Friday, July 28, 2017

VORTEX: TENTANG NERAKA TAK PERNAH...

VORTEX: TENTANG NERAKA TAK PERNAH ANDA CERITAKAN !




Berhati-hatilah terhadap siapa yang anda dengar

July 28, 2017 

Setiap masalah yang muncul dan berkeliaran di Gereja saat ini - kontroversi mengenai Amoris Laetitia, Komuni Kudus bagi orang yang bercerai dan menikah lagi, homoseksualitas diantara para klerus, pedofilia, penyalah-gunaan ajaran sosial Gereja oleh kaum liberal, sikap bungkam mengenai aborsi, pemakaian kontrasepsi, katekese yang mengerikan, obrolan tentang ekumenisme, obrolan tentang evangelisasi – singkatnya, setiap masalah atau isu mengenai hal ini beserta akibatnya di segala bidang seperti politik, berita, teknologi, penyensoran media sosial, semuanya itu akan berujung pada satu isu tunggal yang tidak pernah dibicarakan: Neraka.

Tidak mengherankan jika anda merenungkan, selain tentang Keilahian-Nya, Tuhan kita tidak pernah berbicara lebih banyak, selain mengenai Neraka, dan secara praktis hampir tidak ada orang Katolik yang pernah membicarakan secara khusus mengenai neraka. Bahkan orang-orang Katolik yang suka berbicara - para intelektual dari ‘koridor Pantai Timur’ hingga kepada suasana pesta koktail para uskup, orang-orang yang telah banyak menulis buku-buku tebal mengenai paus ini, atau mereka yang duduk jauh dari keributan pertempuran spiritual saat ini, dimana ada puluhan ribu jiwa-jiwa binasa setiap hari karena masuk neraka.

Ingatlah bahwa setiap hari di seluruh dunia ada sekitar 150.000 manusia dibawa ke hadapan kursi penghakiman Allah dan sebagian besar mereka adalah terkutuk di dalam neraka. Hampir setiap orang kudus telah mengatakan hal itu. Setiap penampakan Surgawi yang berbicara tentang masalah neraka, telah menunjukkan kenyataan ini. Tidak pernah anda mendapati adanya penampakan Surgawi yang mengatakan bahwa semua atau sebagian besar umat manusia bisa diselamatkan. Anda tidak akan pernah menemukan tulisan orang kudus, atau seorang mistik, bapa gereja, doktor gereja atau seorang penginjil yang suci yang mengatakan bahwa sebagian besar atau semua orang diselamatkan. Justru sebaliknya. Hampir semua mereka mengatakan hal yang sebaliknya. kenyataannya, banyak dari mereka yang takut akan takdir kekal mereka sendiri.

Jika misi utama Gereja adalah berusaha demi keselamatan jiwa-jiwa, maka sangatlah aneh dan sangat menyedihkan jika hampir tidak ada seorang pun di dalam Gereja yang pernah membicarakan mengenai neraka. Masalah neraka hampir tidak pernah dibicarakan oleh siapapun dan dimanapun. Ketika saya berada di Balai Pers Vatikan setelah salah satu sesi Sinode 2014 tentang Keluarga, saya bertemu dengan pastor Thomas Rosica, yang bertanya kepada saya tentang pasangan ‘yang menyimpang’. Dia bertanya: apakah saya berpikir bahwa ada sesuatu yang patut dipuji dalam hubungan mereka?

Saya menjawab segera: Tidak, kecuali mereka sengaja mau masuk ke dalam neraka.

Dia terperangah dan dengan terengah-engah berkata kepada saya, "Michael, ternyata Gereja tidak mengajarkan itu."

Nah, jika Gereja tidak mengajarkan hal itu, lalu apa yang dimaksudkan oleh Putera Allah ketika Dia mengatakan bahwa sebagian besar orang mengikuti jalan yang lebar menuju kutukan dan hanya sedikit saja yang bisa melewati gerbang sempit menuju ke Surga dan memasukinya? Masalahnya adalah bahwa Gereja memang mengajarkan hal ini, tetapi mereka yang ditugaskan untuk menyampaikan kebenaran tentang ajaran Gereja telah berbohong kepada anda. Sebenarnya Tuhan akan menolong mereka saat mereka dibawa ke hadapan penghakiman Ilahi. Tetapi, seperti apa yang mereka lakukan dalam kehidupan, seperti itulah yang mereka alami dalam kematian.

Penolakan bahkan untuk mengucapkan satu suku kata saja tentang neraka ketika memang itulah sebenarnya inti dari pesan Gereja, yaitu tentang Surga atau Neraka, hal itu memberitahu anda sampai sejauh mana Gereja telah jatuh dalam kesetiaannya kepada Juruselamat kita. Jika seorang pejabat Gereja menolak untuk berbicara tentang neraka, bahkan menyangkal atau mengaburkannya, itu adalah pertanda yang pasti bahwa ada sesuatu yang salah dengan spiritualitasnya. Dia telah mengkhianati tugasnya atau salah dalam pendidikannya, atau mereka lebih memperhatikan pujian dari manusia daripada menyenangkan Tuhan – silakan anda memilih. Tetapi sungguh dia telah membahayakan jiwanya sendiri, dan tentu saja, juga jiwa-jiwa anda semua.

Maka dari itu berhati-hatilah, sangat berhati-hati, terhadap mereka yang ditahbiskan menjadi klerus tetapi tidak mau berbicara tentang neraka. Mereka sendiri berada di jalan menuju neraka dan mereka tidak mempedulikan jiwa anda. Kehidupan kekal mereka akan sangat mengerikan.


Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment