Thursday, November 17, 2016

KERAGUAN DI DALAM AMORIS LAETITIA....

KERAGUAN DI DALAM AMORIS LAETITIA MENGGENAPI NUBUATAN AKITA

21 hours ago



Nubuatan Bunda Maria di Akita, yang telah diakui oleh Gereja, sebagian mengatakan:

Ulah setan akan merasuki bahkan ke dalam Gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat adanya kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup. Imam-imam yang menghormati aku akan dicemooh dan ditentang oleh sesamanya…. Gereja-gereja dan altar-altar akan dijarah; Gereja akan dipenuhi oleh orang-orang yang menerima tindakan kompromi dan iblis akan menindas imam-imam serta jiwa-jiwa yang telah disucikan agar mereka meninggalkan pelayanan mereka kepada Allah. Iblis terutama bersikeras untuk melawan jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan kepada Allah.

Cardinal Burke memberikan sebuah wawancara kepada Edward Pentin mengenai dubia (pernyataan keraguan) dari empat orang kardinal pada Nopember 2016, dimana petikannya adalah seperti berukut ini:

Edward Pentin: Apakah anda banyak mendengar kekhawatiran tentang adanya kebingungan ini?

Cardinal Burke: Kemanapun saya pergi, saya selalu mendengar hal itu. Imam-imam saling terpecah belah antar sesamanya, imam-imam terpecah dari uskup-uskup, uskup-uskup terpecah dari sesama uskup. Terjadi perpecahan yang luar biasa yang kini melanda Gereja, dan itu semua bukanlah jalan dari Gereja Kristus. Inilah sebabnya kami (empat orang kardinal) menyampaikan pertanyaan-pertanyaan moral yang menyatukan kami.

Edward Pentin: Mengapa bab 8 dari Amoris Laetitia sangat memprihatinkan?

Cardinal Burke: Karena bab itu menjadi sumber dari semua kebingungan serta diskusi yang membingungkan saat ini. Terutama tuntunan dari para pejabat (imam) diosis sangat membingungkan dan sesat. Kita memiliki tuntunan atau arahan tertentu pada sebuah diosis; misalnya imam (menurut Amoris Laetitia) adalah bersifat bebas di dalam kamar pengakuan dosa (Sakramen Pengakuan), jika mereka menganggap perlu, untuk mengijinkan seseorang yang hidup berzina dan tetap melakukan perzinahan (tanpa pertobatan) untuk menerima Sakramen-sakramen – sementara itu pada diosis yang lain, seturut pelaksanaan ajaran Gereja selama ini, seorang imam bisa memberikan ijin seperti ini hanya bagi mereka yang bertekad dengan sungguh hati untuk melakukan perbaikan dengan cara hidup murni di dalam sebuah perkawinan (yang bersangkutan tidak melakukan hubungan sex dengan pasangannya), dan mereka hidup sebagai saudara-saudari, sebagai kakak-adik, termasuk jika mereka menerima Sakramen-sakramen di tempat lain yang tidak mempertanyakan keabsahan hubungan mereka dengan pasangannya. Hal ini patut diperhatikan. Namun ada pertanyaan berikutnya di dalam dubia dari empat kardinal itu, yang terpisah dari pertanyaan khusus mengenai perceraian dan menikah lagi, yang berhubungan dengan istilah ‘kejahatan intrinsik’ dari ‘keadaan berdosa’ serta ‘pernyataan hati nurani yang benar.’

Begitulah nubuatan Akita itu digenapi di hadapan mata kita semua. Para pemimpin Gereja, termasuk Francis, telah ‘dipenuhi oleh sikap yang menerima kompromi’, yaitu menyetujui perbuatan dosa berat.


No comments:

Post a Comment