Thursday, July 20, 2017

KAUM KIRI DI DALAM GEREJA

Vortex :

kaum kiri di dalam gereja

Kaum kiri adalah merupakan keturunan iblis


Sekarang ini jelas sekali, bahkan bagi mereka yang memiliki penglihatan paling kabur sekalipun tahu bahwa Gereja telah dikuasai oleh kaum kiri, yang berarti mereka yang memiliki pandangan Sosialis, Marxis, Saul Alinskian, pandangan globalist, yang tidak akan pernah berhenti memaksakan pandangan dan ide-ide mereka yang kaku dan tidak toleran, terhadap umat manusia, hingga mencekokkan sampai ke dalam tenggorokan umat Katolik yang setia kepada ajaran Kristus. Pada awalnya mereka memulainya secara perlahan, secara diam-diam menggiring kawanan bebek mereka berbaris rapi di pusat-pusat teologi dan rumah-rumah religius di seluruh dunia Katolik di Barat. Mereka mulai menghancurkan liturgi, pendidikan Katolik, teologi Katolik, dan seluruh budaya Katolik yang dulu pernah dinobatkan sebagai peradaban Barat.

Di dalam jajaran mereka ada beberapa pribadi yang sangat menonjol, dari Theodore Hesburgh di Notre Dame, Joseph Bernardin di Chicago, Karl Rahner di Jerman, Rembert Weakland di Milwaukee, Edward Schillebeeckx di Belanda, Cardinal Leo Suenens di Belgia, Hans Kung di Jerman, John Courtney Murray di Amerika Serikat, Cardinal Richard Cushing di Boston dan Cardinal Roger Mahony di Los Angeles. Daftar klerus pengkhianat ataupun loyo yang telah berkontribusi terhadap bencana ini, sengaja atau tidak, sangatlah menakjubkan.

Apa yang mereka lakukan, oleh masing-masing dan oleh semuanya, adalah menciptakan iklim dimana identitas Katolik hampir dimusnahkan. Tindakan-tindakan dari orang-orang itu pada hari-hari awal penghancuran mereka dimana pemandangan itu sangat disesalkan oleh Ven. Paus Paulus VI dengan mengatakan bahwa Gereja nampaknya berada dalam "proses pembongkaran otomatis" – demikian pilihan kata-kata dari paus Paulus VI sendiri.

Dari kejahatan-kejahatan yang sifatnya intrinsik, seperti misalnya pemakaian kontrasepsi hingga kepada perilaku homoseksual, hingga memberi dana bagi perbuatan kejahatan di negara-negara Dunia Ketiga dengan kedok keadilan sosial, hingga kepada isu-isu politik, seperti misalnya perubahan iklim yang diciptakan oleh ulah manusia, imigran ilegal dan sejumlah masalah-masalah lainnya, di dalam semuanya ini kekuatan kaum sosialislah yang bekerja dari dalam Gereja yang bersatu padu dengan kekuatan sosialis yang beroperasi di luar Gereja. Mereka telah menyatu dan saling terkait satu sama lain, dan tujuan bersama mereka adalah penghancuran Gereja Katolik.

Dalam kurun waktu 50 tahun (sejak KV II) mereka telah membawa masuk ajaran sesat yang tidak bisa dilakukan oleh Martin Luther selama 500 tahun: mengakhiri identitas Katolik secara total. Mereka itu adalah agen-agen setan karena mereka memang melakukan keinginan setan – dimana pada tahun-tahun awal hal itu masih berada di dalam bayang-bayang namun pada hari-hari akhir ini hal itu benar-benar terbuka, jelas dan setiap orang bisa melihatnya. Mereka telah menolak ajaran-ajaran Gereja, meskipun mereka telah ditahbiskan dan dikonsekrasikan untuk tidak melakukan apapun selain mengajarkan kebenaran Gereja dan memberikan Sakramen-sakramen.

Mereka telah memperdagangkan jiwa mereka bagi perolehan duniawi, kekuasaan dan kemuliaan yang sekilas. Betapa nasib yang paling mengerikan telah menantikan orang-orang yang telah menginjak usia tua ini jika mereka tidak mau bertobat. Betapa tak terperikannya penderitaan dan siksaan mereka dalam api neraka, untuk selama-lamanya. Inilah sebabnya mengapa mereka tidak mengakui keberadaan neraka dalam berbagai pernyataan publik mereka, berpura-pura seolah neraka itu tidak nyata atau mereka menyampaikan gagasan antikris : bahwa tidak ada manusia yang masuk ke dalam neraka. Mereka telah menciptakan sebuah anti-Gereja demi melayani antikris, di tengah-tengah iman Katolik.

(Silakan membaca pernyataan PF bahwa hukuman neraka itu tidak ada, disini : http://thewildvoice.org/pope-francis-barron-denies-hell/#Cut )



Ada dua front terpisah dalam perang melawan Gereja Kudus ini – yang satu adalah serangan frontal, dan yang lain adalah berupa kolom kelima yang bergerak dari belakang garis, dengan cara merasuki paroki-paroki, ordo-ordo religius, menguasai bagian kearsipan, mencemari universitas-universitas, seminari-seminari, episkopat serta dan kehidupan devosional lainnya. Sementara dua tindakan (atau front) terpisah itu dilaksanakan, tetapi mereka semua adalah bagian dari satu tindakan yang lebih besar dari iblis. Dan iblis pada akhirnya telah memperlihatkan dirinya sendiri, karena dia tidak mampu menahan diri untuk tidak sombong dan tidak memamerkan keberhasilannya.

Dia mengolok-olok Allah Yang Mahakuasa. Dia meniru Gereja Kristus, dan dengan keangkuhannya yang besar, yang dia wariskan kepada keturunannya, dia berpikir bahwa dirinya telah menang. Dia telah berkata kepada Kristus sendiri, dalam penampakan kepada Paus Leo XIII, bahwa dirinya bisa menghancurkan Gereja. Apa yang dia butuhkan adalah kekuatan yang lebih besar dan waktu yang lebih banyak. Dan Allah memberikan apa yang dimintanya itu. Namun dalam waktu yang singkat, akan menjadi giliran bagi Allah untuk berbicara, untuk menjatuhkan iblis dengan pukulan yang menghancurkan hingga dunia menjadi takjub.

Mengapa kita berpikir seperti ini? Karena Iblis telah membuka kedoknya sendiri, berarti dia yakin telah menang. Adalah melalui dosa-dosa homoseksualitas di kalangan para klerus serta diterimanya perbuatan amoralitas seksual serta pembunuhan anak (aborsi) bahkan di kalangan banyak sekali umat awam maka iblis telah melaksanakan kejahatannya yang merajalela. Tetapi waktu bagi iblis hampir habis, dan iblis sendiri telah mengisyaratkan hal itu tanpa dia sendiri menyadarinya. Malaikat Agung St. Michael mengusirnya dari dunia para malaikat dalam keabadian. Bunda Maria telah menghancurkan kepalanya yang busuk, dan pada waktunya nanti keturunannya yang setia, umat manusia dan kita semua yang tetap setia, dimana Dia adalah Ibu kita, yang diberikan kepada kita di kaki Salib, yang akan digunakan oleh Bunda Maria untuk menggilingnya di dalam debu.

Kutipan dari Yesaya ini memberi kita penghiburan yang besar:

"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, (Isaiah 14:12–16)



Maka terhiburlah diri anda semua, sesama umat Katolik, di tengah perayaan sukacita dari iblis saat ini. Ingatlah bahwa nasibnya yang terakhir akan segera direalisasikan. Semua itu haruslah terjadi.

Gereja Katolik Yang Kudus berada dalam pelukan kesengsaraannya dan segera ia dibawa menuju ke makam, tetapi tidak akan tetap di dalam makam.

Kita semua tahu akhir ceritanya.


Karena itu tetaplah setia.

Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment