Tuesday, June 13, 2023

Salib pelangi dengan tulisan 'LGBTQ+' sebagai pengganti 'INRI,'

 Salib pelangi dengan tulisan 'LGBTQ+' sebagai pengganti 'INRI,'

adalah penghinaan besar terhadap Kristus


'Wonderfully Made' movie promotional poster 'Wonderfully Made' website screenshot

 https://www.lifesitenews.com/blogs/rainbow-crucifix-that-uses-lgbt-in-place-of-inri-is-the-ultimate-mockery-of-christ/?utm_source=digest-catholic-2023-06-05&utm_medium=email

 

 Ilustrasi seperti ini merendahkan dan menodai titik penting dalam sejarah umat manusia: Inkarnasi, Sengsara, kematian, dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

  

By Doug Mainwaring

 

Fri Jun 2, 2023 - 5:13 am EDT

 

(LifeSiteNews) — Mereka mengatakan sebuah gambar bernilai ribuan kata. Bagaimana dengan ilustrasi profan yang merendahkan dan menodai titik penting dalam sejarah manusia: Inkarnasi, Sengsara, kematian, dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus?

 

Ilustrasi seperti ini menyertai sebuah promosi online atas sebuah drama oleh publikasi penargetan LGBT milik Majalah Amerika yang dikelola oleh Jesuit, Outreach. Padahal drama yang diiklankan itu tidak penting. Namun, ilustrasi dan maknanya yang sangat memprihatinkan.

 

Bagi Setan, ini adalah karya seni yang tak ternilai harganya. Itu adalah simbol kemenangan, kebanggaannya yang sia-sia, yang berpura-pura menang atas salib Kristus. Ini adalah ejekan terakhir terhadap Kristus. Dan itu telah disodorkan kepada kita semua tepat saat "Bulan Kebanggaan LGBT" dimulai.

 

Dalam ilustrasi, LGBTQ, “Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender-Questioning,” telah merenggut gelar terbesar yang dikenal manusia: INRI: “Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi.” Ini adalah upaya untuk secara bersamaan menghapus setiap superlatif lainnya yang dengannya Tuhan dan Penyelamat kita dikenal: Singa dari suku Yehuda, Raja segala Raja dan Tuhan segala Tuhan, Alfa dan Omega, yang telah menang dengan melalui tumpahan Darah-Nya.

Kain pelangi yang menutupi salib kosong itu, biasanya dimaksudkan untuk melambangkan kebangkitan Kristus, tetapi di sini ia diganti dengan kain pelangi yang mencolok, bersama dengan tulisan "LGBTQ" untuk menggantikan tulisan "INRI," adalah pernyataan mengerikan dari niatan gelap dan muluk dari Setan, sekaligus pengakuan tentang bagaimana dia, bapa dari segala kebohongan, telah menggunakan kekuatan politik yang dikumpulkan oleh homoseksualisme terorganisir untuk merusak masyarakat pada umumnya, dan Gereja pada khususnya, dari dalam.

 

Ilustrasi ini adalah tanda dan peringatan bagi mereka yang hidup di dunia gay, bahwa ada komponen kecenderungan seksual Anda yang menyimpang dan tidak Anda sadari, tetapi yang harus Anda selidiki dan renungkan dengan sepenuh hati, dan harap Anda melakukannya dalam ketakutan dan gemetaran.

 

Kemunculan ilustrasi ini seharusnya tidak mengejutkan. Bukti bahwa dunia barat telah menuju ke arah sini, telah melimpah selama ini.

 

Setan telah mendorong revolusi seksual selama lebih dari setengah abad, tetapi mari kita beralih kepada dekade terakhir. 

'Satu-satunya tujuan pernikahan sesama jenis: Untuk mengejek hubungan Kristus dengan mempelai-Nya, Gereja. 

Duduklah sejenak dan renungkan: mengapa “perkawinan” sesama jenis muncul dan mengakar begitu tiba-tiba di seluruh dunia? Hanya beberapa tahun yang lalu relasi seperti itu secara universal dilihat sebagai ide yang menggelikan, sama absurdnya dengan transgenderisme, namun kita semua menyaksikan relasi itu, saat ini, terjadi di setiap belahan bumi dengan kecepatan yang hingar-bingar.

 

“Perkawinan” sesama jenis adalah kudeta besar oleh iblis, jauh lebih besar daripada homoseksualitas itu sendiri.

 

Karena lengah, kita bahkan belum bisa memahami ruang lingkup pernikahannya yang jahat.

 

Sementara ketertarikan terhadap sesama jenis mewakili gangguan yang melekat dalam kehidupan orang-orang seperti saya, "perkawinan" gay tanpa gender, anti-komplementer, anti-konjugal, adalah ancaman yang jauh lebih besar bagi kemanusiaan. Mengapa?

 

Bapa segala dusta, iblis, telah secara kejam menggerogoti makna pernikahan, laki-laki dan perempuan, untuk menghalangi pemahaman dan pengalaman kita akan Injil. Karena siapa yang dapat memahami kebenaran tentang pertunangan Kristus dengan umat manusia jika pernikahan komplementer dihapuskan? Homoseksualitas jelas bukan hal yang jinak. Itu menimbulkan bayangan gelap pada kebenaran alami dan spiritual yang luhur.

 

“Perkawinan” sesama jenis hanya memiliki satu tujuan: untuk mencemooh hubungan Kristus dengan mempelai-Nya, Gereja. “Perkawinan” sesama jenis adalah ekspresi Setan yang secara terbuka menghina Kristus dan mempelai-Nya. Itu mewakili penghinaan dan kebenciannya terhadap rencana Tuhan sejak sebelum permulaan waktu.

 

Ada unsur tirani yang terkait dengan maraknya pernikahan sesama jenis selama ini. Sejak awal kita bisa melihat bahwa pria dan wanita yang berani mengungkapkan keberatan mereka tentang gagasan mustahil dari pernikahan sesama jenis dihukum di depan umum dan diberikan hukuman dengan segera. Bahkan raksasa teknologi, kedokteran, dan Wall Street yang paling kuat dan terkenal pun tidak kebal. Dan setiap hari pemilik bisnis jalan utama – toko bunga, tukang roti, fotografer, dan para pemilik tempat tidur dan sarapan – dipaksa untuk melepaskan alasan, kecerdasan, dan hati nurani mereka untuk mematuhi definisi pernikahan yang baru dan unggul: pernikahan sesama jenis.

 

Jangan salah: itulah sumber kemarahan di balik pembungkaman dan tuduhan yang dilontarkan kepada mereka yang menentang atau sekadar mempertanyakan “pernikahan” sesama jenis, dan yang terus berlanjut terhadap mereka yang mengetahui dan mengungkapkan kebenaran yang tidak dapat dilakukan, bahwa pria bisa menjadi wanita dan tidak ada wanita yang bisa menjadi pria.

 

Kita bisa menyaksikan amukan biadab dari Setan sendiri yang mendasari semua fitnah yang terkait dengan perlawanan terhadap dogma LGBT.

 

Penghinaannya terhadap Kristus dan mempelai-Nya, Gereja, terlihat dalam ocehannya yang aneh tentang apa yang terjadi di Golgota: 

 

Homoseksualitas: Taktik Setan untuk merendahkan martabat imamat

 

Selama beberapa tahun terakhir Gereja Katolik telah diguncang oleh satu ledakan pengungkapan pelecehan homoseksual dan yang kemudian ditutup-tutupi oleh para imam dan wali gereja satu demi satu, dimana masing-masing lebih mengejutkan daripada yang sebelumnya.

 

Banyak di antaranya melibatkan pederasty (seks menyimpang dengan remaja), sementara yang lain melibatkan pedofilia (seks menyimpang dengan anak-anak pra-puber). Sebagian besar – kira-kira 80 persen – adalah homoseksual.

 

Mungkin benar bahwa jauh lebih banyak tindakan homoseksual yang dilakukan oleh para klerus yang terjadi dengan teman sebaya yang bersedia, tetapi hal ini tidak dilaporkan karena tidak ada kriminalitas perdata yang melekat. Mereka adalah "orang dewasa yang saling menyetujui", yang senang dalam menuruti kesesatan yang tersembunyi.

 

Sebuah gambaran yang jelas telah muncul tentang bagaimana bapa dari segala kebohongan, setan, telah menggunakan ketertarikan sesama jenis untuk tidak hanya menyusup ke dalam imamat Katolik, tetapi untuk benar-benar merendahkannya, menjadikan panggilan imamat tidak autentik di benak beberapa umat awam, sementara perbuatan itu menyebabkan orang lain meninggalkan kehidupan iman Katolik mereka sama sekali.

 

Tekanan dari serangan iblis yang menimpa Gereja beberapa tahun terakhir ini dan diabaikan oleh para uskup dan imam yang “toleran,” adalah bencana besar. Mustahil untuk melebih-lebihkan kerusakan yang ditimbulkan pada Gereja secara keseluruhan dan pada banyak nyawa yang karam.

 

Anggota hierarki yang toleran dan mereka yang ditugasi mendidik para seminaris (calon imam) dengan ceroboh membuka pintu penindasan setan ini di paruh kedua abad ke-20. Intinya, mereka mendobrak portal terbuka lebar ke neraka yang memungkinkan asap Setan – yang secara bergantian berbau kesombongan dan keangkuhan, ketakutan, atau sodomi – meresap ke dalam dan mengotori Gereja Katolik.

 

Para anggota yang disebut mafia lavender telah menjunjung sodomi lebih tinggi daripada Supremasi Yesus Kristus, sentralitas Salib-Nya, dan karya nyata dari Roh Kudus. 

 

“Setan”: apa lagi yang Anda bisa sebut atas tindakan para pria yang memakai kerah Romawi (kerah imamat) – dan mitra – yang memandang para seminaris, putra altar, dan pria lain bukan sebagai anak-anak Tuhan tetapi sebagai objek seksual – sebagai objek mangsa empuk mereka – untuk memuaskan keinginan dan nafsu bejat mereka sendiri? nafsu seksual yang menyimpang?

 

Adalah salah jika kita hanya melihat banjir cerita horor yang terus berlanjut hanya sebagai kumpulan kasus individu yang memilukan. Lihatlah seluruh sejarah. Pandanglah dari sudut pandang Tuhan dan rasakan pekerjaan sukses yang telah direkayasa Setan pada para imam-Nya, pada para gembala-Nya, dari atas hingga ke bawah.

 

Dan untuk tujuan apa? Merongrong imamat; untuk menjadikan setiap orang yang mengenakan kerah Romawi (kerah imamat) sebagai tersangka; untuk menempatkan noda yang tak terhapuskan pada Gereja. Meskipun paus Francis telah menugaskan para pastor untuk “menjadi gembala dengan bau domba”, bahaya langsung kita adalah bahwa domba sekarang menolak bau para gembala.

 

Dan semua ini dirangkum dalam satu gambar yang mengerikan itu (gambar salib LGBT di atas).

 

Gay dan lesbian telah menjadi pion

Sekumpulan manusia yang membayangkan dan menyatu di sekitar ide seperti "pernikahan" sesama jenis, tidak akan memiliki harapan untuk mencapai tujuan mereka. Tidak ada Wizard of Wall Street atau Madison Avenue "Mad Man" yang bisa mendalangi kampanye mereka yang begitu brilian.

 

Tetapi Setan, bapa segala dusta, dengan kerja sama dari banyak umat Katolik yang pasif, telah mendalangi rencana busuk semacam itu dan mewujudkannya, mengajak laki-laki dan perempuan untuk menganut dusta jahat, sambil membodohi mereka agar percaya bahwa mereka sedang dalam pencarian yang benar, di "sisi yang benar dari sejarah".

 

Suster Lucia, visioner Fatima, memperingatkan kita bahwa, “Peperangan terakhir antara Tuhan dan kerajaan Setan adalah tentang pernikahan dan keluarga.”

 

Dan mendiang Kepala Exorcist Vatikan, Pastor Gabriele Amorth, pernah berkata: Kejahatan disamarkan dengan berbagai cara: politik, agama, budaya.

 

Kita bisa melihatnya dalam undang-undang yang sangat bertentangan dengan alam, seperti perceraian, aborsi, 'perkawinan' gay. Kita telah melupakan Tuhan! Oleh karena itu, Tuhan akan segera menegur umat manusia dengan cara yang sangat ampuh. Dia tahu bagaimana mengingatkan kita akan kehadiran-Nya. 

 

 

Empat anggota "Sisters of Perpetual Indulgence" bergabung dengan pengunjuk rasa di depan Mahkamah Agung AS menuntut agar "pernikahan" sesama jenis disahkan. (Foto 2015: Doug Mainwaring)

 

Jika para suster biarawati saja, dalam hal ini diwakili oleh Sisters of Perpetual Indulgence, yang undangannya dihormati oleh L.A. Dodgers, telah menjadi berita utama baru-baru ini, dimana mereka telah mengejek Gereja yang satu, kudus, Katolik, dan apostolik, apa lagi "gereja" dari para pastor dan uskup pro-LGBT – Pastor James Martin dan mantan Kardinal Theodore McCarrick yang spesialis predator anak dan tidak pernah merasa malu dan didukung oleh paus Francis; serta Kardinal McElroy, Tobin, Cupich, dan Gregory – yang mengejek inti ajaran Injil dan sangat melukai Gereja yang dipercayakan untuk mereka gembalakan?

Saat bulan Juni dimulai, akankah kita mau berlutut untuk tunduk pada "Bulan Kebanggaan LGBT", atau akankah kita berlutut selama tiga puluh hari ke depan saat kita menghormati dan memohon kepada Hati Kudus Yesus?

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:


Invasi Halus dari Satanisme

LDM, 6 Juni 2023

Pedro Regis 5446 - 5450

LDM, 10 Juni 2023

Mengenakan Mantilla Di Dalam Gereja

Pengambilalihan AI Tidak Dapat Dihindari

Mempromosikan Perilaku Bunuh Diri Pada Anak-anak