Sunday, May 28, 2017

SAPUAN EKOR IBLIS

the Vortex
sapuan ekor iblis



Tinggal sedikit waktu yang tersisa


May 26, 2017

Jika anda melakukan survei atas kurun waktu 130 tahun atau lebih dari sejarah Gereja hingga kini, anda akan menemukan tema berulang yang dilakukan oleh berbagai paus. Jika kita kembali kepada Paus Leo XIII pada tahun 1884, dan jika kita menggunakan dia sebagai semacam penanda sejarah, kita bisa mengetahui penglihatan yang dialaminya tentang percakapan antara Tuhan dengan setan dimana setan mengklaim bahwa dia dapat menghancurkan Gereja Katolik. Dia mengatakan bahwa yang dia butuhkan adalah lebih banyak kekuatan dan waktu seratus tahun. Tuhan menjawab bahwa dia akan diberi waktu dan kekuatan. Karena penglihatan inilah maka paus Leo XIII segera menyusun doa St. Michael dan memerintahkannya untuk didaraskan di setiap Misa.

Selanjutnya, kita bisa mendapati Paus St. Pius X yang pada tahun 1907 mengeluarkan ensiklik Pascendi Dominici Gregis, di mana dia memperingatkan para uskup di dunia agar berhati-hati terhadap paham modernisme serta efeknya yang merusak Iman, dimana dia menyebutnya sebagai "sintesis dari semua ajaran sesat." Pada tahun 1910, dia memerintahkan agar "Sumpah menentang Modernisme dilakukan oleh siapapun yang mengajarkan Iman.” Pada tahun 1946, dalam sebuah pidato radio dari Roma sehubungan dengan Kongres Katekese Nasional Kedelapan di Boston, dia mengatakan hal berikut dalam kalimat pembuka:

“Tubuh, dimana anda menjadi anggotanya, kini terancam. Tubuh Kristus yang adalah Gereja-Nya (Efesus 1:23) tidak hanya ditindas oleh kekuatan musuh dari luar, tetapi juga oleh kekuatan-kekuatan dari dalam Gereja yang melemahan dan menjerumuskan. Anda telah diberi tahu tentang bahaya itu. Kelemahan yang terus berkembang, proses penyimpangan yang telah terjadi dan terus meluas... yang terjadi pada sebagian besar dari Gereja, yang terutama disebabkan oleh unsur ketidaktahuan dan keteledoran....”

Pada tahun 1977, Paus Paulus VI, pada hari peringatan penampakan terakhir di Fatima dimana Keajaiban Matahari terjadi, mengatakan berikut ini: "Sapuan ekor iblis berperan serta di dalam disintegrasi dunia Katolik. Kegelapan setan telah masuk dan menyebar di seluruh Gereja Katolik sampai ke puncaknya. Kemurtadan, hilangnya Iman, telah menyebar ke seluruh dunia dan memasuki tingkatan tertinggi di dalam Gereja."

Paus St. Yohanes Paulus terkenal mengatakan, beberapa saat sebelum terpilih sebagai paus non-Italia pertama selama berabad-abad ini:

Saat ini kita sedang berdiri menghadapi konfrontasi terbesar dalam sejarah yang pernah dialami oleh manusia. Saya tidak berpikir bahwa lingkaran luas masyarakat Amerika atau kalangan luas komunitas Kristiani menyadari sepenuhnya hal ini. Kita sekarang menghadapi konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-Gereja, antara Injil versus anti-Injil. Kita harus siap untuk menjalani ujian-ujian besar di saat yang tidak terlalu lama ke depan; cobaan-cobaan yang akan mengharuskan kita untuk siap melepaskan bahkan nyawa kita, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus dan bagi Kristus. Melalui doa-doa anda dan doa-doa saya, adalah mungkin untuk meringankan kesengsaraan ini, tapi tidak mungkin lagi untuk mencegahnya. ... Telah beberapa kali terjadi pembaharuan Gereja ditengah genangan darah! Kali inipun tidak akan berbeda.

Dan tentu saja Paus Benediktus XVI, Pastor Ratzinger di tahun 1960an, telah mengamati bahwa Gereja akan kehilangan banyak: "Gereja akan menjadi kecil dan harus memulai dari awal lagi. Gereja tidak akan lagi bisa menempati banyak bangunan besar yang dibangunnya di tengah kemakmurannya dulu. Jumlah pengikutnya banyak berkurang, maka Gereja juga akan kehilangan banyak hak istimewa sosialnya. "

Semua paus ini telah memprediksi dan memperingatkan, sejak abad ke-19, tentang apa yang telah dan masih akan terjadi. Namun meski begitu, di tengah kesulitan dan lumpuh layu ini, masih banyak juga jumlah umat yang masih tertidur, dan mereka itu termasuk para klerusnya. Sebenarnya, banyak di antara klerus yang harus bertanggung jawab, sampai pada tingkat tertentu, atas sebagian besar dari kerusakan yang terjadi ini. Seperti yang telah kami katakan di dalam ulasan Vortex sebelumnya, nampak sangat menyolok bagi kita di dalam media Church Militant ketika Obama melangkah melintasi panggung di Notre Dame (sebuah Universitas Katolik) pada tahun 2009. Pengkhianatan yang menyeluruh terhadap Iman yang diwakili pada sebuah peristiwa pada satu hari itu dan di satu tempat itu sudah cukup bagi kita untuk benar-benar merubah orientasi yang kita lakukan di sini; dan Vortex menyuarakan kesadaran itu.

Inilah fokus pembahasan dari buku terbaru kami, The Vortex: Trapping and Exposing Lies and Falsehoods, Volume One, yang tersedia hanya dengan mengklik linknya.

Ada begitu banyak hal yang salah di dalam Gereja akhir-akhir ini - dan begitu banyak orang yang buta terhadapnya - beberapa orang memang bersikap bodoh, orang yang lainnya memang sengaja, bahwa orang-orang Katolik yang mengerti kenyataan yang ada haruslah berpengalaman dalam hal ini sehingga mereka dapat membunyikan alarm untuk siapa saja yang akan dan mau mendengarkan. Vortex mengumpulkan banyak contoh kehancuran lengkap yang sekarang kita alami sehingga anda bisa menjadi sangat akrab dengan semua kejadian itu dan membantu orang lain untuk mengerti.


Memang, Tuhan tidak akan meninggalkan GerejaNya. Tapi itu tidak berarti kita bisa berdiri dan diam saja dan tidak berbuat apa-apa. Kita harus melakukan semua yang kita bisa. Itulah sebabnya kami menetapkan upaya kerasulan ini. Dan itulah mengapa kami menulis buku ini. Untuk membantu orang menjadi sadar dan membantu anda, membantu mereka, menjadi lebih sadar akan keadaan yang sebenarnya terjadi.


Silakan melihat artikel lainnya disini : http://rosa-devosi.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment