Friday, August 16, 2019

PAUS DIKTATOR - Pengantar






Anda dapat membodohi semua orang dalam beberapa waktu,
atau membodohi beberapa orang sepanjang waktu,
tetapi Anda tidak dapat membodohi semua orang sepanjang waktu.
ABRAHAM LINCOLN







PAUS DIKTATOR

Marcantonio Colonna







PENGANTAR

Jika Anda berbicara dengan umat Katolik di Buenos Aires, Argentina, mereka akan memberi tahu Anda tentang perubahan ajaib yang telah terjadi atas diri Jorge Mario Bergoglio. Uskup Agung mereka yang masam dan tidak pernah tersenyum, telah berubah dalam semalam menjadi sosok Paus Francis yang periang dan suka tersenyum, sebagai idola dari orang-orang yang ia tuju sepenuhnya. Namun jika Anda berbicara dengan siapa pun yang bekerja di Vatikan, mereka akan memberi tahu Anda tentang mukjizat secara terbalik. Ketika kamera publisitas sedang tidak aktif, Paus Francis berubah menjadi sosok yang berbeda: sombong, meremehkan orang, menghamburkan ucapan dan bahasa yang buruk dan terkenal karena ledakan kemarahan yang diketahui oleh semua orang, mulai dari kardinal hingga sopir.

Seperti yang dikatakan oleh Paus Francis sendiri pada malam pemilihannya, para kardinal dalam Konklaf Maret 2013 tampaknya telah memutuskan untuk "pergi ke ujung Bumi" untuk memilih Paus mereka, tetapi realitanya muncul sekarang ternyata bahwa mereka tidak mengalami masalah untuk mengemasi barang dagangan mereka. Pada awalnya, dia tampak menghirup udara segar, penolakannya terhadap hal-hal yang biasa menjadi tanda-tanda bahwa dia adalah seseorang yang akan membawa reformasi radikal yang berani ke dalam Gereja. Pada tahun kelima masa kepausannya, semakin jelas bahwa reformasi itu tidak juga dilaksanakan. Ternyata yang kita miliki adalah bukan sebuah revolusi dengan gaya pribadi, tetapi revolusi yang tidak membahagiakan atas apa yang dianggap oleh umat Katolik sebagai jabatan paling suci di Bumi. Umat ​​Katolik konservatif (ortodox) sangat khawatir dengan adanya berbagai perubahan dalam pengajaran moral yang tampaknya diperkenalkan oleh Francis, sementara kaum liberal (heterodox) juga tidak merasa puas karena perubahan-perubahan itu yang diekspresikan secara samar-samar dan tidak berjalan cukup jauh. Namun, di atas semua ketakutan semacam itu, ada beberapa kesalahan yang seharusnya menggerakkan semua umat Katolik yang peduli, tentang integritas Gereja dan jabatan kepausan. Setelah hampir lima tahun masa kepausannya, Francis menunjukkan bahwa dia bukanlah penguasa yang demokratis dan liberal, seperti yang diduga dan dipikirkan oleh para kardinal ketika mereka memilihnya pada tahun 2103, tetapi Francis adalah seorang paus tiran yang belum pernah ada yang seperti itu selama berabad-abad sebelumnya.

Betapapun mengejutkannya tuduhan itu, ini semua didukung oleh bukti yang tak terbantahkan. Buku ini melacak segala reformasi yang gagal yang telah memalsukan segala harapan yang ditempatkan di pundak Francis, dan menjelaskan secara rinci ‘pemerintahan ketakutan’ di Vatikan, yang telah diperkenalkan oleh Paus dari Argentina ini.

No comments:

Post a Comment