Wednesday, August 19, 2020

PASTOR FRANK UNTERHALT - RAHASIA KETIGA FATIMA

 

PASTOR FRANK UNTERHALT:

APA YANG KITA KETAHUI TENTANG RAHASIA KETIGA FATIMA,

SEDANG TERJADI DI DALAM GEREJA SAAT INI

 

Rahasia Ketiga yang diberikan kepada Suster Lucia meramalkan, antara lain, bahwa kemurtadan besar di dalam Gereja akan dimulai dari atas

 

https://www.lifesitenews.com/blogs/what-we-know-of-our-lady-of-fatimas-3rd-secret-appears-to-be-unfolding-in-church-today-priest

  

by MAIKE HICKSON

 

Sat Aug 15, 2020 - 11:01 pm EST 

 

 

  

15 Agustus 2020 (LifeSiteNews) - Pastor Frank Unterhalt, seorang imam diosesan Jerman dan pembicara dari sekelompok imam setia yang disebut Communio veritatis, telah menulis sebuah artikel tentang krisis yang ada saat ini di dalam Gereja Katolik dan menghubungkannya kembali dengan pesan Bunda Maria dari Fatima. Dia mengutip Kardinal Ciappi, seorang teolog Vatikan dari tahun 1955 hingga 1989, yang menyatakan pada tahun 1995: "Dalam Rahasia Ketiga, antara lain, diperkirakan bahwa kemurtadan besar di dalam Gereja akan dimulai dari atas."

 

Dalam pernyataannya (lihat teks lengkap di bawah), Pastor Unterhalt dari Keuskupan Agung Paderborn merangkum berbagai aspek yang membantu kita untuk melihat bahwa Gereja telah disusupi cukup lama oleh kekuatan anti-Katolik. Di sini, dia mengutip mantan tokoh Komunis, Bella Dodd, yang mengaku telah membantu memasukkan ke dalam Gereja-gereja di AS dengan sekitar 1.100 orang imam komunis, dan dia juga merujuk kembali kepada instruksi Freemasonik "Alta Vendita" yang bertujuan untuk menempatkan "seorang paus yang sesuai dengan kebutuhan kita.”

 

Pastor Unterhalt juga mengutip ucapan George Weigel yang, setelah mempelajari arsip komunis, mengatakan pada tahun 2011 “... bagaimana pemerintahan komunis dan dinas rahasianya menyusup ke Vatikan dan menggunakan hubungan diplomatik dengan Takhta Suci untuk mempromosikan kepentingan mereka -- seperti yang diharapkan -- dan berusaha memperkuat upaya untuk menembus tingkat tertinggi kepemimpinan Gereja Katolik, terutama Vatikan itu sendiri – ini adalah pendekatan yang tampaknya tidak dilihat dan tidak disadari oleh banyak pejabat tinggi di Vatikan.”

 

Pastor Jerman itu juga mengingatkan kita bahwa Pastor Maximilian Kolbe, yang pada tahun 1917 menyaksikan kemunculan Freemason di Roma sambil mengibarkan bendera yang bertuliskan "Setan akan memerintah di Vatikan, dan Paus akan menjadi budaknya."

 

Adalah Paus Benediktus XVI yang mengumumkan pada tahun 2010 bahwa Rahasia Ketiga Fatima berkata bahwa "penganiayaan terbesar atas Gereja bukan berasal dari musuh-musuhnya di luar, tetapi muncul dari dosa di dalam Gereja."

 

Di sini, kita mungkin juga diingatkan akan fakta bahwa, sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, dia pernah mengatakan bahwa Freemasonry adalah bahaya terbesar bagi Gereja.

 

Pastor Unterhalt tidak menyebutkan perdebatan yang sedang berlangsung, apakah Roma telah menerbitkan sepenuhnya semua perkataan Suster Lucia dari Fatima yang berkaitan dengan Rahasia Ketiga, sebuah diskusi yang tetap hidup sejak publikasi resmi Rahasia Ketiga di Roma pada bulan Juni 2000. Bagaimanapun, perkataan Kardinal Ciappi tentang kemurtadan di puncak Gereja seperti dikutip oleh Pastor Unterhalt, tidak dimuat dalam Rahasia Ketiga yang diterbitkan secara resmi. Diharapkan penelitian selanjutnya akan memberi kita penjelasan lebih lanjut tentang hal ini.

 

Misalnya, Kardinal Silvio Oddi, yang pernah menjadi sekretaris Uskup Agung Angelo Giuseppe Roncalli – yang kemudian menjadi Paus Yohanes XXIII - pada waktu dia menjabat sebagai nuncio di Paris, menyatakan pada tahun 1990 dalam sebuah wawancara tentang Rahasia Ketiga: “Saya tidak heran jika Rahasia Ketiga menyinggung masa-masa kelam bagi Gereja: kebingungan besar dan kemurtadan yang meresahkan dalam agama Katolik itu sendiri ... Jika kita mempertimbangkan krisis besar yang telah kita alami sejak Konsili [Vatikan Kedua], tanda-tanda bahwa nubuatan ini telah digenapi nampak sangat banyak.”

 

Pastor Unterhalt juga mengingatkan kita bahwa baik Kitab Wahyu maupun Katekismus Gereja Katolik berbicara kepada kita tentang hilangnya Iman di saat akhir zaman dan tentang ujian-ujian terakhir bagi Gereja. Di sini dia mengutip katekismus yang mengatakan: “Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, Gereja harus melalui ujian terakhir yang akan mengguncang iman dari banyak umat yang percaya. Penganiayaan yang menyertai ziarahnya di bumi akan mengungkap 'misteri kejahatan' dalam bentuk penipuan agama yang menawarkan solusi nyata bagi masalah mereka dengan ongkos kemurtadan dari kebenaran.”

 

Pastor Unterhalt telah membuat berbagai pernyataan keras di tahun-tahun terakhir ini yang berkaitan dengan pelestarian Iman Katolik. Dia dan kelompok imamatnya Communio veritatis, misalnya, menentang gagasan untuk memberikan Komuni Kudus kepada umat Protestan. Dia secara terbuka menegur kepala uskup Jerman, Kardinal Reinhard Marx, karena mengadaptasi Gereja Katolik kepada ‘selera zaman.’ dan dia mengutuk praktek penerimaan Komuni Kudus di tangan sambil berdiri.

 

Pastor Unterhalt juga menolak aturan baru paus Francis untuk memberikan Komuni Kudus kepada para pezina. Akhirnya, dia mendorong kita untuk tetap dekat dengan Bunda Maria, dengan mengatakan bahwa “Banyak umat beriman bertanya pada diri mereka sendiri hari ini bagaimana seseorang dapat menahan badai ujian besar saat ini dan tetap berada dalam Iman yang benar. Saya ingin menjawabnya dengan kata-kata terkenal dari Perawan Maria Yang Terberkati di Fatima: 'Hatiku Yang Tak Bernoda akan menjadi tempat perlindunganmu dan jalan yang menuntunmu kepada Tuhan!'

 

 

 

Pernyataan lengkap dari pastor Frank Unterhalt

 

Gereja Sedang Berjalan Melewati Rahasia Ketiga Fatima

 

Ini adalah waktu yang tepat untuk memahami arti penuh dari pesan nubuatan yang dibuat oleh Kardinal Wojtyła pada Kongres Ekaristi 1976 di Philadelphia: “Kita sekarang sedang berdiri di hadapan konfrontasi historis terbesar yang pernah dialami umat manusia. Saya tidak berpikir bahwa lingkaran luas masyarakat Amerika, atau seluruh lingkaran luas Komunitas Kristen, menyadari hal ini sepenuhnya. Kita sekarang menghadapi konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-gereja, antara Injil dan anti-Injil, antara Kristus dan antikristus. Konfrontasi itu telah ada di dalam rencana Penyelenggaraan Ilahi. Oleh karenanya hal itu telah ada di dalam Rencana Tuhan, dan hal itu akan menjadi sebuah ujian yang harus diterima oleh Gereja, dan dihadapi dengan berani… ”

 

Adalah penting untuk menyadari dimensi penuh dari seruan dramatis ini! Di atas segalanya, orang harus mempertimbangkan apa yang dibutuhkan oleh anti-gereja di kepalanya. Dalam pengertian ini, Uskup Fulton J. Sheen menegaskan: “Akan ada tubuh mistik antikristus, yang secara eksternal akan menyerupai Tubuh Mistik Kristus.”

 

Selama kunjungannya ke Jerman pada tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II, ketika ditanya di Fulda bagaimana keadaan Gereja dalam kaitannya dengan Rahasia Ketiga Fatima, dia menjawab dengan kata-kata berikut: “Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian besar dalam waktu dekat di depan. Ya, hal itu bahkan mungkin menuntut pengorbanan dari hidup kita, dan dedikasi total kepada Kristus dan untuk Kristus! Hal itu dapat diringankan dengan doa Anda dan doa kita, tetapi hal itu tidak dapat dihindari. Hanya dengan cara inilah pembaharuan sejati atas Gereja dapat terjadi. Sudah sering pembaharuan Gereja lahir dari darah. Dan kali ini tidak akan ada bedanya. Marilah kita menjadi kuat dan marilah kita mempersiapkan diri serta percaya kepada Kristus dan Bunda Kudus-Nya! Marilah kita berdoa Rosario lebih sering dan lebih banyak!”

 

Tak lama kemudian, hal ini menjadi nyata baginya. Pada tanggal 13 Mei 1981, peringatan penampakan pertama Perawan Terberkati dan Bunda Allah di Fatima pada tahun 1917, percobaan pembunuhan terjadi di Roma. Di sini seluruh pencobaan yang dia bicarakan menjadi nyata dalam gambaran yang dramatis. Serangan langsung terhadap Bapa Suci tidak hanya ditujukan kepadanya, tetapi juga kepaa seluruh Tubuh Mistik Kristus di dunia. Menurut ajaran St Augustine, Paus adalah "figura ecclesiae" dan mewakili seluruh Gereja. Dengan latar belakang ini, dia harus memahami bahwa dia berada di tengah-tengah perjuangan apokaliptik yang mempertaruhkan segalanya. Ini menjadi lebih jelas ketika kita mempertimbangkan keadaan sebenarnya dari upaya pembunuhan itu: Lima tembakan dilepaskan pada pukul 17:17.

 

Di satu sisi, peristiwa penembakan ini secara jelas menunjuk ke tahun di mana Freemasonry didirikan, 1717. St. Maximilian Maria Kolbe menyaksikan demonstrasi mereka di Lapangan Santo Petrus di Roma pada tahun 1917. Rasul dari Immaculata itu membaca rencana yang ditetapkan oleh Freemason pada benderanya yang relevan: “Setan akan memerintah di Vatikan, dan Paus akan menjadi budaknya.”

 

Di sisi lain, pada tahun yang sama 1917, Revolusi Oktober terjadi di Rusia dengan manifestasi komunisme atheis dan perjuangannya yang sangat menentukan.

 

Dalam konteks ini, serangan terhadap kepala Gereja Katolik menunjukkan upaya permusuhan untuk mengalahkan Gereja Katolik sepenuhnya. Tujuan serangan di Roma jelas untuk menghapus fondasi Gereja yang diberikan oleh Tuhan dan untuk menggantinya dengan "kepemimpinan" lain.

 

Tentu saja, rencana ini tidak berakhir dengan upaya pembunuhan, yang gagal dari sudut pandang musuh – tetapi sebaliknya. Yang cukup menjelaskan dalam konteks ini adalah surat dari Suster Lucia kepada Bapa Suci tanggal 12 Mei 1982, di mana dia merujuk pada bagian ketiga dari Rahasia Fatima: “Karena kita tidak mengindahkan seruan Pesan ini, maka kita bisa melihat bahwa nubuat itu telah terpenuhi, Rusia telah membanjiri dunia dengan kesalahannya. Dan jika kita belum melihat penggenapan yang lengkap dari bagian akhir nubuatan ini, kita sedang menuju ke arah itu sedikit demi sedikit dengan langkah-langkah yang besar.”

 

Teolog dan penulis Prof. Dr. George Weigel telah menganalisis arsip perang komunis melawan Karol Wojtyła dan Paus Yohanes Paulus II, dan menggambarkan kampanye yang terkait dengan hal itu, sebagai berikut: “Hal ini menggambarkan bagaimana pemerintah komunis dan dinas rahasia menyusup ke Vatikan dan menggunakan hubungan diplomatik dengan Takhta Suci untuk mempromosikan kepentingan mereka -- seperti yang diharapkan -- dan untuk memperkuat upaya mereka untuk menembus tingkat tertinggi dari kepemimpinan Gereja Katolik, terutama Vatikan sendiri -- sebuah pendekatan yang terus dilakukan dimana banyak pejabat tinggi di Vatikan tampaknya tidak bisa melihatnya.”[7]

 

Pengakuan yang mengejutkan dari Dr. Bella Dodd yang terkenal, seorang petinggi Partai Komunis di AS, telah membuka mata kita dengan cara khusus pada latar belakang sejarah. Setelah dia memeluk agama Katolik, mantan aktivis Komunis itu memberikan kesaksian dibawah sumpah tentang penyusupan yang disengaja kedalam Gereja. Menurut kesaksiannya sendiri, dia mengikuti perintah Stalin pada saat itu, yang dikeluarkan untuk semua organisasi Partai Komunis untuk memiliki agen-agen yang tak beriman dan tak bermoral, untuk dimasukkan kedalam seminari-seminari Katolik dan ordo-ordo religius.

 

Rencana dari Moskow ini dilaksanakan dengan sangat efektif -- sampai kedalam Vatikan. Pada tahun 1950-an, Dr. Bella Dodd menjelaskan: “Pada tahun 1930-an kami menempatkan 1.100 pria ke dalam profesi imamat untuk menghancurkan Gereja dari dalam, dan sekarang mereka berada di tempat-tempat tertinggi di dalam Gereja.”

 

Dr. Bella Dodd tidak meragukan konsekuensi yang drastis dari perbuatannya: "Anda tidak akan bisa mengenali lagi Gereja Katolik."

 

Filsuf Prof. Dr. Dietrich von Hildebrand memberi kita analisis mendalam yang dengan jelas menunjukkan bahwa pertempuran yang menentukan bukanlah di luar, tetapi di dalam Gereja itu sendiri: “Pandangan tanpa prasangka pada kehancuran kebun anggur Tuhan saat ini tidak dapat mengabaikan fakta bahwa 'kolom kelima' telah dibentuk di Gereja (hal itu juga disebut sebagai mafia oleh beberapa orang, bahkan dari pihak Gereja sendiri), sekelompok perusak Gereja yang disengaja.

Penggerogotan mereka yang sistematis dan halus terhadap Bunda Gereja Kudus juga memberikan kesaksian yang cukup jelas tentang fakta bahwa ini adalah sebuah konspirasi yang disengaja di tangan Freemason dan Komunis, yang - terlepas dari perbedaan mereka dan permusuhan lainnya - bekerja sama untuk tujuan ini. Bagi Freemason, Gereja Katolik adalah musuh bebuyutan, dan bagi Komunis, Gereja Katolik adalah rintangan utama untuk menaklukkan dunia. […] Tetapi hal yang tidak dapat dimengerti adalah bahwa persekongkolan ini sungguh ada di dalam Gereja Katolik, dan bahwa ada para uskup dan bahkan kardinal, dan di atas semua itu, para imam dan para religius yang menjadi orang-orang semacam Yudas.”

 

Uskup Dr. Rudolf Graber telah membahas tujuan dari strategi permusuhan ini. Dia mengutip apa yang disebut "Alta Vendita" – yaitu rencana Masonik untuk menyulut revolusi di dalam Gereja Katolik. Di dalamnya, tertulis: “Apa yang kami tuntut, apa yang kami cari dan harus kami tunggu -- seperti halnya orang Yahudi menunggu Mesias mereka -- adalah munculnya seorang Paus yang sesuai dengan kebutuhan kami […] Kami tidak meragukan pencapaian tujuan tertinggi kami ini dari seluruh upaya kami.”

 

Dalam konteks ini, kata terkenal yang dirumuskan oleh Kardinal Ciappi sangatlah penting. Ia adalah seorang ahli dalam hal Rahasia Ketiga Fatima dan teolog Vatikan dari tahun 1955 hingga 1989. Dalam sebuah surat kepada Prof. Baumgartner dari Salzburg pada tahun 1995, dia menulis: “Dalam Rahasia Ketiga diperkirakan, antara lain, bahwa kemurtadan besar di dalam Gereja akan dimulai dari atas.”

 

Dengan melihat ke dalam Kitab Wahyu akan memperjelas hal ini.

 

Naga merah padam yang besar (Why. 12: 3) melambangkan komunisme atheistik, yang berusaha menghancurkan iman kepada Tuhan. Dalam pertempuran ini dua binatang datang membantu si naga, yang menunjukkan dirinya memiliki kekuatan yang besar. Binatang hitam, yang menyerupai macan tutul (Why 13: 1-2), adalah Freemasonry. Ia bertindak di latar belakang dan bersembunyi dalam bayang-bayang agar dapat menembus ke mana-mana dan tidak bisa  dikenali. Tahta dan kekuatan si naga telah diberikan kepadanya. (Why 13: 2)

 

Binatang lainnya adalah Freemason gerejawi: “Ia bertanduk dua seperti anak domba, tetapi ia berbicara seperti seekor naga” (Why 13:11). Ini mengacu pada hierarki Gereja, di mana mitra – yang memiliki dua tanduk - menunjukkan kepenuhan imamat. Binatang yang keluar dari bumi yang terlihat seperti hamba Kristus, Anak Domba, tetapi ia adalah hamba Setan, si naga.

 

Nabi Palsu (Why 19:20) adalah pemimpin religius palsu dari anti-gereja dan dia mendorong kemurtadan dari atas. Dia menipu dan mengkhianati penduduk bumi (Why 13:14) dan ingin memimpin orang-orang untuk menyembah antikristus (Why 13:12), dimana dia adalah pelopor atau pendahulu dari antikristus.

 

Referensi langsung pada Rahasia Ketiga Fatima juga ditemukan dalam Katekismus Gereja Katolik 675:

Ujian Akhir bagi Gereja

CCC 675. Sebelum kedatangan kedua dari Kristus, Gereja harus mengalami ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang. Penganiayaan, yang menyertai peziarahannya di atas bumi, akan menyingkapkan "misteri kejahatan". Satu khayalan religius yang bohong memberi kepada manusia satu penyelesaian semu untuk masalah-masalahnya sambil menyesatkan mereka dari kebenaran.

Misteri Paskah Kristus dengan demikian diperbaharui secara intens dalam Tubuh Mistik-Nya. Gereja akan mengikuti Tuhannya dalam kematian dan kebangkitan-Nya.

 

Inilah mengapa Paus Benediktus XVI, sebagai peziarah dalam perjalanan menuju Fatima pada Mei 2010, menjelaskan Rahasia Ketiga: “Sebagai konsekuensinya, saya akan mengatakan bahwa, di sini juga, di luar visi besar penderitaan Paus, […] sebuah indikasi diberikan tentang realitas yang melibatkan masa depan Gereja, yang secara bertahap mulai terlihat dan menjadi jelas. Jadi memang benar, di samping momen yang ditunjukkan dalam penglihatan itu, ada penyebutan: terlihat, kebutuhan akan semangat Gereja, yang secara alamiah tercermin dalam pribadi Paus, namun Paus adalah mewwakili Gereja dan dengan demikian penderitaan Paus (Yohanes Paulus II) adalah penderitaan Gereja yang diumumkan olehnya. […]

 

Adapun hal-hal baru yang dapat kita temukan dalam pesan ini, pada saat ini, ada juga fakta bahwa serangan terhadap Paus dan Gereja tidak hanya datang dari luar, tetapi penderitaan Gereja justru datang dari dalam Gereja, dari dosa-dosa yang ada di dalam Gereja. Ini juga adalah sesuatu yang selalu kita ketahui, tetapi hari ini kita bisa melihatnya dengan cara yang sangat menakutkan: bahwa penganiayaan terbesar Gereja datang bukan dari musuh-musuhnya di luar, tetapi muncul dari dosa-dosa di dalam Gereja.”

 

Jadi, saat ini, Gereja mengalami, dalam segala hal, penderitaan Yesus dan kesalahan besar dari pengkhianatan Judas.

 

Kristus menjadikan hamba Belaskasih sejati, St. Suster Faustina, mengalami semua kepahitan dari penderitaan Gereja di Getsemani. Dia menulis dalam buku hariannya: “Pada hari itu saya lebih menderita daripada waktu lainnya, di dalam dan di luar. Saya tidak tahu bahwa seseorang bisa begitu menderita dalam satu hari." Dimensi Getsemani yang paling mengerikan adalah penampilan si pengkhianat. St. Sister Faustina mencatat tanggal dari hari penderitaan terburuk ini. Saat itu adalah 17 Desember 1936. (Hari kelahiran Bergoglio)

 

Assumptio Beatae Mariae Virginis 2020

 

Pastor Frank Unterhalt

 

*****

Uskup Agung Fulton Sheen:

Tubuh Mistik Kristus di dunia (Gereja Katolik) akan memiliki Judas Iskariotnya sendiri; ia adalah nabi palsu itu. Setan akan merekrutnya dari antara uskup-uskup kita.

St. Fransiskus dari Assisi: 

“Seseorang yang tidak terpilih secara kanonik, akan diangkat kepada jabatan paus… karena pada hari-hari itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.”

Cardinal Manning:

"Kemurtadan kota Roma melalui wakil Kristus serta penghancurannya oleh antikristus mungkin merupakan hal yang sangat baru bagi kebanyakan umat Katolik, sehingga menurut saya, sebaiknya saya menyampaikan tulisan para teolog yang terkenal. Pertama adalah Malvenda, yang menulis secara tegas mengenai masalah ini, dimana dia menyampaikan pendapat Ribera, Gaspar Melus, Biegas, Suarrez, Bellarmine dan Bosius bahwa ROMA AKAN MURTAD DARI IMANNYA, mengusir wakil Kristus dan kembali kepada paganisme kuno.... Kemudian Gereja akan tercerai berai, diusir ke padang gurun, dan untuk sementara waktu, Gereja akan seperti keadaannya semula: tidak terlihat, tersembunyi dalam katakombe-katakombe, di sarang-sarang, di gunung-gunung, di tempat-tempat yang tersembunyi; untuk sementara waktu Gereja akan nampak musnah dari muka bumi. Itulah kesaksian umum dari para Bapa Gereja awali."- Henry Edward Cardinal Manning, Krisis Tahta Suci, 1861, London: Burns and Lambert, hlm. 88-90)

Yves DuPont, penulis buku "Catholic Prophecy" menulis pada tahun 1970:

"Beberapa nubuatan tampaknya menjamin kesimpulan bahwa Gereja Katolik yang sejati akan lenyap sama sekali untuk sementara waktu sebagai sebuah organisasi. Tetapi meski tidak terorganisir, ia akan tetap bertahan dalam diri orang-orang yang tetap setia, baik para klerus maupun umat awam, yang akan pergi bersembunyi ke bawah tanah."

 

*****

Pedro Regis, 5001 – 5005

Cdl. Zen: Vatikan Menempuh Kebijakan ‘Tunduk’ Kepada Pemerintah

Komunis Cina

Enoch, 13 Agustus 2020

LDM, 14 Agustus 2020

LDM – Kutipan Nubuat Tentang Kebingungan Besar

Kuil Setan Menawarkan Aborsi Gratis

Visi Pasca-Covid Dari Kaum Elit Globalis Bagi Umat Manusia

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment