Sunday, June 5, 2022

Paus Mengumumkan Uskup Pro-LGBT Akan Diangkat Menjadi Kardinal

 Paus Mengumumkan Uskup Brasil Pro-LGBT Akan Diangkat Menjadi Kardinal

 https://www.lifesitenews.com/news/pope-francis-to-elevate-pro-lgbt-brazilian-archbishop-to-the-rank-of-cardinal/

 


 

Perlu ada dialog tentang hak hidup bersama antara pasangan sesama jenis yang memutuskan untuk hidup bersama. Mereka membutuhkan dukungan hukum dari masyarakat," kata Uskup Agung Leonardo Steiner dalam sebuah wawancara tahun 2014.

  

Archbishop Leonardo Ulrich Steiner O.F.M.

 

 

By Louis Knuffke

 

Thu Jun 2, 2022 - 9:43 am EDT

 

ROMA (LifeSiteNews) — Paus Francis akan segera mengangkat seorang uskup agung Brasil yang pro-LGBT untuk menjadi kardinal.

 

Paus telah menunjuk 21 kardinal baru untuk diangkat menjadi anggota kolese suci dalam sebuah konsistori pada bulan Agustus nanti. Termasuk di antara mereka adalah Leonardo Steiner, O.F.M., sekretaris jenderal Konfederasi Nasional Uskup Brasil, uskup agung Manaus, dan uskup pembantu dari Brasília, ibu kota negara, yang secara terbuka mendukung relasi homoseksual.

 

“Perlu ada dialog tentang hak hidup bersama antara pasangan sesama jenis yang memutuskan untuk hidup bersama. Mereka membutuhkan dukungan hukum dari masyarakat,” kata Uskup Agung Steiner kepada Majalah O Globo dalam sebuah wawancara tahun 2014.

 

Menurut New Ways Ministry yang pro-LGBT, Steiner juga mengatakan hal berikut: “Anda dapat mengatakan bahwa Paus menggemakan apa yang oleh Katekismus Gereja Katolik dikatakan tentang kaum gay: ‘Mereka harus diterima dengan hormat, belas kasih, dan kepekaan. Setiap tanda diskriminasi yang tidak adil dalam hal mereka harus dihindari.' Dipahami bahwa menerima mereka dengan hormat, kasih sayang dan kepekaan berarti berjalan dan berada bersama orang homoseksual dan membantu mereka memahami, memperdalam dan membimbing kondisi mereka sebagai putra atau putri Tuhan' …

 

”Penerimaan dan berjalan bersama mereka diperlukan untuk merefleksikan apa yang cocok atau tidak sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh orang-orang homoseksual dan apa yang sebenarnya menjadi hak mereka, untuk kebaikan mereka sendiri dan masyarakat.’“

 

Menurut New Ways Ministry, Steiner juga menunjukkan bahwa Gereja terbuka untuk berubah, sementara pada saat yang sama mengatakan bahwa “kebenaran iman tidak berubah.”

 

“Gereja tidaklah sama selama berabad-abad ini. Gereja mencari jawaban untuk saat ini, menggunakan Injil sebagai kekuatan yang menerangi tindakannya…Gereja selalu berusaha membaca tanda-tanda zaman, untuk melihat apa yang harus atau tidak boleh diubah. Kebenaran iman tidak berubah.”

 

Kata-kata Steiner ini muncul tak lama setelah Keuskupan Agung São Paulo mengeluarkan pernyataan dukungan kepada para peserta Parade Kebanggaan LGBT di São Paulo, menjanjikan solidaritas Gereja dengan komunitas LGBT Brasil. Namun demikian, komentar tersebut menjadikan Steiner satu-satunya uskup pada saat itu yang berbicara mendukung relasi homosex semacam itu setelah paus Francis melakukannya pada bulan Maret tahun itu.

 

Pada tahun 2014, paus Francis mengatakan bahwa Gereja perlu “mempertimbangkan” opsi-opsi seperti serikat sipil homosex.

 

“Negara sipil ingin membenarkan serikat sipil untuk mengatur (menormalkan) pengaturan yang berbeda dari kohabitasi; – didorong oleh perlunya pengaturan (normalisasi) aspek ekonomi masyarakat, misalnya dalam memberikan jaminan atau tunjangan kesehatan. Ini terdiri dari berbagai jenis pengaturan hidup yang saya tidak tahu bagaimana menghitungnya dengan tepat. Kita harus mempertimbangkan kasus yang berbeda dan mengevaluasi setiap kasus tertentu.”

 

Sekali lagi pada Oktober 2020, paus Francis mendukung relasi homoseksual. “Apa yang harus kita buat adalah undang-undang serikat sipil,” kata paus dalam film dokumenter, “Francesco.” “Dengan begitu, mereka (pasangan homosex) dilindungi secara hukum.”

Namun pada tahun 2003, Kardinal Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI) saat itu di bawah arahan Paus St. Yohanes Paulus II, mengeluarkan pernyataan yang jelas dan tegas tentang kewajiban “semua umat Katolik” untuk menolak legalisasi relasi homoseksual. Dokumen tersebut, berjudul “Pertimbangan mengenai proposal untuk memberikan pengakuan hukum bagi relasi antara orang-orang homoseksual”, menyatakan bahwa “semua umat Katolik berkewajiban untuk menentang pengakuan hukum atas relasi homoseksual.”

 



--------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Anne, February 3, 2022 ( lokusi, 3 / 5)

LDM, 2 Juni 2022

Anne, February 4, 2022 (lokusi, 4 of 5)

Anne, February 4, 2022 (lokusi, 5 of 5)

Vatikan Bersikap Diam Saat Kedubes AS Di Vatikan Mengibarkan Bendera LGBT

Ini Adalah Akhir Dunia

Uskup Agung Viganò: Francis Memilih Para Kardinal Barunya Justru Karena 'Korupsi Dan Kebejatan' Mereka