Friday, September 15, 2017

Booklet C - Pastor Don Gobbi - Blue Book No. 169 Tanda Kedua: tidak adanya disiplin

Booklet C
Blue Book No. 169  Tanda Kedua: tidak adanya disiplin
Pastor Don Gobbi
2 Februari 1979

Hari ini hatiku terluka kembali demi menyaksikan ada begitu bany- ak putera-putera imamku yang hidupnya tak memiliki ketaatan kepada Kehendak Allah, karena mereka tidak mau melaksanakannya, dan bahkan secara terbuka mereka meragukan  hukum-hukum yang baik dan layak bagi profesi imamat mereka.

Begitulah, tidak adanya disiplin sedang menyebar luas di seluruh Gereja hingga menghasilkan banyak kurban, terutama diantara para imamnya sendiri.

Ini adalah tanda kedua, yang menunjukkan kepadamu bahwa bagi Gereja, saat terakhir dari pemurnian itu telah tiba. Tidak adanya disiplin telah meluas ke seluruh tingkatan, terutama diantara para klerus.

Ini adalah tidak adanya disiplin, yang sangat dibutuhkan di bagian inti dari sikap kepatuhan terhadap Kehendak Allah. Tidak adanya disiplin ini terwujud dalam sikap yang terombang-ambing dalam hal kewajiban-kewajiban imamatmu, kewajiban untuk berdoa, untuk memberi contoh yang baik, untuk menjalankan kehidupan yang kudus dan apostolik. Diantara imam-imam, betapa banyaknya mereka yang membiarkan dirinya larut dalam berbagai aktivitas yang berlebihan hingga tidak sempat lagi untuk berdoa. Mereka semakin terbiasa untuk mengabaikan the Liturgy of the Hours’, meditasi maupun doa Rosario. Mereka membatasi doa-doanya hingga merayakan Misa Kudus secara tergesa-gesa.

Dengan demikian, putera-putera imamku, batin mereka menjadi kosong, tidak lagi memiliki terang dan kekuatan untuk menolak berbagai macam perangkap yang ada di tengah kehidupan mereka. Mereka menjadi tercemar oleh roh dunia ini dan menerimanya sebagai jalan hidupnya, menerima nilai-nilai moral dunia, dengan segala bentuk tindakan pencemarannya, membiarkan dirinya untuk dikondisikan oleh berbagai macam cara propaganda hingga pada akhirnya nanti, putera-putera imamku akan mau menerima mentalitas dunia ini. Mereka akan menjadi utusan-utusan dunia ini, sesuai dengan roh dunia yang telah mereka anggap benar dan kemudian menyebarkannya, hingga menyulut berbagai macam skandal diantara umat beriman.

Dari sini muncullah pemberontakan terhadap norma-norma kanonik yang mengatur kehidupan para imam, serta penolakan terhadap kewajiban selibat yang kudus seperti yang dikehendaki oleh Yesus dan yang dinyatakan kepada GerejaNya, dan yang saat ini sekali lagi ditegaskan oleh Paus (Yohanes Paulus II).

Adalah karena tidak adanya disiplin yang membuat mereka meremehkan norma-norma yang telah ditetapkan oleh Gereja yang mengatur kehidupan liturgis dan eklesiastik.

Saat ini masing-masing mereka cenderung mau mengarahkan dirinya sendiri sesuai dengan selera atau pilihan bebas mereka, dan dengan fasilitas yang memalukan mereka melanggar norma-norma Gereja, yang telah ditegaskan berkali-kali oleh Bapa Suci, seperti misalnya kewajiban bagi imam-imam untuk mengenakan pakaian khusus imamat.

Namun celakanya, yang pertama kali tidak mematuhi aturan-aturan ini adalah para pastor sendiri, dan contoh buruk mereka itulah yang melahirkan sikap tidak disiplin dalam semua sektor didalam Gereja.


Penyimpangan ini, yang kini semakin meluas di dalam Gereja, menunjukkan kepadamu dengan jelas bahwa saat terakhir dari pemurniannya telah tiba.

Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment