Sunday, March 7, 2021

Risalah buku

 

MAIKE HICKSON 

Risalah buku:

 

SEBUAH BUKU BARU TELAH DITERBITKAN YANG BERISI RANGKUMAN BEBERAPA SURAT TERBUKA KEPADA PAUS FRANCIS YANG BERTUJUAN UNTUK MELURUSKAN BERBAGAI KESALAHANNYA 

https://www.lifesitenews.com/blogs/new-book-presents-multiple-open-letters-to-pope-francis-correcting-his-errors

 

Buku ini berisi pernyataan formal kritis tentang ajaran-ajaran paus Francis yang diterbitkan dari tahun 2016 hingga 2019.

 

Thu Mar 4, 2021 - 5:14 pm EST

 

 


 

·        

Paus Francis menerima patung berhala Pachamama di taman Vatikan dalam upacara adat,

Roma, 4 Oktober 2019 / video screen grab

 

 

4 Maret 2021 (LifeSiteNews) - Penerbit Kanada, Arouca Press, telah memberanikan diri untuk menerbitkan kumpulan pernyataan penting oleh para uskup, imam, dan umat awam yang dialamatkan selama beberapa tahun terakhir kepada paus Francis, yang memintanya untuk mengoreksi berbagai kesalahannya atau pun berbagai pernyataannya yang membingungkan, bahkan meminta paus Francis untuk membatalkannya dan agar dia bertobat atas semua itu. Karena buku ini juga berisi, di bagian tambahan, banyak pernyataan dan wawancara lain oleh banyak kritikus, maka buku ini akan menjadi alat yang sangat berguna baik bagi mereka yang ingin memahami krisis yang terjadi di dalam Gereja kita saat ini, maupun bagi mereka yang ingin memahami tujuan dari para pengkritik Paus.

 

Buku baru ini, berjudul Defending the Faith Against Present Heresies (Membela Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini), telah mendapat dukungan dari banyak penulis dan teolog terkemuka, seperti Pastor Gerard Murray, Martin Mosebach, dan Henry Sire (penulis buku The Dictator Pope). Pastor Murray, misalnya, menyatakan bahwa "permintaan yang masuk akal untuk menjunjung tinggi rencana Gereja dan pengajaran yang menetap dalam menghadapi penyimpangan adalah sebuah tindakan kasih, bukan pembangkangan yang berdosa." 

"Buku ini," lanjut imam itu, "adalah kompilasi yang tak ternilai manfaatnya dari upaya semacam itu." 

Buku tersebut berisi banyak pernyataan formal dan kritis tentang ajaran-ajaran paus Francis yang telah diterbitkan dari 2016 hingga 2019, dimulai dengan dubia 2016 yang terkenal dari Kardinal Raymond Burke, Joachim Meisner, Walter Brandmüller, dan Carlo Caffarra mengenai seruan kepausan pasca-sinode Amoris Laetitia soal pernikahan dan keluarga. Dubia itu ditujukan kepada paus Francis dan kemudian diterbitkan oleh para pengusulnya (Kard. Raymond Burke dkk). Di bagian lain, ada teks pertama dari para ilmuwan dan para pastor tentang kesalahan doktrinal di dalam Amoris Laetitia, kemudian satu dokumen tentang ajaran paus Francis mengenai hukuman mati, dan akhirnya satu dokumen lagi yang isinya menentang pemujaan secara terbuka oleh paus Francis terhadap dewi berhala Pachamama selama Sinode Amazon di Roma di 2019. Seperti yang akan disaksikan oleh para pembaca buku ini, ada desakan yang tumbuh dalam nada pernyataan yang berbeda, dan semakin jelas bahwa paus Francis mengabaikan semua kritik yang berdasarkan atas kasih ini dan semakin kuat pula penyimpangannya dari doktrin dan praktik ajaran Gereja Katolik. Terakhir, buku tersebut berisi esai dan wawancara oleh masing-masing peserta dalam upaya ini atau oleh para kritikus.

 

Seperti yang dikatakan oleh penerbit buku, Alex Barbas, kepada LifeSite, “...tujuan dari penerbitan buku ini adalah untuk melanjutkan diskusi yang serius — sebuah diskusi yang, kadang-kadang, dapat memanas, dan hal ini dapat dimaklumi — tentang bagaimana kepausan Francis ini dianggap oleh banyak umat Katolik, yang mengalami kesulitan dalam memahami bagaimana berbagai pernyataan dan tindakannya dalam kaitannya dengan ajaran dan iman Katolik kita, di tengah dunia yang semakin memusuhi Gereja ini.” Mengingat kebutuhan umat untuk bertumbuh dalam pemahaman tentang krisis kita, Alex Barbas ingin mendukung upaya untuk membahas masalah tersebut.

 

“Kami pikir,” katanya, “debat seperti itu adalah sehat dan memang perlu, karena itu akan membantu umat Katolik melihat secara mendalam pertanyaan-pertanyaan ini apakah mereka pada akhirnya setuju dengan kesimpulan penulis atau tidak. Semua kontribusi ditulis dengan memikirkan kebaikan Gereja.”

 

Buku ini diperkenalkan oleh dua editornya, Dr. John Lamont dan Profesor Claudio Pierantoni. Uskup Agung Carlo Maria Viganò telah menyumbangkan kata pengantar untuk buku itu, di mana dia memuji upaya penulisan ini. Wali gereja Italia itu menulis:

 

Buku ini memiliki manfaat untuk mengumpulkan bukti adanya kemurtadan, seperti bara api yang dibicarakan Santo Paulus dalam Suratnya kepada Jemaat di Roma (12: 19-20). Dan siapa pun, demi kasih kepada Takhta Apostolik dan untuk kehormatan Bunda Gereja Kudus, yang memiliki keberanian untuk mencela para gembala palsu, akan mendapat penghiburan dengan mendengar Guru Ilahi yang memanggilnya: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat 25:21)

 

Seperti disebutkan sebelumnya, buku ‘Membela Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini’ menyajikan, di bagian terpisah, banyak artikel dan wawancara dari orang-orang yang terlibat dalam inisiatif kasih ini untuk meminta paus Francis agar kembali kepada ajaran dan praktik tradisional Gereja - seperti larangan Komuni bagi pezina dan ajaran tentang perbuatan jahat secara intrinsik - atau orang-orang yang mendukung hal itu. Buku ini bermaksud mengundang dan mendorong perdebatan, dengan asumsi bahwa orang-orang yang berkehendak baik dan memiliki kasih kepada Tuhan dan ajaran-Nya, pasti akan mau berkumpul, berdasarkan pengertian dan kesimpulan yang sama tentang paus ini.

 

Di antara penulis di dalam buku ini ada tokoh-tokoh terkenal seperti Pastor Thomas Weinandy, O.F.M., Profesor Roberto de Mattei, Profesor Peter Kwasniewski, Profesor Michael Sirilla, Profesor Anna Silvas, dan Pastor John Hunwicke.

 

Merupakan suatu kehormatan pribadi bahwa suami saya, Dr. Robert Hickson, muncul dalam buku tersebut, di antara para penandatangan beberapa surat yang diterbitkan dan ditujukan kepada paus Francis, serta beberapa kontribusi kecil saya sendiri untuk diskusi yang sedang berlangsung, terdapat di dalam buku ini. Merupakan salah satu berkat yang istimewa di masa yang sangat sulit di dalam Gereja saat ini untuk dapat mengenal beberapa pikiran dan hati umat Katolik terbaik di dunia. Dengan banyaknya penulis yang terlibat dalam buku ini, saya dan suami saya selalu menjaga kontak yang bersahabat dengan mereka, dan salah satu percakapan dengan salah satu penulis yang terdapat dalam buku ini menjadi sumber inspirasi, kekaguman, dan kasih kepada Iman Katolik kita. Kami sendiri dapat bersaksi tentang fakta bahwa para penulis pernyataan publik ini memiliki niat yang sangat murni, penuh dengan kasih.

 

Sejak saya sendiri mulai menulis lebih banyak artikel sehubungan dengan krisis Gereja yang terus meningkat di bawah kepemimpinan paus Francis - saya menerbitkan Surat Terbuka kepada Paus pada akhir tahun 2014 yang memintanya untuk tidak mengubah ajaran Gereja tentang pernikahan dan keluarga – dan proyek buku ini memberi saya kesempatan untuk meninjau karya tulis saya yang telah dilakukan dalam tujuh tahun terakhir ini. Saat itu, ada dua sinode uskup 2014/2015 tentang pernikahan dan keluarga yang membuat kami sangat prihatin dan khawatir. Gagasan bahwa beberapa hukum yang tidak dapat diubah - pernikahan yang tidak dapat diceraikan - entah bagaimana harus dilemahkan (oleh Francis) atas nama belas kasihan hingga menyebabkan kita banyak bersedih, terutama karena kasih kita kepada Yesus Kristus dan karena keinginan kita untuk tetap setia kepada-Nya.

 

Pada tahun-tahun pertama kepausan ini, tidak mudah untuk berbicara dan menolak beberapa ucapan yang keluar dari Roma. Banyak umat Katolik dimanfaatkan untuk membela apa pun yang keluar dari Roma, terutama di antara umat Katolik yang lebih konservatif dan setia. Dokumen-dokumen yang dimuat dalam buku Membela Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini’ menunjukkan keberanian para pastor dan cendekiawan Katolik, yang banyak di antaranya harus membayar harga mahal untuk kesaksian Katolik mereka. Banyak klerus dan cendekiawan Katolik penandatangan pernyataan ini yang kehilangan pekerjaan mereka, ditegur oleh atasan mereka, atau dikirim ke tempat-tempat terpencil di dunia.

 

Sebagai seorang jurnalis, saya mengetahui banyak penderitaan dari para penandatangan ini, banyak di antaranya memilih untuk tetap diam tentang ketidakadilan ini. Sebagai satu contoh, LifeSiteNews melaporkan kasus Profesor John Rist, salah satu sarjana filsafat Katolik Klasik terbesar yang berbahasa Inggris di dunia, yang dianiaya oleh Vatikan ketika dia tiba-tiba diberi tahu, pada bulan Mei 2019, bahwa dia dilarang masuk ke semua Universitas Kepausan di Roma karena dia telah menandatangani Surat Terbuka kepada para Uskup yang meminta para uskup di dunia untuk menyelidiki ajaran sesat paus Francis.

 

Jadi, buku baru yang diterbitkan oleh Arouca Press ini merupakan monumen sejarah yang dibangun dengan bantuan kesaksian dan keberanian serta penderitaan banyak pastor dan umat awam. Kami mengingat tahun-tahun ini disertai banyak rasa syukur dan kesedihan.

 

Semoga buku yang baru terbit ini menjadi berkat bagi banyak umat Katolik, baik sebagai konfirmasi atas perlawanan dan perhatian mereka sendiri, atau sebagai sumber informasi dan konsolidasi keraguan mereka tentang kepausan saat ini.

 

---------------------------

 

Pedro Regis 5086 - 5090

Great Reset Memberi Makan Kepada Sekularisasi

Peringatan Bagi Amerika

Paus Melakukan Tindakan Bersejarah ...

LDM, 4 Maret  2021

Microsoft Tidak Hanya Mendanai ID2020...

Enoch, 3 Maret 2021