahu, tidak pernah ada Paus dalam sejarah Gereja yang menyatakan keburukan serupa? Bagaimana saya harus menjawab seorang teman Lutheran yang terkasih dan sangat percaya, yang pertobatannya telah saya doakan selama bertahun-tahun, ketika dia menulis kepada saya bahwa dengan Deklarasi Abu Dhabi ini Gereja Katolik telah meninggalkan tanah kekristenan? 

Bukankah sudah jelas bahwa Paus berikutnya nanti harus mengutuk ajaran Abu Dhabi yang dikirim oleh Francis kepada semua seminari (yang membentuk imam-imam) dan fakultas Katolik untuk menjadi murtad? Bagaimana Gereja bisa membenarkan anatematisasi Paus Honorius atas penyimpangan yang jauh lebih kecil dari Iman dan mengutuk dia jika dia tidak mengutuk pernyataan keterlaluan seperti itu? Bukankah semua kardinal harus menulis surat kepada Paus sebagai satu pribadi, dan memintanya untuk mencabut pernyataannya yang  murtad ini? 

Tidakkah Anda, para kardinal, merasa gemetar di hadapan Kristus yang akan bertanya kepada Anda bagaimana Anda dapat memenuhi mandat misionaris Yesus yang khusyuk jika Anda tidak memprotes Deklarasi Abu Dhabi, yang mengatakan kebalikan dari perkataan dan ajaran Yesus sendiri? 

“Terakhir, saat kesebelas rasul duduk makan bersama, Yesus menampakkan diri… dan Dia berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada setiap makhluk. Dia yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan; tetapi dia yang tidak percaya akan dikutuk." (Markus 16:14). 

Bagaimana mungkin Anda semua, para kardinal, juga tetap diam pada dubia Kardinal Caffarra yang lebih layak untuk dibenarkan dan didukung - yang masih menelepon saya pada malam menjelang kematiannya dan kepada siapa saya telah berjanji untuk terus membela kebenaran - dan dari tiga kardinal lainnya, setelah munculnya Amoris Laetitia, atau bahkan Anda, para kardinal, mengkritik dubia ini? Dari para kardinal yang terkasih, hanya ada empat orang kardinal dubia yang merumuskan pertanyaan sopan tentang ajaran sesat moral-teologis dalam Amoris Laetitia, yang berani menyangkal tindakan buruk yang secara intrinsik tersirat di dalam Amoris Laetitia. Kemegahan kebaikan dan keberadaan, selalu dan di manapun (ut in omnibus) meski di antara tindakan buruk, telah diakui sebagai landasan dari semua etika sejak Socrates dan diajarkan oleh St. Paus Yohanes Paulus II sebagai landasan etika dan ajaran moral Gereja yang tak tergoyahkan. 

Bukankah seharusnya semua Kardinal setuju dengan Kardinal Carlo Caffarra dan tiga Kardinal Dubia lainnya dan menuntut klarifikasi ini, sehingga membantu paus Francis untuk menyatakan kebenaran? Bukankah seharusnya semua kardinal berdiri sebagai satu orang dan mendukung koreksi persaudaraan yang diumumkan oleh Kardinal Burke, tetapi tidak pernah dilaksanakan oleh Anda, para kardinal? 

Hanya karena pernyataan Kardinal Burke bahwa 4 kardinal akan melakukan "correctio fraterna" kepada paus dalam kasus diamnya paus pada pertanyaan moral sentral ini, tetapi koreksi fraterna ini belum dilakukan sampai sekarang selama bertahun-tahun, baik dari pihak Kardinal Burke maupun dari pihak kardinal lainnya, sehingga beberapa umat awam dan pastor telah mengkritik penyimpangan doktrin ini dalam berbagai deklarasi dan telah, boleh dikatakan, melangkah kepada pelanggaran (menurut Anda, para kardinal), demi membela kebenaran dan depositum fidei, seperti yang telah dilakukan oleh umat awam, dilakukan di hadapan bid'ah Arian, yang mana Paus Liberius dan mayoritas uskup bersikap lunak, bersama dengan St. Athanasius dan beberapa kardinal lain yang masih setia. Namun St.Athanasius dan beberapa uskup lainnya saat itu masih tetap setia. 

Tetapi, alih-alih kita sebagai umat yang sengsara, sebagaimana (saat itu masih Monsinyur) Carlo Caffarra memanggil saya dengan humor yang penuh kasih sayang (dengan inti pemahaman yang sebenarnya), bukankah Anda, para kardinal, berkewajiban untuk siap memberikan darah Anda bagi iman yang benar, untuk meninggikan suara Anda melawan ajaran sesat yang telah dibuktikan oleh para kritikus paus Francis: bahwa paus Francis telah melakukan beberapa kesalahan atau setidaknya menyarankan kesalahan? Alih-alih larangan mengkritik pernyataan Paus, bukankah ada perintah teguran persaudaraan atau kekeluargaan? 

Dan sekarang Anda meninggikan suara bukan untuk membela iman (defensio fidei), tetapi untuk membungkam para pengkritik tersebut. Memangnya Anda ingin “membasmi” semua kritik? 

Bukankah semua kardinal harus memprotes dalam banyak kasus lain, misalnya ketika Paus secara sewenang-wenang memperkenalkan perubahan yang secara teologis dan gerejawi adalah salah, ke dalam Katekismus Katolik, yang bertentangan dengan kata-kata yang jelas dari Tuhan dalam Kitab Suci (sudah ada dalam Kitab Kejadian) dan banyak pernyataan doktrinal paus tentang hukuman mati yang dirumuskan dalam tradisi yang tidak terputus. juga fakta sejarah, atau ketika - melawan banyak perkataan tegas dari Yesus dan dogma Gereja Katolik - paus Francis berani berbicara bahwa neraka dalam keadaan kosong atau bahkan, seperti Jehovah's Witnesses, mengklaim bahwa jiwa orang berdosa yang tidak dapat disembuhkan tidak pergi ke neraka, tetapi dihancurkan? 

Sahabat terkasih, skenario seorang Paus yang menyangkal keberadaan satu Gereja sejati dan iman pada unam sanctam, catholicam et apostolicam ecclesiam, jika tidak secara eksplisit maka pasti secara implisit di Abu Dhabi, dan bertindak sebagai penguasa atas ajaran Yesus Kristus dan Gereja, dan begitu banyak Kardinal yang bersikap pendiam, merupakan gangguan bagi banyak orang beriman sejati seperti saya, dan bahwa hal itu sangat membahayakan iman kita, dan menyebabkan kerugian yang tak terukur bagi Gereja dan jiwa. 

Saya meminta Anda, bagaimana pun, untuk meninggikan suara Anda demi kebenaran yang tidak dibuat-buat dan juga untuk menggerakkan para kardinal lain agar mengatakan kebenaran pada berbagai kesempatan yang sangat penting, bahkan meski hal ini dapat mengungkapkan adanya krisis dan perpecahan yang mengerikan di dalam Gereja, di tengah-tengah kita menemukan diri kita sendiri berada, dan bahkan jika beberapa pusillae animae mungkin keliru melihatnya sebagai skandal. 

Ini bukan masalah budaya paus Amerika Latin. Ini bukan masalah selera, gaya atau temperamen. Tidak, itu adalah jwaban YA atau TIDAK kepada Kristus yang menyuruh kita memberitakan Injil kepada semua orang dan semua bangsa; siapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya kepada-Nya akan dihukum? Bisakah Paus de facto membatalkan mandat misionaris ini di dalam Deklarasi Abu Dhabi? 

Bisakah paus Francis menunjuk dan bahkan secara pribadi menghormati dan memberi penghargaan kepada para teolog moral yang bertentangan dengan inti ajaran alkitabiah dan moral Gereja dan ensiklik Humanae Vitae, Evangelium Vitae dan Veritatis Splendor ke Akademi Kepausan untuk Kehidupan? Bagaimana Anda para kardinal (dan terutama Anda, yang selama bertahun-tahun bekerja di bawah St. Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI melayani Gereja dengan begitu setia) tetap diam mengenai hal ini dan banyak "penghancuran tempat kudus" lainnya, alih-alih melakukan lebih dari sekadar kaum awam yang kritis dan para teolog, untuk melakukan segala kemungkinan guna mewartakan kebenaran iman secara terbuka atau diam-diam, yang ditentang oleh paus Francis dengan kata-kata dan juga perbuatan (seperti melakukan perayaan Reformasi, memajang patung Luther di Vatikan, membuat stempel yang merayakan Reformasi, kultus Pachamama di Taman Vatikan dan Basilika Santo Petrus, dll.), dan meminta kepada paus Francis untuk menemukan kompas yang pasti dari doktrinnya dalam kebenaran Kitab Suci dan dogma Gereja yang tidak berubah, dan tidak membiarkan dirinya mengubah sedikit pun dari semua ajaran itu, apalagi yang menyangkut substansi iman? 

Dalam kesedihan yang mendalam atas banyak luka-luka Gereja, Mempelai Kristus, dan dalam kasih kepada Yesus dan Gereja yang didirikan oleh-Nya di atas batu karang Petrus,

 

Saya, di dalam Kristus

Joseph M.Seifert 

*****

Dari lubuk hati saya yang terdalam saya berharap adanya tanggapan dari Anda, dalam perkataan dan perbuatan, yang akan menjadi tindakan kasih kepada Yesus, kepada Bunda Maria, kepada Tritunggal Mahakudus, bagi Gereja, bagi jiwa paus Francis dan bagi banyak sekali jiwa lainnya. 

Bersama St. Yohanes Paulus, saya berseru kepada Anda: BERANILAH! Berjuanglah dengan gagah berani dan tanpa syarat demi kebenaran, demi Kristus dan Gereja, dan demi jiwa-jiwa, termasuk jiwa paus Francis, dan demi persatuan semua umat Kristen, yang hanya mungkin dilakukan di dalam kebenaran!

 

Bersatu secara mendalam dengan Anda di dalam Kristus, 

Joseph M.Seifert

 

*****

Joseph M.Seifert:

Profesor Dr.Phil. habil. Dr.HC Josef M. Seifert, saat ini mengajar filsafat di LMU, Universitas Munich.

 

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:


Kumpulan pesan tentang Antikris

LDM, 29 April 2023

Pesan Dan Rahasia La Salette

Sinodalitas Francis: Imam Dihukum karena Mengatakan Kebenaran

Francis menggunakan wartawan untuk ‘menembak’ bawahannya dari belakang

Pastor Frank Unterhalt: Ensiklis kepausan, Fratelli Tutti, memiliki nada Masonik…

Pedro Regis 5431 - 5435