Sunday, February 7, 2021

Kardinal Müller Mencela Great Reset

 

MAIKE HICKSON

BLOGS 

 

KARDINAL MÜLLER MENCELA GREAT RESET 

https://www.lifesitenews.com/blogs/cardinal-mueller-decries-the-great-reset 

 

Kardinal Müller memperingatkan bahwa tujuan dari kekuatan yang baru bergabung ini – yang merupakan kolaborasi antara entitas kapitalis besar dengan China - adalah 'kendali mutlak atas pemikiran, ucapan, dan tindakan manusia.' 

 

Fri Feb 5, 2021 - 3:37 pm EST

 

·        

PATRICK CRAINE / LIFESITENEWS 

 

 

5 Februari 2021 (LifeSiteNews) - Kardinal Gerhard Müller, prefek emeritus dari Kongregasi untuk Doktrin Iman, baru-baru ini memberikan komentar kepada Edward Pentin dari National Catholic Register tentang diskusi terkini, tentang Great Reset, seperti yang dipromosikan oleh Davos World Economic Forum (WEF). Dalam konteks ini, kardinal menyampaikan peringatan yang serius bahwa dia melihat penggabungan organisasi-organisasi kapitalis Barat dengan China, membentuk "kapital-sosialisme terpadu" yang baru.

 

Pada tanggal 29 Januari 2021, prelatus Jerman itu mengatakan kepada Pentin bahwa dua pihak -- "kapitalisme yang mengambil untung, raksasa teknologi besar dari negara-negara Barat" dan "komunisme Republik Rakyat China" -- saat ini sedang "menyatu dan bergabung menjadi sosialisme-kapitalis yang bersatu, dan "menghasilkan" kolonialisme baru." Dengan komentar ini, Kardinal Gerhard Müller tampaknya menyiratkan bahwa kita sedang menyaksikan saat ini adanya penggabungan kekuatan-kekuatan finansial besar dengan negara-negara Komunis - terutama China - yang bertujuan untuk menguasai dunia melalui kekuatan kapitalisme global, sementara massa ditekan di bawah sistem masyarakat sosialis, dikendalikan dan ditindas oleh negara. Orang diingatkan di sini tentang tanggapan baru-baru ini dari negara-negara Barat terhadap krisis korona yang menyebabkan penindasan terhadap banyak sekali kebebasan manusia, dengan alasan krisis kesehatan. LifeSite telah menghubungi Kardinal Müller, memintanya untuk menjelaskan lebih lanjut tentang masalah ini. Kami akan melaporkan komentarnya jika kami telah menerimanya.

 

Great Reset adalah program baru yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) yang menggunakan krisis virus corona saat ini sebagai alasan untuk menyetel kembali cara kita hidup, sebagai manusia yang hidup bersama di bumi ini. WEF mengklaim di situs webnya, bahwa "perubahan-perubahan yang telah kami lihat sebagai tanggapan terhadap COVID-19, membuktikan bahwa pengaturan ulang atas fondasi ekonomi dan sosial kita adalah mungkin." Mengingat krisis ekonomi dan lingkungan yang telah diprediksikan, WEF mengusulkan bahwa "kita harus membangun fondasi yang sama sekali baru untuk sistem ekonomi dan sosial kita." Bagaimana penyetelan-ulang masyarakat kita dilihat di mata para pemain keuangan dan ekonomi global ini (klik di sini untuk melihat daftar peserta pada pertemuan WEF 2020 di Davos, Swiss) dapat dilihat dalam video mereka sendiri (WEF) yang berjudul "Delapan Prediksi untuk Dunia pada 2030."

 

Video ini memprediksi bahwa ke depan nanti "Anda tidak akan memiliki apa-apa, namun Anda akan bahagia. Apa pun yang Anda inginkan, Anda akan menyewa dan itu akan dikirimkan kepada Anda dengan drone." Di samping usulan penghapusan kepemilikan pribadi – yang merupakan tujuan khas dari ideologi sosialis / komunis -- WEF juga menginginkan matinya nilai-nilai Barat yang jelas-jelas didasarkan pada agama Kristen: "Nilai-nilai Barat akan diuji sampai titik puncaknya." Kita harus bertanya: jenis nilai apa yang akan menggantikan "nilai-nilai barat" itu, dan dari mana asalnya.

 

Dengan latar belakang seperti ini, komentar Kardinal Müller menjadi sangat penting, karena dia telah  menelanjangi program ideologis baru ini untuk dunia kita.

 

Sementara Kardinal Müller menyambut orang-orang dari bidang ekonomi dan politik untuk berkumpul dan membahas masalah-masalah penting, kardinal Jerman ini juga bertanya-tanya tentang “citra kemanusiaan” macam apa yang ingin diwujudkan oleh WEF. Pada saat yang sama, kardinal Müller memperingatkan bahwa tujuan dari kekuatan yang baru bergabung ini – yang berupa kolaborasi antara entitas kapitalis besar dengan China - adalah "kendali mutlak atas pemikiran, ucapan, dan tindakan manusia."

 

Komentar Kardinal Müller menunjukkan pentingnya dunia digital saat ini dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan manusia. Di sisi lain, dia melihat bahwa "manusia yang dihomogenisasi (disamaratakan)" sedang diciptakan, dan bahwa orang seperti itu "dapat dikendalikan dengan lebih mudah."

 

“Dunia homo digitalis a la Orwellian telah dimulai,” katanya. “Melalui pengarusutamaan, maka kesesuaian total dari kesadaran massa harus dicapai melalui media.” Di sini Kardinal Müller merujuk pada penulis Prancis abad ke-19 Gustave Le Bon yang meramalkan situasi seperti ini dalam bukunya The Psychology of Crowds.

 

Kardinal Müller juga menolak gagasan bahwa kritik terhadap Great Reset dan rencana ideologisnya hanyalah "teori konspirasi" dan menambahkan bahwa sebuah sistem totaliter "selalu merendahkan kritik apa pun dan dituduh sebagai konspirasi dan subversi." Dia merujuk dalam berbagai komentarnya yang berisi banyak peringatan tentang pemerintahan totaliter di abad ke-20 dan menjelaskan bahwa mereka "hampir tidak dapat didiskreditkan sebagai teori konspirasi, karena perkembangan politik yang nyata telah membuktikannya benar."

 

Kardinal Müller memperingatkan kita untuk tidak menerima begitu saja janji-janji Great Reset dan program-program serupa dari berbagai yayasan yang sangat kaya, bukan sebagai upaya yang tidak bersalah, tetapi prelatus Jerman itu menyatakan bahwa “Kepercayaan buta terhadap sikap kemurahan hati para pemimpin Yayasan Besar dan Masyarakat Terbuka, hanya mungkin terjadi jika orang mau menolak realitas sepenuhnya."

 

Kardinal Jerman ini, dan mantan uskup Regensburg, Jerman, menunjukkan bahwa di masa lalu telah ada berbagai upaya untuk menciptakan-kembali manusia dan menciptakan dunia yang baru. Upaya ini selalu berubah menjadi gerakan totaliter. Kapan pun manusia ingin "menciptakan kembali dan menata-ulang dirinya sendiri," katanya kepada Pentin, maka sebuah monster telah diciptakan sebagai gantinya, dengan mengutip sebagai contoh "eksperimen atas manusia yang mengerikan" dari Uni Soviet komunis yang bertepatan dengan revolusi industri.

 

“Hal itu seharusnya meyakinkan kita,” tambahnya, “bahwa utopia atau angan-angan sebuah surga di bumi, dalam bentuk apa pun, selalu akan menghasilkan kejahatan terbesar terhadap kemanusiaan (penolakan terhadap kebebasan orang atau pihak yang tidak setuju, penghancuran terhadap tenaga kerja, pengurangan populasi dengan melalui aborsi dan eutanasia). Sifat manusia, yang terluka oleh dosa, membutuhkan pengampunan ilahi. Hanya kasih karunia Tuhan yang dapat menebus kita dan memberi kita 'kebebasan dan kemuliaan sebagai anak-anak Tuhan.' ”

 

Di sini kami mengingatkan para pembaca kami tentang fakta bahwa Presiden AS Joseph Biden telah bersekutu erat dengan program Great Reset dan bahkan menyebut agenda barunya "Membangun Kembali Lebih Baik," ini adalah sebuah slogan yang juga digunakan oleh Forum Ekonomi Dunia. Forum Ekonomi Dunia telah menyelaraskan dirinya pada saat yang sama dengan China dan mengundang Presiden Xi Jingping untuk memberikan ceramah pada hari pembukaan pertemuan tahunan (virtual) pada tahun 2021. WEF sendiri menyebut partisipasinya di forum tersebut sebagai “peluang bersejarah untuk melakukan kolaborasi.”

 

Pada Oktober 2020, Kardinal Müller telah memperingatkan bahwa terpilihnya Biden sebagai Presiden Amerika Serikat dapat berdampak buruk pada AS dan juga demokrasi dunia, terutama mengingat kekuatan China yang semakin meningkat.

 

Berbicara dengan Breitbart News, kardinal Jerman itu menyatakan, "Hasil pemilu AS akan menentukan apakah AS tetap menjadi kekuatan utama di dunia – dalam hal kebebasan dan demokrasi -- atau apakah kediktatoran komunis yang akan mengambil peran itu untuk komunitas global." Berbicara tentang kediktatoran China dan kekuatannya yang semakin meningkat di dunia, Kardinal Müller menjelaskan bahwa “di China, moto Nazi Jerman diulang: Anda bukanlah apa-apa - negara adalah segalanya. Padahal yang benar adalah sebaliknya: manusia adalah segalanya dan negara hanya ada untuk melayani kepentingan bersama."

 

“Dan karena AS adalah kekuatan pertama di dunia bebas, AS juga harus menghentikan cengkeraman imperialis dari negara adidaya komunis yang berusaha mendominasi dunia dan memungkinkan orang-orang Cina dan orang-orang tertindas lainnya untuk memasuki komunitas dan solidaritas masyarakat bebas.”

 

Sejalan dengan prediksi WEF bahwa "nilai-nilai barat" akan segera mencapai titik puncaknya, Kardinal Müller mengungkapkan pada Januari 2021 keprihatinannya bahwa rezim Biden yang baru, sekarang memimpin kampanye untuk "menghilangkan kristenisasi budaya Barat." Berbicara dengan situs berita Katolik Austria Kath.net, Kardinal Müller menjelaskan bahwa pemerintahan Biden, “dengan kekuatan politik, media, dan ekonominya yang terkonsentrasi, berada di garis depan dari kampanye brutal paling halus dalam 100 tahun terakhir untuk mende-kristenisasi budaya Barat." Komentarnya ini terkait dengan fakta bahwa Presiden Biden telah mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan aborsi, serta agenda LGBT.

 

World Economic Forum sendiri juga sangat bersemangat mempromosikan agenda LGBT sekaligus agenda aborsi.

 

Kardinal Müller dengan tegas menentang agenda anti-Kristen ini dan mengatakan kepada Kath.net bahwa siapa pun yang mengaku “sebagai seorang Kristen dan memposisikan dirinya untuk melawan arus utama propaganda LGBT, aborsi, penggunaan narkoba yang dilegalkan, mengaburkan seksualitas pria atau wanita, dia akan dihina dan dituduh sebagai 'sayap kanan' atau bahkan sebagai 'Nazi', meskipun justru kaum Sosialis Nasional yang menerima ideologi Darwinis dalam hal biologis dan sosial, mereka adalah merupakan kontradiksi paling terbuka terhadap nilai Kristiani tentang manusia."

 

Umat ​​Kristiani yang aktiv di dalam politik haruslah menentang agenda ini, katanya, meski jika mereka tidak dapat mempengaruhi hukum yang sedang dibuat. “Tetapi mereka tidak boleh berpartisipasi, aktif atau pun pasif, dalam kejahatan,” tambahnya. “Paling tidak, mereka harus memprotesnya dan -- sejauh yang mereka bisa – harus menolaknya, bahkan jika mereka didiskriminasi karena melakukan hal itu.”

 

*****

 

Eksekutif Puncak Mengungkapkan Rincian Perangkat Pembaca Otak

Putin Memperingatkan Bahwa...

Menlu Antony Blinken Memerintahkan Bendera LGBT Dikibarkan Di Kantor-Kantor Kedubes AS

LDM, 1 Februari 2021

Pedro Regis 5076 – 5080

Giselle Cardia 19, 20, 21, 26, 30 Januari 2021

Enoch, 1 Februari 2021