Thursday, March 2, 2023

Seorang imam berkata kepada paus Francis…

  


 

 

Seorang imam berkata kepada paus Francis:

'Dengan rendah hati akuilah bahwa Anda 'SALAH' dan bahwa 'tradisi Kristen adalah BENAR' 

https://www.complicitclergy.com/2023/03/01/priest-to-pope-francis-humbly-admit-youre-wrong-and-that-christian-tradition-is-right/ 

 

March 1, 2023 from LifeSite News by Father Jesusmary Missigbètò

 

Berikut ini adalah petikan surat terbuka kelima dari Romo Jesusmary Missigbètò kepada paus Francis.

 

 

Saat membaca surat-surat terbuka saya, orang-orang menyadari bahwa penyebab utama dan pertama dari kesalahan moral (dan doktrin) yang disebutkan di dalamnya adalah di bidang intelektual. Sebelum kematiannya, Kardinal Carlo Caffarra juga melakukan pengamatan ini dan membagikannya kepada teman-temannya.

 

Padahal, kesalahan tersebut mencerminkan kurangnya penguasaan tema-tema Teologi Moral Fundamental dan Teologi Sakramental tertentu, yang diajarkan sesuai dengan semangat St. Thomas Aquinas. Janganlah kita melupakan peringatan penting dari Paus Leo XIII yang mendorong para teolog Katolik untuk tidak menyimpang dari sumber yang baik dari filsafat dan teologi Thomistik, menurut ajaran St.Thomas Aquinas (bdk. ensiklik Aeterni Patris; 4 Agustus 1879).

 

Penyebab kedua kesalahan terletak pada kurangnya kolegialitas sejati. Di satu sisi, kolegialitas ini berarti bahwa paus Francis harus hidup dalam kesatuan doktrin dan moral dengan 265 orang pendahulunya (kolegialitas vertikal), dan khususnya dengan Paus St. Yohanes Paulus II dan Paus Emeritus Benediktus XVI.

 

Setiap pembaca surat terbuka saya, yang tidak memihak, telah dapat melihat bagaimana paus Francis dengan sengaja menentang dokumen yang dikeluarkan oleh dua paus terakhir ini. Di sisi lain, kolegialitas ini berarti paus Francis harus terbuka terhadap pendapat orang-orang sezamannya (kolegialitas horizontal).

 

Ada begitu banyak ahli Thomistik yang baik di dalam Gereja Katolik sehingga jika paus Francis ingin berkonsultasi dengan mereka, dia akan dapat menghindari berbagai kesalahan yang saya sebutkan. Padahal, lima topik yang dibahas dalam surat terbuka saya bukanlah topik yang mengakui pluralitas pendapat atau tanggapan relativistik.

 

Hanya jawaban Thomistik yang valid karena kelima topik surat saya itu menyangkut hukum mutlak Tuhan: perintah pertama, perintah kelima, dan perintah keenam. Sayangnya, paus Francis memilih jawaban lain, yaitu relativisme, yang merupakan pintu terbuka untuk memberlakukan etika situasi. Etika ini, juga dikenal sebagai etika suam-suam kuku atau etika setengah-kebenaran, yang menolak sifat absolut dari hukum ilahi dan mencari-cari situasi tertentu yang dapat berfungsi sebagai pengecualian untuk tidak memenuhi hukum ini.

 

Surat terbuka pertama saya terkait dengan perintah keenam dan mengangkat isu homoseksualitas. Ini untuk menjawab pertanyaan tertutup berikut: Apakah benar secara moral bagi seorang Kristen, pastor, atau uskup untuk berinisiatif meminta disahkannya undang-undang tentang kumpul kebo / homoseksual?

 

Surat terbuka saya yang kedua terkait dengan perintah keenam dan mengangkat masalah kontinensia (pantang hubungan sexual). Ini untuk menjawab pertanyaan tertutup berikut: Apakah benar secara moral untuk mengatakan bahwa “komitmen untuk hidup kontinensia (tidak melakukan hubungan sexual) dapat diajukan” kepada orang Kristen dan merupakan “suatu pilihan”?

 

Surat terbuka ketiga saya terkait dengan perintah keenam dan mengangkat masalah kontrasepsi. Ini untuk menjawab pertanyaan tertutup berikut: Apakah secara moral benar jika melakukan histerektomi (pengangkatan rahim) dengan persetujuan ahli medis tetapi tanpa ada keadaan darurat medis bagi kesehatan ibu?

 

Surat terbuka keempat saya terkait dengan perintah kelima dan mengangkat masalah aborsi. Ini untuk menjawab pertanyaan tertutup berikut: Apakah secara moral benar untuk memberikan Sakramen Ekaristi kepada semua politisi pro-aborsi yang tidak bersedia meninggalkan dukungannya terhadap aborsi?

 

Surat terbuka kelima saya terkait dengan perintah pertama dan mengangkat masalah ibadah. Ini untuk menjawab pertanyaan tertutup berikut: Apakah benar secara moral bagi seorang Katolik untuk mengambil bagian dalam ritus pagan?

 

Dalam kelima kasus tersebut, Tradisi Kristen selalu menjawab “tidak”. Ini adalah satu-satunya jawaban yang mungkin. Tetapi, sayangnya, paus Francis telah menjawab "ya" atas kelimanya.

 

 

Silakan membaca lanjutannya di LifeSite News

 

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Anne, lokusi 1 / 11, 3 Februari 2023

Anne, lokusi 2 / 11, 4 Februari 2023

LDM, 25 Februari 2023

Anne, lokusi 3 / 11, 5 Februari 2023 (1)

10 Dosa Yang Harus Diakukan….

Uskup Schneider - Sinode tentang Sinodalitas menawarkan 'racun spiritual' yang mematikan…

Anne, lokusi 4 / 11, 5 Februari 2023 (2)