Wednesday, March 1, 2023

Uskup Schneider - Sinode tentang Sinodalitas menawarkan 'racun spiritual' ...

  Uskup Schneider mengatakan bahwa Sinode tentang Sinodalitas menawarkan 'racun spiritual' yang mematikan bagi umat beriman 

https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-bp-schneider-says-synod-on-synodality-serves-up-spiritual-poisons-to-the-faithful/?utm_source=digest-profamily-2023-03-01&utm_medium=email 

 

Uskup Schneider berbicara kepada LifeSiteNews tentang ‘Sinode tentang sinode’ saat ini yang sangat 'berbahaya' dan memperingatkan bahwa sinode ini adalah tentang promosi sebuah konsep dan gaya pemerintahan yang 'bertentangan dengan seluruh sejarah Gereja.' 

 

Uskup Athanasius Schneider speaks with LifeSiteNews in 2021 

 

By Michael Haynes 

Tue Feb 28, 2023 - 10:21 am EST

 

ROMA (LifeSiteNews) — Uskup Athanasius Schneider telah memperingatkan bahwa tren terkini dalam Gereja Katolik, terutama Sinode tentang Sinodalitas yang sedang berlangsung saat ini, “sangat berbahaya” bagi iman Katolik dan merupakan “racun spiritual” yang mematikan.

 

Berbicara kepada LifeSiteNews baru-baru ini di Roma, uskup pembantu di Astana, Kazakhstan ini, membahas anjuran Bergoglio untuk melakukan “pertobatan ekologis” dan ekumenisme, yang sangat berbahaya yang dihadirkan oleh Sinode tentang Sinodalitas.  

Sinode tentang Sinodalitas menghadirkan 'racun spiritual' yang berbahaya 

Uskup Schneider memperingatkan bagaimana Sinode tentang Sinodalitas saat ini adalah “alat yang digunakan untuk melemahkan kejelasan iman Katolik, seperti yang sekarang kita amati, serta menyebarkan lebih banyak kekacauan dan kebingungan doktrinal ke dalam kehidupan Gereja.”

 

“Ini adalah penyalahgunaan berat lembaga sinode, yang dipahami Gereja selama 2.000 tahun,” katanya.

 

READ: Vatican’s new synodal document calls for ‘female diaconate’ and ‘radical inclusion’ 

 

Vatikan telah menitikberatkan bagaimana Sinode tentang Sinodalitas yang dilaksanakan selama beberapa tahun ini, adalah tentang “mendengarkan”, bahkan sampai pada titik “mendengarkan” pendapat dari orang-orang non-Katolik maupun orang Katolik yang murtad.

 

Uskup Schneider mencatat bahwa sinode yang tertata dengan baik memiliki hak prerogatif yang jelas: “Sinode adalah instrumen Magisterium, tetapi tujuan pertamanya adalah untuk mengklarifikasi doktrin tanpa ambiguitas, tanpa keraguan.”

 

Tugas kedua Sinode seharusnya “menolak kesalahan zaman,” namun Schneider memperingatkan bahwa tindakan Sinode saat ini telah memungkinkan “racun, racun spiritual” menyebar luas. Sebuah sinode yang sejati haruslah memperhatikan masalah “disipliner” untuk memberikan “obat terhadap pelanggaran yang ada,” katanya.

 

READ: Belgian archbishop warns Catholic doctrine is under ‘threat’ from false teaching, Synodality

 

Sebaliknya, dia menggambarkan Sinode tentang Sinodalitas saat ini menyerupai “parlemen duniawi,” dan ini adalah sesuatu yang “bertentangan dengan seluruh sejarah Gereja dan seluruh metode Tuhan. Itu adalah bersifat duniawi, bukan Kristiani.”  

Kristus tidak berkata: 'Pergilah dan dengarkanlah semua orang' 

Memperluas hal ini, Uskup Schneider menunjukkan adanya kekhasan yang memfokuskan Gereja Katolik lebih pada kegiatan “mendengarkan” daripada mengajar.

 

“Seluruh umat manusia harus mendengarkan suara Kristus, bukan mendengarkan satu sama lain,” katanya. Untuk mendengarkan satu sama lain, bukannya mendengarkan Kristus, adalah “melawan wahyu,” tambahnya.

 

Dan kemudian Kristus tidak mengatakan kepada semua Rasul-Nya: "Pergilah dan dengarkan semua orang," tetapi "Pergilah dan ajarlah dan instruksikan mereka, dalam apa yang telah Kuajarkan kepadamu." 

 

Ini adalah pesan Gereja - bukan untuk menampilkan dirinya sendiri, bukan untuk mengadakan sidang parlementer dan untuk mendengarkan pendapat orang-orang - tetapi untuk mewartakan kebenaran, dengan kejelasan dan kasih tentu saja.

 

Misi mewartakan iman Katolik seperti itu adalah “kewajiban” para uskup, bersama dengan Paus, kata Uskup Schneider. “Juga merupakan ungkapan cinta bagi mereka yang belum mengetahui kejernihan iman.”

 

Mengacu pada konsep Sinode saat ini, yaitu tentang “berkumpul untuk mendengarkan,” Schneider mengatakan bahwa tindakan semacam itu adalah “penipisan iman Katolik dan tidak bertanggung jawab, dan bahkan sikap non-kedermawanan dari pihak Paus dan para uskup.”

 

Ini karena orang “membutuhkan kejelasan, membutuhkan struktur,” katanya.

 

READ: Bp. Strickland: Sexual sins are ‘spiritual fentanyl’ eroding our culture

 

Menyoroti contoh praktik homoseksualitas, perzinahan, dan banyak dosa moral yang tersebar luas, yang telah disahkan oleh sinode Jerman, Schneider juga menyarankan bahwa para wali gereja yang gagal dalam tugas peringatan mereka terhadap dosa-dosa semacam itu sebenarnya diri mereka adalah berdosa dengan sendirinya.

 

Ketika Paus dan para uskup tidak menginstruksikan umat dengan kejelasan yang paling mungkin, dan dalam hal rasa hormat dan kasih, maka mereka adalah berdosa. Sinode semacam itu bertentangan dengan misi dasar, misi ilahi, yang diberikan Tuhan kepada Paus dan para uskup, dan juga berdosa melawan perintah amal kasih kepada sesama.  

Jadikan Ekaristi sebagai 'pusat hidup Anda' 

Terlepas dari peringatan akan bahaya yang diwakili oleh banyak arus pemikiran modern di dalam Gereja Katolik, Uskup Schneider memberikan dorongan kepada umat Katolik tentang cara mempertahankan iman.

 

“Pelajari iman Katolik,” katanya. “Pelajari dengan baik katekismus lama di mana ada iman yang tidak berubah.”

 

Dia juga menyebutkan teks-teks tertentu pasca-Konsili, seperti Humanae Vitae, Vertitatis Splendor, tetapi dia juga menyoroti pentingnya umat Katolik memperhatikan ajaran dan dokumen pra-konsili karena kejelasannya.

 

Uskup pembantu di Astana, Kazakhstan itu juga mendesak umat Katolik untuk menjadikan Ekaristi Kudus sebagai “pusat hidup kita.” Dia mendorong umat untuk menerima Komuni Kudus DENGAN PENUH HORMAT, BERLUTUT DAN DITERIMA DI LIDAH “untuk menghindari bahaya pencemaran atau pengurangan rasa hormat.”

 

Selain itu, Uskup Schneider - pendukung vokal liturgi tradisional Gereja - menyatakan bahwa mencari Misa tradisional adalah "isyarat cinta" kepada sesama dan tindakan "kesetiaan kepada Bunda Gereja Kudus". 

“Jadilah pemuja Ekaristi, pecinta Ekaristi dan juga Misa tradisional, yang merupakan Misa para kudus,” katanya. “Promosikan ini, carilah ini, beritahukan ini kepada tetangga Anda dan kepada kaum muda: ini adalah isyarat cinta kepada mereka dan kesetiaan kepada Bunda Gereja Kudus.”  

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Musuh paling menakutkan yang ditetapkan Allah untuk melawan iblis adalah Maria

V. Kebangkitan Jiwa Tak Beriman Di Neraka

Anne, lokusi 1 / 11, 3 Februari 2023

Anne, lokusi 2 / 11, 4 Februari 2023

LDM, 25 Februari 2023

Anne, lokusi 3 / 11, 5 Februari 2023 (1)

10 Dosa Yang Harus Diakukan….