Tuesday, March 29, 2016

Vol 1 - Bab 5 Lokasi Api Penyucian



Volume 1 : Misteri Keadilan Allah

Bab 5

Lokasi Api Penyucian 
Pewahyuan-pewahyuan yang diterima para kudus 
St.Teresa, St.Louis Bertrand, St.Mary Magdalen de Pazzi

St.Teresa memiliki sifat kemurahan hati yang amat besar terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian, dan dia membantu mereka sekuat tenaganya dengan melalui doa-doa dan karya-karya baiknya. Sebagai balasannya Tuhan sering menunjukkan kepadanya jiwa-jiwa yang telah berhasil dia bebaskan dari Api Penyucian. Dia bisa melihat jiwa-jiwa itu pada saat proses pembebasan mereka dari penderitaan dan masuknya mereka ke Surga. Secara umum mereka keluar dari dalam bumi ini. Dia menulis :”Aku menerima berita-berita kematian dari seorang religius yang semula menjadi penguasa suatu wilayah, dan kemudian menjadi penguasa wilayah yang lainnya lagi. Aku sudah terbiasa dengan orang itu dan dia telah memberiku pelayanan yang besar. Pengetahuan ini membuatku merasa sangat tidak enak. Meskipun orang ini terkenal karena berbagai keutamaannya, namun dia sadar akan keselamatan jiwanya, karena dia telah menjadi seorang pemimpin selama 20 tahun disitu, dan aku merasa takut terhadap mereka, orang-orang yang bertugas memelihara kesehatan jiwa-jiwa. Dengan sangat bersedih aku pergi ke sebuah ruang doa, dan memohon kepada Tuhan untuk mengarahkan, bagi rohaniwan ini, tindakan kebaikan kecil yang telah kulakukan selama hidupku, dan yang sisanya hendaknya diambilkan dari jasa-jasa Yesus Kristus yang tak terhingga besarnya itu, agar jiwa rohaniwan itu bisa dibebaskan dari Api Penyucian.
“Sementara aku memohon rahmat karunia ini dengan segenap kemampuanku, aku melihat disebelah kananku jiwa itu muncul dari dalam bumi dan naik ke Surga dengan bahagia sekali. Meskipun imam itu sudah tua umurnya, tetapi dia nampak seperti dibawah 30 tahun usianya, dengan wajah yang bercahaya”.
“Penglihatan ini meskipun singkat, memberiku kebahagiaan yang sangat dalam, dan tanpa bayangan keraguan akan kebenaran dari apa yang kusaksikan ini. Sementara aku dipisahkan jauh dari tempat hamba Allah ini menghabiskan hari-harinya di tempat itu, beberapa saat sebelumnya aku mengetahui hal-hal yang khusus didalam kematiannya. Semua orang yang mengetahui hal itu tak bisa menahan diri untuk memuji betapa orang itu telah mempertahankan kesadaran dari suara hatinya hingga saat-saat terakhirnya, air mata yang dia keluarkan, serta perasaan kerendahan hati dengan mana dia menyerahkan jiwanya kepada Tuhan”.
“Seorang rohaniwan yang baik di lingkungan kami, seorang hamba Allah yang agung, telah eninggal dua hari yang lalu. Kami sedang mendaraskan doa ‘the Office for the Dead’ baginya. Ada seorang wanita yang sedang membaca pelajaran dan aku sendiri berdiri untuk mengucapkan doa. Ketika separuh bacaan sudah selesai dibacakan, aku melihat jiwa dari rohaniwan ini keluar dari dalam bumi, seperti yang pernah kulihat sebelumnya, dan naik ke Surga.
“Didalam biara ini telah meninggal seorang rohaniwan lain berusia 18 atau 20 tahun, yang merupakan sebuah contoh semangat iman, keutamaan, dan keteraturan hidup yang berkobar-kobar. Hidupnya telah dipenuhi dengan segala macam penderitaan dan kesedihan yang ditanggungnya dengan sabar. Aku tidak ragu, setelah melihat kehidupannya itu, bahwa dia telah mengumpulkan jasa-jasa yang lebih dari cukup untuk bisa lolos dari Api Penyucian. Ketika aku sedang berdoa ‘the Office’, sebelum dia datang, dan sekitar ¼ jam setelah kematiannya, aku melihat jiwanya keluar dari dalam bumi ini dan naik ke Surga”, demikian cerita St.Teresa.
Sebuah peristiwa yang mirip, telah ditulis didalam ‘the Life of St.Louis Bertrand’, dari ordo St.Dominikus. Buku ‘Life’ ini ditulis oleh Pastor Antist, seorang rohaniwan dari ordo yang sama, yang telah hidup bersama-sama orang kudus itu, yang terdapat didalam kitab Acta Sanctorum pada tanggal 10 Oktober. Pada tahun 1557, ketika St.Louis Bertrand tinggal di biara Valentia, wabah penyakit pes sedang menyebar di kota itu. Penyakit yang amat menakutkan itu cepat sekali meluas, dan mengancam keselamatan seluruh penduduk, dan tiap-tiap orang merasa ketakutan akan nyawanya. Seorang religius dari komunitas itu, yang berharap untuk bisa mempersiapkan sendiri kematiannya, melakukan sebuah pengakuan dosa atas seluruh kehidupannya kepada orang kudus itu. Pada saat pergi, dia berkata :”Bapa, jika Allah berkenan memanggilku sekarang, aku akan kembali nanti dan memberitahu anda tentang keadaanku di dunia sana”. Beberapa saat kemudian orang itu meninggal dan malam berikutnya dia nampak kepada orang kudus itu. Dia mengatakan bahwa dirinya masih ditahan didalam Api Penyucian karena kesalahannya yang kecil yang harus dia tebus disitu, dan dia memohon kepada orang kudus itu untuk mendoakan dirinya didalam komunitasnya. St.Louis menyampaikan permintaan ini kepada Kepala komunitas, dan segera saja dia melaksanakan permintaan dari jiwa yang telah meninggal itu serta merayakan kurban-kurban kudus bagi anggota kelompok itu.
Enam hari kemudian, seorang pria yang tidak tahu apa-apa tentang sesuatu yang terjadi didalam biara itu, datang dan mengaku dosa kepada Pastor Louis dan mengatakan kepadanya bahwa jiwa dari Pastor Clement telah menampakkan diri kepadanya. Dia melihat bumi terbuka, dan jiwa dari Pastor itu muncul didalam kemuliaan, yang nampak seperti kilauan bintang yang naik ke udara dan menuju ke Surga”.
Kita bisa membaca didalam buku ‘the Life of the Magdalen de Pazzi’, yang ditulis oleh bapa pengakuannya, Pastor Cepari, dari ‘the Company of Jesus’, bahwa hamba Allah ini menjadi saksi dari terlepasnya suatu jiwa dari kejadian sebagai berikut :
Salah satu saudara perempuan didalam iman telah meninggal dunia beberapa saat sebelumnya. Ketika orang kudus itu sedang berdoa dihadapan Sakramen Terberkati, dia melihat jiwa dari wanita itu keluar dari dalam bumi, yang saat itu masih tertahan didalam lembah Api Penyucian. Dia diselimuti oleh suatu nyala api, dimana dibalik api itu nampaklah wanita itu yang mengenakan jubah putih berkilauan yang melindunginya dari panasnya api itu. Wanita itu tinggal di kaki altar sekitar satu jam lamanya, sambil memuji Tuhan yang tersembunyi didalam Ekaristi. Jam adorasi ini yang dilakukan oleh wanita itu dan disaksikan oleh Magdalen, merupakan penebusannya yang terakhir. Beberapa waktu telah berlalu, dia bangkit dan terbang ke Surga”.

No comments:

Post a Comment