Sunday, May 27, 2018

CARDINAL BURKE: UMAT KATOLIK HARUS MEMBUAT KRISTUS MERAJA ...



NEWSCATHOLIC CHURCH

CARDINAL BURKE:

UMAT KATOLIK HARUS MEMBUAT KRISTUS MERAJA DI TENGAH KEMURTADAN DALAM GEREJA SAAT INI

 


by Pete Baklinski 


ROMA, 18 Mei 2018 (LifeSiteNews) - Umat Katolik secara sadar harus menempatkan diri di bawah penguasaan Kristus sebagai Raja, di hadapan musuh-musuh Gereja yang saat ini berusaha “menyusup ke dalam kehidupan Gereja dan merusak Mempelai Kristus melalui kemurtadan terhadap Iman Apostolik,” demikian kata Kardinal Raymond Burke pada hari ini di Roma.

Kardinal Raymond Burke, salah satu penandatangan dubia dan pembela utama ortodoksi di dalam Gereja saat ini, menasihati para peserta konferensi tahunan Rome Life Forum, bahwa Kristus sebagai Raja haruslah memerintah atas Mempelai Wanita-Nya, atas dunia, dan juga harus memerintah atas hati manusia.

Dia mengatakan bahwa St. Paulus meringkas kebenaran ini dengan ajarannya tentang segala hal, seluruh alam semesta, agar dipulihkan, atau direkapitulasi, di dalam Kristus (Efesus 1:10).

Perkataan St. Paulus ini “merujuk pada tatanan dan kedamaian, keselamatan kekal, di mana Allah Bapa mengutus Putera Tunggal-Nya untuk menerima sifat manusia kita dan untuk menderita, mati, bangkit dari kematian dan naik menuju ke sebelah kanan Bapa,” katanya.

“Hal itu mengacu pada Misteri Iman, yang meyakinkan kita bahwa Kristus, yang duduk di sebelah kanan Bapa di dalam kemuliaan, tetap ada bersama kita di bumi, mencurahkan tujuh karunia Roh Kudus yang keluar dari dalam Hati-Nya yang ditusuk, secara tanpa batas dan tanpa henti, kepada Tubuh Mistik-Nya, Gereja, yaitu ke dalam hati manusia,” tambahnya.

Kardinal Burke mengatakan bahwa “di dalam Kristus ada tatanan yang benar dari segala sesuatu, persatuan langit dan bumi, seperti yang dikehendaki Bapa sejak semula.”

“Adalah ketaatan dari Allah Putra yang menjelma yang telah membangun kembali, memulihkan, persekutuan manusia yang awali dengan Tuhan dan, oleh karena itu, perdamaian di dunia. Ketaatan Kristus sekali lagi menyatukan semua hal, 'segala sesuatu yang ada di surga dan segala sesuatu yang ada di bumi,” tambahnya.

Burke menekankan bahwa kekuasaan Raja Kristus atas hati manusia bukanlah "idealisme yang hanya dapat dicapai oleh segelintir orang, tetapi sesungguhnya semua orang dipanggil kesitu."

“Hal ini lebih merupakan realitas rahmat ilahi yang membantu bahkan manusia yang paling lemah dan paling menderita, agar mencapai derajat kebajikan heroik, asalkan dia mau bekerja sama dengan rahmat ilahi,” katanya.

Sejumlah teolog Katolik yang setia kepada ajaran Gereja yang kekal tentang perkawinan, kehidupan moral, dan penerimaan Sakramen-sakramen, telah menyatakan keprihatinan mereka atas ajaran-ajaran baru dari tingkat tertinggi dalam Gereja, yang menyajikan kehidupan moral hanya sebagai "idealisme" untuk diraih, bukan realitas yang mengikat semua orang.

Kardinal Burke mengatakan bahwa umat Katolik yang setia harus mengizinkan Kerajaan Kristus untuk dilaksanakan dalam kehidupan mereka “sebagian besar, melalui hati nurani, 'suara Tuhan' yang mengekspresikan hukum-Nya yang tertulis, pada setiap hati manusia.”

“Karena itu, hati nurani, seperti yang sering dinyatakan secara keliru saat ini, tidak boleh dibentuk oleh pikiran dan keinginan tiap individu, tetapi haruslah dibentuk oleh kebenaran yang selalu memurnikan pikiran dan keinginan individu, dan mengarahkannya sesuai dengan hukum kasih kepada Tuhan dan sesama. Kepatuhan kepada kuasa Kristus hendaknya diungkapkan oleh tekad dan upaya untuk menyesuaikan semua pikiran, perkataan dan perbuatan seseorang dengan kehendak Kristus yang hidup bagi kita di dalam Tradisi Kerasulan yang menggelora,” katanya.

Beberapa uskup dan ahli teologi dalam jajaran tinggi Gereja telah menggambarkan hati nurani sebagai otoritas final dan tertinggi yang harus diikuti, bahkan meski hal itu bertentangan dengan hukum Tuhan dan ajaran Gereja.

Burke melanjutkan dengan menekankan betapa kekuasaan Kristus tidak hanya berlaku bagi umat Kristiani, tetapi juga bagi semua orang di dunia, termasuk mereka yang memegang jabatan politik.

“Kekuasaan Kristus, secara alami, adalah bersifat universal, yang artinya hal itu meluas kepada semua orang, di seluruh dunia. Ini bukanlah sebuah kekuasaan atas umat beriman atau hanya atas hal-hal yang berasal dari Gereja, tetapi atas semua manusia dan semua urusan mereka,” katanya.

“Kekuasaan Kristus itu dilaksanakan dari dalam Hati Kristus ke dalam hati manusia. Ia tidak berpretensi untuk memerintah langsung dunia ini, tetapi mengaturnya melalui manusia,” lanjutnya.

"Umat Kristiani yang memerintah negara dengan tidak menggunakan sarana Gereja, pada saat yang sama dipanggil untuk memberikan kesaksian yang heroik tentang kebenaran hukum moral, tentang hukum Allah. Jadi, kekuasaan Kristus dijalankan oleh hati yang menyatu dengan Hati Raja-Nya,”tambahnya.

Kardinal Burke mendorong keluarga-keluarga Katolik untuk menaruh gambar Hati Kudus Yesus di rumah mereka sebagai cara untuk menempatkan diri mereka di bawah pemerintahan Kristus sebagai Raja.

“Kekuasaan Raja Kristus di rumah akan membebaskan anggota keluarga dan keluarga sebagai anggota masyarakat luas, untuk menikmati hak-hak mereka dan memenuhi tugas-tugas mereka, sesuai dengan kehendak Allah. Universalitas kekuasaan Raja Kristus tercermin dari pemasangan gambar-gambar Hati Kudus Yesus di rumah-rumah dan di tempat-tempat lain dari segala kegiatan kita.”

Dia juga menguraikan bagaimana partisipasi dalam Ekaristi adalah “cara paling sempurna dan efektif dari transformasi hati manusia melalui persatuan dengan Hati Kristus, melalui penyerahan kepada kuasa-Nya yang berupa kasih yang murni dan tanpa pamrih.”



Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment