Wednesday, September 21, 2016

DENGAN BERSEMANGAT, KAMI MENEGUR POPE FRANCIS

DENGAN BERSEMANGAT, KAMI MENEGUR POPE FRANCIS

Sebagai persiapan bagi peringatan Pemberontakan Protestan, yang direncanakan diadakan tahun ini, dimana PF berdoa bersama Rev Jens-Martin Kruse di sebuah Gereja Lutheran.

September 19, 2016
Pesta of Saint Januarius pada bulan ‘Bunda Maria Yang Berdukacita’

Yang Mulia;

Kalimat-kalimat berikut ini kami tulis dengan rasa sedih dan putus asa, karena kami sebagai anggota yang hina dari umat awam, dimana kami bisa menganggap tulisan ini sebagai teguran bagi kepausan anda, karena berbagai tindakan anda adalah merupakan sebuah bencana bagi Gereja yang memiliki berbagai kekuasaan di dunia ini. Berbagai peristiwa yang telah terkumpul belakangan ini dan yang mendorong kami untuk menempuh langkah ini, adalah merupakan akibat dari surat ‘rahasia’ anda kepada para uskup Buenos Aires, dimana anda telah memberi wewenang kepada mereka, dengan berdasarkan kepada pandangan anda pribadi yang kemudian diwujudkan didalam
Amoris Laetitia, untuk memberikan Sakramen Pengakuan Dosa dan Komuni Kudus kepada para pezinah melalui perkawinan kedua mereka, tanpa terlebih dahulu meminta kepada para pezinah itu untuk dengan teguh hati memperbaiki hidup mereka dengan cara menghentikan relasi sexual mereka yang merupakan perbuatan zina itu.

Dengan begitu anda telah menyangkal Sabda Tuhan kita, yang menyalahkan orang yang bercerai dan ‘menikah lagi’ sebagai perbuatan zina tanpa kecuali, anda menyangkal perkataan dari St.Paulus mengenai hukuman atas orang yang menerima Sakramen Terberkati secara tidak layak, dan anda juga menyangkal ajaran dari dua paus penduhulu anda yang sejalan dengan doktrin moral dan disiplin mengenai Ekaristi dari Gereja yang berakar kepada pewahyuan ilahi, Hukum Canon dan semua Tradisi.

Anda telah mendorong runtuhnya disiplin Gereja universal, meskipun masih ada beberapa orang uskup yang tetap berusaha mempertahankan disiplin itu ditengah munculnya Amoris Laetitia, sementara itu yang lain-lainnya, termasuk mereka (uskup-uskup) yang berada di Buenos Aires, telah mengumumkan sebuah perubahan yang hanya berdasarkan kepada kewenangan anda yang berupa ‘anjuran apostolik’ yang sangat memalukan itu. Belum pernah ada kejadian seperti ini di dalam sejarah Gereja. 

Namun pada saat yang bersamaan, hampir semua anggota hirarki konservativ Gereja bersikap diam, sementara kaum liberal (kelompok anda), berseru-seru secara terbuka tentang kemenangan mereka berkat jasa anda. Hampir tak ada anggota hirarki yang berani menentang sikap sembrono anda yang sangat menentang doktrin serta praktek ajaran Gereja, meski banyak juga gerutu pribadi yang menentang tindakan penghancuran yang terus anda lakukan saat ini. Seperti halnya di saat krisis Aria dulu, maka bergantunglah kepada umat awam untuk mempertahankan Iman yang benar di tengah penyimpangan universal dari tugas dan kewajiban hirarki Gereja.
Tentu saja kami ini bukanlah apa-apa di tengah ‘kancah permainan’ anda ini, namun sebagai anggota umat awam dari Tubuh Mistik, yang telah dibaptis, kami dikaruniai dengan hak pemberian Allah serta tugas yang berkaitan dengan hal itu, seperti yang telah dituliskan di dalam hukum Gereja (sesuai dengan Hukum Canon 212) untuk menyampaikan kepada anda dan kepada sesama umat Katolik mengenai krisis akut dari pemerintahan anda di dalam Gereja di tengah krisis gerejani kronis yang terjadi setelah KV II.

[Hukum Canon 212. §1. Yang dinyatakan oleh para Gembala suci yang mewakili Kristus sebagai guru iman, atau yang mereka tetapkan sebagai pemimpin Gereja, harus diikuti dengan ketaatan kristiani oleh kaum beriman kristiani dengan kesadaran akan tanggungjawab masing-masing.
§2. Adalah hak sepenuhnya kaum beriman kristiani untuk menyampaikan kepada para Gembala Gereja keperluan-keperluan mereka, terutama yang rohani, dan juga harapan-harapan mereka.
§3. Sesuai dengan pengetahuan, kompetensi dan keunggulannya, mereka mempunyai hak, bahkan kadang-kadang juga kewajiban, untuk menyampaikan kepada para Gembala suci pendapat mereka tentang hal-hal yang menyangkut kesejahteraan Gereja dan untuk memberitahukannya kepada kaum beriman kristiani lainnya, tanpa mengurangi keutuhan iman dan moral serta sikap hormat terhadap para Gembala, dan dengan memperhatikan manfaat umum serta martabat pribadi orang.]

Permohonan-permohonan kami secara pribadi telah terbukti sama sekali tidak berguna, seperti yang kami sampaikan di bawah ini, dimana kami telah menerbitkan dokumen permohonan kami ini untuk melepaskan beban hati nurani kami dalam menghadapi bahaya besar yang telah anda timbulkan, yang  mengancam jiwa-jiwa serta kesejahteraan bersama umat gerejani, dan permohonan kami ini mendorong kita semua, umat Katolik, untuk memegang teguh prinsip-prinsip yang bertentangan dengan penyalahgunaan yang terus menerus anda lakukan melalui jabatan kepausan anda, terutama yang menyangkut ajaran Gereja yang tak bisa salah (infallible) terhadap tindakan perzinahan dan pencemaran terhadap Ekaristi Kudus.
Di dalam tekad kami untuk menerbitkan dokumen ini, kami dituntun oleh ajaran para Doktor Gereja yang kudus dalam masalah keadilan alami di dalam Gereja:
Hendaklah diperhatikan bahwa jika Iman berada dalam bahaya, maka seorang umat hendaknya menegur imam/uskupnya, bahkan secara terbuka. Begitulah Paulus, yang merupakan bawahan dari Petrus, telah menegurnya secara terbuka karena adanya bahaya yang bisa mengancam Iman (lihat Gal. 2:11 -- Tetapi waktu Kefas (Petrus) datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah). Dan tentang Gal. 2:11 ini St.Agustinus berkata “Paulus memberi contoh kepada para atasannya, bahwa setiap saat jika mereka menyimpang dari jalan yang benar, maka mereka tak boleh kecewa jika ditegur oleh bawahannya.” [Summa Theologiae, II-II, Q. 33, Art 4]
Kita juga dituntun oleh ajaran St. Robert Bellarmine, Doctor Gereja, mengenai penolakan yang sah terhadap Uskup Roma seandainya dia tersesat:
Karena itu, seperti halnya sah untuk menolak seorang Paus yang menyerang tubuh, maka juga adalah sah untuk menolak Paus jika dia menyerang jiwa-jiwa atau mengganggu sebuah situasi yang benar, dan terlebih lagi jika dia berusaha untuk menghancurkan Gereja. Maka aku berkata, adalah sah untuk menolak dia, dengan cara tidak melakukan apa yang diperintahkannya, dan dengan menghalangi dia, jika dia sampai melaksanakan keinginannya yang menyimpang itu… [De Controversiis on the Roman Pontiff, Bk. 2, Ch. 29].
Karena itu umat Katolik di seluruh dunia, bukan hanya kaum tradisionalis saja, hendaknya mengerti situasi yang digambarkan oleh St. Robert Bellarmine saat itu, yang saat ini telah menjadi sebuah realita bagi kita semua. Keyakinan inilah yang menjadi pendorong bagi penulisan dokumen ini.
Semoga Allah menjadi Hakim atas kejujuran dan ketulusan niat kami ini.
Christopher A. Ferrara
Lead Columnist, The Remnant
Michael J. Matt
Editor, The Remnant
John Vennari
Editor, Catholic Family News




HAK UNTUK MENYAMPAIKAN TEGURAN

Oleh rahmat Allah dan hukum Gereja, sebuah keluhan disampaikan kepada Francis, Uskup Roma, mengenai adanya bahaya terhadap Iman serta gangguan yang besar terhadap jiwa-jiwa serta kebaikan bersama dari Gereja Katolik yang kudus.

Kerendahan hati macam apa ini?
Pada malam saat pemilihan anda, dari atas balkon basilika St.Petrus anda berkata ‘tugas dari konklav adalah memberi seorang uskup bagi Roma.’ Meski orang banyak yang ada di hadapan anda berasal dari seluruh dunia, para anggota dari Gereja universal, tetapi anda hanya menyatakan rasa terima kasih ‘atas sambutan dari komunitas wilayah Roma’ saja. Anda juga menyampaikan harapan anda bahwa ‘perjalanan Gereja yang kita mulai hari ini’ agar ‘menghasilkan buah bagi evangelisasi dari kota yang indah ini (Roma).’ Anda meminta kepada umat beriman yang hadir di lapangan St.Petrus saat itu untuk berdoa, bukan bagi Paus, tetapi ‘bagi uskup mereka’ dan anda berkata bahwa pada hari berikutnya anda akan ‘berdoa kepada Madonna (Bunda Maria) agar melindungi Roma.”

Perkataan anda yang aneh pada saat yang bersejarah itu dimulai dengan seruan yang dangkal sekali maknanya “Saudara-saudari, selamat malam’ dan diakhiri dengan intensi yang juga biasa-biasa saja: “Selamat malan dan selamat tidur.” Bukan sekali saja di dalam ucapan-ucapan pertama anda hanya mengacu kepada diri anda sendiri, sebagai paus, atau memberikan referensi kepada kemuliaan utama dari jabatan dimana anda terpilih untuk mendudukinya: sebagai wakil Kristus, yang tugas utamanya adalah mengajar, memerintah, dan menyucikan Gereja universal dan menuntun Gereja untuk menciptakan para murid dari segala bangsa.

Hampir sejak saat pemilihan anda, maka dimulai juga sebuah kampanye publik yang tak ada habisnya yang temanya hanya mengusung kehebatan kerendahan hati anda di antara para paus lainnya, menyebarkan kesan anda sebagai seorang uskup Roma yang sederhana, dimana hal itu bertentangan dengan ‘kesan warna monarki’ dari para pendahulu anda, beserta dengan segala perlengkapan pakaian seragam mereka dan sepatu-sepatu merah mereka, yang telah anda hentikan sejak saat itu. Anda memberi indikasi awal dari munculnya kekuasaan paus yang radikal dan desentralisasi guna mendukung sebuah ‘Gereja sinodal’ dengan mengambil contoh dari pandangan Ortodox tentang ‘makna kolegialitas episkopal serta pengalaman sinodalitas mereka.’ Begitulah media massa  segera saja menyambut gembira ‘revolusi Francis’ versi anda sendiri.

Namun pameran kerendahan hati yang penuh kepura-puraan ini disertai pula dengan sebuah penyalah-gunaan kekuasaan jabatan kepausan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Gereja. Selama tiga setengah tahun ini tak ada habisnya anda telah mempromosikan pandangan dan keinginan anda sendiri tanpa peduli sedikitpun juga dengan ajaran dari para pendahulu anda selama 2000 tahun tradisi Gereja, dimana anda telah mengalirkan limpahan skandal yang luar biasa mengerikan. Pada berbagai kesempatan anda telah mengejutkan dan membingungkan umat beriman sekaligus anda telah membahagiakan musuh-musuh Gereja melalui pernyataan dan perkataan anda yang heterodox dan tidak masuk akal, sambil anda melontarkan cemoohan demi cemoohan kepada umat Katolik yang taat, yang anda tuduh sebagai ‘orang Parisi dari akhir zaman’ dan sebagai kaum ‘keras kepala’. Tingkah laku anda sering berupa lawakan untuk menyenangkan hati orang banyak.

Secara konsisten anda telah mengabaikan berbagai peringatan dan teguran dari pendahulu langsung anda (Paus Benediktus XVI) yang mengundurkan dari dari jabatannya karena alasan-alasan yang misterius delapan tahun setelah dia meminta uskup-uskup yang saat itu berkumpul di hadapannya, pada awal jabatannya dulu, dengan ucapannya “Doakanlah saya, agar saya tidak melarikan diri karena takut kepada serigala-serigala”, demikian kutipan perkataan pendahulu anda pada saat homili pertamanya sebagai paus:

Paus bukanlah sebuah monarki absolut, yang pemikiran dan keinginannya bisa menjadi hukum. Sebaliknya, perutusan paus adalah jaminan ketaatan kepada Kristus dan kepada SabdaNya. Paus tak boleh menyampaikan pendapatnya sendiri, tetapi dia harus mengikatkan dirinya dan Gereja kepada Sabda Allah, di tengah segala upaya untuk melemahkannya dan segala bentuk oportunisme.

Sebuah campur tangan di bidang politik, adalah selalu benar secara politis.
Dalam sebagian besar dari pelaksanaan jabatan anda sebagai ‘Uskup Roma’ anda telah memperlihatkan perhatian yang kecil sekali terhadap kewenangan dan kompetensi paus, dimana anda telah melibatkan diri dalam peristiwa-peristiwa dan urusan politik, misalnya masalah imigrasi, masalah kriminal, lingkungan, memulihkan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dengan Cuba (sambil anda mengabaikan penderitaan umat Katolik dibawah kediktatoran Fidel Castro) dan bahkan anda menentang gerakan kebebasan di Skotlandia. Anda tidak menentang pemerintahan sekuler yang tidak menghormati hukum-hukum ilahi dan alami, misalnya pemerintahan yang mengesahkan ‘hubungan homosex’, dimana ini adalah menyangkut masalah hukum ilahi dan alami dan seorang paus haruslah ikut campur tangan disini. Kenyataannya ucapan-ucapan anda justru mendukung tindakan seperti itu.

Kenyataannya, anda melakukan banyak sekali tuduhan tentang adanya kejahatan sosial, dimana semua itu merupakan sasaran yang aman secara politis, namun semua itu telah diingkari oleh perbuatan anda sendiri, karena anda mengkompromikan ajaran Gereja dengan berbagai kesesatan modernisme:
Berlawanan dengan ajaran Gereja yang berlandaskan kepada Pewahyuan, anda menuntut penghapusan hukuman mati di seluruh dunia, betapapun besarnya kesalahan yang dilakukan, dan bahkan penghapusan terhadap hukuman seumur hidup, namun anda tak pernah meminta penghapusan terhadap undang-undang yang mengesahkaan aborsi, yang selama ini terus menerus dikutuk oleh gereja, karena hal itu merupakan pembunuhan massal terhadap anak-anak tak berdosa.   

Anda menyatakan bahwa umat beriman yang taat adalah berdosa berat karena mereka gagal untuk mendaur ulang sampah rumah tangga mereka dan mematikan lampu yang tidak perlu dinyalakan, sementara itu anda mengeluarkan jutaan dollar bagi tindakan-tindakan vulgar anda demi popularitas diri anda di berbagai negara, ke tempat mana anda bepergian bersama rombongan besar anda dengan menyewa pesawat jet yang melepaskan sejumlah besar emisi karbon ke atmosfer.

Anda menganjurkan dibukanya perbatasan-perbatasan negara bagi para pengungsi Muslim, yang kenyataannya didominasi oleh para tentara yang menyamar, sementara anda sendiri tinggal dibalik dinding-dinding Vatikan yang sangat kokoh membatasi masuknya warga asing, dinding-dinding yang dibangun oleh Leo IV untuk mencegah masuknya tentara Muslim ke Roma saat itu.

Anda berbicara tanpa henti tentang kaum miskin dan masyarakat pinggiran namun anda sendiri bersahabat erat dan bersekutu dengan orang-orang kaya (misalnya George Soros) serta hirarki Gereja Jerman (misalnya Kardinal Kasper) yang busuk serta pro-aborsi, pro-kontrasepsi, pro-homosexual dan kaum selebritis yang gaya hidupnya tidak karuan serta para penguasa global.

Anda mencemooh perusahaan-perusahaan yang serakah mencari keuntungan dan "sistem perekonomian yang membunuh" sementara itu anda menghormati mereka dengan mengadakan audiensi pribadi dengan mereka dan menerima sumbangan besar dari para teknokrat, pemimpin perusahaan dan orang-orang kaya dunia, bahkan mengijinkan perusahaan Porsche untuk menyewa Kapel Sistina untuk mengadakan "konser megah ... yang ditata sedemikian rupa bagi peserta dan undangan" yang bersedia membayar hingga $ 6.000 per orang untuk melakukan tour Vatikan, tour pertama kalinya yang diijinkan oleh seorang Paus hingga memungkinkan tempat yang suci itu digunakan bagi acara perusahaan komersiil.

Anda menghendaki diakhirinya "ketimpangan sosial" karena anda merangkul komunis dan para diktator sosialis yang hidup dalam kemewahan, sementara rakyat mereka menderita di bawah belenggu mereka.

Anda mengutuk seorang calon presiden Amerika (Trump) dengan menuduhnya sebagai "bukan Kristen" karena dia berusaha mencegah masuknya pengungsi ilegal, tetapi anda tidak berkata apa-apa terhadap diktator atheis yang anda rangkul, yang telah melakukan pembunuhan massal, menganiaya Gereja dan memenjarakan orang-orang Kristiani di negara-negara polisi.

Dalam mempromosikan pendapat pribadi anda di bidang politik dan kebijakan publik seolah-olah itu adalah merupakan doktrin Katolik, anda tidak ragu-ragu untuk menyalah-gunakan bahkan martabat dari ensiklik kepausan (ingat Laudato Si) dengan menggunakannya untuk mendukung klaim ilmiah yang masih bisa diperdebatkan dan bahkan terbukti palsu tentang "perubahan iklim," "siklus karbon", "polusi karbon dioksida" dan "pengasaman lautan." Dalam dokumen yang sama anda juga menuntut agar umat beriman menanggapi dugaan adanya "krisis ekologi" yang dimunculkan oleh para pendukung program lingkungan hidup yang sekuler, seperti misalnya Sustainable Development Goals dari PBB, yang anda puji-puji meskipun program itu menuntut "adanya akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi," yang berarti diterimanya kontrasepsi dan aborsi.

Sikap acuh yang merajalela
Sementara itu hampir tidak ada seorangpun pelopor yang menghormati pembaharuan pasca-konsili, yang bersifat merusak, yang berupa "ekumenisme" dan "dialog antar agama," anda telah mempromosikan sebuah sikap acuh religius tertentu, hingga kepada tingkat yang belum pernah terjadi terutama selama tahun-tahun terburuk dari krisis pasca-konsili, yang praktisnya adalah menyia-nyiakan misi dari Gereja sebagai bahtera keselamatan.

Dengan menghormati Protestan, anda menyatakan bahwa mereka semua adalah anggota "Gereja Kristus" yang sama seperti Katolik, terlepas dari apa yang mereka percaya, dan bahwa perbedaan doktrinal antara Katolik dan Protestan adalah hal-hal yang relatif sepele yang bisa diselesaikan melalui persetujuan dari para teolog.

Melalui pendapat itu, anda telah secara aktif menghalangi orang Protestan yang akan masuk ke dalam agama Katolik, termasuk salah satunya "Uskup" Tony Palmer, yang menjadi anggota dari sebuah sekte Anglikan yang memisahkan diri, yang berniat untuk menahbiskan perempuan menjadi imam mereka. Seperti yang dikatakan oleh Palmer, ketika dia menyebutkan "pulang kepada Gereja Katolik" anda memberi balasan yang mengerikan ini: "Tidak ada yang bisa disebut ‘pulang’ ke rumah. Kamu sedang dalam perjalanan menuju kepada kami dan kami melakukan perjalanan menuju kepada kamu, dan kita akan bertemu di tengah." BAGIAN TENGAH APA? Dan Palmer meninggal dalam kecelakaan sepeda motor besoknya. Dan atas desakan anda, pria yang pertobatannya kepada Gereja Katolik telah anda hambat dengan sengaja dimakamkan sebagai Uskup Katolik – ini adalah sebuah ejekan dan yang sangat bertentangan dengan ajaran tak bisa salah dari pendahulu anda yang mengatakan bahwa "pentahbisan yang dilakukan menurut ritus Anglican telah, dan tetap, tidak diakui dan dianggap tidak pernah terjadi. "[Leo XIII, Apostolicae curae (1896), DZ 3315]

Dan terhadap agama-agama lain pada umumnya, anda telah mengadopsi sebuah program virtual yang sangat sesat dan dikutuk oleh Paus Pius XI, 34 tahun sebelum Konsili Vatikan II: "…bahwa pendapat keliru yang menganggap semua agama adalah lebih atau kurang baik dan layak untuk dipuji, karena mereka semua dengan berbagai cara telah menyatakan dan menandakan bahwa rasa yang merupakan bawaan dalam diri kita semua, dan dengan apa kita dituntun menuju kepada Allah dan pengakuan dan ketaatan kepada aturan-Nya." Tetapi anda telah benar-benar melupakan peringatan Pius XI yang mengatakan bahwa "orang yang mendukung teori ini dan berusaha untuk melaksanakannya, maka dia benar-benar meninggalkan agama yang diwahyukan secara  ilahiah." Dalam hal ini, anda telah mengatakan bahwa bahkan orang atheis sekalipun bisa diselamatkan hanya dengan jalan melakukan perbuatan baik, sehingga hal ini memunculkan puji-pujian yang ramai dari media massa kepada anda.

Nampaknya dalam pandangan anda, tesis sesat dari Rahner tentang "umat Kristiani yang anonim," telah mampu merangkul seluruh umat manusia dan menyiratkan keselamatan universal, namun sebenarnya tesis itu secara definitif telah menggantikan ajaran Tuhan kita yang isinya bertentangan dengan hal itu : " Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. (Mrk 16:16). "



MAKA MARILAH KITA BERDOA BAGI POPE FRANCIS.

No comments:

Post a Comment