Monday, April 13, 2020

Uskup Agung Carlo Maria Viganò: “ANDA YANG BILANG BEGITU!”


Uskup Agung Carlo Maria Viganò: “ANDA YANG BILANG BEGITU!”

Diterjemahkan dari artikel aslinya, berdasarkan tautan dibawah ini :
“YOU HAVE SAID SO” - Archbishop Carlo Maria Viganò (04 April 2020)

  
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." (Mat 26, 20-25)

Pada tanggal 25 Maret2020 , Buku Tahunan Kepausan 2020  (the 2020 Pontifical Yearbook)  diterbitkan dengan sesuatu yang benar-benar baru. Hal ini mungkin terlihat seperti tipografi yang sepele, pada bagian yang didedikasikan untuk Paus yang berkuasa, tetapi ini bukanlah permasalahannya. Hingga tahun lalu, seperti biasanya, nama-nama ‘Francis’ terpampang di halaman-halaman utama, dan diawali dengan “Vicar of Christ”, “Pangeran Penerus Para Rasul”, dan sebagainya, serta diakhiri dengan nama kelahirannya (nama asli) dan sebuah biografi singkat.

Didalam edisi yang baru ini, di sisi yang lain, nama sekuler, nama asli, JORGE MARIO BERGOGLIO justru ditonjolkan dengan huruf kapital, diikuti oleh biografi, tanggal pemilihan, dan awal dari "pelayanannya sebagai Pastor Gereja universal." Dipisahkan oleh sebuah tanda hubung dan kata-kata, "Gelar-gelar sejarah," semua gelar para Paus Roma kemudian terdaftar, seolah-olah mereka bukan lagi sebagai bagian yang utuh dari Munus Petrinum yang mengesahkan otoritas yang diakui Gereja di dalam Kepausan.

Perubahan pada tata letak dan isi teks resmi Gereja Katolik ini tidak dapat diabaikan begitu saja, juga tidak mungkin kita menghubungkannya dengan sikap kerendahan hati dari pihak Francis, yang tidak sesuai dengan namanya yang ditampilkan dengan sangat menonjol, dengan huruf kapital semua.  Sebagai gantinya, tampaknya mungkin untuk melihat di dalamnya ada pengakuan – secara diam-diam – semacam perebutan,  dimana bukanlah "Servus servorum Dei" yang memerintah, melainkan manusia Jorge Mario Bergoglio, yang secara resmi telah menolak menjadi “Vicar of Christ”, Pangeran Penerus Para Rasul dan Paus Agung, seolah-olah gelar-gelar yang ada selama ini menjadi perangkap yang menjengkelkan pada masa lalu, dan dianggap sebagai “gelar sejarah” saja.

Sikap yang nyaris menantang ini - dapat dikatakan begitu - dimana Francis telah melampaui setiap gelar sebelumnya. Atau lebih buruknya: ini adalah tindakan resmi untuk mengubah Kepausan, dimana ia tidak lagi mengakui dirinya sebagai pengawal, tetapi menjadi penguasa Gereja, bebas untuk menghancurkannya dari dalam, tanpa harus bertanggung jawab kepada siapa pun. Singkatnya: menjadi seorang tiran.

Semoga kiranya makna tindakan yang paling serius ini tidak luput dari perhatian para pastor dan umat beriman, karena dengan hal itu Kristus yang manis di bumi – seperti Santa Katarina memanggil Paus – membebaskan dirinya dari perannya sebagai Wakil Kristus, dan menyatakan dirinya, dalam balutan kesombongan, sebagai raja yang otoriter, bahkan termasuk otoriter terhadap Kristus.

Saat ini kita sedang mendekati hari-hari yang suci dari Kesengsaraan Juruselamat, yang dimulai di Kamar Atas dengan pengkhianatan salah satu dari keduabelas rasul. Bukanlah tidak benar jika kita bertanya: apakah makna dari kalimat yang digunakan Bergoglio untuk merehabilitasi Yudas pada tanggal 16 Juni 2016, apakah itu bukan sebuah upaya yang sembrono untuk membersihkan dirinya?

Pemikiran yang beku dari Bergoglio ini semakin dipertegas dengan keputusannya yang mengerikan untuk mengizinkan pelarangan perayaan Paskah secara publik yang hampir mendunia, untuk pertama kalinya sejak Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." (Mat 26:24)


+ Carlo Maria Viganò, Uskup Agung
Hari Jumat di Pekan Sengsara



*****










1 comment:


  1. AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
    gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
    ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)

    ReplyDelete