Friday, April 2, 2021

Tanggapan Atas Ucapan Paus Francis...

These Last Days News - March 31, 2021   



 

 

TANGGAPAN ATAS UCAPAN PAUS FRANCIS:

TRADISI KATOLIK MENYEBUTKAN BAHWA MARIA SEBAGAI CO-REDEMPTRIX DAN MEDIATRIX DARI SEGALA RAHMAT 

https://www.tldm.org/news49/response-to-francis-catholic-tradition-of-mary-as-co-redemptrix-and-mediatrix-of-all-graces.htm

 

KnightsRepublic.com reported on May 30, 2020:

by Alexandra Clark

 

Logikanya sederhana, tanpa Maria, tidak akan ada Yesus, dan tanpa Yesus tidak ada keselamatan.

Para Bapa Gereja Awali sering menyebut Maria sebagai "Hawa Baru" atau ibu rohani semua manusia.

 

Sungguh penting untuk diperhatikan, bahwa keselamatan tidaklah otomatis. Kita harus menjadi pelaksana-bersama dalam rencana keselamatan Kristus. Yesus sendiri berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." Matthew 16:24. Dan St. Paulus menambahkan "... tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar." [Filipi 2:12] Maka kita harus bekerja sama dalam Kurban Penebusan Kristus dan mempersatukan diri kita dengan-Nya, untuk memiliki Persekutuan dengan-Nya agar dapat diselamatkan. Kita tahu bahwa tidak ada orang lain di dunia yang lebih menyatu dan lebih kooperatif dengan Yesus daripada Ibu-Nya yang Terberkati! Dengan ‘Fiat’nya Maria menjadi Hawa yang baru dan melahirkan Adam Baru (Yesus) yang akan menyelamatkan umat manusia dengan cara mempersembahkan Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian-Nya. Dan syukur kepada Allah, karena Maria memberikan ‘Fiat’-nya pada saat Kabar Sukacita, untuk menjadi Bunda Penebus kita. Demikianlah Malaikat Gabriel mengatakan:

 

"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Terberkatilah engkau diantara wanita.” [Luke 1:28]

 

"Dialah yang melahirkan Yesus, Ibu-Nya yang sejati, dan karena alasan inilah Maria menjadi Mediatrix yang layak dan paling diterima oleh Sang Mediator (Yesus)," kata Paus Leo XIII.

 

St. Ephrem dari Syria (373 A.D.), pastor dan Doktor Gereja, mengatakan berikut ini tentang Maria:

“Setelah Sang Mediator, engkau adalah Mediatrix seluruh dunia.”

 

Namun dengan sangat sedih kami mendengar pada tanggal 24 Maret 2021 lalu, bahwa paus Francis menolak gelar itu dan menganggapnya sebagai sesuatu yang berlebihan, dan bahkan menyamakan Maria dengan "dewi." Paus Francis berkata: “Bunda Maria yang, sebagai Bunda yang diserahkan Yesus kepada kita, menyelimuti kita semua; tapi sebagai Ibu, bukan sebagai dewi, bukan sebagai mitra-penebus."

 

Ini bukan pertama kalinya paus Francis menentang peranan Maria sebagai Co-Redemptrix. Pada saat Pesta Bunda Guadalupe, 12 Desember 2019, paus Francis menyebut gagasan yang menyatakan Maria sebagai co-redemptrix adalah sebuah 'kebodohan.' Maria “tidak pernah memperkenalkan dirinya sebagai co-redemptrix. Tidak. Sebagai murid.”

 

Paus Francis telah menentang banyak Paus sebelumnya, orang-orang kudus, para Bapa dan Doktor Gereja, yang semuanya menyebut Bunda Maria sebagai Co-Redemptrix dan Pengantara dari segala Rahmat. Marilah kita melihat beberapa kutipan dari Ajaran Gereja selama berabad-abad:

 

Pope Leo XIII berkata dengan sederhana namun sangat baik dalam menjelaskan peranan Maria:

“Tidak diragukan lagi bahwa nama dan atribut Perantara mutlak adalah milik Kristus sendiri, karena sebagai satu pribadi, namun baik sebagai manusia maupun sebagai Allah, Dia memulihkan umat manusia kepada kasih karunia Bapa Surgawi: Satu Perantara antara Allah dan manusia, manusia Yesus Kristus, yang menyerahkan diri-Nya sendiri sebagai penebusan bagi semua orang. (lht. 1 Tim. ii. 5, 6).

Namun, seperti yang diajarkan oleh para Doktor Gereja yang kudus, tidak ada alasan mengapa orang tertentu tidak boleh disebut dengan cara tertentu sebagai perantara antara Tuhan dan manusia, yaitu, sejauh mereka bekerja sama dengan tekad yang bulat dan melayani dalam persatuan manusia dengan Tuhan (Summa, p. 111., q. xxvi., artikel 1, 2). Itulah yang dilakukan para malaikat dan orang kudus, para nabi dan para imam kudus dari Perjanjian Lama dan Baru. Tetapi secara khusus, Perawan Terberkati memiliki klaim atas gelar kemuliaan ini. Karena tidak ada satu orang pun yang dapat dibayangkan yang pernah berkontribusi atau akan berkontribusi begitu besar untuk mendamaikan manusia dengan Tuhan. Maria mempersembahkan Sang Juruselamat kepada umat manusia, yang berlari kencang menuju kehancuran kekal, ketika dia menerima pernyataan tentang misteri perdamaian yang dibawa ke bumi oleh Malaikat, dengan tindakan persetujuannya yang mengagumkan atas nama seluruh umat manusia (Summa. hal. III. , q. xxx., pasal 1). Dari Maria lahirlah Yesus. Oleh karena itu Maria benar-benar adalah Ibu-Nya, dan karena alasan ini Maria menjadi 'Mediatrix yang layak dan dapat diterima bagi Sang Pengantara.' " - Paus Leo XIII, Fidentem piumque animum

 

Paus St. Pius X (1914) sendiri menyebut Maria sebagai "Reparatrix dari dunia yang sedang musnah" dan oleh karena itu Maria adalah juga "Dispensatrix dari semua harta rahmat yang diberikan Yesus kepada kita dengan melalui kematian-Nya yang berdarah." Dia juga mengutip St. Bonaventura dalam berbicara tentang kedalaman partisipasi penebusan Bunda Maria di Kalvari, yang menyatakan bahwa Maria “begitu besar berpartisipasi dalam penderitaan (Yesus) sehingga, jika mungkin, dia akan sangat bahagia jika boleh merasakan sendiri, sepanjang waktu, siksaan yang diderita oleh Sang Putra." Dia bahkan menyatakan dari ucapan St. Bernardine betapa Maria adalah bagaikan leher dari Allah Bapa:

 

“Bukan hanya hak prerogatif dari Bunda Yang Terkudus untuk memberikan dagingnya kepada Putra Tunggal Allah, yang akan dilahirkan dengan segenap anggota tubuh manusia (S. Bede Ven. L. Iv. dalam Luc. Xl.), dimana semua materi itu harus disiapkan bagi Sang Korban demi keselamatan umat manusia; tetapi segala milik Maria juga mengemban tugas untuk merawat dan memelihara Sang Korban, dan pada waktu yang ditentukan mempersembahkan Dia dalam korban penyaliban. Begitulah terjadi penyatuan kehidupan dan tindakan yang tidak terputus antara Putra dan Ibu, sehingga dari keduanya telah diucapkan kata-kata dari Pemazmur "Hidupku diliputi dalam kesedihan dan tahun-tahunku dalam keluhan" (Mzm xxx., 11). Ketika saat terpenting Sang Putra tiba, di samping Salib Yesus berdirilah Maria Bunda-Nya, tidak hanya sibuk merenungkan tontonan yang kejam itu, tetapi Maria juga bersukacita karena Putra Tunggalnya dipersembahkan demi keselamatan umat manusia, dan dia sepenuhnya berpartisipasi dalam Sengsara-Nya, sehingga jika memungkinkan dia akan dengan senang hati bersedia untuk menanggung semua siksaan yang ditanggung oleh Putranya. (S. Bonav. 1. Mengirim d. 48, ad Litt. dub. 4). Dan dari penyatuan keinginan dan penderitaan antara Kristus dan Maria ini maka Maria pantas menjadi Reparatrix dunia yang sedang musnah (Eadmeri Mon. De Excellentia Virg. Mariae, c. 9) dan Dispensatrix dari semua rahmat karunia yang dibayar oleh Juruselamat bagi kita dengan melalui Kematian-Nya dan dengan Darah-Nya.

 

Tentu saja, tidak dapat disangkal bahwa pemberian harta rahmat ini adalah hak yang khusus dan khas dari Yesus Kristus, karena hal itu adalah buah eksklusif dari Kematian-Nya, yang menurut sifat-Nya adalah perantara antara Allah dan manusia. Namun demikian, dengan persekutuan dalam kesedihan dan penderitaan yang telah disebutkan di atas, antara Bunda dan Sang Putra, telah diizinkan bagi Perawan Mulia untuk menjadi perantara yang paling kuat dan pembela seluruh dunia kepada Putra Ilahinya (Pius IX. Ineffabilis). Kemudian sumbernya adalah Yesus Kristus "yang dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia." (Yoh. 1:16), "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota-- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”(Efesus 4:16). Tetapi Maria, seperti yang dikatakan St. Bernard dengan sebenarnya, adalah merupakan saluran (Serm. De temp on the Nativ. B. V. De Aquaeductu n. 4); atau, jika Anda mau mengatakan: bagian penghubung yang fungsinya untuk menggabungkan tubuh ke kepala dan mengirimkan ke tubuh pengaruh dan kemauan dari kepala - yang kami maksud disini adalah leher. Ya, kata St. Bernardine dari Sienna, "dia (Maria) adalah leher dari Kepala kita, yang dengannya Dia menyampaikan kepada tubuh mistik-Nya semua karunia rohani." (Quadrag. De Evangel. Aetern. Serm. X., A. 3, c. Iii .). ” - Paus Santo Pius X, Ad diem illum

 

Hal ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh paus Francis pada 12 Desember 2019. Pada Penampakan Bunda Maria sebagai Bunda Amerika, Maria menyebut dirinya sebagai sebagai Co-Redemptrix pada 11 Februari 1958 dimana saat itu dia berkata:

“Aku adalah Bunda dari umat manusia yang kudus, dan merupakan tugasku yang istimewa sebagai penebus-bersama (co-redemptrix) atas umat manusia untuk menolong jiwa-jiwa mencapai kesucian Bapa dalam persatuan yang kekal dengan menunjukkan kepada manusia bagaimana ‘mengenakan’ Kristus, untuk menyerap Roh-Nya, dan dengan demikian menjadi satu dengan-Nya.''

 

St. Francis Xavier Cabrini (1917), warga negara Amerika pertama yang dikanonisasi, berkali-kali mengajarkan bahwa Maria adalah Pendamping Penebus (Co-Redemptrix). Dia menyebut Perawan Terberkati sebagai “Hawa Yang Baru, Bunda Sejati dari Yang Hidup” yang “dipilih oleh Tuhan untuk menjadi Co-redemptrix umat manusia… Jika kemuliaan, karena memberikan hidup kepada Penebus kita, menjadi milik Maria, maka juga, sebagaimana Bapa Suci kita (St. Pius X) berkata dengan sangat baik, dalam tugasnya menjaga dan mempersiapkan Korban Suci umat manusia untuk pengorbanan juga selalu berkaitan dengan Maria. Maria bukan hanya Bunda Yesus dalam sukacita di Betlehem, tetapi lebih dari itu di Kalvari ,. . . dan di sana dia pantas menjadi Co-redemptrix kita yang paling berharga."

 

Abbot Arnold (Kepala Biara) dari Chartres (1144-56), seorang teman dan murid St. Bernard dari Clairvaux (yang merupakan Doktor Gereja) berkata:

“Secara bersama-sama Mereka [Kristus dan Maria] telah menyelesaikan tugas penebusan umat manusia… keduanya mempersembahkan satu dan pengorbanan yang sama kepada Allah. Maria di dalam darah dari Hatinya, Yesus di dalam darah dari daging-Nya… sehingga, bersama dengan Kristus, Maria memiliki pengaruh yang sama bagi keselamatan dunia.”

 

St Gemma Galgani (1903) menulis kepada pembimbing spiritualnya tentang penderitaan Perawan Terberkati sejak saat kelahiran Yesus dan seterusnya, saat dia dengan merenungkan Penyaliban Yesus yang sangat menyakitkan:

“Oh betapa sedihnya bagi Ibu, setelah Yesus lahir, untuk berpikir bahwa mereka harus menyalibkan Dia! Betapa besar kepedihan yang selalu ada di dalam Hatinya! Berapa banyak desahan sedih yang pasti dia lakukan, dan berapa kali dia pasti menangis! Namun dia tidak pernah mengeluh. Ibu yang malang !. . . sungguh, kemudian, ketika dia melihat Dia disalibkan. . . Ibu yang malang itu terpaku oleh banyak anak panah. . . Oleh karena itu Ibuku ikut disalibkan bersama-sama dengan Yesus."

 

Santo Louis Marie de Montfort (1716) berkata:

“Maria memiliki otoritas atas para malaikat dan orang-orang terberkati di surga. Sebagai hadiah atas kerendahan hatinya yang sangat besar, Tuhan memberinya kekuatan dan misi untuk menugaskan kepada orang-orang kudus untuk mengisi tahta Surgawi yang dikosongkan oleh para malaikat durhaka yang jatuh karena kesombongan mereka. Begitulah kehendak Tuhan Yang Mahakuasa yang meninggikan orang yang rendah hati, dan bahwa kekuatan surga, bumi dan neraka, dengan sukarela atau tidak, harus mematuhi perintah Perawan Maria yang rendah hati. Karena Tuhan telah menjadikan Maria sebagai Ratu Langit dan Bumi, pemimpin pasukan-Nya, penjaga harta-Nya, membagikan rahmat-Nya, mediatrix bagi manusia, penghancur musuh-musuh-Nya, dan mitra yang paling setia dalam karya dan kemenangan-Nya yang besar.” True Devotion to Mary.

 

Beato Paus Pius IX (1878), dalam buku Ineffabilis Deus berkata:

“Semua harapan kita bersandar pada Perawan Terberkati - di dalam diri Maria yang amat adil dan tak bernoda, yang telah menghancurkan kepala ular yang beracun dan paling kejam, dan membawa keselamatan bagi dunia. Di dalam diri Maria, ada kemuliaan para nabi dan para rasul, kehormatan para martir, mahkota dan kegembiraan semua orang kudus. Di dalam diri Maria ada tempat perlindungan paling aman dan penolong paling tepercaya dari semua orang yang berada dalam bahaya. Di dalam diri Maria yang bersama dengan Putra Tunggalnya, ada Mediatrix dan Conciliatrix paling kuat di seluruh dunia. Di dalam diri Maria ada kemuliaan, hiasan, dan benteng yang paling agung dari Gereja Kudus. Di dalam diri Maria ada kuasa yang telah menghancurkan semua ajaran sesat dan merebut kembali orang-orang beriman dan bangsa-bangsa dari segala jenis bencana yang paling kotor. Di dalam diri Maria kami berharap penyelamatan kami dari begitu banyak bahaya yang mengancam.”

 

St Maximillian Kolbe (1941) mengatakan dalam sebuah Surat kepada Pastor Mikolajezyk, 25 Juli 1935:

“Persatuan antara Hati Yang Tak Bernoda dengan Roh Kudus tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena begitu sempurna, hingga Roh Kudus hanya bertindak melalui Perawan yang paling diberkati, mempelai-Nya. Inilah mengapa Maria adalah Mediatrix dari semua Rahmat yang diberikan oleh Roh Kudus. Dan karena setiap Rahmat adalah pemberian dari Allah Bapa melalui Putra dan oleh Roh Kudus, maka tidak ada Rahmat yang tidak dapat diterima oleh Maria, sebagai miliknya, dan tidak ada Rahmat yang tidak diberikan kepada Maria untuk tujuan ini."

 

St. Bernard dari Clairvaux (1153) Kepala Biara Cistercian dan Doktor Gereja, dalam sebuah homili menyatakan bahwa "Tuhan telah menghendaki agar kita tidak memiliki apa pun yang tidak melalui tangan Maria." Dia menyusun doa dan meditasi yang patut direnungkan dalam masalah ini:

 

“Engkau telah mendengar, O Perawan, bahwa engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putra; Engkau telah mendengar bahwa hal itu terjadi bukan oleh keinginan manusia tetapi oleh Roh Kudus. Malaikat menunggu jawaban; sudah saatnya dia kembali kepada Tuhan yang mengutusnya.

Kami pun sedang menunggu, O Maria, menantikan ucapan kasih sayangmu; hukuman kutukan sangat membebani kami. Harga keselamatan kami ditawarkan kepadamu O Maria. Kami akan segera dibebaskan jika engkau setuju. Di dalam Firman Tuhan yang kekal kami semua menjadi ada, dan lihatlah, begitu juga ketika kami mati. Di dalam tanggapanmu yang langsung, kami akan diciptakan kembali, agar dapat dipanggil kembali kepada kehidupan. Adam yang terus menangis bersama dengan seluruh keturunannya yang berduka memohon hal ini darimu, O Maria, hai Perawan yang penuh kasih, dalam pengasingan mereka dari surga mulia. Abraham pun memohon, Daud pun memohon hal yang sama. Semua leluhur suci kami lainnya, leluhurmu juga, meminta hal itu darimu, karena mereka tinggal di negeri bayang-bayang kematian. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh seluruh bumi, sambil bersujud di kakimu. Sungguh benar jika kami melakukan hal itu, karena atas jawabanmu bergantunglah penghiburan bagi orang-orang yang celaka, tebusan bagi tawanan, kebebasan bagi yang terkutuk, ya... keselamatan bagi semua anak Adam, seluruh umat manusia. Jawablah dengan cepat, ya Perawan Suci. Jawablah segera kepada malaikat, atau lebih tepatnya, melalui malaikat untuk disampaikan kepada Tuhan. Jawablah dengan satu kata, terimalah Firman Tuhan. Bicaralah dengan kata-katamu sendiri, terimalah Sabda Ilahi dalam kandunganmu. Hembuskanlah sepatah kata, peluklah Sabda yang kekal. Mengapa engkau menunda, mengapa engkau ragu? Percayalah, berilah pujian, dan terimalah. Biarkan kerendahan hati menjadi menang, biarkan kerendahan hati menjadi percaya diri. Ini bukan waktunya bagi kesederhanaan perawan untuk melupakan kehati-hatian. Dalam hal ini saja, hai Perawan yang bijaksana, janganlah takut untuk berani menerima. Meski keheningan itu menyenangkan, namun ucapan kepatuhan sekarang lebih diperlukan. Bukalah hatimu bagi iman, hai Perawan yang diberkati, biarlah bibirmu memuji rahimmu bagi Sang Pencipta. Lihatlah, Dia yang ditunggu-tunggu oleh segenap bangsa berada di depan pintumu, mengetuk untuk masuk. Jika Dia berlalu karena keterlambatanmu, dalam kesedihan engkau akan mencari-Nya lagi, Dia yang paling dikasihi oleh jiwamu. Bangunlah, cepatlah, bukalah. Bangkitlah di dalam iman, cepatlah dalam pengabdian, terbukalah dalam pujian dan ucapan syukur: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah hal itu seturut perkataan-Mu."

 

Demi kasih kepada Tuhan dan Penyelamatan bagi jiwa-jiwa, Maria bersedia, pada saat yang paling sulit, menyerahkan Putranya untuk disalibkan. Kesediaan seperti ini tidak dimiliki oleh semua ibu lainnya. Karena para ibu lainnya, pada saat kematian putranya, mereka akan protes, dan berusaha untuk menghentikan hal itu. Namun Maria dengan penuh kesadaran dan kerelaan bersedia menerima kematian yang mengerikan atas Putranya yang tak berdosa dan terkasih. Seperti yang dikatakan Paus Pius XII dalam Ensiklik “Mystici Corporis” (1943), Maria “mempersembahkan Yesus di Golgota kepada Bapa yang Kekal bersama dengan segala bencana yang terkandung dalam hak-hak keibuannya dan kasih keibuannya, seperti Hawa baru bagi semua anak Adam.”

 

Saint Alphonsus Liguori (1787), teolog besar, mengajak kita untuk:

“Renungkan apa yang dilakukan oleh orang-orang kudus kepada sesama mereka, karena mereka mengasihi Allah. Tapi apakah kasih orang kudus itu kepada Tuhan bisa menandingi kasih Maria? Maria mengasihi Tuhan jauh lebih besar sejak saat pertama keberadaannya, daripada semua orang kudus dan malaikat yang pernah mengasihi atau akan mengasihi Tuhan. Bunda Maria sendiri mengungkapkan kepada Suster Mary Crucified, bahwa api cintanya sangat ekstrim. Jika Langit dan bumi ditempatkan di dalamnya, maka langit dan bumi akan langsung ditelan oleh kasih Maria. Dan semangat serafim, dibandingkan dengan semangat kasih Maria adalah bagaikan semilir angin lalu. Sama seperti tidak ada seorang pun di antara semua orang Yang Terberkati yang mengasihi Tuhan seperti Maria, demikian juga tidak ada seorang pun, setelah Tuhan, yang mengasihi kita sebanyak Bunda Maria yang paling mengasihi ini. Selain itu, jika kita mengumpulkan semua kasih dari para ibu kepada anak-anak mereka, semua kasih suami dan istri, semua kasih dari semua malaikat dan orang kudus, kasih mereka itu tidak akan pernah bisa menyamai kasih Maria bahkan kepada satu jiwa sekali pun." - The Glories of Mary.

 

"Aku memberkati Nama Kudusmu, aku memuji hak istimewamu yang mulia untuk menjadi Bunda Allah yang sejati, yang tetap Perawan, yang dikandung tanpa noda dosa, Co-Redemptrix dari umat manusia." - dari The Raccolta, doa pemulihan kepada Perawan Maria yang Terberkati 1807-1952.

 

----------------------------------------

 

CO-REDEMPTRIX

"Janganlah kamu menghalangi perkataan Ibu-Ku. Dia adalah Mitra-Penebus (Co-Redemptrix), dan karena itu, dia yang telah diberi misi untuk membawamu kembali ke jalan menuju Kerajaan. Tanpa dia kamu akan tersesat." - Jesus, Bayside, 5 Agustus 1974

 

----------------------------------------

 

Viganò: Apakah Covid Merupakan Awal Dari Neraka Di Bumi?

LDM, 24 Maret 2021

Enoch, 22 Maret 2021

Apa Alasan Kasus Kerasukan Setan Semakin Banyak Terjadi Saat Ini?

LDM, 28 Maret 2021

Orang dalam WHO ‘meniup peluit’

Mengapa Saya Menganggap Komentar Paus Francis...