Monday, May 16, 2022

Anne, lokusi 27 Maret 2021 (4 dari 5)

 

Anne, lokusi 27 Maret 2021 (4 dari 5)

 

27 Maret 2021 (2)

(4 dari 5)

Maria, Bunda dan Ratu Gereja

Seringkali di dunia, orang bertemu seseorang dan mengenali kesamaan orang tersebut dengan anggota keluarga mereka. Orang-orang dapat mengenali jejak yang ditinggalkan keluarga seseorang pada mereka. Maksud saya, orang-orang dalam keluarga kita mempengaruhi kita saat mereka membentuk dan memoles diri kita.

Karena alasan ini maka aku mengatakan bahwa Gereja, keluarga Allah, harus mewakili Allah, Bapa, dan Yesus, Putra, melalui komunikasi berkelanjutan dengan Roh Kudus. Gereja di dunia juga harus mewakili dan mengomunikasikan aku, Ibu Gereja dan Ratu Gereja.

Bagaimana Gereja mengomunikasikan Bapanya? Melalui rasa hormat terhadap setiap orang yang diciptakan-Nya. Gereja mengkomunikasikan Allah Bapa melalui penghormatan terhadap Bumi, rumah yang Dia ciptakan bagi anak-anak-Nya yang berharga. Umat ​​manusia, ciptaan terbesar Bapa, diberi Bumi ini untuk mengenal kasih Tuhan dan menawarkan kasih itu kepada orang lain. Umat manusia adalah ciptaan Bapa yang paling penting. Melestarikan rumah yang aman bagi umat manusia harus menjadi prioritas yang musti diterima, bukan sebagai sesuatu yang lebih penting daripada manusia, tetapi karena manusia begitu penting dan suci bagi Tuhan, Bapa.

Gereja di Bumi haruslah mewakili Putraku, Yesus Kristus, melalui ketertarikannya kepada setiap orang dan jiwa mereka yang abadi. Setiap orang harus tahu bahwa mereka dikasihi, bahwa mereka begitu dikasihi sehingga Yesus bersedia mati sekali lagi bagi mereka masing-masing, jika hal itu dibutuhkan. Memang hal itu tidak diperlukan, tetapi tidak ada pengorbanan yang terlalu banyak untuk dilakukan Yesus demi menunjukkan kepada manusia betapa berharga manusia bagi-Nya. Seorang manusia berharga karena mereka diciptakan oleh Tuhan, bukan karena dia menjalani kehidupan yang sempurna. Selain aku, semua orang mengalami sifat kejatuhan yang menghasilkan pemberontakan. Ketika seseorang terluka oleh orang lain atau oleh peristiwa yang mereka hadapi, mereka mungkin mengalami suatu pemberontakan. Gereja diperlukan untuk membantu orang-orang dalam menyembuhkan dan mengatasi rasa sakit mereka. Penekanan pada dosa, yang sering kali merupakan ekspresi dari rasa sakit, telah menghasilkan gambaran yang salah tentang tujuan Gereja kita di dunia. Musuh dari pengharapan telah membesar-besarkan hal ini sampai-sampai Gereja tidak dapat dikenali sebagai mercusuar pengharapan bagi semua orang yang menderita kesengsaraan.

Gereja di dunia harus mewakili Roh Kudus, Sang Penghibur. Setiap orang harus tahu bahwa sementara mereka mampu berbuat dosa, dan mereka melakukan tindakan yang disengaja dan yang melukai diri mereka sendiri, orang lain, dan Tuhan, mereka juga mampu menyesal dan bertobat, mengalami kesedihan yang menyembuhkan dan memulihkan mereka. Proses penyembuhan ini membuat orang tersebut menjadi lebih kuat dan dengan demikian membuat Gereja lebih kuat. Roh Kudus, Penghibur, harus direpresentasikan dengan lebih akurat, dengan energi dan konsistensi yang lebih besar. Jika setiap orang mengerti bahwa penekanan harus ditempatkan pada kemungkinan restoratif yang tersedia bagi mereka setelah dosa, mereka akan sangat sibuk dengan usaha yang membahagiakan sehingga mereka tidak akan mengalami sifat kejatuhan mereka sebanyak kapasitas transenden mereka untuk meraih kebajikan.

Akan seperti apakah kita, anak-anakku yang terkasih, jika demikian halnya? Dapatkah kamu merenungkan ini untuk dirimu sendiri, pada saat kamu mengkhawatirkan dosa-dosa masa lalumu? Bisakah kamu bersukacita atas kebaikan yang datang dari keputusanmu untuk menjauh dari dosa dan menerima buah dari Sang Penghibur, yang merupakan kebajikan dan martabat? Dapatkah kamu melihat bahwa Gereja kita seharusnya merayakan bagian kedua dan bukan yang pertama? Akhirnya, dapatkah kamu melihat bahwa sebagian besar anak-anakku seharusnya bisa mempraktikkan iman Katolik mereka yang indah, namun tidak demikian halnya? Mereka khawatir atas kegagalan dan dosa mereka sampai-sampai sukacita mereka berkurang. Bagaimana perasaan seorang ibu terhadap anak-anaknya yang bersedih? Jika kamu bisa menjawab pertanyaan itu, kamu akan memahami motivasiku untuk mengizinkan anak-anak Tuhan mengenal aku dengan lebih baik lagi.

--------------------------------------

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

Gemuruh Peringatan: Seorang Paus, sebuah Sinode, dan sebuah Perjalanan ke Moskow

LDM, 12 Mei 2022

Gisella Cardia 13 Mei 2022 & Co-redemptrix & Blood Moon

Anne, lokusi 25 Maret 2021 (1 dari 5)

LDM, 15 Mei 2022

Anne, lokusi 26 Maret 2021 (2 dari 5)

Anne, lokusi 27 Maret 2021, (3 dari 5)