Thursday, December 17, 2020

Kandang Natal Vatikan - Cermin Paham Modernisme Paus Francis

 

Kandang Natal Vatikan Mencerminkan Paham Modernisme Dari Paus Francis 

https://www.churchmilitant.com/news/article/art-historian-vaticans-manger-matches-popes-modernism 

 

 

 

by Jules Gomes  •  ChurchMilitant.com  •  December 12, 2020 

 

VATICAN CITY (ChurchMilitant.com) – Kandang Natal di Vatikan telah dibanjiri oleh gelombang pasang cemoohan, ejekan dan kemarahan, dimana umat awam dan sejarawan seni menghubungkan semua hiasan itu dengan "sinkretisme", "brutalist", "modernis", dan palungan "masonic" dimana Francis mengkompromikan Katolisitas dengan semua benda hiasan yang menjijikkan itu.

 

Umat Katolik di media sosial dan kritikus seni di media arus utama mengecam Kandang Natal Vatikan setelah dipasang di Lapangan Santo Petrus pada Jumat malam, disertai dengan desahan Weltschmerz yang hampir tak terdengar serta tepuk tangan orang yang hadir saat itu.

 

"Lupakan saja wajah manis Madonna (Bunda Maria), atau inkarnasi Kanak-kanak Yesus yang lembut dan bercahaya, atau manis dan lembutnya kebapaan dari St. Joseph serta rasa takjub yang penuh kesalehan dari para gembala," kata sejarawan seni Italia, Andrea Cionci, memperingatkan.

 

"Untuk pertama kalinya di tengah barisan pilar gedung karya Bernini, Vatikan mendirikan sebuah karya postmodern yang brutal dari zaman tahun enam puluhan," demikian protes Cionci di Libero Quotidiano , menanyakan apakah tempat tidur bayi itu adalah "mimpi buruk atau mahakarya."

 

"Dalam pilihan jenis palungan seperti ini, semua tema kepausan Francis diakui: di atas segalanya, paham modernisme berat dan pemutusan drastis dengan Tradisi," keluh sejarawan itu.

 

Palungan, berjudul "Monumental Nativity," dirancang antara 1965–1975 oleh siswa dan guru dari FA Grue Art School, lapor media Avvenire dari para uskup Italia. 

 

Seni yang menginspirasi 54 sosok di palungan itu berasal dari desa Castelli di wilayah Gabriele d'Annunzio di Italia, "yang sejak abad ke-16 telah menjadi pusat produksi keramik yang dihargai di seluruh dunia," kata media Avvenire.

 

 

Astronaut di palungan Vatikan, 2020 

 

Sosok-sosok itu menyerupai topeng Samnites kuno dan ganas, nenek moyang Abruzzese, yang memiliki kepercayaan panteistik, animisme, fetishist, agama magis, mirip dengan dewi kesuburan Andes, Pachamama. Tweet 

 

Namun, berbicara kepada Church Militant, Cionci menantang hype Vatikan tentang karakteristik palungan yang diduga asli dari Castelli.

 

"Saya sendiri, setengah keturunan saya dari Abruzzo, tahu betul budaya daerah itu, daerah yang indah dan menghadap Laut Adriatik," kata Cionci. "Itu adalah daratan dengan keindahan di Selatan dan Utara. Kami adalah orang-orang yang memiliki hati, dijiwai oleh agama Katolik yang penuh semangat dan sangat dekat dengan Tradisi, seperti yang diturunkan di halaman tulisan penyair nasional ternama Gabriele d'Annunzio, dalam novel Kemenangan Kematian (1894)."

 

Sejarawan seni itu menjelaskan:

"Kandang Natal" Castelli adalah karya kuno dan produk sekolah seni ideologis yang kuat. Karya tersebut menawarkan gambaran keramik Castelli yang tentunya tidak sesuai dengan kenyataan, mengingat seni yang mengagumkan disana terkenal dengan keanggunan formal dan inspirasi dekoratif yang indah dan halus yang sama sekali tidak ada pada suasana kandang Natal di Vatikan ini.

 

Cionci menegaskan bahwa palungan itu "adalah publisitas buruk bagi Abruzzo, skandal nyata bagi mata anak-anak dan orang-orang yang, di Lapangan Santo Petrus, tidak ingin memusingkan kepala mereka dalam kritik konseptual, tetapi mereka hanya ingin patung-patung seperti itu dipindahkan, jangan dibiarkan berdiri diam dan membisu seperti para gembala [para klerus hari ini] di depan Misteri Kelahiran."

 

Sebelumnya, siaran pers Kota Vatikan mengumumkan bahwa palungan ini "bertujuan untuk menjadi tanda harapan dan keyakinan bagi seluruh dunia" terutama "di masa sulit karena darurat kesehatan COVID-19."

 

Namun sejarawan seni Inggris, Joseph Shaw, mengatakan kepada Church Militant bahwa "adegan palungan tahun ini bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan tempat berdoa bagi siapa pun di depannya, namun: patung-patung ini anti-devosional. Kami hanya bisa berharap karya ini akan segera dilupakan."

 

Dr. Shaw, seorang anggota dari Royal Society of Arts terkemuka, mencatat bahwa Kandang Natal di Vatikan saat ini "dengan sempurna merangkum upaya beberapa orang di dalam Gereja saat ini untuk menghidupkan kembali gagasan avant-garde tahun 1960-an."

 

 

'Kandang Natal' Castelli ini adalah karya usang dan produk

sekolah seni ideologis yang kuat. Tweet 

 

Shaw, seorang akademisi Oxford, menambahkan:

Apa yang baru saat itu sekarang sudah biasa dan basi; hal-hal yang ketika masih baru, setidaknya, memicu perdebatan, meski jika itu tidak benar, namun sekarang hanya akan menimbulkan masalah. Apa yang mereka pertahankan adalah keburukan mereka, upaya dangkal mereka untuk merujuk pada isu-isu penting modern, dan kurangnya hubungan mereka dengan hal-hal yang supernatural.

 

Untuk menumbuhkan sikap devosional, seni religi tidak perlu dalam wujud yang membosankan. Sebaliknya, dengan membuat hubungan yang kompleks dengan warisan seni Katolik, kitab suci, dan teologi, hal itu bisa menjadi sangat kaya akan makna, sambil tetap menarik indera dan emosi secara langsung, melalui gambaran-gambaran yang sudah dikenal.

 

Gambaran palungan termasuk apa yang digambarkan Cionci sebagai "seorang pejabat agama lain, seorang rabi Yahudi, astronot dan bahkan algojo (sebagai simbol protes terhadap hukuman mati) tetapi hanya beberapa saja dari mereka yang dipamerkan."

 

Sejarawan seni itu menggambarkan beberapa tokoh sebagai "malaikat dengan 'sirip yang mendinginkan', prajurit yang bertopi tanduk, tokoh binatang yang kerdil dan berbulu, jenggot orang Majus Asiria-Babilonia, kosmonot 'Alien' dan tokoh totemik lainnya yang lebih mirip dengan matryoshka kuno (boneka bersarang), daripada karakter-karakter dalam Kandang Natal."

 

Ironisnya, mengingat penekanan paus Francis pada "pertobatan ekologis," namun tidak ada elemen-elemen alam yang digambarkan dalam palungan ini. Lampu neon yang berliku-liku di latar belakang "menunjukkan profil gunung, tetapi tampak lebih seperti kilatan petir."

 

Cionci mencatat bahwa tokoh-tokoh itu menyerupai "topeng Samnites kuno dan ganas, nenek moyang Abruzzese, yang memiliki kepercayaan panteistik, animisme, fetishist, agama-agama magis" yang "mirip dengan dewi kesuburan Andes Pachamama."

 

"Referensi kepada patung karakter Yunani, Mesir dan Sumeria menunjukkan metode kritik-sejarah liberal dalam menafsirkan Kitab Suci," katanya. Para sarjana biblika liberal telah menghipotesiskan berbagai aspek Alkitab sebagai adaptasi budaya pagan daripada hasil wahyu Ilahi.

 

 

Menata suasana kandang Natal di lapangan St. Peter 

 

Pada hari Sabtu, paus Francis berbicara kepada para seniman yang tampil di konser Natal tahun ini, dan menegaskan bahwa kreasi artistik "adalah persepsi dan kontemplasi keindahan." 

Pada tahun 2019, dalam surat apostoliknya "Admirabile signum" tentang palungan, paus Francis menulis: "Gambar yang mempesona dari crèche Natal, yang sangat disayangi oleh orang-orang Kristen, tidak pernah berhenti membangkitkan keheranan dan takjub. Penggambaran kelahiran Yesus itu sendiri adalah proklamasi sederhana dan penuh kegembiraan dari misteri Inkarnasi Putra Allah.”

 

***** 

LDM – Anggur Terberkati

Vatikan Memperkenalkan Kandang Natal Yang Mengerikan

Kardinal Burke: Kekuatan-Kekuatan Yang Memaksakan Great Reset...

Nabi Palsu Dari Apokalips

Para Mitra Baru Paus Menjajakan Kejahatan Intrinsik

Enoch, 13 Desember 2020

LDM, 15 Desember 2020, Michael & Bunda Maria