Friday, December 23, 2022

Viganò: Pemecatan Pastor Pavone adalah tidak adil dan tidak sah.

 Uskup Agung Viganò: pemecatan pastor Pavone adalah 'tidak adil dan tidak sah,'

Ini memberi makan kepada 'suasana teror' di kalangan klerus

 https://www.lifesitenews.com/opinion/abp-vigano-fr-pavones-laicization-is-unjust-and-illegitimate-feeds-a-climate-of-terror-among-clergy/?utm_source=daily-world-2022-12-23&utm_medium=email 

 

Pastor Pavone harus menganggap keputusan Vatikan yang memalukan ini sebagai sumber kebanggaan. 

 

Father Frank PavonePriests for Life/Wikimedia

  

By Archbishop Carlo Maria Viganò

 

(LifeSiteNews) – ’Cara bertindak sesuai dengan cara beradanya.’ Jadi kita diajari oleh filosofi skolastik: tindakan setiap makhluk bergantung pada sifat makhluk itu. Oleh karena itu, tindakan seseorang adalah konsisten dengan siapa orang itu. Kita bisa menemukan konfirmasi dari prinsip ontologi ini dalam sanksi kanonik yang baru-baru ini diberlakukan oleh Tahta Suci kepada Pastor Frank A. Pavone, seorang imam pro-kehidupan yang terkenal dan dihargai, yang selama beberapa dekade dia telah berkomitmen untuk memerangi kejahatan yang mengerikan dari tindakan aborsi.

 

Jika Dikasteri Romawi memutuskan untuk menyetrum seorang imam dengan memecat imamatnya hingga hanya memiliki status sebagai umat awam, dan menuduhnya melakukan penistaan serta mencegahnya untuk membela diri secara hukum dalam pengadilan kanonik; dan jika, pada saat yang sama, keputusan serupa tidak diambil terhadap para klerus yang amat sesat, korup, dan cabul, yang terkenal jahat, maka tidaklah aneh untuk menanyakan apakah tindakan penganiayaan semacam itu mengungkapkan pikiran-aniaya, dan jika sebuah tindakan yang melawan seorang pastor yang baik, pastor yang selama ini terkenal telah bekerja keras untuk menentang aborsi, maka tindakan itu hanya akan  mengungkapkan sikap kebencian dari para penganiaya dalam kaitannya dengan Kebaikan, dan mengungkapkan kebobrokan orang-orang yang mendukung penganiayaan itu.

 

Hukuman yang tidak adil dan tidak sah ini menjadi semakin dibenci saat kita semakin dekat dengan Natal yang Suci, jika kita menganggap bahwa dengan membunuh anak-anak yang tidak bersalah, maka Musuh utama umat manusia juga ingin membunuh Bayi Raja.

 

Sekte Bergoglian telah mengalahkan Gereja Katolik dengan jabatan kepemimpinannya yang arogan dan secara memalukan menyalahgunakan otoritasnya bagi tujuan yang bertentangan dengan maksud Tuhan kita, Kepala Gereja. Tidak ada bidang doktrinal, moral, disiplin, atau liturgi yang tidak menjadi sasaran dari tindakan vandalisme Bergoglio.

 

Tidak ada yang diselamatkan dari sedikit yang tersisa setelah enam puluh tahun penghancuran sistematis melalui karya Konsili Vatikan II, dan apa yang bertahan sebagai pengingat yang runtuh dari kejayaan masa lalu, berada di bawah ancaman kehancuran yang baru dan lebih buruk daripada sebelumnya.

 

Oleh karena itu jelaslah bahwa Sanhedrin Romawi – yang kerjanya hanya membingungkan bahkan para penafsir urusan Vatikan yang paling berhati-hati – memiliki tujuan untuk menganiaya orang-orang yang baik, dan mempromosikan para pelaku kejahatan. Kasus pemecatan Pastor Pavone adalah pertunjukkan yang kesekian kalinya bahwa tujuan ini dilakukan dengan sikap keras kepala yang ganas, baik untuk memberi makan iklim teror di antara para klerus sehingga memaksa mereka menjadi budak dan memiliki kepatuhan yang menakutkan, dan juga untuk menciptakan disorientasi dan skandal di antara umat beriman dan orang-orang lainnya yang masih memandang Gereja sebagai titik acuan moral.

 

Semua ini terjadi pada saat yang sama dimana imam Jesuit Marko Ivan Rupnik, yang hukumannya ditunda, atas kejahatan kanonik yang sangat serius yang disertai dengan hukuman ekskomunikasi latæ sententiæ, hukuman kanoniknya dikirim oleh konfrater dan pendamping Jesuitnya yang tinggal di komplex Santa Marta; dan sementara Kuria Romawi dipenuhi dengan banyak karakter yang tidak layak ditampilkan karena terkenal korup dan sodomi, sesat dan pezina. Para pembantu Bergoglio dapat dikenali dengan cara ini: semakin berat kejahatan mereka, semakin bergengsi posisi yang mereka pegang.

 

Dalam menghadapi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip keadilan dan kehati-hatian pemerintahan yang paling mendasar ini, serta tekad terang-terangan dari tingkat tertinggi Hirarki untuk bertindak contra mentem legis, para Kardinal dan Uskup di seluruh dunia perlu memahami konsekuensi yang sangat serius dari sikap diam mereka yang terlibat, dan bahwa mereka dengan berani harus mengangkat suara mereka untuk membela bagian tubuh gerejawi yang sehat.

 

Tugas ini dipaksakan dengan menghormati Kebenaran Katolik yang telah dilanggar, kehormatan Bunda Gereja Kudus yang telah direndahkan oleh para wali gerejanya sendiri, dan keselamatan abadi jiwa-jiwa yang terus terancam oleh perkataan dan tindakan para gembala jahat dan busuk yang merebut otoritas yang bukan milik mereka, melainkan milik Kristus sang Raja dan Imam Besar, Kepala Tubuh Mistik.

 

Jika melayani Gereja dan membela kehidupan makhluk tak berdosa di masa kemurtadan ini merupakan kejahatan yang layak disingkirkan dari status klerus, sementara mempromosikan aborsi dan ideologi gender dan melecehkan para perawan yang dikuduskan (para biarawati) dimana para pelakunya tidak dianggap dapat dikenakan ekskomunikasi, maka Pater Pavone haruslah menganggap keputusan Vatikan yang memalukan ini menjadi sumber kebanggaan, mengingat Sabda Juruselamat kita: Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Mat 5:11).

 

Dan siapa pun yang menganggap diri mereka sebagai kaki tangan dari penganiayaan terhadap kebaikan ini, haruslah merasa gemetar memikirkan penghakiman yang menanti mereka. Deus non irridetur – Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Gal 6:7).

 

 

+ Carlo Maria Viganò, Archbishop

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:


Katakan TIDAK kepada paus Francis yang memecat pahlawan pro-kehidupan

LDM, 19 Desember 2022

Rahim Buatan Menjadi Kenyataan Dan Bukan Hanya Fiksi Ilmiah

Para globalis ingin “meningkatkan fungsi” tubuh manusia dengan mengubahnya menjadi TRANSHUMAN

Pesan kepada Veronica Lueken, Bayside, 18 Maret 1974

Sebanyak 50 Imam Homosex Italia Muncul Keluar

Ahli Hukum Canon: Pemecatan Pastor Pavone Berasal Dari Paus Francis Sendiri