Tuesday, March 16, 2021

Kotbah St Alfonsus Mary De Ligouri : Tentang Banyaknya Dosa

 

TENTANG BANYAKNYA DOSA, DIMANA LEBIH DARI ITU, TUHAN TAK BISA MEMAAFKAN LAGI. 

Sebuah khotbah oleh St Alfonsus Mary De Ligouri (1696-1787),

Uskup dan Doktor Gereja. 

http://www.olrl.org/snt_docs/num_sins.shtml

 

 

"Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Mat 4:7 

 

Santo Fransiskus Jerome, ketika dia mengunjungi orang tua St. Alphonsus, tidak lama setelah kelahiran Alphonsus kecil, membuat nubuat ini: "Anak ini (Alphonsus) akan diberkati dengan panjang umur; dia tidak akan mengalami kematian sebelum ulang tahun kesembilan puluh; dia akan menjadi uskup dan akan melakukan hal-hal besar bagi Yesus Kristus." Nubuatan ini benar-benar menjadi kenyataan. Salah satu yang paling berprestasi dari semua orang kudus adalah Alphonsus Liguori. Dia adalah seorang pengacara dalam hukum sipil dan hukum Gereja, sebelum dia kemudian mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Dia adalah pendiri sebuah ordo religius, penulis lebih dari seratus buku, pencetus teologi moral modern, pengkhotbah dan bapa pengakuan terkenal, uskup, komposer musik dan pelukis. Selama 91 tahun hidupnya di dunia, Alphonsus adalah juga seorang yang tekun berdoa dan sangat suci. Dia memberi contoh dari sebuah kehidupan Kristiani sejati yang sebaiknya diikuti oleh kita semua. Berikut ini khotbahnya:

 

Dalam Injil hari ini kita membaca bahwa setelah pergi ke padang gurun, Yesus Kristus mengizinkan Iblis untuk menempatkan Dia di puncak Bait Suci dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkan diri-Mu ke bawah;" karena para malaikat akan melindungi Engkau dari semua luka. Tetapi Tuhan menjawab bahwa di dalam Kitab Suci ada tertulis: Jangan mencobai Tuhan, Allahmu. Orang berdosa yang menyerahkan dirinya kepada dosa, tanpa berjuang dan berusaha untuk melawan segala godaan, atau tanpa setidaknya meminta bantuan kepada Tuhan untuk menaklukkannya, dan berharap bahwa suatu hari Tuhan akan menariknya dari dalam jurang, maka dia mencobai Tuhan untuk membuat mukjizat, atau lebih tepatnya untuk menunjukkan kepadanya belas kasihan yang luar biasa yang tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang. 

“Tuhan,” seperti yang dikatakan Paulus, Rasul Yesus, "...menghendaki supaya semua orang diselamatkan" (I Tim. 2: 4); tetapi Tuhan juga ingin kita semua berusaha demi keselamatan kita sendiri, setidaknya dengan mengadopsi cara-cara untuk mengalahkan musuh-musuh kita, dan menaati-Nya ketika Dia memanggil kita untuk bertobat. Orang-orang berdosa juga mendengar panggilan Tuhan seperti ini, tetapi mereka melupakannya, dan terus menentang Dia. Tapi Tuhan tidak melupakan mereka. Dia menghitung rahmat yang Dia berikan, serta dosa yang kita lakukan. Oleh karena itu, ketika waktu yang telah ditetapkan-Nya tiba, Tuhan menghentikan rahmat-Nya kepada kita, dan mulai memberikan hukuman. Saya bermaksud untuk menunjukkan dalam wacana ini bahwa ketika dosa mencapai jumlah tertentu, Tuhan tidak lagi mengampuni. Hendaknya ini menjadi perhatian kita semua.

 

1. St. Basil, St. Jerome, St. John Chrysostom, St. Augustine dan para bapa Gereja lainnya, mengajarkan, bahwa sebagai Tuhan, menurut firman Kitab Suci, "Engkau telah mengatur segala sesuatu dalam ukuran, dan jumlah, dan timbangan" (Keb. 11:20). Tuhan telah menetapkan untuk setiap orang jumlah hari-hari dalam hidupnya, dan tingkat kesehatan dan bakat yang akan Dia berikan kepadanya. Jadi Dia juga telah menentukan jumlah dosa yang akan Dia ampuni; dan ketika jumlah ini terlampaui, Dia tidak akan mengampuni lagi.

 

2. "Tuhan telah mengutus aku untuk menyembuhkan orang yang menyesal hatinya" (Yes. 61: 1) Tuhan siap untuk menyembuhkan mereka yang dengan tulus ingin mengubah hidup mereka, tetapi tidak dapat mengasihani orang berdosa yang keras kepala. Tuhan mengampuni dosa, tetapi Dia tidak bisa mengampuni mereka yang bertekad untuk terus menentang Dia. Kita juga tidak dapat meminta alasan dari Tuhan mengapa Dia mengampuni seratus buah dosa, dan mengambil orang lain keluar dari kehidupan dan mengirimkannya ke Neraka karena tiga atau empat buah dosa. Melalui Nabi-Nya, Amos, Tuhan berfirman: "Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku." (Am.1:3). Dalam hal ini kita harus memuji keputusan Tuhan, dan berkata bersama Rasul Paulus: "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (Rom. 11:33). Dia yang menerima pengampunan, kata St. Augustine, diampuni melalui belas kasihan Tuhan yang murni; dan mereka yang dihukum, dihukum dengan adil. Berapa banyak jiwa yang telah Tuhan kirimkan ke Neraka atas pelanggaran (dosa) pertama mereka? St. Gregorius menceritakan, bahwa ada seorang anak berusia lima tahun, yang telah mampu menggunakan akalnya; karena dia telah mengucapkan sebuah hujatan, dia ditangkap oleh Iblis dan dibawa ke Neraka. Bunda Ilahi mengungkapkan kepada seorang hamba Tuhan yang agung, Benedicta dari Florence, bahwa ada seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun dikutuk ke dalam neraka setelah berbuat dosa yang pertama. Anak laki-laki yang lain, delapan tahun, meninggal setelah dosa pertamanya, dan musnah ke dalam neraka. Anda berkata: Saya masih muda; ada banyak orang yang telah melakukan lebih banyak dosa daripada saya. Tetapi apakah Tuhan, karena itu, berkewajiban untuk terus menunggu pertobatan Anda jika Anda menentang Dia? Dalam Injil St. Matius (21:19), kita membaca bahwa Juruselamat mengutuk pohon ara ketika pertama kali Dia melihatnya tanpa buah. "Semoga tidak ada buah yang tumbuh padamu selamanya. Pohon ara itu segera layu." Anda harus merasa gemetar memikirkan melakukan satu dosa berat, terutama jika Anda telah berdosa berat.

 

3. "Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa." (Sir. 5: 5). Kalau begitu jangan katakan, hai orang berdosa: "Sebagaimana Tuhan telah mengampuni saya atas dosa-dosa lain, maka Dia akan mengampuni saya atas dosa yang ini, jika saya melakukannya." Jangan katakan seperti ini; karena, jika ke dalam dosa yang telah diampuni Anda menambahkan dosa yang lain, maka Anda memiliki alasan untuk takut bahwa dosa baru ini akan disatukan kepada kesalahan dan dosa Anda sebelumnya, dan dengan demikian jumlahnya akan lengkap, dan Anda akan ditinggalkan. Lihatlah bagaimana Kitab Suci mengungkapkan kebenaran ini dengan lebih jelas di bagian yang lain. "Pada bangsa-bangsa lain Sang Penguasa yang maha besar menunda hukuman mereka, hingga mereka menggenapkan dosa-dosa mereka. Tetapi terhadap kita ini Ia menetapkan secara lain, sehingga Ia tidak perlu menghukum sampai penghabisan, apabila dosa-dosa kita sampai ke puncaknya." (II. Mac. 6:14-15). Tuhan menunggu dengan sabar sampai sejumlah dosa dilakukan, tetapi, ketika ukuran kesalahan telah dipenuhi, Dia tidak menunggu lagi, tetapi langsung menghukum orang berdosa. "... pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa." (Ayub 14:17). Orang-orang berdosa melipatgandakan dosa mereka tanpa mempertanggungjawabkannya; tetapi Tuhan menghitung dosa mereka, dan ketika panen sudah matang, yaitu ketika jumlah dosa menjadi lengkap, Dia akan membalas dendam atas mereka. Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka. (Yoel 3:13).

 

4. Ada banyak contoh dalam Alkitab. Berbicara tentang orang Ibrani, Tuhan di satu tempat berkata: "Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.” (Bil. 14:22-23) Di tempat lain, Ia berkata, bahwa Ia menahan pembalasan-Nya terhadap orang Amorit, karena jumlah dosa mereka belum tuntas. "Sebab sampai saat ini kesalahan orang Amorit itu belum genap." (Kej. 15:16). Kita memiliki contoh lagi tentang Saul yang, setelah tidak menaati Tuhan untuk kedua kalinya, dia ditinggalkan. Dia meminta kepada Samuel untuk memohon di hadapan Tuhan atas namanya. "Aku mohon kepadamu, bawalah dosaku, dan kembalilah bersamaku, agar aku boleh menyembah Tuhan." (I Raja-raja 15:25). Tetapi, mengetahui bahwa Tuhan telah meninggalkan Saul, Samuel menjawab: "Aku tidak akan kembali bersamamu, karena engkau telah menolak firman Tuhan, dan Tuhan telah menolak engkau...," dll. (5:26). “Saul, kamu telah meninggalkan Tuhan, dan Dia telah meninggalkan kamu.” Kita memiliki contoh lain pada diri Balthassar, yang, setelah mencemari bejana-bejana di kenisah, dia melihat sebuah tulisan tangan di dinding, Mane, Thecel, Phares. Kemudian Daniel diminta untuk menjelaskan arti kata-kata ini. Dalam menjelaskan kata Thecel, dia berkata kepada raja: "Engkau ditimbang dalam timbangan, dan engkau didapati berkekurangan" (Dan. 5:27). Dengan penjelasan ini, Daniel memberi raja pemahaman bahwa beban dosanya dalam neraca keadilan Ilahi, telah membuat skala timbangan itu menurun. Dan "Pada malam yang sama Balthassar, raja Kasdim, dibunuh" (Dan. 5:30). Oh! berapa banyak orang berdosa yang menemui nasib yang sama! Mereka terus menerus menentang Tuhan sampai dosa-dosa mereka mencapai jumlah tertentu, dan mereka telah dipukul mati dan dikirim ke Neraka! "Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kekayaan, dan sebentar lagi mereka akan pergi ke Neraka" (Ayub 21:13). Maka, gemetarlah, saudara-saudara, jangan sampai Anda melakukan dosa berat lagi, Tuhan akan melemparkan Anda kedalam Neraka.

 

5. Jika Tuhan menghukum orang berdosa pada saat mereka menghina Dia, kita seharusnya tidak melihat Dia begitu dihina. Tetapi, karena Dia tidak langsung menghukum pelanggaran mereka, dan karena melalui belas kasihan Dia menahan amarah-Nya dan menunggu mereka kembali, namun manusia terdorong untuk terus menyinggung perasaan-Nya. "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat." (Pengkhotbah. 8:11). Tetapi perlu diyakinkan, bahwa meskipun Tuhan menanggung penghinaan bersama kita, tetapi Dia tidak menunggu, atau menanggung penginaan itu bersama kita selamanya. Berharap, seperti pada kesempatan sebelumnya, untuk melarikan diri dari jerat orang Filistin, Samson terus membiarkan dirinya diperdaya oleh Delila. "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." (Hak. 16:20). Tapi "Tuhan meninggalkan dia." Simson akhirnya ditangkap oleh musuh-musuhnya, dan kehilangan nyawanya. Tuhan memperingatkan Anda untuk tidak berkata: “Saya telah melakukan begitu banyak dosa, dan Tuhan tidak menghukum saya." Jangan katakan: Aku telah berdosa, dan bahaya apa yang menimpaku; karena Yang Mahatinggi adalah pemberi upah yang sabar." (lht.Pkh.5:4). Tuhan memiliki kesabaran untuk jangka waktu tertentu, setelah itu Dia menghukum dosa pertama dan terakhir. Dan semakin besar kesabaran-Nya, semakin parah pembalasan-Nya.

 

6. Oleh karena itu, menurut St. Chrysostomus, Tuhan adalah lebih ditakuti ketika Dia menerima orang-orang berdosa, daripada ketika Dia langsung menghukum dosa mereka. Mengapa? Karena, kata St. Gregorius, mereka yang kepadanya Tuhan telah menunjukkan belas kasihan paling besar, jika mereka tidak berhenti menyinggung perasaan-Nya, akan dihukum dengan sangat keras. Orang suci itu menambahkan bahwa Tuhan sering menghukum orang-orang berdosa dengan kematian mendadak, dan tidak memberi mereka waktu untuk bertobat. Dan semakin besar terang yang Tuhan berikan kepada orang-orang berdosa, untuk memperbaiki perbuatan mereka, semakin besar pula kebutaan dan ketegaran hati mereka di dalam dosa. "Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka." (II Pet. 2:21). Sungguh menyedihkan orang-orang berdosa, yang, setelah tercerahkan, mereka kembali kepada hal-hal yang layak dimuntahkan. Santo Paulus berkata, bahwa secara moral tidak mungkin bagi mereka untuk bertobat kembali. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” (Ibr. 6: 4, 6)

 

7. Dengarkanlah, hai orang berdosa, nasihat Tuhan: "Jika engkau, anakku, telah berbuat dosa, janganlah berbuat lagi, melainkan hendaklah berdoa oleh karena dosa-dosamu yang sudah-sudah.” (Sir 21:1) Nak, jangan tambahkan dosa pada dosa yang telah kau lakukan, tetapi berhati-hatilah untuk berdoa memohon pengampunan atas pelanggaran masa lalumu; jika tidak, jika kamu melakukan dosa berat lainnya, maka gerbang belas kasihan ilahi dapat ditutup bagimu, dan jiwamu mungkin musnah selamanya. Ketika kemudian, saudara-saudara yang terkasih, iblis menggoda Anda lagi untuk menyerah kepada dosa, katakan kepada diri Anda sendiri: Jika Tuhan tidak lagi mengampuni saya, apa yang akan terjadi dengan saya untuk selama-lamanya? Jika Iblis menjawab, dengan berkata: ‘’jangan takut, Tuhan itu penyayang’; jawablah dia dengan berkata: Kepastian apa atau kemungkinan apa yang saya miliki sehingga, jika saya kembali lagi kepada dosa, Tuhan akan menunjukkan belas kasihan atau memberi saya pengampunan? Lihatlah ancaman Tuhan terhadap semua orang yang menghinakan panggilan-Nya: Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu.” (Ams. 1:24, 26). Tandai kata "aku juga"; itu berarti bahwa, sebagaimana Anda telah mengejek Tuhan dengan mengkhianati-Nya lagi setelah pengakuan dosa dan janji Anda akan melakukan perbaikan, maka Dia akan mengejek (mengolok-olok) Anda pada saat kematian. Aku akan tertawa dan mengejek. Tetapi, "Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan." (Gal. 6: 7). "Seperti anjing," kata Orang Bijak, "yang kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya" (Ams. 26:11). Denis Terberkati, the Carthusian, memberikan komentar yang sangat baik pada teks ini. Dia mengatakan bahwa, sebagai anjing yang makan apa yang baru saja dimuntahkannya, itu adalah objek yang jijik dan kekejian; jadi orang berdosa yang kembali kepada dosa yang telah dia benci dan dia akukan dalam pengakuan dosa, menjadi amat memuakkan dan membencikan di hadapan Tuhan.

 

8. Wahai orang-orang berdosa yang bodoh! Jika Anda membeli rumah, Anda tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan semua sekuritas yang diperlukan untuk menjaga agar uang Anda tidak hilang; jika Anda minum obat, Anda berhati-hati untuk meyakinkan diri sendiri bahwa obat itu tidak dapat melukai Anda; jika Anda melewati sungai, Anda dengan hati-hati menghindari semua bahaya jatuh ke dalamnya: dan untuk kesenangan sementara, untuk mendapat kepuasan dalam tindakan balas dendam, untuk kesenangan yang mengerikan, yang berlangsung hanya sebentar saja, Anda mempertaruhkan keselamatan kekal Anda, dengan mengatakan: ‘Aku akan pergi ke pengakuan dosa setelah aku melakukan dosa ini.’ Dan kapankah, saya bertanya, kapankah Anda akan mengaku dosa? Anda mungkin berkata: ‘Besok.’ Tapi siapa yang bisa menjanjikan kepada Anda bahwa besok Anda masih bisa mengaku dosa? Siapa yang bisa meyakinkan bahwa Anda akan memiliki waktu untuk melakukan pengakuan dosa, dan bahwa Tuhan tidak akan merampas hidup (nyawa) Anda sebagaimana Dia telah mencabut begitu banyak nyawa orang lain, dalam keadaan berdosa? "Diem tenes" kata St. Augustine, "qui horam non tenes." Anda tidak dapat yakin untuk hidup satu jam lagi, dan Anda berkata: ‘Saya akan mengaku dosa besok.’ Dengarkan kata-kata St. Gregorius: "Dia yang telah menjanjikan pengampunan kepada orang-orang yang bertobat, tidak berjanji hari esok kepada orang-orang berdosa" (Hom. 12 di Evan). Tuhan telah menjanjikan pengampunan bagi semua yang bertobat; tetapi Dia tidak berjanji untuk menunggu sampai besok bagi mereka yang menghina Dia. Mungkin Tuhan akan memberi Anda waktu untuk bertobat, mungkin juga tidak. Tetapi, seandainya Dia tidak memberikannya, apa yang akan terjadi dengan jiwa Anda? Sementara itu, demi kesenangan yang menyedihkan, Anda kehilangan rahmat Tuhan dan membuat diri Anda terancam musnah selamanya.

 

9. Untuk kesenangan yang bersifat sementara, akankah Anda mempertaruhkan uang Anda, kehormatan Anda, harta benda Anda, kebebasan Anda, dan hidup Anda? Tidak, tidak akan. Lalu bagaimana bisa terjadi bahwa, untuk kepuasan yang menyedihkan ini, Anda kehilangan jiwa Anda, Surga, dan Tuhan? Katakan kepada saya: apakah Anda percaya bahwa Surga, Neraka, keabadian, adalah kebenaran iman? Apakah Anda percaya bahwa, jika Anda mati dalam dosa, Anda akan musnah selamanya? Oh! Betapa beraninya, betapa bodohnya, untuk menghukum diri Anda sendiri secara sukarela ke dalam siksaan yang kekal dengan harapan setelah itu Anda bisa membalikkan hukuman dan kutukan Anda! "Nemo," kata St. Augustine, "sub spe salutis vult aegrotare." Tidak ada seorang pun yang begitu bodoh sehingga meminum racun dengan harapan dapat mencegah efeknya yang mematikan dengan menggunakan pengobatan biasa. Dan Anda akan menghukum diri Anda sendiri ke Neraka jika mengatakan bahwa Anda berharap untuk diselamatkan setelah itu. O betapa bodohnya! yang, sesuai dengan ancaman ilahi, telah membawa dan menyeret begitu banyak orang ke dalam Neraka setiap hari. “Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!" Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku!" Tetapi malapetaka akan menimpa engkau, engkau tidak tahu mempergunakan jampimu terhadapnya; bencana akan jatuh atasmu, engkau tidak sanggup menampiknya dengan mempersembahkan korban; kebinasaan akan menimpa engkau dengan sekonyong-konyong, yang tidak terduga olehmu.” (Yes. 47:10, 11). Anda telah berdosa, dengan terburu-buru percaya pada belas kasihan Ilahi: hukuman atas kesalahan Anda akan secara tiba-tiba menimpa Anda, dan Anda tidak akan tahu dari mana datangnya. Apa yang akan Anda katakan? Resolusi apa yang Anda buat? Jika, setelah khotbah ini, Anda tidak dengan tegas memutuskan untuk segera menyerahkan diri Anda kepada Tuhan, maka saya menangisi Anda dan menganggap Anda tersesat.

 

 

-----------------------------------------

 

 

Demi kehormatan dan kemuliaan yang lebih besar dari Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa, Anda didorong untuk membagikan khotbah ini dalam skala yang sebesar-besarnya yang diizinkan oleh rahmat Tuhan. Pergilah ke gereja-gereja dan bagikan atau letakkan di kendaraan yang diparkir saat ibadah di gereja. Anda dapat mereproduksi makalah ini selama isinya teks tidak dirubah.

 

 

www.olrl.org/snt_docs/

 

-----------------------------------

 

9 Tanda-Tanda Bidak-Bidak Catur Dimainkan

Pedro Regis 5091 - 5095

Nubuatan Uskup Agung Fulton Sheen

Rahasia La Salette

Enoch, 8 Maret 2021

Lagi, Tentang La Salette...

LDM, 14 Maret 2021