Sunday, May 3, 2020

BAGAIMANA WUJUD DARI PERINGATAN UNIVERSAL ITU


BAGAIMANA WUJUD DARI PERINGATAN UNIVERSAL ITU -
SEPERTI YANG DIUNGKAP DI GARABANDAL 





Peringatan universal itu akan berupa sebuah peristiwa kosmik yang tak terduga dalam sejarah kemanusiaan, sebuah fenomena yang tidak dikenal oleh ilmu pengetahuan. Menurut berbagai penglihat, ia akan seperti tindakan memencet tombol untuk menyalakan lampu dari seluruh kosmos, yang berasal langsung dari Allah dan ia akan memiliki efek lanjutan yang besar di bumi selama sekitar 20 menit. Ia akan terlihat oleh mata manusia namun ia juga memiliki sebuah kekuatan yang tak kelihatan yang akan menggerakkan suara hati nurani manusia, dimana hal ini akan menimbulkan sebuah gejolak emosi yang besar, kejutan psikologis dan spirituil, namun ia tidak menimbulkan efek kerusakan jasmani. Dan ia bisa dikatakan sebagai ‘upaya terakhir dari Surga’, agar umat manusia memiliki suara hati yang jernih tentang Allah dan tentang dosa, meluaskan dimensi spirituil manusia serta kesadaran akan besarnya jarak yang kita ciptakan dari Allah melalui dosa-dosa kita sendiri.

Dengan kata lain, Peringatan Besar universal ini akan menjadi sebuah ujian yang besar bagi suara hati nurani manusia. Namun ia bukanlah sesuatu yang akan merubah perjalanan peristiwa-peristiwa merusak yang akan kita hadapi di depan, tetapi ia merupakan sebuah kesempatan untuk merubah cara pandang kita mengenai realitas yang ada, agar kita bisa mendapatkan manfaat spirituil sebesar-besarnya dari semua itu.

Peristiwa ini yang dinyatakan secara jelas oleh Allah kepada berbagai sarana-Nya di seluruh dunia, masih belum diwartakan secara luas kepada orang banyak, dan pada saat yang sama ia juga belum begitu dipercaya oleh yang lain-lainnya lagi. Namun tidak diragukan lagi bahwa para pembaca akan bertanya dalam dirinya, mengapa sesuatu yang begitu dahsyat seperti ini tetap tersembunyi? Mungkin karena hal itu tidak berhubungan langsung dengan sesuatu yang bersifat ilmiah (ia tidak memiliki unsur-unsur yang nyata) atau berhubungan dengan ajaran agama (karena pewahyuan itu bersifat pribadi) yang pada ujungnya akan menjadi milik orang yang beriman saja.

Beberapa dari pesan-pesan yang diberikan oleh Yesus dan Perawan Maria Terberkati melalui jiwa-jiwa pilihan selama bertahun-tahun ini menjelaskan atau memberi pengetahuan secara detil mengenai sifatnya, serta akibat yang akan dialami oleh umat manusia serta waktu ketika Peringatan Besar dari Allah kepada manusia ini terjadi.

Patut dicatat disini bahwa pengetahuan yang diberikan kepada sarana-sarana pilihan ini adalah dalam bentuk lokusi batin, dan seringkali disertai dengan penglihatan-penglihatan dan dalam wujud mistik, yaitu mereka mengalami peristiwa itu dalam sifat manusiawi mereka, secara spirituil, dan dengan jalan ini mereka merasakan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh Peringatan itu dan hal itu juga memberikan pengetahuan akan besarnya skala yang sebenarnya dari peristiwa Peringatan itu.

Berbagai pewahyuan telah dikenal melalui para penglihat yang otentik mengenai Peringatan Besar dari Allah ini kepada umat manusia, namun semua itu bermula dari penampakan-penampakan di Garabandal, dimana hal ini telah disebarkan ke lima benua, dan pesan-pesannya telah dipahami dalam konteks yang lebih extensiv. Marilah kita melihat sebuah sintesa ringkas dari salah satu tempat penampakan Maria yang luar biasa dalam sejarah.

Garabandal adalah sebuah kota kecil dan sederhana di daerah pegunungan utara Spanyol, dimana hingga saat ini ia masih menyisakan tanda-tanda yang ditinggalkan oleh kehadiran dari Perawan Maria Terberkati di dalam hampir 3000 kali penampakan disitu, antara tahun 1961 – 1965, kepada 4 orang gadis yang berusia antara 11-12 tahun, Conchita, Jacinta, Mari Cruz dan Mari Loli.

Disana ada banyak pesan dan nubatan yang diberikan kepada umat manusia melalui para gadis penglihat, meski hanya pengumuman mengenai tiga peristiwa universal besar saja yang nampaknya menimbulkan perhatian saat itu. Peristiwa-peristiwa itu telah diberitahukan juga oleh para penglihat lainnya dan diperkuat oleh penampakan-penampakan Maria lainnya, dan peristiwa itu adalah : Peringatan, Keajaiban dan Pemurnian.

Para gadis penglihat itu berkata bahwa Pemurnian itu akan sangat dahsyat sehingga tak ada yang menyamainya di muka bumi ini, dan ia akan mempengaruhi seluruh umat manusia. Karena alasan itulah maka Peringatan dan Keajaiban itu akan terjadi lebih dahulu guna mempersiapkan kita dan ia akan menjadi kesempatan terakhir bagi pertobatan.

Keajaiban di Garabandal akan terjadi segera setelah peristiwa Peringatan, untuk menegaskan kepada dunia bahwa Peringatan itu memang berasal dari Allah, agar tidak ada keraguan sama sekali akan hal itu. Berikut ini adalah beberapa ucapan yang disampaikan oleh penglihat Conchita Gonzalez, yang saat itu berusia 16 tahun:

·         Peringatan ini berkaitan dengan sebuah fenomena alam; namanya ada didalam kamus dan ia dimulai dengan huruf ‘A’ (Asteroid?)
·         Peringatan itu adalah sesuatu yang berasal langsung dari Allah dan ia akan terlihat di seluruh bumi pada saat yang sama.
·         Ia akan merupakan sebuah pemaparan atas dosa-dosa kita dan ia akan terlihat dan dialami oleh umat beriman maupun orang-orang yang tidak beriman, dan dialami oleh orang-orang dari semua agama. Bahwa Peringatan itu juga akan seperti pembersihan atas dosa-dosa kita sebagai persiapan bagi peristiwa Keajaiban nanti. 
·         Ia juga merupakan sejenis bencana, yang membuat kita berpikir tentang kematian; dimana kita akan ingin berada diantara orang-orang mati sebelum mengalami peristiwa Peringatan itu.
·         Bahwa Peringatan itu berfungsi sebagai sebuah koreksi atas suara hati nurani dunia, dan bagi mereka yang tidak mengenal Kristus, yaitu mereka yang bukan Kristiani akan percaya bahwa peristiwa itu adalah sebuah Peringatan dari Allah.
·         Yang paling penting pada hari itu adalah bahwa setiap orang di dunia akan melihat sebuah tanda, sebuah rahmat, atau sebuah pemurnian dalam dirinya. Dengan kata lain : sebuah Peringatan.
·         Bahwa mereka akan mendapati dirinya saat itu berada sendirian di dunia, dimanapun anda berada saat itu, dan anda akan tinggal sendirian bersama suara hati nurani anda, di hadapan kehadiran Allah. Anda akan melihat dosa-dosa anda, serta segala akibat dari dosa-dosa anda.
·         Bahwa setiap orang akan merasakan peristiwa itu dengan berbagai cara tergantung pada suara hati masing-masing, karena dosa itu berbeda dari satu orang ke orang lain.

Peringatan itu akan berhubungan dengan fenomena astral, seolah dua buah bintang bertabrakan satu sama lain, dimana fenomena itu tidak menimbulkan kerusakan fisik, tetapi ia sangat menakutkan kita, karena tepat pada saat itu kita akan melihat jiwa kita serta kerusakan yang kita timbulkan. Ia akan terasa seolah kita mau mati ketakutan atau karena kesan mendalam karena melihat keadaan diri kita. Pewahyuan-pewahyuan yang diberikan di desa kecil itu, Garabandal, bersamaan dengan yang lain-lainnya yang diberikan selama beberapa waktu di seluruh dunia, telah menegaskan bahwa Peringatan itu akan terjadi sebagai peringatan terakhir bagi umat manusia, yang akan ditenggelamkan sangat jauh di dalam krisis planet ini.


Penuturan Luz de Maria de Bonilla

Berikut ini adalah penuturan dari penglihat Luz de Maria de Bonilla, yang telah menerima pesan-pesan dari Tuhan Yesus dan Perawan Terberkati selama lebih dari 17 tahun, yang bernubuat dan memperingatkan umat manusia tentang datangnya peristiwa-peristiwa dramatis, dimana banyak diantaranya telah terjadi, dan dia bersaksi di hadapan sekelompok imam-imam yang menyertainya, namun namanya sendiri saat itu tetap dirahasiakan sesuai dengan perintah Yesus hingga saatnya Yesus mengijinkan namanya untuk diketahui. Namun demi kejelasan dari peristiwa-peristiwa itu, maka banyak dari pesan-pesannya telah disampaikan kepada dunia atas ijin dari Allah. Berikut ini adalah kisah yang disampaikannya bagi kita mengenai pengalaman pribadinya tentang bagaimana Peringatan Besar Universal itu.

“Dengan cara yang sangat khusus, Allah telah membuatku mengerti bahwa ada sebuah komet di dekat bumi, semua orang akan bisa melihatnya, dimana hal itu akan menimbulkan kepanikan dan mendorong banyak orang untuk segera mengaku dosa, namun mereka tidak bertobat dan menyesal dengan sungguh.

Di langit akan muncul sebuah tanda, sebuah SALIB, selama beberapa hari, dan orang beriman akan merasakan perlunya mengakukan dosa-dosa mereka, dan bertobat. Sisanya akan mengatakan bahwa tanda itu dibuat oleh manusia dan mereka akan menentang Gereja Katolik, dengan berkata ia adalah sebuah tipuan untuk menakuti umat manusia.

Di tengah kebingungan ini, dan sebuah gempa bumi, Peringatan itu akan tiba, dimana aku diijinkan oleh Allah untuk mengalami dan merasakan sebagian dari peristiwa itu selama masa Puasa 2008, pada hari Rabu Abu : 

Aku merasakan dalam diriku sebuah rasa kesedihan yang mendalam, seolah ada sesuatu yang mendekatiku, namun aku tidak tahu apa itu.... seperti sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang menyedihkan, namun aku tak bisa menggambarkan hal itu, meski aku tahu sesuatu sedang terjadi. Hal itu membuat jantungku berdebar keras dan cepat sekali.

Aku berada dalam keadaan seperti ini selama sekitar 20 menit. Kemudian kecemasan mulai muncul. Aku merasa seolah jiwaku meninggalkan tubuhku, karena sedikit demi sedikit aku merasakan kesepian yang sangat dan hal itu terasa semakin dalam. Aku benar-benar sadar bahwa Allah tidak ada dalam diriku. Allah seolah meninggalkan aku. Jiwaku mengalami kesepian, bersedih. Aku berjalan mencari penghiburan, namun aku tidak menemukannya. Kesepian, kekosongan, terasa semakin besar saja dari saat ke saat, hingga pada sebuah titik dimana aku merasa seakan keluar dari pikiranku, jiwaku ditinggalkan tanpa Allah. Dan seperti dalam sebuah film, semua dosa mulai bergejolak dalam diriku, mungkin dosa itu adalah yang paling buruk yang pernah dilakukan oleh manusia: aku merasa mengalami segalanya karena aku merasakan dosa itu sebagai milikku sendiri, dan aku sedang nelakukan dosa itu. Aku merasakan hal itu seolah bergerak menembus pikiranku, menembus jantungku, aku seperti merasa berada di dalam diri orang-orang yang mengakhiri hidup mereka.

Aku mengalami penderitaan dari saat-saat yang dialami oleh mereka yang bunuh diri. Aku mengalami apa yang dirasakan oleh seorang bayi, ketika dia digugurkan. Aku mengalami rasa pelecehan dan disalah-gunakan oleh manusia yang sedang marah. Aku mengalami ketagihan obat-obat terlarang, pelacuran. Segala macam dosa mulai berjalan lewat satu persatu didalam jiwaku. Hal itu merupakan kemalangan yang mengerikan. Dalam pikiranku aku merasakan bahwa aku tak bisa meninggalkan rumah, karena Allah telah meninggalkan aku. Aku hidup didalam ‘ketidak-hadiran Allah sama sekali’. Ini merupakan pengalaman kekosongan yang amat mengerikan, dimana tak ada apa pun yang bisa mengisinya. Disini, di dunia, manusia berbuat dosa dan bertobat, namun beban penentangan yang ditimbulkan oleh dosa itu tidak dirasakan karena kita masih mengalami kehadiran Allah.

Aku merasa goyah dan linglung, merasakan ketidak-hadiran Allah yang sungguh mengerikan. Kemudian aku ingat bahwa suamiku memiliki Allah, maka aku mencarinya dan menemukan dia di tempat tidurnya dan aku berkata kepadanya:”Tolong, letakkan tanganmu di kepalaku. Aku membutuhkan kamu untuk mendatangkan Allah ke dalam diriku, karena Dia telah meninggalkan aku.” Suamiku, yang merasa ketakutan, tidak tahu apa yang harus dilakukannya, dan dia bertanya kepadaku: “Apa yang sedang terjadi padamu?” Aku menjawab: “Aku tak memiliki Allah. Dia telah pergi. Tolong, berikanlah Dia kepadaku.” Aku mengerang dari dalam keberadaan diriku, suamiku bertanya:”Doa apa yang harus aku daraskan?” Aku menjawab: ”Sembarang saja, tolong berikanlah Allah kepadaku. Sungguh hal itu merupakan pengalaman yang sangat, sangat pahit dan menghancurkan.”

Lalu suamiku berdoa, namun aku masih merasakan kekosongan. Aku mengira diriku sedang dicobai oleh setan, agar aku meninggalkan rumahku, menghampiri mobil dan mencari seorang imam. Namun aku tahu bahwa jika aku meninggalkan rumah, maka hal itu akan bisa fatal akibatnya. Kemudian aku merebahkan diriku di lantai, dengan lenganku terentang membentuk salib, dan aku memohon agar Allah berkenan kembali kepadaku. Pada saat itu jiwaku berbicara kepadaku. Aku tahu itu adalah jiwaku, dan jiwaku mengucapkan beberapa kalimat, yang kemudian kuulangi ketika ia berkata kepadaku, dan kemudian aku merasa bahwa Roh Kudus memenuhi diriku. Aku mulai merasa dilimpahi dengan rasa damai yang belum pernah kualami sebelumnya. Sebuah rasa damai yang memuaskan, yang merasuki diriku. Dadaku serasa mengembang hingga pecah. Kemudian aku merasa ada sesuatu yang bersifat jasmani yang tinggal dalam diriku, sebuah kehadiran yang kurasakan hingga kini dan menyelimuti seluruh dadaku.

Seperti itulah Peringatan Besar itu kurasakan. Itulah sebabnya orang yang berdosa akan merasa seperti keluar dari pikiran mereka, dan setan terus menunggunya, berusaha untuk mencuri hidup mereka, dan membawa mereka menjadi harta rampasannya, sebelum saat kerahiman itu tiba. Peringatan itu bagi mereka yang tidak tinggal bersama Allah akan menjadi sebuah saat yang sangat mengerikan, tak tertanggungkan, dimana mereka akan bisa menyerahkan dirinya kepada tangan setan, yang bersama pasukannya akan mengelilingi jiwa-jiwa itu dan menyalahkan mereka atas dosa-dosa mereka dimana mereka tinggal, dan setan akan berkata kepada mereka bahwa Allah tidak akan mengampuni mereka.

Bagi mereka yang bersikap setengah-setengah, saat Peringatan Besar itu akan menjadi sebuah saat pertobatan, saat rahmat, karena ketika mereka menyadari kesalahan mereka, maka mereka akan memohon pengampunan dan bertobat. Dan bagi mereka yang berada dalam keadaan rahmat, mereka akan dipenuhi dengan kehadiran Roh Kudus.

Kita tahu bahwa setelah Peringatan Besar itu, mereka yang tidak percaya akan berusaha mencari penjelasan ilmiah atas peristiwa itu, sehingga umat manusia masih akan terus melanjutkan kesalahannya, dosa akan semakin meningkat, dan akan terjadilah penganiayaan dimana-mana.

Sejak saat itu hidupku menjadi berubah. Allah, selama Peringatan itu, akan membuat kita waspada terhadap dosa. Aku tak akan melupakan hari itu. Aku menjerit pada saat itu karena aku tidak merasakan kehadiran Allah, bahkan aku tak bisa berpikir karena ketidak-hadiran Allah melebihi segala hal bagiku. Aku hanya merasakan kekosongan dan dalam dagingku aku merasakan dosa yang datang satu demi satu, meningkatkan kecemasan dan kesepianku.

Pada saat menulis pesan ini dan kapan saja aku bercerita mengenai hal ini, aku selalu menangis. Aku menangis karena ingatan akan sakitnya pengalaman ini saja sudah sangat menyakitkan sekali, dan aku selalu memohon kepada Yesus agar tidak membuatku merasakan pengalaman itu lagi, pengalaman ketidak-hadiran Allah, karena aku merasa bahwa aku tak akan mampu mengalaminya lagi.

Inilah pengalaman pribadiku atas peristiwa Peringatan Besar itu, dan aku menuliskan pengalaman itu, tentang penderitaan bersama Yesus. Yesus mengatakan kepadaku bahwa ‘Inilah yang akan dialami oleh semua jiwa selama saat Peringatan Besar itu’ dan ia hanya setetes saja dari apa yang dialami-Nya di Getsemani untuk menebus dosa-dosa kita.


Pengalaman lainnya

Sebuah pengalaman yang mirip dengan ini juga terjadi ketika Luz de Maria yang menerima sebuah pesan dari Bunda Terberkati yang mengatakan tentang betapa dekatnya peristiwa Peringatan itu. Berikut ini adalah kisahnya:

Pengalaman Peringatan yang kualami melalui pesan dari Bunda Maria beberapa saat yang lalu, adalah mirip dengan sebelumnya. Hanya saja yang sebelumnya memiliki intensitas dimana setiap dosa, yang berlalu di hadapanku, memiliki derajat penentangannya sendiri terhadap Allah, yang berupa rasa sakit yang dirasakan Allah serta beban akibat dosa itu kepada seluruh umat manusia. Ia berupa rasa ditinggalkan oleh Allah secara total, bukan hanya bersifat pribadi, tetapi juga pada saat yang sama aku merasakan sakitnya seluruh alam semesta ini secara umum, demi melihat Allah dihilangkan dari Ciptaan-Nya oleh kehendak bebas manusia.

Saat itu Yesus membuatku merasakan apa yang akan kita alami selama Peringatan itu:”Ditinggalkan oleh Allah”. Bukan karena Allah menghendaki hal itu, tetapi karena saat itu, dengan menghormati kebebasan manusia untuk menggunakan kehendak bebasnya, Allah membuat mereka bisa melihat akibat-akibat dari penyalah-gunaan kebebasan itu, yang hanya berupa dosa dan penderitaan.

Kedua pengalaman itu adalah mirip, namun yang satu, dari sejak saat Puasa, aku tahu bahwa ia berasal dari Tritunggal Terberkati, dan intensitasnya jauh lebih besar dari yang lainnya, meskipun esensinya sama. Dan pengalaman dari pesan sebelumnya berasal dari Bunda Maria yang menurut pengertianku sendiri, keduanya adalah satu pengalaman, karena Bunda Terberkati adalah laksana ‘halaman depan’ dari Tritunggal. Itulah sebabnya jika kita memisahkan diri dari Allah, hal itu juga memisahkan diri dari Sang Ibu. Kedua pengalaman itu sangat kuat sekali, meski lebih besar yang pertama, dan aku sungguh tidak ingin mengalaminya lagi.

Mungkin dari pengalaman yang penuh belas kasih ini, aku berusaha dan berjuang untuk tidak sampai terjatuh kedalam dosa, dan aku pergi mengaku dosa sesering mungkin, dan sangat melukai hatiku jika aku sampai menentang Yesusku, karena aku tidak ingin Dia mendapati diriku menentang-Nya.

Dari apa yang telah dikatakan Yesus kepadaku mengenai Peringatan itu, maka hal itu memang benar-benar akan terjadi di dalam diri dan keberadaan kita. Memang ada sebagian yang terjadi di tingkat kosmos, karena seluruh kosmos juga ingin memurnikan dirinya, karena ia telah dicemari oleh dosa manusia. Ciptaan, yang selaras penuh dengan Tritunggal Terberkati, ingin membebaskan dirinya dari pencemaran yang dilakukan oleh manusia terhadapnya.

Aku tahu dengan jelas bahwa Allah selalu memberi kita tiga kesempatan, dimana yang ketiga aku akan mengalaminya berupa Peringatan itu, dan aku memohon kepada Surga yang diatas sana, agar aku dipersiapkan bagi rahmat itu.

Setelah dua pengalaman mengenai Peringatan itu, seperti telah kuceritakan sebelumnya, yang pertama adalah lebih dari apa yang kusampaikan bersama pesan dari Bunda Maria. Penglihatan dan pengalaman itu selalu terasa terjadi untuk pertama kalinya dan mungkin pengalaman tahun 2008 itu kurasakan pada tingkatan kosmos. Sedangkan pengalaman hari ini lebih ke tingkat manusiawi dan pribadi.

Jika aku melihat Yesus dan Dia berbicara kepadaku, seolah itu adalah yang pertama kalinya bagiku dan aku menjalaninya dengan penuh perhatian. Hal yang sama juga kurasakan terhadap Bunda Maria, dimana pada setiap pewahyuan yang kuterima, itu seolah menjadi yang pertama dalam hidupku. Benar-benar merupakan Kasih Ilahi yang total.

Tidak ada orang yang kemudian merasa terbiasa dalam melihat, menyukai, atau untuk menjalani kehidupan di dalam Kasih Tritunggal dan mengalami Kasih Keibuan dari Bunda Maria. Paling tidak, terhadap diriku sendiri. Setiap kesempatan perjumpaan selalu terasa sebagai yang pertama kalinya, karena hal itu selalu baru bagiku.

Inilah apa yang diijinkan oleh Yesus untuk kualami didalam rahmat ini bagi umat manusia. Kemudian akan ada sebuah bagian yang kelihatan, untuk bisa disaksikan oleh semua orang dengan melalui sebuah tanda di langit lebih dahulu, setelah aku melihat Terang itu melimpahi umat manusia. Terang itu akan datang untuk mengusir kegelapan yang menyelimuti bumi ini serta kosmos dengan banyak dosa. Ia akan menyentuh suara hati nurani manusia dan Allah akan menjauhkan Diri-Nya dari kita untuk sementara waktu. Kekuatan Ilahi ini akan bertabrakan secara kelihatan dengan bumi, dan bumi akan berguncang.

Seperti telah kita katakan sebelumnya, cara Surga untuk memberikan pengetahuan kepada banyak jiwa-jiwa pilihan, telah disampaikan oleh Luz de Maria kepada kita, melalui pengalaman mistiknya mengenai Peringatan itu. Sebuah pengalaman yang luar biasa, sangat menyakitkan sekali, namun ia memungkinkan kita untuk menyadari dimensi dari peristiwa alam semesta mendatang yang segera tiba, hingga ia terasa mudah dan nyaman untuk disadari dan dimengerti didalam batin kita.

Mereka yang mengetahui keadaan rinci dari segala sesuatu di tingkat kosmos, akan tahu, bukan saja melalui logika sederhana, tetapi juga secara batiniah, bahwa untuk sampai kepada sebuah kesadaran suara hati yang universal melalui sarana manusiawi, untuk memahami dimensi-dimensi baru dari cara berpikir dan bertindak manusia, ditengah moralitas yang kacau dan tak terkendali saat ini, maka tidak adanya nilai-nilai yang mendahuukan kepentingan orang lain, tidak adanya iman dan rencana penghancuran yang masiv, saat Peringatan itu akan menjadi sebuah utopia atau khayalan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dramatis dimana kita hidup saat ini. Karena itu sebuah kemungkinan yang logis masih tetap ada dan itu adalah berupa Campur Tangan Ilahi, yang akan memberi kesempatan besar kepada seluruh umat manusia untuk menghentikan arah perjalanan hidup mereka yang penuh dosa, dan mempertahankan pandangan mata mereka ke arah Sang Pencipta.











*****









1 comment: