Friday, February 28, 2020

KESEPIAN DALAM KEKATOLIKAN




KESEPIAN DALAM KEKATOLIKAN



OnePeterFive 

25 Februari 2020

Catatan Editor: Artikel ini datang kepada kami dari seorang Katolik anonim dengan pegangan Twitter @FergusFSU.

Agama Tuhan, Iman Kristiani, bukanlah bagi para pengecut.  Seperti yang dikatakan oleh Kristus sendiri, “… jalan menuju keselamatan itu sempit (Mat. 7:14), dan hanya dia yang bertahan sampai akhir yang akan selamat. (Mat. 24:13).

Kita harus (bukan sebaiknya) memikul salib kita setiap hari (bukan hanya sekali) jika kita ingin diselamatkan (Luk. 9:23).  Pengingat ini berfungsi sebagai pengantar dari sifat kesepian Katolik yang banyak ditemukan orang saat ini.

Ulangan 31: 6: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu;  janganlah takut atau gemetar terhadap mereka, karena TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu;  Dia tidak akan membiarkan kamu atau meninggalkan kamu."

Apa yang dimaksud dengan Kesepian dalam Kekatolikan?  Adalah kesadaran yang datang kepada banyak orang, bahwa begitu mereka menerima semua ajaran Gereja Katolik, dan berharap untuk memeluk iman Kristen sepenuhnya, mereka akan menemukan diri mereka dalam kesendirian, bahkan ketika dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman mereka. Meskipun ada cinta dan kasih sayang keluarga, namun ada keterputusan yang mendasar dan asasi dalam cara bagaimana masing-masing memandang dunia dan kehidupan.

Lukas 12: 52–53: Mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga;  mereka akan saling bertentangan: ayah melawan putranya dan putra melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."

Untuk memberikan contoh pribadi yang anekdotal, dalam hidup saya sebagai anggota baru Gereja, pada tahun 2010, saya tidak memiliki satu orang pun di antara keluarga, teman, atau bahkan kenalan dekat saya yang menerima, percaya, dan menjalani semua ajaran Gereja. Istri saya membenci Gereja, jadi kehidupan di rumah sangat sulit, dan potensi untuk meledak selalu ada. Beberapa keluarga saya adalah pemeluk Protestan yang setia, sehingga mereka bahkan tidak memiliki iman Kristen yang sejati, dan saya dipandang sebagai jiwa yang hilang oleh mereka. Anggota keluarga lainnya adalah atheis, anggota New Age, atau kafir. Ada beberapa teman yang secara teratur menghadiri Misa dan menerima sebagian besar ajaran Gereja, tetapi mereka semua menolak satu atau beberapa ajaran yang tidak mereka sukai. Jadi bagi saya pribadi, tidak ada seorang pun di sekitar saya yang dapat saya percaya dan berbicara secara terbuka, terus terang dan penuh semangat tentang iman, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam Gereja, atau tentang kehidupan secara umum. Itu adalah jurang yang meninggalkan kehampaan bagi saya maupun orang lain dalam situasi yang sama.

Mazmur 27:10: "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku."

Ini sulit untuk dijalani, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang diciptakan oleh Allah untuk hidup dalam persekutuan (secara harfiah dan kiasan) satu sama lain dan dengan Dia. Ketika persekutuan kepercayaan ini melemah, hal itu menciptakan kesepian bagi umat Katolik yang setia.

Jadi ketika ada perasaan frustrasi terhadap barisan awam yang membagikan Komuni, atau kemarahan orang benar tentang penistaan ​​atau bid'ah terbaru yang diucapkan oleh seorang klerus, tak ada jiwa yang sepadan yang bisa diajak berbicara untuk mendapatkan penghiburan, sambil berjuang di garis depan sebagai bagian dari Gereja yang Militan. Semua prajurit membutuhkan "esprit de corps," ikatan kesetiakawanan yang dibuat bersama dalam pertempuran, dan orang Kristen membutuhkan ikatan itu dengan sesama orang Kristen yang bertempur melawan kekuatan jahat. Tetapi apa yang terjadi ketika hanya ada begitu sedikit prajurit sejati yang berjuang bagi Kristus sehingga orang Kristen tidak bisa memiliki satu orang Kristen sejati pun dalam kehidupan pribadi mereka untuk diikat?

Mazmur 22:11: "Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong."

Hal pertama dan terpenting yang harus dilakukan adalah doa. Ini adalah jawaban yang diharapkan, dan memang demikianlah seharusnya. Beban yang Anda alami ini sama sekali tidak dapat ditanggung tanpa berbalik kepada Allah dan tetap tinggal di dalam Dia. Jika Anda tidak memiliki kehidupan doa yang teratur, Anda akan goyah dan menjauh dari Iman. Keluarga, teman, dan masyarakat Anda akan menarik Anda ke bawah dan menjauh dari Tuhan. Jadi doa itu wajib. Berdoalah rosario setiap hari, dan cobalah untuk menghabiskan waktu ekstra bersama Tuhan dengan cara lain seperti Adorasi.

Kedua, cari Misa Latin di dekat Anda jika memungkinkan. Ini bukan diskusi tentang apakah Novus Ordo adalah Misa yang sah, tetapi sebaliknya hanya untuk menunjukkan kepada Anda bahwa Anda bisa menemukan jiwa-jiwa yang sepadan di TLM yang percaya, menerima, dan menjalani seluruh iman Kristen. Kesempatan Anda untuk menemukan seorang teman yang dengannya Anda dapat memiliki kesamaan pandangan dan kesetiakawanan dalam pertempuran harian Anda, jauh lebih besar daripada di Misa Novus Ordo. Ini benar secara obyektif. (Sebagai tambahan, selama sepuluh tahun saya menghadiri dua paroki Novus Ordo, saya hanya menemukan segelintir orang yang sepenuhnya menerima, percaya, dan menghayati iman Kristen di kedua paroki tsb.)

Dalam kehidupan pribadi saya, menghadiri Misa Latin belum dimungkinkan karena berbagai alasan, tetapi mudah-mudahan ini akan segera berubah, dan saya akan bisa menemukan beberapa jiwa yang sepadan dalam Iman yang dengannya saya bisa berteman.

Matius 26:40: "Setelah itu Ia mendatangi para murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur.  Dan Ia berkata kepada Petrus, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?"

Hal ketiga yang bisa dilakukan adalah mempersembahkan penderitaan Anda dan mempersatukannya dengan Kristus. Kemampuan manusia untuk menanggung penderitaan secara langsung berhubungan dengan apakah ada tujuan yang lebih tinggi dari penderitaan itu.  Orang tua dapat menanggung semua kekacauan, sakit hati, dan kurang tidur, jika mereka tetap fokus pada kesejahteraan anak-anak mereka. Memikul salib Anda setiap hari tidak bisa dipahami oleh mereka yang berada di luar agama Kristen, tetapi hanya bagi mereka yang memiliki rahmat pengudusan Allah yang mengalir melalui jiwa mereka. Ingatlah bahwa Kristus hanya seorang diri di ruangan bawah tanah pada malam suci sebelum pengadilan-Nya di hadapan Mahkamah Agung dan Pilatus, namun Dia tidak sendirian, karena Bapa dan Roh Kudus ada bersama-sama dengan-Nya.

Rekomendasi keempat dan terakhir yang bisa saya berikan adalah menemukan komunitas online yang baik di antara berbagai media sosial. Orang-orang dari seluruh penjuru negeri dan dunia yang juga merupakan bagian dari Gereja Militan dan berada dalam perang melawan kejahatan, ada bersama Anda. Perasaan saling percaya dan persahabatan mereka dapat menghidupkan semangat Anda dan mendorong Anda untuk menjadi kudus dan bertumbuh di dalam Tuhan.

Janganlah kehilangan harapan. Janganlah kehilangan iman. Janganlah kehilangan kasih.  Teruslah berjuang, teruslah berdoa, dan jagalah jiwa Anda dalam keadaan rahmat pengudusan dengan mengunjungi Sakramen sesering mungkin.

1 Korintus 10:13:  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu bisa menanggungnya."


*****






1 comment:

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete