Friday, September 9, 2016

Vol 2 - Bab 11 : Pertolongan bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 11

Pertolongan bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian
Misa Kudus
Jubilee dari Leo XIII
Upacara yang meriah bagi orang yang meninggal pada Minggu terakhir bulan September

Kita telah menyaksikan semangat yang suci dengan mana Gereja merayakan pesta peringatan pastoral dari Paus Leo XIII. Umat beriman dari seluruh dunia pergi ke Roma, baik secara fisik maupun didalam doa, untuk menyampaikan rasa hormat mereka dan hadiah-hadiah mereka di kaki Wakil dari Yesus Kristus itu. Seluruh Gereja Militan bersukacita ditengah-tengah cobaan-cobaan yang banyak ini.

Gereja Yang Jaya, yang berada di Surga, ikut merasakan sukacita ini dengan memberikan kanonisasi dan beatifikasi terhadap sejumlah besar anggotanya yang mulia. Maka apakah hal ini tidak juga membuat Gereja Yang Menderita didalam Api Penyucian ikut serta merasakan sukacita itu ?

Bisakah saudara-saudara terkasih kita yang ada didalam Api Penyucian dilupakan ? Bukankah jiwa-jiwa itu yang sangat dikasihi oleh Yesus Kristus juga merasakan akibat yang menyenangkan dari pesta yang mulia ini ?

Leo XIII menyadari hal ini. Dengan selalu dituntun oleh Roh Kudus, ketika bertindak sebagai Imam Yang Utama, Paus, dengan melalui Surat Gembala tertanggal 1 April 1888, menyatakan bahwa diseluruh dunia Kristiani, hendaknya diadakan upacara peringatan bagi orang yang meninggal pada Minggu terakhir bulan September. Dengan mengingat apa yang telah dinyatakan oleh Gereja militan tentang sukacitanya, dan betapa Gereja Yang Jaya berbahagia bersamanya. “Untuk memahkotai, dengan cara yang khusus”, demikian kata Bapa Suci, “pemberian kemuliaan yang besar-besaran ini maka kami ingin memenuhi, sesempurna mungkin, tanggung jawab dari kemurahan hati apostolik kami dengan membagikan kepenuhan harta spirituil yang tak terhingga besarnya ini, kepada putera-putera Gereja yang terkasih yang telah menerima kematian seperti orang-orang yang saleh, yang telah meninggalkan kehidupan yang penuh dengan perjuangan ini dengan tanda iman, dan telah menjadi cabang dari pokok anggur mistik, meskipun mereka belum diijinkan memasuki damai yang kekal sampai mereka telah melunasi hutang terakhirnya, yang telah mereka hutang dari keadilan Allah.

“Kita digerakkan oleh keinginan yang suci dari ajaran Katolik, kepada siapa kita tahu bahwa ujub kita itu akan sangat dirindukan, dan oleh penderitaan rasa sakit yang dialami oleh jiwa yang meninggal. Tetapi secara khusus kita diilhami oleh kebiasaan Gereja yang ditengah-tengah berbagai perayaan yang besar dalam setahun, tidak akan melupakan perayaan yang suci dan amat memuliakan terhadap orang yang meninggal ini, agar mereka segera dilepaskan dari dosa-dosanya”.

“Namun dengan alasan ini, karena dari doktrin Gereja Katolik dikatakan bahwa jiwa-jiwa yang ditahan didalam Api Penyucian bisa diringankan oleh doa-doa permohonan dari umat beriman, dan terutama melalui Kurban Misa Kudus di altar, maka kita tak bisa memberi hadiah lain yang lebih berguna atau lebih dibutuhkan dari pada melipat-gandakan selamatan yang amat murni dari Kurban Kudus dari Pengantara Ilahi kita, yang berupa Misa Kudus dimana-mana, demi pengurangan rasa sakit mereka”.

“Karena itu kita menerima bahwa Minggu terakhir dari bulan September sebagai hari bagi tindakan silih yang luas. Dimana pada hari itu akan kita rayakan, bersama-sama dengan para saudara kita, para Bapa bangsa, para Uskup dan Uskup Agung, serta oleh para pejabat Gereja di wilayahnya masing-masing, di Gereja atau di Katedral, dengan mengadakan Misa Kudus bagi orang yang meninggal, dengan segala kemeriahannya, dan yang sesuai dengan tata upacara yang dianjurkan bagi perayaan itu bagi umat yang meninggal. Kita juga menyetujui bahwa tindakan yang sama juga dilakukan di paroki-paroki dan Gereja-gereja, baik secara sekuler maupun reguler, dengan syarat bahwa segala aturan yang ada tidak dihilangkan”.

“Mengenai umat beriman, kita mendorong mereka, setelah menerima Sakramen Tobat, untuk mengenyangkan diri mereka dengan roti para malaikat, dengan melakukan permohonan bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian”.

“Dengan melalui kuasa apostolik kami, kepada seluruh umat beriman yang melakukan upacara perayaan itu, kami memberikan indulgensi penuh, untuk diberikan kepada jiwa-jiwa yang meninggal serta karunia khusus bagi mereka yang merayakan Misa Kudus itu”. 

“Begitulah jiwa-jiwa suci itu yang menebus sisa-sisa kesalahan mereka dengan melalui rasa sakit yang keras itu, akan menerima keringanan yang istimewa dan bermanfaat, karena jasa-jasa dari Hosti Penyelamat, dimana Gereja Universal menyatukannya dengan Kepalanya yang kelihatan dan menggerakkan dengan semangat kemurahan hati yang sama akan mempersembahkan kepada Allah agar Dia berkenan menerima mereka kedalam tempat penghiburan, terang dan damai yang kekal”.

“Sementara itu para saudara yang terhormat, kami memberi perhatian kepada anda didalam Tuhan, sebagai lambang dari Kerajaan Surgawi ini, kami memberikan berkat apostolik kepada anda, kepada semua pejabat, dan kepada semua orang yang berada dibawah pengawasanmu”.

“Disampaikan di Roma dengan meterai dari Fisherman, pada hari Paskah, tahun 1888, ulang tahun ke 11 dari imamat kami”.







No comments:

Post a Comment