Saturday, May 9, 2020

Kita mungkin akan dikarantina saat Natal nanti





Kita mungkin akan dikarantina saat Natal nanti,
karena Coronavirus adalah belati yang dihunjamkan ke jantung Gereja




"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
(St. Mark 1:15)



Sejarah manusia adalah sejarah Gereja.

Sejarah manusia yang penting, yang benar-benar penting, adalah sejarah Gereja.

Jika Anda percaya bahwa peristiwa pandemi ini sengaja ditujukan kepada Gereja - seperti sebilah belati, yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang di dalam Gereja sendiri - maka penderitaan ini belumlah akan berakhir. Penutupan Gereja-gereja di seluruh dunia pada masa Prapaskah, dan kemudian Paskah, adalah sebuah kudeta dari kaum satanis yang menyusun struktur dari kekuatan global.

Orang-orang yang secara ajaib tetap berpegang teguh pada Iman Katolik mereka – setelah melewati Vatikan II, melewati berbagai skandal pedofilia, melewati para klerus banci, melewati skandal keuangan, melewati dunia modern yang memperlakukan umat Katolik yang setia seperti kaum kelas paria atau kelas rendahan - memiliki satu dari sedikit hiburan yang tersisa, setelah yang ini pun diambil dari mereka: semangat untuk pergi ke Misa, untuk berdoa, untuk berada di sekitar umat Katolik yang setia lainnya, untuk berlutut di hadapan Allah sendiri, untuk menerima Sakramen-sakramen, untuk menyanyikan pujian kepada Allah di depan umum, untuk beribadah dengan bebas.

Setan tahu bahwa untuk benar-benar
bisa berkata bahwa dirinya telah menghancurkan Gereja, maka dia harus berkata bahkan dia tidak dapat membiarkan masih ada umat Katolik yang masih tersisa. Jika Gereja mau dihancurkan, agar Setan dapat menyombongkan diri kepada Allah bahwa ia telah menghancurkan Gereja-Nya, jika sejarah adalah sebuah kisah panjang pertempuran antara Gereja Allah dan upaya Setan untuk menghancurkannya, maka semua itu (Gereja) harus dihancurkan tanpa ada yang selamat.

Lihatlah peristiwa-peristiwa terkini melalui lensa pembesar dan renungkan apa yang telah terjadi bersamaan dengan penutupan kehidupan Gereja-gereja di dunia:

·       Francis telah mempercepat rencananya untuk menggabungkan praktik keagamaan di antara setiap kelompok agama. Dia telah mengatakan bahwa orang-orang yang tidak berada di dalam Gereja adalah bisa dibenarkan oleh jasa kesengsaraan Tuhan kita.

·       Cina telah mempercepat penghancuran Gereja dan melarang Salib dipajang di depan umum.

·       Raksasa media sosial telah menyensor sumber-sumber berita alternatif.

·       Pemerintah-pemerintah menggunakan alasan krisis saat ini untuk menyita senjata-senjata pribadi.

·       Bank-bank sentral mencetak uang hingga triliunan dan menyerahkannya kepada para elit kaya di masyarakat.

·       Rantai pasokan makanan global sedang rusak.

·       Pengangguran berada pada level yang tidak pernah terjadi sejak Depresi Hebat.

·       Orang-orang menjadi ketakutan, bangkrut, sakit, mental semakin hancur.


Dalam lingkungan seperti ini, segala sesuatu adalah mungkin terjadi. Jika Anda memberi tahu warga Rusia secara acak pada tahun 1914, bahwa pemerintah komunis yang militan, atheis, akan memiliki kekuasaan absolut di negara mereka dalam waktu lima tahun ke depan, mereka akan mengatakan Anda gila. Jika Anda memberi tahu orang Jerman secara acak, pada bulan September 1929, bahwa Partai Buruh Sosialis Nasional Jerman akan memiliki kekuasaan absolut dalam waktu lima tahun ke depan, mereka akan mengatakan hal yang sama: Anda gila.

Lingkungan seperti ini menciptakan suasana yang sangat cair, dan di dalam suasana yang cair seperti ini, perubahan-perubahan besar dapat saja terjadi dengan cepat, setiap saat. Ada kemungkinan bahwa gelombang kedua serangan virus di akhir tahun akan mematahkan adat kewarasan yang rapuh yang menyatukan masyarakat kita ke dalam pesta yang baru: Kebencian. Putus asa. Kekerasan. Menyembah dewa-dewa baru yang bisa menyelamatkan orang-orang dari bencana ini.

Jika coronavirus dimaksudkan untuk menghancurkan kehidupan Gereja, maka masa Advent tidak dapat dilanjutkan. Juga tidak mungkin ada penyembahan terhadap Bayi Yesus, tidak ada pengingat akan Pengharapan yang Dia bawa ke dunia, tidak ada perayaan atau kegembiraan karena kasih-Nya yang memberitahu kita untuk "tidak takut."

Jika gelombang infeksi kedua datang, virus ini tidak perlu harus menyebar kepada orang baru di luar sana, tetapi virus ini telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam bertahan dalam jumlah yang cukup untuk menembus semua bentuk lockdown. Para pemimpin kita akan menutup lagi semuanya, tetapi tanpa ada prospek cuaca yang hangat di cakrawala, dan karantina akan berlangsung sepanjang musim dingin. Rantai pasokan makanan akan terputus sama sekali. Pemerintah-pemerintah tidak lagi dapat mencetak uang triliunan untuk menopang perekonomian selama krisis keuangan dan inflasi akan tak terkendali.

Dan umat Kristen tidak akan dapat menyembah Yesus di Gereja pada hari Natal. Perhatikan semua ini. Kombinasi virus, paus dan hierarki yang murtad, depresi di seluruh dunia dan lockdown massal adalah metode kaum elit Luciferian untuk menghapus sisa-sisa agama Kristen dari dunia dan menanamkan kekuasaan mereka sendiri sebagai raja. Kita berada di tengah-tengahnya sekarang.


*****













1 comment:

  1. poker online dengan pelayanan CS yang baik dan ramah hanya di AJOQQ :D
    ayo di kunjungi agen AJOQQ :D

    ReplyDelete