Friday, November 11, 2016

Vol 2 - Bab 30 : Keringanan bagi jiwa-jiwa suci

Volume 2 : Misteri Kerahiman Allah

Bab 30

Keringanan bagi jiwa-jiwa suci
Memberi sedekah
Kemurahan hati Kristiani
St.Francis de Sales dan janda di Padua.

Pemberian sedekah secara Kristiani, yaitu yang didasari oleh kemurahan hati, sangat dianjurkan oleh Yesus Kristus didalam Injil, dimana tindakan ini bukan saja terdiri atas pertolongan jasmani saja yang diberikan kepada orang yang membutuhkan, tetapi juga meliputi seluruh kebaikan yang kita lakukan terhadap tetangga kita dengan cara berusaha demi keselamatan mereka, mengatasi kekurangan mereka, dan mengampuni segala kesalahan mereka. Semua tindakan kemurahan hati ini bisa dipersembahkan kepada Tuhan demi kepentingan orang yang meninggal dan tindakan ini berisi keutamaan yang amat memuaskan hati Allah. St.Francis de Sales menceritakan bahwa di Padua dimana dia belajar disana, ada sebuah adat kebiasaan yang jelek. Pada saat tertentu terdapat banyak anak-anak muda yang bersenang-senang dan berlari-lari di jalan-jalan pada malam hari dengan membawa senjata dan berteriak kepada siapa saja yang mereka jumpai :”Siapakah yang berjalan disitu ?”.

Orang-orang haruslah menjawab pertanyaan itu, karena mereka akan menembak orang yang tidak mau menjawab, sehingga ada banyak orang yang telah terluka ataupun meninggal karenanya. Terjadilah pada suatu malam, ada seorang siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, dan dia dipukul kepalanya hingga terluka parah. Si pelaku pemukulan itu dengan rasa ketakutan segera melarikan diri dan bersembunyi di rumah seorang janda yang baik hati yang dia kenal, dan anaknya adalah juga sahabatnya di sekolah. Dia mengaku kepada janda itu dengan menangis bahwa dia telah membunuh seseorang yang tidak dikenalnya dan memohon kepadanya untuk memberikan tempat persembunyian kepadanya. Tersentuh oleh rasa belas kasih dan tidak mengira bahwa dirinya sedang berhadapan dengan pembunuh anaknya sendiri, wanita itu menyembunyikan pelarian itu di tempat yang aman dimana para petugas keamanan tak bisa menemukannya.

Setengah jam telah berlalu ketika ada suara-suara yang ribut terdengar di pintu rumah itu. Sesosok mayat kelihatan dibawa masuk dan diletakkan didepan janda itu. Celaka ! itu adalah mayat anaknya yang terbunuh dan si pembunuhnya kini sedang bersembunyi didalam rumahnya. Janda yang malang itu menangis hingga menyayat hati dan dia segera memasuki tempat persembunyian pembunuh itu. “Manusia jahanam”, katanya, “apa yang telah dilakukan anakku terhadap dirimu hingga kamu membunuhnya dengan begitu kejam ?“.

Si pembunuh itu mengetahui bahwa dia telah membunuh sahabatnya sendiri dan dia menangis keras sambil menarik-narik rambutnya sendiri dan meremas tangannya dengan kecewa. Lalu sambil menjatuhkan dirinya hingga berlutut dia meminta maaf dan memohon kepada janda itu untuk membawanya kepada petugas hukum, agar dia bisa segera menebus dosa kejahatannya itu.

Ibu yang bersedih itu lalu sadar pada saat itu bahwa dirinya adalah seorang Kristiani dan contoh Yesus Kristus yang mendoakan para algojo dulu telah mendorongnya untuk bertindak secara berani. Janda itu menjawab bahwa asalkan si pembunuh itu meminta ampun kepada Tuhan dan memperbaiki jalan hidupnya, maka dia akan membiarkannya pergi.

Tindakan amengampuni ini amatlah berkenan bagi Allah dan Dia berkenan memberikan kepada ibu yang murah hati itu sebuah bukti yang menakjubkan. Tuhan mengijinkan bahwa jiwa dari anaknya yang meninggal itu menampakkan diri kepadanya, dengan berkilauan cahaya, sambil berkata bahwa dia akan segera menikmati kebahagiaan kekal. “Tuhan telah memperlihatkan kerahimanNya kepadaku, ibu yang terkasih”, kata jiwa anak yang terberkati itu, “karena engkau telah menunjukkan kemurahan hati kepada pembunuhku. Sebagai balasan atas pengampunan yang engkau berikan itu kini aku telah dibebaskan dari Api Penyucian, dimana jika tanpa pertolonganmu itu aku akan mengalami penderitaan yang keras dan lama didalam Api Penyucian”.




No comments:

Post a Comment