Thursday, July 13, 2017

Vortex: GEREJA SEDANG DIRUBAH....

Vortex :
GEREJA SEDANG DIRUBAH MENJADI GEREJA GAY


Mengingat sifat dari kolom Vortex ini, kami tidak suka mengatakan bahwa kami memberi tahu anda, tetapi kenyataannya kami telah memberitahu anda. Selama bertahun-tahun ini, media Church Militant telah memperingatkan umat Katolik tentang adanya mafia homosex di dalam Gereja. Memang ada orang-orang yang secara psikologis terganggu yang menimbulkan berbagai ancaman kepada umat beriman. Imam-imam pelaku sodomi-pun keluar dari lemari persembunyian mereka, kemudian mereka memegang kendali atas Gereja saat ini, dan daftar kekejian mereka semakin bermacam-macam dan terus meningkat setiap hari.

Kami telah diejek dan dituduh melakukan segala macam kesalahan oleh media-media Katolik karena kami melaporkan berbagai kisah yang miris ini. Ternyata media-media Katolik yang sama telah dibayar oleh dan menerima perintah dari berbagai uskup, dimana banyak di antaranya yang mendukung ataupun mengabaikan realitas krisis gay ini yang ada di antara jajaran mereka sendiri. Kami melihat ledakan perbuatan buruk mereka yang berhubungan dengan skandal pelecehan seks di mana sejumlah besar, sebagian besar adalah para putera altar, mendapatkan perlakuan dan pelecehan seksual oleh sebagian individu yang menyimpang ini. Tapi belakangan ini, kita menyaksikan ‘pengambilalihan tersembunyi’ Gereja oleh para klerus gay dan rekan-rekan mereka yang sama-sama terganggu mentalnya, dimana mereka berpose seolah mereka sangat peduli dengan orang yang tertindas. (Silakan membaca artikel-artikel lainnya disini).

Contoh terakhir, cerita yang dilaporkan secara luas di media massa sekuler yang sangat mengejutkan bahkan oleh standar-standar Romawi, dimana ada seorang imam ditangkap (sekitar seminggu yang lalu) karena ikut dalam sebuah pesta seks (homosex) dan memakai narkoba di apartemen Cardinal Francesco Coccopalmerio (seorang pejabat di Vatikan) - beberapa ratus meter jauhnya dari tempat kediaman Paus Fransiskus. Imam itu adalah sekretaris dari cardinal Coccopalmerio. Sejak itu dia ‘disisihkan’. Sebelumnya, Cardinal Pell (seorang pejabat di Vatikan) juga tersandung masalah yang sama (masalah sex) dan kini dia sedang berusuran dengan aparat penegak hukum di Australia. Beritanya juga tersebar di media sekuler dunia.

Para tetangga telah mengeluhkan adanya kebisingan dan banyaknya tamu yang datang dan pergi, tanpa mengenal waktu, disertai perilaku aneh mereka, dan polisi Vatikan menanggapi keluhan ini, dan mereka menemukan pemandangan yang busuk. Vatikan menolak menanggapi berbagai pertanyaan yang muncul, tidak membenarkan ataupun menyangkal, dimana sikap seperti ini telah berbicara cukup banyak untuk memberi tahu anda tentang segala sesuatu yang perlu anda ketahui. Rinciannya mungkin tidak terungkap semuanya, tapi kisah itu ada di sana. Dan menurut seorang anggota senior dari kuria Roma: "Praktek homosex di dalam Vatikan tidak pernah lebih buruk dari itu." Tapi sungguh, sama kotornya dengan semua ini, tidak ada yang bisa mengharapkan perbuatan yang berbeda dari kenyataan yang terungkap saat ini.

Homosexualitas selalu didasarkan pada perbuatan sex bebas dan menyimpang, yang mencari sambutan dari pria lain, tapi hal itu selalu memberi jalan bagi pemuasan nafsu, yang seringkali ditindaklanjuti. Inilah sebabnya mengapa kejahatan ini harus diwaspadai di dalam  Gereja dan harus ditentang dalam setiap kesempatan. Tindakan pelecehan ini sekarang merambah sisi spiritual, walaupun tidak diragukan lagi, beberapa penganiayaan fisik masih terjadi di suatu tempat terhadap pria yang lebih muda karena memang begitulah sifat semburit itu. Beberapa tahun dari sekarang, hal inipun akan terungkap juga.

Saat ini yang memimpin penyalah-gunaan spiritual ini adalah seorang imam Jesuit, Pastor James Martin, yang masih menolak untuk mengakui secara terbuka apakah dia tertarik dengan sesama jenisnya atau bahkan terlibat dalam tindakan sexual dengan mereka - sebuah pertanyaan, yang demi keadilan, harus dia jawab secara terbuka. Saat ini dia bertindak di balik ‘jubah kepedulian’ dengan orang-orang yang dia anggap terpinggirkan di dalam Gereja. Celakalah!, kaum gay dan pria-pria banci kini menjalankan sebagian besar aktivitas Gereja! Bagaimana sih sebenarnya mereka itu dipinggirkan? Hampir tidak ada jiwa yang selalu memperhatikan fenomena ini yang tidak menganggap bahwa Martin itu adalah seorang gay. Jadi hanya untuk membersihkan namanya, anda akan berpikir, bahwa dia ingin menjawabnya.

Pekan yang lalu, editor CNN di bidang agama, Dan Burke, menulis sebuah cerita, yang ternyata merupakan bagian dari promosi buku terbaru dari Martin, Building Bridges, di mana imam sesat itu berusaha sekuat tenaganya untuk menganggap perbuatan sodomi adalah normal. Dia mengatakan bahwa Gereja dan kaum gay harus duduk bersama dan saling memahami satu sama lain dan saling menghormati satu sama lain, dimana tentu saja hal itu adalah mencerminkan obrolan kaum gay di dalam Gereja "… agar Gereja perlu menikahkan pelaku sodomi dan melupakan semua omong kosong tentang Tuhan, tentang Langit dan Neraka." Ya, tapi itulah Martin. Dia didukung oleh beberapa klerus lainnya, dari jajaran yang lebih tinggi dari pada dirinya. (Ada dua orang kardinal dan seorang uskup yang mendukung ide dari Martin ini).

Kardinal Joseph Tobin dari Newark, New Jersey, di hadapan banyak orang yang hadir pada penutupan konvensi Orlando Church of Nice yang baru saja diadakan, telah benar-benar mengundang dan mengadakan ziarah bagi para homosexual aktif di gereja katedralnya di  Newark. Adakah orang yang ikut konvensi Gereja Nice saat itu yang berani menentangnya? Tidak mungkin. Menentang kesesatan tidak termasuk dalam agenda konvensi mereka. Tobin menyambut mereka beserta dosa-dosa mereka, dengan tangan terbuka, dan dia tidak pernah menyebutkan sepatah katapun tentang pertobatan, tentang penyelamatan jiwa, tentang penghukuman atas jiwa. Tidak ada disebutkan disitu !

Uskup dari San Jose, Patrick McGrath, mengeluarkan sebuah surat beberapa hari sebelumnya, mengatakan bahwa para gay aktif dapat menerima Sakramen-sakramen dan pemakaman di keuskupannya. Inilah uskup sesat yang lainnya. Tentu saja, uskup Robert McElroy dari San Diego hadir dalam keseluruhan agenda gay saat itu, yang secara terbuka dia memuji dan menyebut "paroki gay" bagi keuskupannya. Dia adalah seorang uskup sesat lainnya. Cardinal Cupich dari Chicago tidak melihat ada yang salah pada perbuatan sodomi aktif untuk menerima Komuni Kudus jika mereka telah memikirkannya dan hati nurani mereka berkata bahwa hal itu adalah baik-baik saja. Tentu saja, menerima Komuni Kudus dimana anda merasa dan menganggap baik-baik saja dengan dosa anda sendiri, ini adalah sebuah sistem yang telah ditetapkan oleh cardinal Donald Wuerl dari Washington D.C. atas pertanyaan para politisi Katolik yang pro-aborsi. Wuerl juga ikut serta di dalam "Misa Gay" di wilayah keuskupan saat dia menjadi uskup Pittsburgh. Di Pittsburgh, dia bahkan diberi julukan "gadis Wuerl" oleh komunitas homoseksual yang menjadi para sahabatnya.

Sebelum Wuerl tiba di Washington D.C., disana ada seorang cardinal Theodore McCarrick (sekarang sudah pensiun), dimana dirinya dipenuhi dengan banyak rumor tentang homosexualitas. McCarrick telah berbohong kepada para sesama uskup tentang sebuah catatan yang ditulis oleh Cdl. Joseph Ratzinger, yang mengatakan agar menolak memberikan Komuni Kudus kepada para politisi pendukung aborsi. Adakah akhir bagi kesesatan para kardinal dan para uskup ini? Dan sementara itu, semua ini nampaknya berita yang relatif baru, tetapi coba anda pikirkan apa yang sekarang muncul ke permukaan, dimana hal itu telah puluhan tahun tersembunyi dari penglihatan umat awam.

Matinya cardinal Joseph Bernardin telah menimbulkan rumor di seputar seksualitasnya sendiri, rumor yang sepertinya ditegaskan oleh keputusannya untuk meminta kepada paduan suara para gay the Chicago Gay Men's Chorus untuk bernyanyi di mengiringinya. Bernardin pada dasarnya bertanggung jawab atas puluhan dan puluhan dan puluhan uskup Amerika Serikat yang disebut-sebut olehnya, banyak di antaranya yang terkenal sebagai pendukung gay atau dia sendiri yang gay. Sekali lagi tidak ada yang baru di sini, hanya buah-buah dari kejahatan yang telah terjadi bertahun-tahun yang dilakukan oleh para klerus Katolik yang gay dan secara perlahan berhasil merebut kendali pada setiap tingkat kehidupan Katolik. Paus Benediktus mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa dia harus berurusan dengan kardinal-kardinal yang homosex.

Seminari-seminari Katolik telah menjadi tempat persemaian selama berpuluh-puluh tahun bagi laki-laki homosex, yang kemudian mereka ditahbiskan menjadi imam dan berdiri di dalam jajaran imam-imam melalui usaha dari sesama rekan sodomi mereka, yang selalu melindungi dan mendukung satu sama lain. Sebuah artikel dalam majalah TIME terbaru tentang para seminaris, menampilkan sebuah kutipan dari rektor seminari terbesar di Amerika Serikat, Mundelein di Chicago, yang mengatakan bahwa beberapa pria yang belajar untuk menjadi imam masih berusaha mencari orientasi seksual mereka.

Kita memiliki kasus cardinal Timothy Dolan dari New York, yang mendukung dan mempromosikan homosexualitas secara terbuka di dalam parade St. Patrick's Day di New York dua tahun lalu. Ada lagi kasus seorang imam homosex, pastor Krystof Charamsa, yang bekerja di CDF di Roma, yang secara terbuka mengumumkan hubungannya dengan pasangan sodomi-nya sejak lama dan dia mengumumkan hal itu sehari sebelum sinode kedua dimulai pada tahun 2015.

Dan masih ada lagi kasus-kasus yang lebih besar. Ada ratusan kasus dari imam-imam dan uskup-uskup serta kardinal-kardinal yang melakukan tindakan homosex yang sangat nyata. Gereja telah diserang dari dalam, dan salah satu regu penyerang yang utama adalah orang-orang yang mengalami gangguan psikologis yang diibiarkan untuk memasukkan pikiran jahat dan bejat mereka kepada umat beriman. Orang-orang ini dengan penyelewengan intrinsik mereka, serta orang-orang lain yang adalah uskup-uskup yang tidak bersedia melawan kejahatan ini, karena takut dengan karir mereka sendiri atau apapun alasan lainnya, semuanya itu adalah orang-orang sesat dan harus segera mengundurkan diri dari jabatan mereka.

Mereka telah mencemari pikiran, hati dan jiwa jutaan umat Katolik, yang merupakan rencana mereka selama ini dan telah menciptakan "Gereja Katolik Gay". Tidaklah mengherankan jika  beberapa tahun yang lalu, The New York Times secara akurat mengumumkan bahwa profesi imamat Katolik pada hakikatnya telah menjadi profesi gay.

Imam-imam yang baik, yang suci dan berdedikasi telah ditundukkan oleh tirani kaum homosexual ini; dan itu adalah tirani. Anda boleh mencoba menantang suprastruktur homoseksual ini jika anda seorang pastor, maka selesailah karir anda. Anda akan dikirim ke tempat yang jauh, lebih cepat daripada anda mengatakan : mafia homoseksual.

Umat awam perlu mengetahui hal ini, semuanya, sampai kepada kejadian terakhir yang busuk itu, karena mereka perlu memahami bahwa orang-orang yang sakit ini, secara psikologis mereka adalah orang-orang jahat, telah menghancurkan kesempatan anda untuk memperoleh keselamatan dengan melalui kebohongan mereka dan persekongkolan mereka. Anda tidak mungkin bisa mendengar kebenaran Katolik dari mereka. Mereka bekerja untuk bapa mereka, yaitu iblis, dan mereka melakukan kehendak bapa mereka.

Revolusi heterodoks (kaum modernist) yang terjadi di dalam Gereja pada tahun 1960an telah memberi jalan kepada revolusi ‘merah muda’ di mana segala sesuatu telah direkayasa untuk menjadi feminin dan penakut. Insinyurnya adalah para pria yang ingin berhubungan seks dengan sesama pria, dan seringkali melakukan dan menggunakan kerah mereka (jabatan) untuk bersembunyi di balik tugas mereka sambil mereka melepaskan diri dari spiritualitas Gereja, membawa lari uang anda untuk hidup dan makan dan melaksanakan penyelewengan mereka.


Dan di atas semuanya itu, mereka berbohong kepada anda tentang kebenaran-kebenaran Ilahi, mencuri bukan hanya uang anda, tapi jiwa anda dan jiwa anak-anak anda. Sepenuhnya mereka adalah alat dari setan, dan mereka harus dihentikan, segera. Jangan dengarkan mereka. Dengarkanlah Gereja yang benar. Doakanlah mereka.

Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment