Saturday, June 16, 2018

KAUM HOMOSEKSUALIST PADA PERTEMUAN KELUARGA-KELUARGA SE DUNIA DUNIA






REVOLUSIONER - pokok-pokoK berita dari kaum HOMOSEKSUALIST pada pertemuan KELUARGA-keluarga se dunia DUNIA


by Christine Niles, M.St. (Oxon.), J.D.  •  ChurchMilitant.com  •  June 14, 2018 

 

KARDINAL-KARDINAL MENDORONG DITERIMANYA PANDANGAN BARU DAN RADIKAL MEREKA ATAS GEREJA
DUBLIN, IRLANDIA (ChurchMilitant.com) – Garis besar Pertemuan-keluarga se Dunia (WMOF –  World Meeting of Families) musim gugur ini menampilkan beberapa uskup paling revolusioner di dunia yang mendorong diterimanya jalur-kiri (komunis) bagi Gereja.

Pertemuan itu dijadwalkan pada bulan Agustus 2018 di Dublin, Irlandia, pertemuan - yang akan mencakup kunjungan ( dan dibuka oleh) Paus Francis - akan menampilkan para uskup berikut ini, antara lain:

  • Kardinal Blase Cupich, Uskup Agung Chicago, Illinois
  • Kardinal Joseph Tobin, Uskup Agung Newark, New Jersey
  • Kardinal Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster, England
  • Kardinal Christoph Schönborn, Uskup Agung Vienna, Austria
  • Kardinal Donald Wuerl, Uskup Agung Washington, D.C.
  • Kardinal Oswald Gracias, Uskup Agung Bombay (Mumbai), India
  • Kardinal Oscar Rodriguez Maradiaga, Uskup Agung Tegucigalpa, Honduras 

Masing-masing dari para kardinal ini memiliki track record yang ‘hebat’ – karena mereka telah mempromosikan masa depan yang lebih "progresif" bagi agama Katolik.

Kardinal Blase Cupich dari Chicago. Blase Cupich telah menawarkan ide baru yang radikal bagi Gereja, yaitu dia mengusulkan sebuah paradigma di mana kaum homosex, hubungan perzinahan dan kumpul kebo agar diterima dan diijinkan untuk menerima Komuni Kudus, hanya berdasarkan "suara hati nurani" mereka (tanpa keharusan untuk menyesal, bertobat dan menerima Sakramen Pengakuan dosa lebih dahulu).

Kardinal Blase Cupich dari Chicago

Kardinal Joseph Tobin. Di antara berbagai tindakan pertama dari Joseph Tobin setelah menerima topi merah (jabatan Kardinal) adalah berupa penyambutan kaum LGBT dan mereka diajak untuk merayakan Misa Kudus di katedralnya, di mana topik kesucian kehidupan diabaikan (tidak disebut) dalam kotbahnya. Tobin juga mengkritik para kardinal Dubia yang mempertanyakan Amoris Laetitia dan kemungkinan memberikan Komuni Kudus kepada umat yang bercerai dan menikah lagi, meski hal itu bertentangan dengan ajaran dan disiplin Gereja yang sudah berlangsung selama ini. Kardinal ini telah mengalami rasa malu tahun lalu setelah tweet pribadinya yang dikirim kepada seorang wanita yang hanya mengatakan "Nighty night, baby" yang secara tak sengaja diposting ke akun Twitter publiknya. Tobin kemudian mengklaim bahwa itu adalah sebuah tweet yang ditujukan untuk saudara perempuannya.

Kardinal Vincent Nichols, kepala Konferensi (Wali Gereja) Uskup Inggris dan Wales, telah mengizinkan diadakannya misa bagi kaum gay yang telah berlangsung selama enam tahun ini di London, hingga kemudian kegiatan itu dipindahkan ke sebuah paroki Jesuit di Farm Street, di mana ia berlanjut hingga hari ini. Dia banyak diserang baru-baru ini karena telah berpihak kepada Rumah Sakit Alder Hey, dalam persengketaan dengan orang tua dari anak Alfie Evans, anak yang sakit dan dibiarkan meninggal setelah rumah sakit menolak untuk memberi ijin anak itu dipindahkan ke rumah sakit Vatikan untuk perawatan lebih lanjut.

Masing-masing dari para kardinal ini telah mempromosikan masa depan yang lebih "progresif" untuk Katolisisme. Kardinal Vienna, Christoph Schönborn, memuji hubungan gay aktif, membela "relasi yang stabil" dari kaum homoseksual: "Mereka memiliki sukadukanya sendiri, mereka saling membantu. Harus diakui bahwa orang ini (kaum gay) telah mengambil langkah penting demi kebaikannya sendiri dan kebaikan orang-orang lain ... " Kardinal ini juga mengangkat kembali seorang homoseksual pada kepengurusan semula pada dewan paroki, setelah imam setempat menyingkirkannya dengan alasan kasusnya bisa menimbulkan skandal.

Kardinal Donald Wuerl dari Washington DC, telah mempromosikan pemberian Komuni Kudus kepada umat yang bercerai dan menikah lagi, dan bahkan dia menghukum seorang imam bawahannya karena menolak memberikan Ekaristi kepada seseorang seorang lesbian, beragama Budha, dalam sebuah Misa Kudus, dan Donald Wuerl memastikan bahwa imam itu disingkirkan dari keuskupan agungnya dan tidak diijinkan untuk memberikan pelayanan publik lebih lanjut di sana.

Kardinal Oswald Gracias dari Bombay, India, mengatakan bahwa Gereja "membutuhkan" kaum homoseksual. Dia mengatakan hal ini kepada sekelompok pembangkang New Ways Ministry dalam sebuah wawancara tahun 2015 bahwa Gereja "harus merangkul semuanya, inklusif," dan kita harus menyingkirkan semua bahasa yang mengacu kepada ketertarikan sesama jenis sebagai "gangguan" dan secara intrinsik "jahat." Oswald Gracias mengungkapkan harapannya bahwa Gereja akan mulai menggunakan "bahasa yang lebih lembut, bukan bahasa yang menghakimi."

Kardinal Oscar Rodriguez Maradiaga, yang dijuluki "Wakil Paus" karena kedekatannya dan tingkat pengaruhnya atas Paus Francis, yang terlibat dalam skandal keuangan di Vatikan, yang telah diselidiki karena diduga telah salah dalam menangani dana jutaan dolar uang paroki ke dalam bentuk investasi asing yang patut dipertanyakan, dan dia telah menerima uang dalam jumlah besar dari pemerintah Honduras melalui agen yang dikendalikan oleh Gereja.

Pada pusat dari skandal keuangan ini adalah Uskup Auxiliary, Juan Pineda, yang diduga telah menggunakan sebagian dari uang itu untuk membiayai gaya hidup homoseksualnya. Menurut janda seorang diplomat Vatikan, Maradiaga menghukum para imam yang menuduh Pineda melakukan pelanggaran. Dua orang seminaris menuduh Pineda melakukan pelecehan seksual, dan mengklaim bahwa mereka bukan satu-satunya yang dilengserkan oleh uskup itu. Menurut janda itu, Martha Alegría Reichmann, Maradiaga "selalu menutup-nutupi dan melindungi’ Uskup Juan Pineda." Tetapi Kardinal Maradiaga membantah tuduhan itu.
 
Anthony Murphy, direktur Lumen Fidei Institute di Irlandia, mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinannya besar tentang agenda LGBT yang dipamerkan di dalam  acara WMOF, khususnya pidato utama yang disampaikan oleh imam Yesuit, pastor James Martin:

Seharusnya membuat hati setiap orang Katolik yang setia menjadi sadar bahwa sebuah ceramah utama yang akan diberikan oleh pastor yang kontroversial, Pastor James Martin, S.J. Dengan memilih pembicara ini, Uskup Agung Dublin sekali lagi menegaskan dukungannya bagi agenda homoseksual dan dia membantu menyulut kebingungan dan perbedaan pendapat di dalam Gereja. Track record dari pastor Martin sendiri juga tidak bagus. Alih-alih memimpin orang yang tertarik kepada sesama jenis agar mendekat kepada Kristus, tetapi dia justru mendorong mereka untuk menghidupkan ketertarikan mereka yang tidak wajar itu dengan memberi tahu mereka bahwa Gereja menyetujui gaya hidup mereka. Martin mengatakan kepada para pria dan wanita yang bingung atau terganggu secara seksual, bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan (homosex).

Murphy mencatat kritikan Martin terhadap Katekismus, yang mengajarkan bahwa hubungan sesama jenis adalah tindakan "kebobrokan yang berat" dan "secara intrinsik adalah jahat," dan bahwa "dalam keadaan apa pun mereka (kaum homosex) tidak dapat dibenarkan." Kalimat dari Katekismus ini telah disalahkan oleh pastor James Martin.

"Singkatnya, pastor James Martin adalah seorang yang ingkar terhadap iman, dan dia menuntun orang-orang lain yang rentan ke dalam dosa; tidak ada kemurahan hati dan tidak ada kasih dalam pendekatan pastor James Martin ini," demikian kata Murphy melanjutkan. "Sangat disayangkan dan merupakan sebuah pengabaian atas kepedulian pastoral bagi pertemuan WMOF nanti yang akan menawarkan platform bagi orang yang secara terbuka menentang ajaran Gereja sambil mengabaikan karya Kerasulan yang berani."

WMOF telah mewujudkan kecenderungan pro-LGBT sejak awal perencanaannya, dengan video promosi yang secara mencolok menampilkan suara-suara ramah-gay (yang mendukung gay).
 
Promosi itu kemudian diedit oleh panitia setelah ditegur oleh uskup David Connelly, yang mempermasalahkan keluarga-keluarga sesama jenis (homosex) sebagai konfigurasi keluarga yang sah.

Uskup Agung Diarmuid Martin dari Dublin, Irlandia, yang keuskupan agungnya menjadi tuan rumah dari pertemuan WMOF itu, secara tradisional menunjukkan betapa dirinya bersikap lemah terhadap, dan bahkan dalam beberapa kasus dia menerima, homoseksualitas. Pada hari ketika  pernikahan sesama jenis dilegalkan melalui referendum nasional pada tahun 2015, Diarmuid Martin mengatakan, "Saya menghargai bagaimana perasaan pria dan wanita gay dan lesbian pada hari ini, bahwa mereka merasa hal ini adalah sesuatu yang memperkaya cara mereka hidup. Saya pikir itu adalah sebuah revolusi sosial."

Diarmuid Martin, yang duduk di dewan pengurus Seminari St. Patrick di Maynooth (seminari nasional Irlandia), tidak berbuat banyak di balik skandal gay yang telah menghiasi sekolahnya (seminari) selama bertahun-tahun. Ketika para seminaris tertangkap basah menggunakan aplikasi kencan gay, Grindr, untuk berhubungan seksual dengan para pria lain, Diarmuid Martin memindahkan salah satu dari seminaris homoseksual yang terlibat ke Roma, di mana dia saat ini masih bisa melanjutkan studinya.

Dengan setidaknya 30.000 orang (keluarga) sudah terdaftar untuk acara Dublin, termasuk juga keluarga-keluarga LGBT, ini akan menjadi Pertemuan Keluarga Dunia terbesar sejak pelaksanaan pertama tahun 1994 di Roma.

++++++++++++++++++++++

Sedikit tentang Irlandia:

* Tempat kediaman MDM
* Mayoritas Katolik.
* 18 % penduduk yang aktiv ke gereja.
* Penjara-penjara kosong, karena tidak ada maling, pencuri atau koruptor.
Hampir 75% bayi lahir karena kumpul kebo.
Karena itu tidak mengherankan jika warga Irlandia telah menyetujui dan mengesahkan undang-undang aborsi di negara mereka.  
Karena itu sungguh benarlah jika Bunda Maria memberikan DP 32, doa bagi Irlandia. Pesan MDM, Jumat, 17 Februari 2012, jam 15.30. Surga telah mengantisipasi kejatuhan Irlandia.

No comments:

Post a Comment