Thursday, November 24, 2016

Kiriman dari bu Lucy : Dubia empat Kardinal kepada PF

“Dubia” Empat Kardinal Kepada Paus Francis – Apa dan Mengapa?



Pada tanggal 14 November yang lalu muncul berita mengejutkan di media-media dan blog-blog Katolik yang memuat dan mengulas berita tentang “dubia” empat Kardinal kepada Paus Francis. 

Dari banyak umat beriman yang mengikuti berita-berita tersebut, masing-masing memiliki pandangannya sendiri tentang dubia tersebut. Secara umum umat awam maupun hirarki terbelah dua dalam memaknai dubia itu, ada yang setuju dan mendukungnya tetapi ada pula yang tidak setuju dan mengecamnya. Garis perpecahan di dalam Gereja Katolik yang semula tipis dan samar kini semakin jelas dan tegas.

Sebenarnya, apakah dubia itu dan apa yang mendorong empat Kardinal menulis dubia mereka kepada Paus Francis dan mengapa mereka mempublikasikan dubia tersebut? 

Latar Belakang

Pada tanggal 19 September 2016, Empat kardinal telah mengirim kepada Paus Francis sebuah surat bersejarah yang ditandatangani bersama. Surat tersebut dikirim secara pribadi kepada Paus bersama dengan “dubia” yaitu, serangkaian pertanyaan formal dan serius – yang mengharapkan jawaban “Ya” atau “Tidak” dari Paus, guna mengklarifikasi makna dari dokumen Amoris Laetitia – terutama pasal VIII yang kontroversial itu. Mereka juga mengirim salinan surat dan dubia itu kepada Kardinal Gerhard Ludwig Müller, Kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman – yang memiliki kompetensi khusus mengenai pertanyaan tersebut

Anjuran Apostolik Amoris Laetitia, sebagai rangkuman hasil sinode “keluarga” pada Oktober 2014 dan 2015, telah menimbulkan sejumlah pertanyaan dan keraguan di benak para Uskup, imam, teolog dan umat beriman, dimana mereka memberikan interpretasi yang saling bertentangan. Banyak hal telah disampaikan kepada Paus dan dibahas secara terbuka, namun belum pernah ada klarifikasi formal yang jelas dan tegas dari Paus. Maka dalam upaya memperoleh kejelasan itu, empat Kardinal telah mengajukan secara resmi 5 butir pertanyaan atau keraguan mendasar mereka kepada Bapa Suci, mengenai iman dan moral berdasarkan Amoris Laetitia.

Keempat kardinal tersebut adalah: Card. Walter Brandmüller, Card. Raymond L. Burke, Card. Carlo Caffarra dan Card. Joachim Meisner. Tiga di antara mereka adalah kardinal pensiunan, sehingga tidak dapat dipindahkan dari kedudukan mereka oleh Paus – yang sebelum ini menunjukkan kecenderungan untuk mencabut atau memindahkan orang-orang yang tidak sejalan dengan visinya. Sementara Kardinal Burke adalah satu-satunya yang belum pensiun. 

Substansi dari dokumen empat Kardinal itu disebut "Dubia", bentuk jamak dari kata latin “dubium”, yang artinya pertanyaan atau keraguan. Ketika di dalam Gereja muncul pertanyaan atau keraguan atas hal-hal penting yang berkaitan dengan iman atau praktek dari iman – yang mempengaruhi banyak umat beriman, maka sudah menjadi tradisi bagi Para Uskup atau imam atau umat beriman untuk merumuskan secara formal pertanyaan atau keraguan tersebut kepada Paus dan pejabatnya yang berkompeten untuk menangani hal tersebut. Gereja merespon pertanyaan-pertanyaan itu dengan "ya" atau "tidak", kadang dengan penjelasan. Mekanisme ini sesungguhnya praktek yang terhormat dan sudah menjadi tradisi dalam Gereja.

Tanggal surat “Dubia” itu adalah sepuluh hari setelah munculnya 'bocoran' surat Paus kepada para uskup dari Wilayah Buenos Aires Argentina, yang isinya menyebutkan bahwa Paus sangat setuju dengan penafsiran mereka terhadap pasal 8 dari Amoris Laetitia yang kontroversial itu, dan menyebutnya sebagai satu-satunya penafsiran yang valid. (Radio Vatican telah mengeluarkan konfirmasi bahwa surat Paus tersebut adalah asli)

Catatan: Para uskup Buenos Aires sebelumnya telah membuat Panduan untuk menafsirkan Amoris Laetitia dan mengirim salinannya kepada Paus. Dalam panduan itu mereka menulis salah satunya bahwa, Amoris Laetitia, dalam kasus-kasus tertentu, dapat mengizinkan pemberian Komuni Kudus kepada pasangan Katolik yang bercerai (tanpa surat pembatalan pernikahan) dan menikah lagi, meskipun ia tetap tinggal bersama pasangan barunya dan aktif secara seksual.

Dapat dimengerti bahwa isi surat Paus itu telah menuai kritikan dan pertanyaan. Namun di sisi lain ada pula yang mendukung penafsiran para uskup Argentina itu. Kebingungan dan keresahan semakin merebak, Paus tetap diam dan tidak memberikan komentar atau klarifikasi yang jelas mengenai hal itu, seakan membiarkannya mengambang dan menjadi bahan perdebatan dimana-mana.

Agaknya, masalah inilah salah satunya, yang mendorong keempat Kardinal menulis surat dan dubia mereka kepada Paus sepuluh hari kemudian – sebagai puncak kebingungan dan keresahan mereka – agar ada klarifikasi yang jelas dan tegas dari Paus sendiri. 

Mengapa perlu dipublikasikan?
Keempat Kardinal itu berharap bahwa Paus Francis berkenan menjawab dubia mereka agar semuanya menjadi jelas. Setelah hampir dua bulan menunggu, mereka akhirnya harus menerima bahwa Bapa Suci memutuskan untuk tidak menanggapi “dubia” mereka. Ini ditafsirkan oleh mereka sebagai undangan untuk melanjutkan refleksi dan diskusi dengan tenang dan penuh hormat. Maka kemudian mereka membuka isi surat dan dubia mereka kepada seluruh umat beriman dengan disertai sebuah penjelasan, dan memberi kesempatan kepada umat untuk mengetahui keprihatinan mereka yang mendalam, yang menyentuh langsung kepada integritas iman Katolik.

Mereka juga menyatakan harapan mereka bahwa hal itu tidak ditafsirkan sebagai "bentuk politik dalam Gereja" atau menyebabkan mereka secara tidak adil dituduh sebagai "musuh dari Bapa Suci” serta “orang-orang yang tidak memiliki belas kasihan". Sebaliknya mereka mengatakan bahwa, apa yang telah dan sedang mereka lakukan adalah bersumber dari kasih kolegial mendalam yang mempersatukan mereka dengan Paus, dan dari perhatian yang mendalam untuk kebaikan seluruh umat beriman.

Wawancara Catholic Action dengan Kardinal Burke

Pada 14 November 2016, Thomas J. McKenaa dari Catholic Action mewawancarai Kardinal Burke berkenaan dengan dirilisnya surat dan dubia tersebut. Berikut kutipan beberapa poin penting dari wawancara tersebut :

Catholic Action : Jadi, Anda mengatakan bahwa Anda mempublikasikan surat yang telah dikirim kepada Paus secara pribadi. Ini luar biasa. Bukankah tindakan ini, dari sudut pandang Kristiani, tidak bisa dibenarkan? Tuhan kita mengatakan dalam Injil Matius (18:15) bahwa jika kita memiliki masalah dengan saudara kita, seharusnya kita berbicara dengan dia secara pribadi, empat mata, tidak secara terbuka.

Cardinal Burke : Di bagian yang sama dari Kitab Suci yang Anda rujuk itu, Tuhan kita juga mengatakan bahwa, setelah menyampaikan masalah kepada saudara kita secara individu dan kemudian bersama-sama dengan orang lain, tetapi tidak ada penyelesaian, maka, demi kebaikan Gereja, masalah itu hendaknya disampaikan kepada seluruh Gereja. Inilah yang sedang kami lakukan.

Ada banyak laporan keprihatinan lainnya sehubungan dengan Amoris Laetitia, yang semuanya belum mendapatkan tanggapan resmi dari Paus atau wakilnya. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh kejelasan tentang hal-hal tersebut, saya bersama tiga Kardinal lainnya, secara formal mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar langsung kepada Bapa Suci dan Prefek Kongregasi Doktrin Iman. Tak ada tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ini. Oleh karena itu, dengan membuka pertanyaan-pertanyaan atau dubia kami kepada publik, kami telah setia kepada amanat Kristus untuk pertama kali berbicara dengan orang itu secara pribadi, kemudian dalam kelompok kecil, dan akhirnya membawa masalah tersebut kepada Gereja secara keseluruhan.

CA : Beberapa umat Katolik mungkin prihatin bahwa publikasi Anda ini adalah sebuah tindakan ketidaksetiaan.

CB : Saya, bersama dengan tiga Kardinal lainnya, berusaha untuk setia kepada Bapa Suci dengan menjadi setia kepada Kristus di atas segalanya. Dengan membuka permohonan kami ini kepada publik guna memperoleh kejelasan atas doktrin dan praktek pastoral, kami berharap agar hal ini menjadi sebuah bahan diskusi bagi seluruh umat Katolik, terutama sesama uskup kami. Setiap orang yang telah dibaptis haruslah peduli terhadap doktrin dan praktek moral yang berkaitan dengan Ekaristi Kudus dan Pemberkatan Pernikahan, dan tentang bagaimana kita mengidentifikasi tindakan yang baik dan jahat. Hal ini mempengaruhi kita semua.

Alih-alih menjadi masalah ketidaksetiaan kepada Paus, tindakan kami menunjukan kesetiaan mendalam atas segala sesuatu yang Paus nyatakan serta kewajiban untuk membela dalam kapasitas resminya. Paus Francis telah beberapa kali menyerukan agar berbicara jujur dan terus terang di dalam Gereja, serta meminta keterbukaan dan akuntabilitas dari para anggota hirarki. Kami sedang berterus-terang, dengan hormat sepenuhnya terhadap kedudukan Bapa Suci, dan menjalankan, menurut terang hati nurani kami, keterbukaan dan akuntabilitas, yang mana Gereja berhak mengharapkannya dari kami.

Ini adalah tugas saya sebagai seorang Kardinal dari Gereja Katolik. Saya tidak diangkat menjadi Kardinal untuk menerima posisi kehormatan. Sebaliknya, Paus Benediktus XVI menjadikan saya Kardinal untuk membantu beliau dan penerusnya dalam mengatur Gereja dan mengajarkan Iman. Semua kardinal memiliki tugas untuk bekerjasama dengan Paus demi kebaikan jiwa-jiwa, dan inilah persis yang sedang saya lakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting mengenai iman dan moral. Saya akan tidak memenuhi kewajiban saya sebagai kardinal dan karenanya juga sebagai penasihat bagi Paus, jika saya tetap diam terhadap masalah-masalah yang sedemikian serius itu.

CA : Kalau boleh, saya ingin melanjutkan alur pemikiran ini. Tidaklah jelas bagaimana publikasi Anda sedang menuruti keinginan Paus atas sensitivitas pastoral yang lebih besar dan kreativitas di dalam Gereja. Bukankah Paus telah menunjukkan posisinya dalam surat yang ditujukan kepada Uskup Argentina? Kardinal-kardinal lainnya mengatakan bahwa cara yang tepat untuk menafsirkan Amoris Laetitia adalah bahwa AL memungkinkan pasangan bercerai yang menikah lagi untuk menerima komuni dalam keadaan tertentu. Dalam terang itu, orang dapat berargumentasi bahwa dokumen Anda menciptakan lebih banyak kebingungan.

CB : Pertama klarifikasi masalah. Masalah ini bukanlah tentang pasangan bercerai dan menikah lagi yang menerima Komuni Kudus. Ini adalah tentang pasangan yang aktif secara seksual namun dalam pernikahan yang tidak sah dan menerima Komuni Kudus. Ketika pasangan memperoleh perceraian sipil dan deklarasi kanonik bahwa mereka tidak pernah secara sah menikah, maka mereka bebas untuk menikah (lagi) di Gereja dan menerima Komuni Kudus, jika mereka dalam keadaan layak dan pantas untuk menerimanya. Proposal Kasper adalah untuk memungkinkan seseorang untuk menerima Komuni Kudus, ketika ia telah mengucapkan janji pernikahan secara sah tetapi tidak lagi hidup bersama pasangannya dan sekarang tinggal bersama orang lain dengan siapa dia aktif secara seksual. Pada kenyataannya, usulan ini membuka pintu bagi siapa saja yang melakukan dosa apapun untuk menerima Komuni Kudus tanpa bertobat dari dosa.

Saya juga ingin menunjukkan bahwa hanya pertanyaan pertama dari pertanyaan-pertanyaan kami kepada Bapa Suci yang berfokus pada Pernikahan Kudus dan Ekaristi Kudus. Pertanyaan kedua, ketiga dan keempat adalah tentang isu-isu mendasar sehubungan dengan kehidupan moral: apakah pada hakekatnya tindakan-tindakan jahat itu ada; apakah orang yang terbiasa melakukan kejahatan serius berada dalam keadaan "dosa berat"; dan apakah sebuah dosa berat sesungguhnya bisa menjadi pilihan yang baik oleh karena keadaan-keadaan atau tujuan-tujuan tertentu.

Memang benar bahwa Bapa Suci telah menulis surat kepada para uskup Argentina, dan bahwa beberapa Kardinal telah mengusulkan interpretasi Amoris Laetitia seperti yang telah Anda sebutkan. Namun, Bapa Suci sendiri belum mengklarifikasi beberapa masalah "membingungkan".  Adalah bertentangan dengan Iman jika ada orang Katolik, termasuk Paus, mengatakan bahwa seseorang dapat menerima Komuni Kudus tanpa bertobat dari dosa berat; atau, bahwa hidup dalam perkawinan dengan seseorang yang bukan pasangannya bukanlah suatu dosa berat; atau bahwa tidak ada hal seperti itu sebagai suatu tindakan yang sesungguhnya memang jahat dan dapat melemparkan seseorang kepada kebinasaan. Begitulah, maka saya bergabung dengan saudara-saudara saya para Kardinal dalam membuat permohonan untuk mendapatkan klarifikasi yang jelas dari Paus Francis sendiri. Suaranya, suara dari Penerus Santo Petrus, akan dapat menghalau berbagai keraguan mengenai masalah ini.

Interview selengkapnya beserta surat dan dubia empat Kardinal bisa dibaca di link: Catholic Action - Exclusive Interview with Cardinal Burke

Empat Kardinal senior telah menjalankan tugasnya dengan harapan dapat mengakhiri kebingungan dan keluhan-keluhan sehubungan dengan penafsiran Amoris Laetitia – khususnya Pasal Delapan yang kontroversial itu. Kita juga mengharapkan adanya jawaban dari Paus agar semua hal yang ambigu dalam Amoris Laetitia dapat menjadi jelas.

Sementara itu, umat awam pun kini bisa dan diharapkan ikut melakukan refleksi atau diskusi mengenai dubia empat Kardinal di atas. Dalam refleksi itu, hendaknya kita selalu kembali kepada dasar iman kita yaitu Sabda Allah dalam Injil Suci, dan setia kepada Ajaran-ajaran Kristus yang tak pernah berubah, yang adalah Kebenaran itu sendiri. Semoga Roh Kebenaran selalu menuntun kita di dalam Kebenaran-Nya yang sejati.

Tuhan Yesus memberkati..!


Referensi:


Petisi untuk mendukung surat dan dubia empat Kardinal

LifeSiteNews menggelar petisi sebagai bentuk dukungan kepada empat Kardinal dan dubia mereka kepada Paus Francis. Petisi ini telah melebihi target awal 10.000 tanda-tangan dan telah menembus 12.800-an tanda-tangan dan nampaknya terus bertambah dengan cepatnya. Mereka kini memasang target baru 25.000 tanda-tangan. Bagi yang ingin berpartisipasi silahkan menuju ke link: https://lifepetitions.com/petition/pope-francis-i-support-the-4-cardinals-letter-pleading-for-clarity-on-amoris-laetitia

Beberapa berita terkait lainnya

Update dari Fr. Z’s Blog :
Saya berani bertaruh bahwa “The Four” hanyalah ujung tombak. Saya berani bertaruh bahwa mereka mewakili sekelompok besar Kardinal yang bersikap diam, yang mengharapkan jawaban, tetapi karena mereka saat ini dalam posisi di kuria atau keuskupan, maka mereka ragu untuk mengangkat kepala mereka terlalu tinggi.


Kutipan dari Kitab Kebenaran (KK) tentang Ajaran Kristus dan Dosa di Mata Allah

KK - Sabtu, 5 Maret 2011 : 
Yesus : Berdoalah, berdoalah, berdoalah. Anak-anak-Ku, kamu harus berjaga. Kamu membutuhkan Aku untuk menuntunmu sekarang sementara nubuatan-nubuatan ini dibuka kepada umat manusia. Kuatlah kamu. Setialah kepada ajaran-ajaran-Ku

Ingatlah akan satu pelajaran. Ajaran-ajaran-Ku tak pernah berubah. Ajaran-Ku adalah sama seperti saat-saat sebelumnya. Seperti telah Kukatakan sebelumnya, jika kamu mendapati ajaran-ajaran-Ku dirusak, dicampakkan, atau seperti yang ada saat ini diselewengkan, dengan cara yang aneh atau bertentangan, maka berpalinglah darinya dan berdoalah kepada-Ku untuk memperoleh tuntunan.

KK – 8 Juli 2012 :
Yesus : Berhati-hatilah. Agama Dunia Baru itu dari luar akan nampak sebagai organisasi yang baik dan kudus, penuh dengan belas dan kasih. Ia akan memancarkan citra toleransi yang besar dan akan memuji-muji setiap dosa yang pasti diketahui oleh Allah. Tetapi ia akan memutar-balikkan setiap dosa sehingga nampaknya bisa diterima di Mata Allah

Tetapi kamu harus tahu bahwa kekejian semacam itu sangat menyakitkan Aku dan celakalah mereka yang mengikuti jalan yang berbahaya ini menuju kutukan kekal. Dosa adalah tetap dosa di Mata-Ku.

Waktu tak bisa mengubah ini. Aturan-aturan baru yang disesuaikan dengan keinginan manusia di dalam mengejar dosa, tak akan pernah diterima oleh-Ku. Bersiaplah sekarang guna menghadapi penipuan besar ini, karena ia akan segera terjadi.

KK - 30 Juli 2012 :
Yesus : Dengan menganjurkan sikap toleransi atas nama Allah, mereka menghadirkan doktrin palsu yang menutupi Kebenaran. 

KK – 14 November 2012
Yesus : Mereka akan membuatmu percaya bahwa Sabda Allah yang lama adalah menipu. Kemudian mereka akan mengatakan kepadamu untuk tidak mempercayainya. Mereka akan mengubah cara mereka menjalankan Ajaran-ajaran-Ku dan mengubah cara mereka menghormati Aku. Lalu mereka akan menyingkirkan Hukum-hukum-Ku ke pinggir, dan akan menyembah hukum-hukum buatan mereka sendiri.

Berita-berita seputar dubia:
Ada tulisan yang melaporkan bahwa publikasi dubia empat Kardinal ini membuat PF marah besar (boiling with rage). Juga dikatakan bahwa PF dalam posisi terjepit dan sulit untuk menjawab karena semua jawaban membuat dia serba salah. Maka dia tetap diam, tapi "orang-orang" dalamnya telah berkomentar dan semuanya mengecam empat kardinal tsb.
Fr. Antonius Spadaro Sj. yang dikenal sebagai "corong" PF, beberapa kali menulis di tweeternya mengecam empat kardinal itu, bahkan menghina Kardinal Burke dengan kata-kata yang jauh dari pantas untuk diucapkan oleh seorang imam apalagi yang dekat dengan paus, sampai-sampai tweeternya dikomentari negatif oleh beberapa blogger sebagai childish.
Menyedihkan ya pak membaca berita2 itu.. perpecahan semakin lebar dan terbuka.. uskup melawan uskup.. kardinal melawan kardinal.. persis seperti yang sudah dinubuatkan.
Kita hanya bisa berdoa dan berdoa ya pak..
Tuhan memberkati..


No comments:

Post a Comment