Thursday, December 3, 2015

USKUP SCHNEIDER MENOLAK KLERUS GNOSTIK

UsKup SCHNEIDER menolak klerus Gnostik


by Bradley Eli, M.Div., MA.Th.  •  ChurchMilitant.com  •  December 1, 2015 

The bishop of Kazakhstan says laity must defend the Faith because many priests fear losing their positions

ROME (ChurchMilitant.com) – Uskup Athanasius Schneider dari Astana, Kazakhstan, menolak apa yang dia sebut sebagai ‘klerus gnostik’ yang secara sesat percaya bahwa doktrin dan praktek pastoral bisa dipisahkan. Untuk menutupi kesalahan mereka, dia menambahkan, mereka menyalah-gunakan expresi sentimental dari rasa kasih dan sayang (mercy and compassion.)

Uskup Schneider, dalam tulisannya Kamis lalu, di the Lepanto Foundation, menyamakan kelompok Gnostik ini, yang terdiri atas para imam, para uskup serta para kardinal, seperti kaum Parisi dan ahli Taurat zaman dulu. Meski para pemimpin Yahudi tahu kebenaran Ilahi mengenai perkawinan, kata Uskup Schneider, namun mereka berusaha membuat Yesus untuk mendukung praktek perceraian yang saat itu diterima luas oleh masyarakat demi ‘alasan pastoral’.

Schneider menyebut para pemimpin Yahudi ini sebagai para pembohong pertama, yang mengajarkan bahwa praktek pastoral bisa bertentangan dengan doktrin.

Sebaliknya, kata dia, Yesus tidak menggunakan sophisme atau memiliki ‘pengecualian’ dengan mengacu kepada ‘(anggapan) praktek pastoral’ seperti yang dilakukan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.

Uskup Schneider mengingatkan betapa Yesus "mengutuk setiap tindakan seksual secara mental yang disengaja serta semua tindakan seksual secara jasmani yang dilakukan di luar pernikahan." Dia menambahkan bahwa Kristus telah menugaskan Magisterium sepanjang masa untuk "ajarkanlah semua bangsa agar mematuhi segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."

Uskup Schneider berbicara tentang upaya yang berulang-ulang selama 2.000 tahun ini "untuk menafsirkan kembali ajaran Kristus yang sejernih kristal dan tanpa kompromi mengenai tak terceraikannya perkawinan dan tentang kesalahan dari setiap tindakan seksual di luar nikah."

Uskup mengatakan bahwa kelompok klerus gnostik baru ini ingin Gereja menyetujui "tindakan seksual di luar pernikahan yang sah dan bahkan tindakan seksual yang bertentangan dengan alam."

Kelompok klerus gnostik yang sedang muncul ini berusaha mencari sebuah perubahan didalam disiplin Gereja mengenai penerimaan Komuni Kudus oleh umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi secara sipil. Dia menyatakan :”Ketika klerus mendukung umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi secara sipil, untuk menerima Komuni Kudus, maka para klerus itu sebenarnya mempertontonkan tindakan perzinahan dan dosa mereka terhadap Perintah ke enam. Para klerus itu memberikan pesan kepada umat beriman bahwa perceraian mereka dan pelanggaran terus menerus mereka terhadap ikatan sakramental bisa menjadi sebuah realita yang positif. Dengan kata lain, para klerus seperti ini adalah pendusta.”

Schneider mengatakan bahwa untuk melindungi diri mereka sendiri, para gembala palsu ini menutupi kebohongan nyata mereka dengan ekspresi sentimental seperti misalnya "membuka pintu" atau "menjadi kreatif secara pastoral."

Schneider mengutip Paus St Pius X, yang mengajarkan bahwa "belas kasih tidak terletak pada toleransi terhadap ide-ide palsu, namun pada ketulusan mereka."

Setelah acara pidatonya itu, Schneider berbicara dengan the National Catholic Register mengenai perlunya umat awam untuk membela Iman karena, seperti katanya, "klerus sangat takut dan terintimidasi" untuk berbicara karena mereka takut "kehilangan jabatan mereka."

Schneider mengakhiri pidatonya dengan menrorong umat beriman agar tetap kuat didalam Iman mereka : “Tidak ada orang Katolik yang masih memegang teguh sumpah baptisnya untuk membiarkan dirinya diintimidasi oleh guru-guru sophistic baru di bidang percabulan dan perzinahan, meskipun – amat menyedihkan untuk mengatakannya – guru-guru ini memegang jabatan uskup atau kardinal.”


No comments:

Post a Comment