Sunday, August 6, 2017

Paus terakhir?...

PAUS TERAKHIR? TINJAUAN ULANG ATAS NUBUAT ST.MALACHY



Uskup Agung Ganswin, sekretaris kepausan dari Paus Emeritus Benediktus XVI dan Paus Francis, secara dramatis telah membawa perhatian Gereja kembali kepada sebuah nubuat lama yang meramalkan bahwa Benediktus XVI akan menjadi paus kedua menjelang paus terakhir sebelum kedatangan kembali Yesus Kristus.

Dalam sebuah wawancara pada 20 Mei 2016 yang lalu, dalam acara penerbitan sebuah buku tentang kepausan Benediktus XVI yang ditulis oleh Pastor Roberto Regoli, Uskup Agung Ganswin mengundang perhatian Gereja kepada "nubuatan tentang para paus" yang ditulis oleh St. Malachy, dan dia mengatakan bahwa nubuatan itu adalah sebuah "panggilan yang membangunkan".

St. Malachy, seorang uskup Katolik dari Irlandia, yang dikenal sebagai seorang nabi yang berbakat, bahkan dia telah meramalkan tanggal kematiannya sendiri pada tahun 1148. Seorang Irlandia pertama yang memperoleh kanonisasi, dia dikenal di dalam Gereja Katolik Roma karena kemampuannya sebagai seorang penyembuh, seorang pembuat mukjizat, dan sebagai pembaharu di dalam Gereja di Irlandia. Dia memperoleh kanonisasi pada tahun 1190 oleh Paus Clement III. Malachy mengunjungi Roma pada tahun 1139 dimana saat itu dia mengalami trance dan menerima sebuah penglihatan. Dia menuliskan penglihatannya yang luar biasa ini dimana dia mengatakan telah ‘menyaksikan’ keadaan semua paus setelah kematian paus Innocent II sampai pada kehancuran gereja dan kedatangan kembali Yesus Kristus. Dia menyebutkan tepat ada 112 orang paus sejak saat itu sampai yang terakhir.

Nomor 111 dalam daftar paus yang dibuatnya, dia menyebutnya sebagai "Kemuliaan Zaitun", yang tidak lain adalah paus Benediktus XVI, karena ordo Benediktin memiliki sebuah cabang yang disebut sebagai Olivetans. Paus Benediktus XVI bukanlah seorang imam Benediktin, namun dia memilih nama Benediktus, pendiri Ordo Santo Benediktus. Simbol dari ordo Benediktin adalah juga termasuk gambar sebuah cabang pohon zaitun. Oleh karena itu, nubuat tersebut menubuatkan bahwa Benediktus XVI adalah paus kedua menjelang paus terakhir, sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus.

"Tentu saja, ketika membaca nubuatan itu, dan mengingat bahwa selalu ada tanda-tanda yang menyolok bagi setiap paus yang disebutkan dalam sejarahnya - yang membuat saya merasa gemetar," demikian kata Uskup Agung Gänswein. Meskipun orang-orang Katolik tidak diharuskan untuk menerima atau mempercayai nubuatan ini, tetapi "berpijak dari pengalaman sejarah, maka seseorang haruslah mengatakan: Ya, ini adalah panggilan yang membangunkan."

Pertama kali diterbitkan pada tahun 1595 oleh Arnold de Wyon, seorang biarawan Benediktin, nubuatan Malachy terdiri dari 112 uraian singkat dalam bahasa Latin tentang para paus masa mendatang. Masing-masing deskripsinya mengidentifikasi satu ciri menonjol untuk masing-masing paus masa mendatang, dimulai dengan Paus Celestine II, yang terpilih pada tahun 1130. Daftar ini membentang di dalam sejarah Gereja sejak zaman St. Malachy sampai sekarang, yang menggambarkan, di antaranya, tentang paus Yohanes Paulus II, paus Benediktus XVI, dan akhirnya, "Petrus Romanus", paus terakhir sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus.

Sangat Akurat

Meskipun selama bertahun-tahun banyak kritikus mempertanyakan otentisitas nubuatannya, tetapi banyak ilmuwan dan bahkan para klerus telah membela nubuat itu, dengan alasan ketepatan dari nubuatan itu yang luar biasa.

Para ilmuwan telah mencocokkan deskripsi yang disampaikan St.Malachy dengan masing-masing paus sejak saat itu. "Meskipun deskripsi itu sedikit tidak jelas, tetapi ia sesuai dengan profil secara umum dari masing-masing paus," demikian tulis Lindsey, seorang ilmuwan Gereja. Misalnya, deskripsi St.Malachy tentang paus Yohanes XXII, yang menjadi paus dari tahun 1316 sampai 1334, adalah "de sutore osseo," yang berarti "berasal dari pembuat sepatu tulang." Dan ternyata paus ini adalah anak seorang pembuat sepatu, dengan nama keluarga "Ossa," yang berarti tulang. Dalam deskripsi yang lain, St.Malachy menggunakan istilah "lilium et rosa" untuk menggambarkan paus Urban VII, dimana seluruh kegemaran keluarganya adalah bunga mawar dan bunga lili.

Sebuah versi modern dari nubuatan St.Malachy diterbitkan pada tahun 1969 oleh Uskup Agung H. E. Cardinale, Nuncio Apostolik (duta besar Vatikan) untuk Belgia dan Luksemburg. Uskup Agung Cardinale menulis "… adalah bisa diterima jika mengatakan bahwa sebagian besar prediksi Malachy tentang urutan paus yang berkuasa adalah sangat akurat – dengan mengingat bahwa apa yang dia (St.Malachy) lakukan hanyalah memberikan sedikit informasi."

Entri Terakhir: tentang paus Terakhir

Pada akhir dari 112 entri Latin dari nubuat itu berbunyi sebagai berikut:

Dalam penganiayaan terakhir terhadap Gereja Kudus Roma, akan duduk Petrus Romanus, yang akan menggembalakan domba-dombanya melewati banyak kesengsaraan, dan ketika semuanya ini selesai, maka kota tujuh bukit (Roma) akan hancur, dan hakim yang mengerikan akan menghakimi rakyatnya. Tamat.

Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan entri terakhir ini:

Pertama, ia meramalkan "penganiayaan terakhir atas Gereja Kudus Roma". Banyak peristiwa di dalam Gereja saat ini menunjukkan bahwa kenyataan ini memang benar terjadi, dimana Gereja Kudus Roma sedang dianiaya, baik oleh kekuatan dari luar, maupun oleh "serigala berbulu domba" yang ada di dalam Gereja sendiri. Sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus, akan ada banyak sekali "kesengsaraan" (tribulasi) yang harus dihadapi oleh Gereja dan umat beriman.

Kedua, kota tujuh bukit (Roma) akan hancur. Nubuat meramalkan penghancuran atas Roma pada masa mendatang.

Ketiga, "Petrus Romanus " akan menjadi paus terakhir. Beberapa nubuat ternama telah menunjukkan bahwa pada akhir nanti, akan ada "paus palsu" yang akan mendirikan gereja palsu. Anne Catherine Emmerich Terberkati, salah satu mistikus terbesar sepanjang masa, menerima sebuah penglihatan tentang akhir zaman, di mana dia melihat "hubungan yang menyebalkan antara dua orang paus", dan betapa gereja palsu itu tumbuh dan meluas. Penampakan Bunda Maria di La Sallete yang telah diakui oleh Gereja, juga meramalkan: "Roma akan kehilangan iman dan menjadi tempat kedudukan dari antikris". Pastor Stefano Gobbi, pendiri Gerakan Imam Maria, yang juga telah diakui oleh gereja, dia menerima lokusi batin dari Bunda Maria, yang meramalkan bahwa paus palsu itu pada akhirnya akan melakukan "kekejian yang mengerikan", yang akan berupa penghapusan Ekaristi dan pembentukan sebuah gereja palsu, yang berupa sebuah gereja ekumenis dunia. Pesan yang diberikan kepada pastor Gobbi telah memperoleh nihil obstat dan imprimatur. Saat ini ada jutaan umat beriman dan ribuan klerus, yang menjadi anggota dari Gerakan Imam Maria di seluruh dunia. Jika akan ada paus palsu di saat akhir zaman nanti, seperti yang dinubuatkan oleh banyak mistikus terkemuka serta dari penampakan-penampakan Bunda Maria, lalu siapakah yang dimaksud dengan "Petrus Romanus" itu? Sementara banyak orang yang menafsirkan bahwa "Petrus Romanus" itu adalah Paus Fransiskus, tetapi ada banyak sekali bukti, yang juga disampaikan melalui publikasi ini, yang nampak jelas menunjukkan bahwa Paus Fransiskus sedang menuntun Gereja dalam arah yang jauh berbeda dari para pendahulunya. (Dengan kata lain, Petrus Romanus bukanlah Paus Fransiskus).

Dalam pesan Yesus yang diberikan kepada Maria Divine Mercy, disitu Yesus menjelaskan bahwa Petrus Romanus itu adalah Santo Petrus sendiri, yang akan menggembalakan Gereja Katolik secara langsung dari Surga selama saat penganiayaan terakhir terhadap Gereja Katolik oleh musuh-musuh yang telah mengambil tempat mereka pada eselon-eselon tertinggi dari hirarki Gereja.


Nubuat St. Malachy adalah, demikian kata Uskup Agung Ganswein, sebuah "panggilan yang membangunkan bagi kita." Kita semua dipanggil, dalam masa-masa yang sulit ini, untuk menjadi pejuang sejati dari Yesus Kristus, yang berjuang untuk mewartakan kebenaran sepenuhnya dari Iman Katolik melawan semua kesalahan, untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan kita: "Maranatha!", Datanglah Tuhan Yesus!

Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment