Tuesday, December 6, 2022

Vatikan Mengatakan Bahwa Komunis China Tidak Menganiaya Orang Kristen

 Vatikan Mengatakan Bahwa Komunis China Tidak Menganiaya Orang Kristen 

https://www.lifesitenews.com/news/vatican-suggests-communist-china-does-not-persecute-christians/?utm_source=daily-canada-2022-11-30&utm_medium=email 

 

Vatikan terus mengabaikan penderitaan umat Katolik di China sambil mengesampingkan pembela Iman yang blak-blakan, Kardinal Joseph Zen. 

 


  

 

By Louis Knuffke

 

Tue Nov 29, 2022 - 6:32 am EST

 

VATIKAN CITY (LifeSiteNews) — Sebuah laporan berita dari portal media resmi Tahta Suci pada hari Jumat mengatakan bahwa Partai Komunis China (PKC) mungkin tidak bersalah menganiaya orang Kristen dan anggota kelompok agama lain.

 

Sambil mengungkapkan ketidakpuasan dengan langkah terbaru PKC dalam memilih seorang uskup pada keuskupan yang tidak diakui oleh Roma, Vatican News mengatakan dalam laporannya tentang persidangan Kardinal Joseph Zen baru-baru ini bahwa PKC tidak menganiaya orang Kristen.

 

Laporan tersebut memberikan beberapa detail mendasar atas hukuman yang dijatuhkan pada Zen, uskup emeritus Hong Kong, karena dia dituduh mendukung dan mengatur kelompok yang membantu pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong. Pengadilan West Kowloon Magistrates di Hong Kong menjatuhkan denda sebesar HK $4.000 (US $512) kepada kardinal Zen karena gagal mendaftarkan dengan benar Dana Bantuan Kemanusiaan 612 yang sekarang sudah tidak ada. Di akhir laporannya, Vatikan menyatakan, “Kardinal yang biasanya aktif di media sosial itu tetap diam selama persidangan, dan hanya meminta para pengikutnya untuk mendoakannya. Di masa lalu, Kardinal Zen juga mengkritik Partai Komunis China karena diduga menganiaya komunitas-komunitas keagamaan.”

 

Komentator Katolik dan jurnalis Matt Gaspers bereaksi dengan ketidakpercayaannya atas penolakan Vatikan pada penganiayaan yang dilakukan oleh PKC terhadap orang Kristen dengan menyatakan bahwa Zen telah mengkritik pemerintah “karena diduga menganiaya komunitas agama”.

 

“'Diduga'? Sulit dipercaya!" Gaspers menulis di Twitter.

 

Baru bulan lalu, Kardinal Luis Tagle dari Filipina juga menutup-nutupi kasus penganiayaan terhadap orang Kristen di China dan Vatikan terus menolak untuk mengakui penderitaan umat Katolik di wilayah tersebut, dengan mengklaim bahwa kesepakatan tentang penunjukan uskup di China oleh pemerintah Komunis China, diperlukan untuk memastikan suksesi apostolik dan bahwa umat Katolik China berterima kasih ke Roma karena memberi pemerintah komunis kekuasaan untuk menunjuk para pastor dan uskup disana.

 

“Dengan Perjanjian [China-Vatikan], berbagai upaya lain juga dilakukan untuk memastikan bahwa para uskup Katolik China dapat menjalankan tugas mereka dalam persekutuan penuh dengan Paus,” kata Tagle, dan dia menambahkan bahwa “alasan dari semua ini adalah untuk menjaga suksesi apostolik yang sah dan sifat sakramental Gereja Katolik di China. Dan ini dapat meyakinkan, menghibur, dan menyemangati umat Katolik yang dibaptis di China.”

 

Seperti yang dilaporkan LifeSiteNews sebelumnya, penganiayaan PKC terhadap orang Kristen terus terjadi sejak komunis mengambil alih negara itu hampir seabad yang lalu. Para imam, uskup, umat awam, organisasi Katolik, dan sekolah, semuanya menderita di bawah rezim totaliter yang semakin berusaha untuk membawa segala sesuatu di China di bawah kendali Partai Komunis.

 

Telah dicatat secara khusus bahwa sejak Vatikan menandatangani perjanjiannya dengan Beijing dengan pemerintahan atheisnya – yang dijalankan oleh PKC – untuk memilih uskup dalam Gereja Katolik di China, penganiayaan semakin meningkat baik terhadap para klerus maupun awam. Ini sebagian besar karena pemerintah menggunakan kesepakatan dengan Gereja Katolik itu untuk menekan umat Katolik di Gereja bawah tanah, yang tetap bersatu dengan Roma, dan memaksa mereka untuk bergabung dengan Asosiasi Katolik Patriotik China, Gereja milik negara yang meniru dan beroperasi sejajar dengan Gereja Katolik bawah tanah, yang terus menolak untuk mengakui otoritas Partai Komunis dalam usahanya untuk mengontrol Gereja Katolik dari dalam.

 

Kesepakatan itu juga mengakibatkan kebingungan besar bagi umat Katolik China, seperti yang terlihat dalam “penunjukan” baru-baru ini oleh PKC terhadap seorang uskup yang dulu melayani di Gereja bawah tanah ke sebuah keuskupan dari gereja yang dikelola negara, yang wilayahnya tidak diakui oleh Roma sebagai sebuah keuskupan Katolik.

 

Begitu nyata penganiayaan PKC terhadap orang Kristen dalam beberapa tahun terakhir sehingga Kongres AS dan badan-badan internasional seperti Parlemen Eropa telah meminta perhatiannya, bahkan menegur Vatikan karena mengabaikan penderitaan umat Katolik China dan kurangnya dukungan Vatikan untuk tokoh-tokoh terkemuka, seperti Kardinal Zen.

 

Sementara itu Vatikan tetap mengesampingkan prelatus yang blak-blakan itu (Card.Zen) berkali-kali dan memperbarui kesepakatannya dengan Beijing tentang penunjukan uskup pada musim gugur yang lalu, Vatikan belum mengakui keadaan sebenarnya dari Gereja Katolik bawah tanah di China yang teraniaya, dan ketidakcocokan menjadi anggota Gereja Katolik yang berada dibawah kekuasaan Partai Komunis China yang atheis, agar bisa menjadi seorang Kristen sejati.

 

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:


Mereka tidak lagi percaya akan keberadaan setan

Alkitab Setelah Tahun 1960 Menghapus Senjata Terbaik Melawan Setan

LDM - Bab 12, 13, 14. Kumpulan nubuat 2019, 2020, 2021, ttg kebingungan manusia

Setan Sedang Melakukan Pertempuran Terakhirnya Melawan Semua Anak Tuhan

Cdl. Müller mengecam Jalan Sinode Jerman sebagai 'secara terbuka sesat dan skismatis'

Giselle Cardia, Trevignano Romano, 3 Desember 2022

Uskup Schneider: Paus Adalah Orang Pertama Yang Harus Bertanggung Jawab…