Wednesday, June 1, 2022

Gereja Dalam Foto - Proses Beatifikasi Uskup Agung Helder Camara Dipercepat

 

Gereja Dalam Foto

Photo of the Week 

 

 Berkas Uskup Agung Helder Camara bagi penentuan menjadi orang kudus, dibungkus dengan platik merah untuk menunjukkan bahwa dia adalah pendukung Komunis

 

PROSES BEATIFIKASI USKUP AGUNG HELDER CAMARA DIPERCEPAT 

https://traditioninaction.org/RevolutionPhotos/A988-Hel.htm

  

Mgr. Luciano Brito, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Olinda dan Recife, Brasil, (atas, ketiga dari kanan) melaporkan di akun Instagram-nya bahwa dia melakukan perjalanan ke Roma pada 27 Mei 2022. Dia pergi untuk mengantarkan kepada Kongregasi Vatikan untuk Penetapan sebagai orang kudus (Vatican's Congregation for the Cause of Saints), berkas salinan dari semua tulisan mendiang Uskup Agung Helder Camara, serta transkrip dari banyak pesan radionya. Kompilasi itu akan dimasukkan dalam proses beatifikasi Uskup Agung di wilayah Olinda dan Recife.

Helder Camara mendapat julukan "Uskup Agung Merah" karena ide-ide komunisnya yang dikenal luas. Mengkonfirmasi gelar terkenal ini, Mgr. Brito memerintahkan agar paket dokumen itu dibungkus dengan plastik merah, sebagai tanda untuk mengatakan bahwa: "Ya, dia adalah Uskup Agung Merah (Komunis) dan sekarang dia akan menjadi orang kudus."

Untuk memberikan gambaran kepada pembaca kami tentang ide-ide Camara, kami menyalin dua kutipan wawancara yang dia berikan kepada seorang jurnalis Italia pada tahun 1970:

Oriana Fallaci: Mari kita beralih kepada julukan Uskup Agung Merah itu. Apa ide politik Anda hari ini? Apakah Anda seorang sosialis / komunis seperti yang orang katakan tentang Anda, atau tidak?

Helder Camara: Jelas bahwa saya adalah pedukung sosialis / komunis! Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya karena dia (manusia) adalah rekan-pencipta-Nya dan bukan karena dia adalah seorang budak. Bagaimana kita bisa membiarkan mayoritas orang dieksploitasi dan hidup sebagai budak? Saya tidak melihat solusi apapun dalam paham Kapitalisme. Saya juga tidak melihat solusi apapun dalam contoh sosialis yang ditawarkan kepada kita hari ini, karena mereka didasarkan pada kediktatoran, dan Anda tidak mencapai Sosialisme melalui kediktatoran. ... Paham sosialisme saya adalah istimewa; itu adalah Sosialisme yang menghormati pribadi manusia dan kembali kepada Injil. Sosialisme saya adalah keadilan. ...

O. Fallaci: Apakah Anda membaca tulisan-tulisan Karl Marx?

H. Camara: Jelas hal itu saya lakukan! Saya tidak setuju dengan kesimpulannya, tetapi saya setuju dengan analisisnya tentang Masyarakat Kapitalis. Ini tidak memberi siapa pun hak untuk menyebut saya seorang Marxis kehormatan. Faktanya adalah bahwa Marx harus ditafsirkan di bawah terang realitas yang telah berubah, yang sedang berubah. Saya selalu mengatakan kepada kaum muda bahwa adalah suatu kesalahan untuk mengasimilasi Marx secara harfiah: Dia harus dibaca dan diterapkan tanpa melupakan bahwa analisisnya dibuat satu abad yang lalu.

Saat ini, misalnya, Marx tidak akan pernah mengatakan bahwa agama adalah alienasi atau kekuatan yang mengasingkan. Agama mendapatkan kualifikasi ini (saat itu), tetapi tidak lagi valid. Lihat apa yang terjadi dengan para imam di Amerika Latin dan setiap tempat lainnya. Banyak orang komunis tahu itu. Orang-orang seperti Roger Garaudy dari Prancis tahu itu ... mereka ada dan mereka berpikir, mereka menjelma seperti yang akan dikatakan Marx di zaman kita.

Di bawah baris pertama kiri, Camara bersama dengan gubernur yang berpaham Marxis, dari Negara Bagian Pernambuco-nya Miguel Arraes; tengah, dengan Presiden (komunis) Brasil João Goulart; kanan, bersama dengan pastor Joseph Comblin, yang seorang Komunis juga

Baris kedua kiri, memegang buku Revolusi Pembangunan; tengah, bersama Kardinal Evaristo Arns, pendiri Komunitas Kristen Dasar dan kekuatan utama dari paham Teologi Pembebasan di Brasil, dia bertanggung jawab atas pemilihan Lula da Silva dan Dilma Rousseff sebagai presiden Brasil; kanan, bersama kardinal Leo Suenens, pemain penting dalam Revolusi Konsili (KV II) dan pendiri Gerakan Karismatik.

Baris keempat, bersama Paus Konsili; Paulus VI, yang biasa memanggil Helder Camara dengan sebutan "Uskup Agung Merahku." Baris kelima dan keenam, beberapa jepretan gerakan demagogiknya yang menjadi ciri khas cara bicaranya.

Jika kita adalah umat Katolik sejati, akan cukup sulit membayangkan seorang Uskup Agung Helder Camara bisa menjadi seorang santo. Tetapi, mengingat kemurtadan umum dari Gereja Konsili (hasil KV II), sangat mungkin bahwa kita dapat segera memiliki orang-orang kudus palsu lainnya yang berlimpah setelah Vatikan II.

Semoga Tuhan segera turun tangan dan membawa Pemurnian untuk mempersiapkan landasan bagi Pemerintahan Maria.

 


 

 


  

---------------------------------

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

LDM, 27 Mei 2022

Gereja Jerman Membuat Langkah Selanjutnya...

Perjanjian WHO Terkait dengan Paspor Digital Global dan Sistem ID

Soros Mengakui COVID Membantu 'Melegitimasi Instrumen Kontrol'

Pedro Regis, 5286 - 5290

Uskup Kepala di Jerman Memberikan Komuni Kudus Seorang Protestan

Gisella Cardia, 10, 13, 17, 21, 24, 28, 31 Mei 2022