Monday, May 22, 2017

CARDINAL CAFFARRA: BANYAKNYA TINDAKAN ABORSI DAN SODOMI...

CARDINAL CAFFARRA:
BANYAKNYA TINDAKAN ABORSI DAN SODOMI MENUNJUKKAN BAHWA PERTEMPURAN TERAKHIR SEPERTI YANG DISAMPAIKAN BUNDA MARIA DI FATIMA, TELAH TIBA.



ROME, May 19, 2017, (LifeSiteNews) — Ramalan Sr.Lucia, visiuner Fatima, bahwa pertempuran terakhir antara Allah dengan setan akan terjadi di bidang perkawinan dan keluarga, kini sedang digenapi, demikian kata Cardinal Caffarra dalam sebuah konperensi di Roma.

“Apa yang diucapkan oleh Sr.Lucia saat itu, kini digenapi di zaman kita sekarang,” kata Cardinal Carlo Caffarra, salah seorang penandatangan dubia, yang adalah juga seorang uskup emeritus di Bologna, bekas anggota Dewan Pontifikal bagi Keluarga (the Pontifical Council for the Family) dalam sebuah acara tanya-jawab setelah presentasinya.

Caffarra menyampaikan ucapannya ini dalam acara pertemuan Rome Life Forum ke empat. Setelah presentasinya, Cardinal Raymond Burke, penandatangan lain dari dubia, mengajak umat Katolik untuk ‘berusaha melakukan konsekrasi Rusia kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda.’


Cardinal Caffarra, yang merupakan presiden dari the Pontifical John Paul II Institute yang meneliti masalah Perkawinan dan Keluarga, berbicara mengenai ‘pertempuran terakhir’ yang mengacu kepada suratnya kepada Sr.Lucia pada tahun 1980, dimana dia meminta doa dari Sr.Lucia ketika dia memulai jabatannya di dalam Institut itu. Dia tidak mengharapkan surat balasan dari Sr.Lucia.

Namun Caffarra ternyata menerima surat balasan yang cukup panjang yang ditandatangani oleh Sr.Lucia sendiri dimana dia berbicara mengenai ‘pertempuran terakhir’ yang akan terjadi pada saat akhir zaman.

Visiuner Fatima itu menulis bahwa ‘pertempuran terakhir antara Tuhan dengan kerajaan setan akan terjadi di bidang perkawinan dan keluarga. Janganlah takut (dia menambahkan), karena siapa saja yang berusaha demi kesucian perkawinan dan keluarga akan selalu dimusuhi dan ditentang dengan berbagai cara, karena masalah ini (perkawinan dan keluarga) adalah masalah yang menentukan.’ Lalu Sr.Lucia mengakhiri suratnya: “Namun Bunda Maria telah menghancurkan kepalanya.”

Surat itu kini disimpan di dalam arsip Institut Yohanes Paulus II bagi Perkawinan dan Keluarga.

Pertempuran
Cardinal Caffarra menyampaikan di dalam presentasinya bahwa ada dua kekuatan yang saling berhadap-hadapan satu sama lain di dalam pertempuran ini. Yang satu adalah ‘Hati yang terluka dari Dia Yang Disalib dan Bangkit’ yang memanggil seluruh umat manusia menuju kepada DiriNya. Dan yang lain adalah ‘kekuatan setan, yang tidak mau disingkirkan dari kerajaannya.’

Read Cardinal Caffarra’s full talk here.

Cardinal Caffarra berkata bahwa tempat dimana pertempuran ini berlangsung adalah hati manusia.

“Yesus, sebagai Wahyu dari Bapa, memancarkan daya tarik yang kuat ke arah DiriNya. Sedangkan setan berusaha untuk melawan hal ini, berusaha untuk menetralkan daya tarik dari Dia Yang Disalibkan dan Bangkit. Adalah Kuasa Kebenaran yang membuat kita bisa bertindak bebas di dalam hati. Adalah kuasa kebohongan dari setan yang memperbudak kita semua,” demikian katanya. “Dua kekuatan yang menarik itu menumbuhkan dua macam kultur, kultur kebenaran dan kultur kebohongan.”

“Ada kutipan di dalam Kitab Suci, yang terakhir, Kitab Wahyu, yang menjelaskan mengenai konfrontasi terakhir antara dua kerajaan. Di dalam Kitab itu daya tarik Kristus adalah berupa kemenangan atas kekuatan-kekuatan musuh yang dipimpin oleh setan. Sebuah kemenangan terjadi setelah pertempuran yang cukup melelahkan. Buah-buah pertama dari kemenangan itu adalah berupa para martir,” demikian kata Caffarra.

Selanjutnya Caffarra mengatakan bahwa tindakan aborsi yang dilegalkan adalah berasal dari ‘kultur kebohongan’ dimana kejahatan pembunuhan manusia dianggap sebagai hal yang baik.

“Aborsi adalah sebuah tindakan pencemaran, sebuah penolakan yang paling tinggi terhadap kebenaran manusia”

“Alasan mengapa manusia tidak boleh menumpahkan darah sesamanya adalah karena manusia merupakan gambaran dari Allah.”

“Melalui manusia maka Allah tinggal di dalam ciptaanNya. Ciptaan ini adalah bait dari Allah, karena manusia bertempat tinggal di dalamnya. Melanggar sesuatu yang tak dapat dipahami di dalam diri manusia, adalah sebuah perbuatan sekrilegi melawan kesucian Allah. Setan berusaha untuk menghasilkan ‘anti-ciptaan’. Dengan menghargai tindakan pembunuhan terhadap manusia, maka setan meletakkan fondasi bagi ‘ciptaan’nya: menghilangkan gambaran Allah dari ciptaan, mengaburkan kehadiranNya di dalam diri manusia.”

Cardinal Caffarra mengatakan bahwa ‘perkawinan’ homosex adalah berasal dari ‘kultur kebohongan’ karena tindakan itu menolak kebenaran dari perkawinan yang sebenarnya yang berasal dari ‘pikiran Allah Pencipta.’

“Pewahyuan Ilahi telah mengatakan kepada kita bagaimana Allah berpikir mengenai perkawinan: persekutuan yang sah antara pria dan wanita sebagai sumber kehidupan. Di dalam pikiran Allah, perkawinan itu memiliki sebuah struktur yang menetap, berdasarkan kepada dualitas sifat manusia: kewanitaan dan kejantanan (femininity and masculinity). Hal ini bukan seperti dua kutub yang berlawanan, namun satu bersama dan bagi yang lain,” demikian kata Caffarra.

Persekutuan antara pria dan wanita yang menjadi satu daging, adalah merupakan kerjasama manusia di dalam tindakan penciptaan Allah.

Setan yang terus berusaha memaksakan kebohongannya melalui tindakan aborsi dan homosex, dia berusaha untuk menghancurkan dua pilar utama dari ciptaan, ‘pribadi manusia’ yang diciptakan seturut gambaran Allah dan ‘persekutuan suami-istri’ antara pria dan wanita.

“Tindakan membenarkan aborsi dengan menganggapnya sebagai hak subyektiv manusia adalah merupakan pembongkaran atas pilar pertama. Menghormati dan mendorong relasi homosex, bahkan disamakan dengan perkawinan, adalah merupakan penghancuran atas pilar kedua,” demikan kata Caffarra.

Tujuan utama dari setan adalah ‘membangun sebuah anti-ciptaan’ yang sebenarnya, sebuah ‘ciptaan-alternativ’ dimana Allah beserta seluruh keindahan dan kebaikanNya dihapuskan.

Inilah tantangan terbesar dan mengerikan yang diarahkan oleh setan kepada Allah. Untuk menjadi pengikut Kristus yang setia di saat-saat sekarang ini berarti ‘bersaksi … secara terbuka dan di depan publik’ atas kebenaran dari ciptaan Allah yang berupa kemuliaan pribadi manusia serta perkawinan.

“Orang yang tidak mau bersaksi seperti ini adalah seperti seorang prajurit yang melarikan diri di saat yang paling menentukan di tengah sebuah pertempuran. Maka kita bukan lagi sebagai saksi, tetapi kita adalah prajurit yang melakukan desersi, jika kita tidak mau berbicara secara terbuka dan didepan publik,” demikian lanjut Caffarra.

Selanjutnya Caffarra memuji diadakannya pawai atau acara-acara yang mendukung kehidupan di seluruh dunia, karena hal itu adalah sebuah kesaksian besar terhadap kebenaran atas nilai dan martabat dari setiap orang.

Dia menyamakan umat Kristiani yang menentang dosa dengan dokter yang memerangi penyakit, dengan berkata kepada para peserta yang hadir, bahwa adanya suatu penyakit maka tak ada damai di dalam diri seseorang. Demikian juga dengan adanya dosa.

“Adalah seorang dokter yang mengerikan jika dia bersikap lunak terhadap penyakit. Begitulah perkataan St.Agustinus ‘Kasihilah si pendosa dan musuhilah dosanya,’ bisa diartikan ‘Matikanlah dosa. Carilah dosa di tempat-tempat yang paling tersembunyi di dalam kebohongannya dan kutuklah ia, perlihatkan keburukannya.”


Read the full article at Life Site News


Silakan melihat artikel lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment