Friday, March 19, 2021

Paus Mengajarkan ‘Keselamatan’ Melalui Keharmonisan Dengan Lingkungan

 

NEWS: WORLD NEWS 

PAUS MENGAJARKAN ‘KESELAMATAN’ MELALUI KEHARMONISAN DENGAN LINGKUNGAN

(Risalah buku) 

https://www.churchmilitant.com/news/article/pope-preaches-salvation-by-ecological-harmony 

 

 

 

by Jules Gomes  •  ChurchMilitant.com  •  March 16, 2021 


Dalam bukunya yang terbaru ini paus menyerukan, setelah pandemi ini,

segera dibentuknya Tata Dunia Baru


KOTA VATIKAN (ChurchMilitant.com)  - Paus Francis menyerukan "tatanan dunia baru" di mana "keselamatan umat manusia" akan dicapai dengan "penciptaan model pembangunan baru, yang tidak diragukan lagi berfokus pada hidup berdampingan di antara orang-orang yang selaras dengan ciptaan."

 


Pope Francis' book God and the World to Come

 

 

Wawancara panjang tentang buku terbaru Paus dengan jurnalis Italia, Domenico Agasso, berjudul Dio e il Mondo che Verrà (Tuhan dan Dunia yang Akan Datang), mengusulkan agenda keadilan ekologi dan sosial yang radikal dalam "membangun kembali dari puing-puing pandemi COVID-19.”

"Kita dapat menyembuhkan ketidakadilan dengan membangun tatanan dunia baru berdasarkan solidaritas, mempelajari metode inovatif untuk memberantas penindasan, kemiskinan dan korupsi ... tanpa mendelegasikan dan mengeluarkan uang," kata Francis dalam buku tersebut, yang dirilis di toko-toko buku, Selasa.

 

Paus mengulangi temanya tentang persaudaraan, menyerukan diakhirinya pembuatan dan perdagangan senjata yang "menghabiskan sejumlah besar modal yang sebenarnya harus digunakan untuk merawat orang dan menyelamatkan nyawa," dan bersikeras pada perawatan kesehatan universal untuk semua.

 

Menjunjung tinggi visi kemanusiaan sebelum Kejatuhan Adam, paus Francis berkomentar tentang Tuhan yang menempatkan manusia di Taman Eden "agar manusia dapat mengelolanya" tetapi paus menghindari penyebutan tentang Dosa Asal dan dia langsung melompat kepada perintah Yesus untuk "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri."

 

Berbicara kepada Church Militant, seorang sarjana Alkitab yang berbasis di Roma, memperingatkan bahwa Paus berada di "tanah yang sangat licin, hampir terlibat dalam pembajakan linguistik terhadap soteriologi dan eskatologi Kristen dengan menghapus skandal Salib dan menyanyikan lagu Pelagian 'Glory to Man in the Highest.' "

 

Subversi bahasa disini bukanlah insidental, tetapi ia adalah sentral dalam wacana kuasi-Marxis dari Francis. Francis mengambil topik keselamatan, istilah paling sentral dalam kosakata Kristen, mengosongkan topik itu dari bobot alkitabiahnya, dan mengisinya dengan anggur baru keselamatan humanisme yang adalah sebuah paham atau ideologi tanpa Kristus, tanpa Gereja, tidak bertuhan, tidak bermakna, dan tanpa harapan," keluh akademisi ini.

 

"Judul buku itu sendiri adalah sebuah pidato berwajah ganda yang pintar," lanjutnya. "Francis tidak sedang berbicara tentang eskatologi Kristen klasik dan berbicara tentang dunia yang akan datang dalam istilah 'Surga' atau 'langit yang baru dan bumi yang baru' seperti dalam kitab Wahyu. Ia berbicara tentang 'dunia baru' kuasi-Marxis utopianisme."

 

Ilmuwan dan akademisi itu menjelaskan:

Francis sedang membawa masuk soteriologi baru dan eskatologi baru. Mengapa dia mencopot istilah lain yang sangat penting untuk Injil dan pemberitaan Yesus – tentang Kerajaan Allah – dan kemudian  menggantinya dengan kosakata miskin makna dari tata dunia baru - sebuah istilah yang tidak hanya berbau megalomania mesianik para politisi seperti George Bush dan Tony Blair, tetapi juga memiliki sidik jari Freemasonry di sekujur tubuhnya?

 

"Saya teringat kata-kata teolog H. Richard Niebuhr yang mengutuk Injil palsu 'Tuhan tanpa murka, yang membawa manusia tanpa dosa ke dalam kerajaan tanpa ada penghakiman, melalui pelayanan Kristus tanpa salib,'" kata sarjana alkitab itu menambahkan.

 

Subversi bahasa disini tidaklah bersifat insidental tetapi ia adalah sentral dalam wacana kuasi-Marxis dari Francis.  Tweet

 

"Jika ini bukan 'Injil palsu' dimana umat Katolik harus menyatakannya sebagai 'kutukan,' menggemakan kata-kata Santo Paulus kepada umat di Galatia (2:4), saya tidak tahu apa itu Injil palsu," desak akademisi ini.

 

Dalam wawancara tersebut, Francis menggunakan kata "keselamatan" dalam arti kata yang lebih Katolik tetapi hanya sekedar untuk menekankan sebuah poin feminis: "Keselamatan lahir dari Perawan Maria. Itulah mengapa tidak ada keselamatan tanpa wanita. Jika kita menghargai masa depan, jika kita menginginkan hari esok yang subur, kita harus memberikan ruang yang tepat untuk wanita."

Dalam buku itu, Francis terlibat dalam retorika semi-apokaliptik, mengamati bahwa "dunia tidak akan pernah sama lagi" dan "pandemi adalah sinyal peringatan yang memaksa umat manusia untuk merenung," mengakhiri "nasionalisme picik, propaganda proteksionis, isolasionisme, dan bentuk lain dari keegoisan politik."

 

Mengulang kata kunci "rumah bersama," Paus memuji gerakan populer saat ini yang memperlakukan bumi "tidak lagi sebagai gudang sumber daya untuk dieksploitasi, tetapi sebagai sebuah taman suci untuk dicintai dan dihormati melalui perilaku yang berkelanjutan." 

Francis mengantar masuk soteriologi baru dan eskatologi baru. Tweet 

Paus yang mengkhawatirkan iklim, mengklaim bahwa jika "kita tidak menyingsingkan lengan baju dan segera menjaga bumi, dengan pilihan pribadi dan politik yang radikal, dengan perubahan ekonomi 'hijau' dan dengan mengarahkan perkembangan teknologi ke arah ini, maka cepat atau lambat rumah kita bersama akan melemparkan kita ke luar jendela. Kita tidak bisa menyia-nyiakan waktu lagi."

 

Pope Francis with Domenico Agasso 

 

Francis kembali ke motif utamanya untuk menghilangkan ketidaksetaraan ekonomi dengan memimpin "kehidupan yang lebih keras yang akan memungkinkan distribusi sumber daya yang adil."

 

Dalam wawancara bulan November lalu dengan majalah lingkungan Italia E-Habitat, Agasso menggambarkan paus Francis sebagai "seorang ahli ekologi dalam berkhotbah dan dalam praktik" yang berpegang pada "ekologi integral," tidak hanya menawarkan "gerakan sederhana dari kepedulian yang terpisah untuk ciptaan," tetapi menyerukan "keintiman dengan alam" dan berusaha "untuk melibatkan setiap aspek kehidupan dalam refleksi ekologisnya."

 

Paus "mengungkapkan kepada saya betapa terkejutnya dia dengan Overshoot Day, tanggal yang semakin dekat, di mana bumi menghabiskan semua sumber daya yang tersedia untuk tahun itu," kata Agasso. 

"Dengan cara yang sama, saya melihatnya sangat prihatin tentang kebakaran di California, Australia dan Siberia, yang mengaitkannya dengan krisis iklim yang sedang berlangsung. Atau, sekali lagi, saya ingat betapa banyak cerita para nelayan tentang jumlah besar plastik yang ditemukan di laut membuatnya terkesan," kenang penulis buku baru itu.

 

------------------------------------

 

Lagi, Tentang La Salette...

LDM, 14 Maret 2021

Kotbah St Alfonsus Mary De Ligouri : Tentang Banyaknya Dosa

Microsoft Corp dan Bill Gates telah bekerja sama

Vortex - Lantai Neraka...

Racun Tersembunyi Dalam Pernyataan Vatikan

Tinggal Menunggu Waktu Saja Sebelum Massa Yang Liar Melarang Alkitab